mayoritas sehingga pandangan tersebut tampak sebagai menyimpan. Hal ini dimaksudkan untuk membangun objektivitas prinsip keseimbangan
tidak memihak Eriyanto, 2001 : 259.
2.1.8.2 Struktur Skrip
Berhubungan dengan bagaimana wartawan mengisahkan atau menceritakan peristiwa ke dalam bentuk berita. Struktur ini melihat bagaimana strategi bercerita
atau bertutur yang dipakai wartawan dalam mengemas peristiwa. Hal ini dikarenakan pertama, banyak laporan berita yang berusaha menunjukkan
hubungan, peristiwa yang ditulis merupakan kelanjutan dari peristiwa sebelumnya. Kedua, berita umumnya mempunyai orientasi menghubungkan teks
yang ditulis dengan lingkungan komunal pembacanya Eriyanto, 2006 : 260. Bentuk umum dari skrip ini adalah pola 5W+1H, antara lain :
- Who
: Siapa yang terlibat dalam peristiwa? -
What : Apa yang terjadi?
- Where
: Dimana peristiwa itu terjadi? -
When : Kapan peristiwa itu terjadi?
- Why
: Mengapa apa yang menyebabkan peristiwa itu terjadi? -
How : Bagaimana peristiwa itu terjadi?
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Meskipun pola ini tidak selalu dapat dijumpai dalam setiap berita yang ditampilkan, kategori informasi ini yang diharapkan diambil oleh wartawan untuk
dilaporkan. Unsur kelengkapan berita ini dapat menjadi penanda framing yang penting Eriyanto, 2006 : 260-261.
2.1.8.3 Struktur Tematik
Berhubungan dengan bagaimana wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi keseluruhan Eriyanto, 2004:255. Struktur
tematik berhubungan dengan bagaimana fakta itu ditulis, bagaimana menempatkan dan menulis sumber ke dalam teks berita secara keseluruhan. Ada beberapa elemen
dapat diamati dari perangkat tematik ini, antara lain adalah : a
Detail Elemen wacana ini berhubungan dengan kontrol informasi yang
ditampilkan oleh seseorang komunikator. Komunikator akan menampilkan secara berlebihan informasi yang menguntungkan dirinya atau untuk
mendapatkan citra yang baik. Sebaliknya, ia akan menampilkan informasi tersebut dalam jumlah yang sedikit atau bahkan jika perlu informasi itu tidak
disampaikan kepada khalayak jika hal itu merugikan kedudukannya. Elemen detail merupakan strategi bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya
dengan cara implisit Eriyanto, 2001 : 238.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
b Koherensi
Pertalian atau jalinan antar kata, proposisi atau kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan dengan menggunakan
koherensi. Ada beberapa macam koherensi yaitu pertama, koherensi sebab- akibat adalah proposisi atau kalimat satu dipandang akibat atau sebab dari
proposisi lain. Kedua, koherensi penjelas adalah proposisi atau kalimat satu dilihat sebagai penjelas proposisi atau kalimat lain. Ketiga, koherensi pembeda
adalah proposisi atau kalimat satu dipandang kebalikan atau lawan dari proposisi atau kalimat lain Eriyanto, 2001 : 263.
c Bentuk Kalimat
Bentuk kalimat ini berhubungan dengan cara berpikir yang logis, yaitu kausalitas. Logika kausalitas ini jika diterjemahkan ke dalam bahasa menjadi
susunan subyek yang menerangkan dan predikat yang diterangkan. Bentuk kalimat bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata bahasa, tetapi
menentukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat Sobur, 2001 : 81. d
Kata Ganti Merupakan elemen untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan
suatu komunitas imajinatif. Kata ganti ini timbul untuk menghindari pengulangan kata yang disebut antaseden dalam kalimat-kalimat berikutnya.
Kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukan dimana posisi seseorang dalam suatu wacana Sobur, 2001 : 81-82.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.1.8.4 Struktur Retoris