kebiasaan mendengar untuk dilakukan, agar tidak terjadi salah paham dalam hubungan antara pemerintahan SBY dengan para tokoh lintas agama.
Tabel 4. 5 : Struktur Frame Jawa Pos Tanggal 18 Januari 2011
Struktur Jawa Pos
Frame Pertemuan antara pemerintahan Presiden SBY dengan para
tokoh lintas agama.
Sintaksis Presiden SBY menanggapi kritikan tersebut agar tidak terjadi
salah paham dalam hubungan antara pemerintah dengan tokoh agama, serta meminta para tokoh lintas agama agar sering
berdialog untuk membahas kritikan yang telah mereka nyatakan.
Skrip Pemberitaan tidak lengkap, unsur berita hanya 5W saja, karena
berita hanya menekankan pada aspek pemberitaan mengenai pendapat Presiden SBY menanggapi kritikan tersebut.
Tematik Pemberitaan tersebut mempunyai dua tema yaitu pertama,
pertemuan Presiden dengan para tokoh lintas agama. Hal ini terlihat dari detail teks berita yang hanya menjelaskan panjang
lebar mengenai pendapat Presiden dalam pertemuan
tersebut.
Tema kedua yaitu wartawan tidak diperbolehkan meliput pertemuan tersebut.
Retoris Penekanan dilakukan pada penggunaan elemen grafis berupa
foto dan caption, elemen leksikon berupa kata “buntut” dan “berikhtiar”, serta metafora berupa kata “budaya mendengar”.
4. 2. 1. 3 Frame Jawa Pos Tanggal 19 Januari 2011 “Tokoh Agama Masih Kecewa SBY”
Unit yang dapat diamati dari struktur sintaksis dalam teks berita ini
adalah headline, lead, latar dan kutipan sumber berita. Pada headline teks berita tersebut memberikan gambaran bahwa para tokoh lintas agama masih merasa
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kecewa dalam pertemuan dengan Presiden SBY. Dalam teks berita itu adalah membahas hasil pertemuan dengan Presiden, padahal antara pemerintahan
Presiden SBY dengan para tokoh lintas agama telah bertemu, tetapi dari pihak tokoh agama masih kecewa dengan pertemuan tersebut. Pada lead teks berita
menjelaskan bahwa tokoh lintas agama kecewa berat dalam pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pertemuan tersebut terus menuai protes
dari tokoh lintas agama terutama Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.
“… Sayangnya, itu tidak menjadi kenyataan. Saya menilai ada ketidakadilan. Pak Presiden berbicara diliput langsung media
massa. Tapi, pas tokoh agama, pers tidak boleh di ruangan. Tapi, itu tidak masalah karena hak tuan rumah”
“… Dialog kami harapkan bisa substansif mendalam. Tapi, itu sulit menjadi kenyataan, karena audien-nya jauh lebih banyak”
“… Jumlahnya hampir seratus orang, sekitar dua baris. Tapi, saya tidak menghitung betul”
Selain itu, Din juga membenarkan untuk mengirim pesan pendek kepada SBY. Pertemuan tersebut itu juga terjadi atas undangan istana yang diedarkan
sekretaris kabinet dan Sekjen Kementerian agama. “Kamis 13 Januari, Red, sekitar pukul 18.15. saya mengambil
inisiatif dan prakarsa itu terutama mengamati perkembangan yang terjadi setelah pertemuan lintas agama di gedung PP Dakwah
Muhammadiyah yang menimbulkan pro-kontra”
“Karena itu, saya mengirim SMS. Jumat menjelang tengah malam saya mendapat jawaban SMS balasan yang agak panjang”
Kekecewaan Din juga terlihat saat pertemuan dengan Presiden SBY yaitu saat berdialog Presiden cenderung menerima semua pendapat, kecuali istilah
kebohongan publik. Din juga merasa bahwa pihak Presiden SBY menganggap
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pernyataan kritikan tersebut atas dasar Din Syamsuddin, padahal pernyataan tokoh lintas agama adalah pernyataan bersama. Untuk memperkuat pernyataan
tersebut, maka dapat kita lihat kutipan sumber berita dari Din Syamsuddin. “Sudi Silalahi merasa tersinggung. Dia bilang kami tidak punya
apa-apa lagi kecuali kehormatan yang kami jaga” “Saya tahu, banyak yang mengalamatkan kepada saya. Din
Syamsuddin malah dinyatakan semacam provokator di balik itu. Ini persepsi yang keliru”
Sedangkan pada
latar Jawa Pos sudah terlihat dari penggunaan headline,
yaitu pertemuan dengan Presiden SBY menimbulkan kekecewaan dari pihak tokoh lintas agama. Hal ini dapat di lihat dari penggunaan proposisi yang
