4. 2. 1. 4 Frame Jawa Pos Tanggal 21 Januari 2011 “Agamawan Sepakat Lanjutkan Aksi Kritis”
Unit dari
struktur sintaksis yang dapat diamati adalah headline, lead,
latar dan pengutipan sumber berita. Dari penggunaan headline berita di atas dapat memberi pesan bahwa para tokoh lintas agama kembali bertemu dan sepakat
untuk tetap meneruskan tujuan mereka sampai pemerintahan Presiden SBY memenuhi amanatnya. Lead pemberitaan sudah mencerminkan bahwa Jawa Pos
memberitakan para tokoh agama kembali bertemu untuk menyerukan tujuan mereka tentang kritikan terhadap pemerintahan Presiden SBY yang belum
memenuhi substansi yang mereka minta setelah pertemuan dengan Presiden SBY. “Para tokoh lintas agama yang beberapa waktu lalu mengeluarkan
imbauan moral yang mengkritik kenerja pemerintah kembali bertemu. Mereka sepakat untuk tetap meneruskan gerakan hingga
pemerintah dianggap bisa memenuhi amanat konstitusi”
Latar yang dipilih oleh Jawa Pos, yaitu para tokoh lintas agama kembali bertemu dan sepakat untuk melanjutkan aksinya. Hal ini terlihat dari teks berita
yang hanya menjelaskan pendapat dari pihak tokoh lintas agama. Untuk pengutipan sumber berita, Jawa Pos mengutip pendapat Ketua
Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dari tokoh lintas agama mengenai lanjutan aksi kritis tersebut.
“Kami konsisten gerakan ini akan terus berlanjut dan tidak akan berhenti oleh gerakan apapun”
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Selain mengutip dari pernyataan Din Syamsuddin, Jawa Pos juga mengutip pendapat dari Andreas Yewangoe selaku Ketua Umum Persekutuan
Gereja-gereja di Indonesia. “Kami juga akan menindaklanjuti beberapa kegiatan dalam
waktu yang tidak begitu lama” “Sikap kritis kami itu kritis yang solider. Tidak sekedar
solider ke Presiden, tapi solider kebangsa ini” Untuk melengkapi teks berita tersebut agar terlihat hanya menjelaskan
pendapat dari tokoh lintas agama, Jawa Pos juga mengutip pernyataan dari Gus Sholeh yang menginginkan para tokoh lintas agama bisa balik mengundang
Presiden untuk kembali bertemu. Maka dapat kita lihat kutipan berita sebagai berikut :
“Saya kira undangan itu sangat mungkin. Tidak boleh berhenti pada yang kemarin saja”
Pada struktur skrip berdasarkan unsur 5W+1H, yaitu What apa yang
terjadi yaitu para tokoh lintas agama kembali bertemu, sepakat untuk melanjutkan aksi kritis mereka, Who siapa saja yang hadir yakni Ketua Umum
PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Pengasuh Ponpes Tebuireng Jombang Salahuddin Wahid Gus Sholah, Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah
Syafi’I Ma’arif, Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia KWI Mgr Martinus D Situmorang, Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia PGI Pendeta
Andreas A Yewangoe, serta Romo Franz Magnis Suseno. Where dimana pertemuan tersebut yakni Jakarta, di Gedung Konferensi Wali Gereja Indonesia.
When kapan pertemuan tersebut berlangsung yaitu tanggal 20 Januari 2011. Why
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
mengapa pertemuan tersebut berlangsung yakni karena para tokoh lintas agama menganggap pemerintah belum bisa memenuhi amanat konstitusi dan hasil
pertemuan sebelumnya belum mancapai substansi yang diharapkan.
Pada struktur tematik, dalam pemberitaan ini Jawa Pos hanya
mengangkat satu tema yaitu para tokoh lintas agama melanjutkan aksi kritis setelah pertemuan dengan pemerintahan Presiden SBY belum memenuhi
substansi yang dibahas. Seluruh teks berita hanya berisi tentang pendapat tokoh lintas agama yang sepakat untuk melanjutkan gerakan tersebut. Isi teks berita
hanya satu paragraph yang menyertai dari pihak pemerintahan Presiden SBY.
Struktur retoris berita dapat diamati dari leksikon yang dipakai oleh
Jawa Pos, seperti kata “sepakat” pada lead yang mempunyai makna sependapat, setuju, maksudnya adalah para tokoh lintas agama kembali bertemu dan setuju
untuk melanjutkan aksi kritisnya bersama-sama. Kata “solider” yang mempunyai makna senasib, maksudnya adalah para tokoh lintas agama melanjutkan aksinya
karena perasaan yang senasib, baik ke Presiden maupun ke rakyat. Pada elemen grafis, Jawa Pos menyertakan foto dari tokoh lintas agama dan memberikan
caption atau keterangan foto. Pada elemen metafora terdapat kata “memerahkan kuping” maksudnya adalah pernyataan para tokoh lintas agama dianggap tajam
sehingga menimbulkan reaksi dari pemerintahan Presiden SBY.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 4. 7 : Struktur Frame Jawa Pos Tanggal 21 Januari 2011
Struktur Jawa Pos
Frame Para tokoh lintas agama bertemu dan sepakat untuk melanjutkan
aksi kritisnya.
Sintaksis Para tokoh agama kembali bertemu untuk menyerukan tujuan
mereka tentang kritikan terhadap pemerintahan Presiden SBY yang belum memenuhi substansi yang mereka minta setelah
pertemuan dengan Presiden SBY.
Skrip Pemberitaan tidak lengkap, unsur berita hanya 5W saja, karena
berita hanya menekankan pada aspek pemberitaan mengenai pendapat dari tokoh lintas agama.
Tematik Pemberitaan tersebut hanya mengangkat satu tema yaitu para
tokoh lintas agama melanjutkan aksi kritis setelah pertemuan dengan pemerintahan Presiden SBY belum memenuhi substansi
yang dibahas.
Retoris Penekanan dilakukan pada penggunaan elemen grafis berupa
foto dan caption, elemen leksikon berupa kata “sepakat” dan “solider”, serta metafora berupa kata “memerahkan kuping”.
4. 2. 2 Analisis Framing Surat Kabar Kompas 4. 2. 2. 1 Frame Kompas Tanggal 11 Januari 2011