mendukung latar tersebut. Teks berita menceritakan pendapat kekecewaan para tokoh lintas agama yang beranggapan bahwa pertemuan tersebut kurang
menyentuh materi dialog dari hal-hal yang substansif. Dalam pemberitaan ini, Jawa Pos mengutip pendapat dari kedua belah
pihak yang sedang berpendapat setelah pertemuan tersebut. Jawa Pos juga mengutip pendapat dari pihak Presiden SBY yaitu Menko Polhukam Djoko
Suyanto dalam pertemuan tersebut. “Akan ada pertemuan-pertemuan lebih lanjut, yang lebih
substansial” “Dalam substansi-substansi khusus, apabila ada yang perlu
dikomunikasikan, sangat terbuka pemerintah untuk berdialog” “Dimana titik temunya, dimana perbedaannya, mari kita sama-
sama memperbaiki apa yang menjadi tugas kita bersama” “Itu sehat di dalam suasana demokrasi seperti ini”
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
“Jadi suasana dialog sangat terbuka, suasana enak. Masing- masing tidak ada resistensi untuk menyampaikan apa pun yang ada
di dalam pemikirannya”
“Itu menjadi perhatian kita semua. Inilah bagusnya demokrasi”
Pada struktur skrip, teks berita lebih menekankan tentang kekecewaan
para tokoh lintas agama. Kelengkapan berita lebih banyak membahas tentang opini-opini dari para tokoh lintas agama. Semua teks berita hanya berisi
ungkapan-ungkapan dari pihak tokoh lintas agama dan pemerintahan Presiden SBY mengenai pertemuan tersebut.
Pada struktur tematik, dalam pemberitaan ini Jawa Pos mengangkat dua
tema yaitu pertama, respons Presiden dianggap terlalu normatif dan belum menyentuh akar persoalan. Tema kedua adalah pertemuan itu digelar tertutup,
wartawan tidak boleh meliput. Seluruh teks berita berisi tentang pendapat kekecewaan tokoh lintas agama terhadap pertemuan tersebut, selain itu pendapat
dari pihak pemerintahan Presiden SBY juga ada dalam teks berita tersebut, tetapi posisinya lebih sedikit dari pendapat dari tokoh lintas agama.
Struktur retoris dalam teks berita dapat diamati dari penggunaan pada
elemen leksikon yaitu pada penggunaan kata “provokator” yang mempunyai makna usaha untuk memancing kesalahan orang lain, maksudnya adalah pihak
pemerintahan Presiden SBY menganggap bahwa Din Syamsuddin yang mengajak, memprakasai dan menjadi otak dalam pernyataan kritikan tersebut.
Kata “klop” mempunyai makna cocok, lunas, maksudnya adalah Din Syamsuddin melihat seruan tokoh lintas agama setelah hasil pertemuan tersebut akankah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
tindakan dan pembicaraan yang dilakukan pemerintahan SBY sesuai dengan pernyataannya.
Pada elemen grafis terdapat pada foto dan caption atau keterangan foto yang mendukung pemberitaan tersebut. Sedangkan pada elemen metafora terdapat
pada kalimat “hak tuan rumah” maksudnya adalah Presiden SBY mengundang para tokoh lintas agama menanggapi kritikan tersebut, tetapi dalam pertemuan itu
wartawan tidak boleh meliput acara yang sedang berlangsung. Hanya meliput pada waktu pembukaan dan penutupan pertemuan tersebut.
Tabel 4. 6 : Struktur Frame Jawa Pos Tanggal 19 Januari 2011
Struktur Jawa Pos
Frame Para tokoh lintas agama merasa kecewa dalam pertemuan
dengan Presiden SBY.
Sintaksis Pertemuan tokoh lintas agama dengan Presiden SBY menuai
kekecewaan. Kutipan sumber berita ada pada kedua pihak yaitu tokoh lintas agama dan pemerintahan Presiden SBY.
Skrip Kelengkapan berita hanya mendetail tentang opini-opini dan
pendapat dari kedua pihak tersebut. Semua teks berita hanya berisi ungkapan-ungkapan dari pihak tokoh lintas agama dan
pemerintahan Presiden SBY mengenai pertemuan tersebut.
Tematik Mengangkat dua tema yaitu pertama, respons Presiden
dianggap terlalu normatif dan belum menyentuh akar persoalan. Tema kedua adalah pertemuan itu digelar
tertutup, wartawan tidak boleh meliput.
Retoris Penekanan dengan leksikon “provokator”, “klop” dan grafis
berupa foto dan caption yang mendukung pemberitaan tersebut, serta metafora “hak tuan rumah” memperjelas tema
teks berita dari Jawa Pos.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. 2. 1. 4 Frame Jawa Pos Tanggal 21 Januari 2011 “Agamawan Sepakat Lanjutkan Aksi Kritis”