Dari 21 responden kebanyakan 33,33 dengan lama mendirikan usahanya 13 sampai dengan 15 tahun sedangkan sebagian
kecil 9,52 dengan lama pendirian usaha antara 4 sampai dengan 6 tahun. Menurut informasi yang diberikan oleh 21 pelaku usaha
sebagian kecil dari mereka sudah mendirikan usaha selama 6 tahun, waktu yang paling lama mendirikan usahanya 14 tahun. Sebagian
kecil dari mereka sudah lama mendirikan usaha pengolahan makanan dan sebagian besar mendirikan usaha pengolahan makananan sesudah
mendapatkan binaan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Propinsi DIY.
2. Deskripsi Omset Penjualan
Jumlah omset penjualan setelah mendapatkan kredit dari Koperasi mengalami peningkatan dibandingkan sebelum mendapatkan kredit dari
Koperasi. Dari data yang diambil selama tahun 2011 dimana sebelum mendapat kredit dari Koperasi, jumlah omset berkisar antara 3.000.000
juta – 5.000.000 juta per bulan adalah 8 industri, 5.100.000 juta – 7.000.000 juta per bulan adalah 7 industri, 7.100.000 juta – 9.000.000 juta
per bulan adalah 5 industri dan 9.100.000 juta perbulan adalah 1 industri. Tetapi setelah mendapatkan kredit dari Koperasi maka penjualan
produk kain lurik mulai mengalami peningkatan. Dari 21 industri, yang mengatakan omset penjualannya antara 3.000.000 juta – 5.000.000 juta per
bulan adalah 4 industri, 5.100.000 juta – 7.000.000 juta per bulan adalah 9 industri, 7.100.000 juta – 9.000.000 juta per bulan adalah 3 industri dan
9.100.000 juta perbulan adalah 5 industri. Data perbandingan jumlah omset penjualan dapat dilihat di tabel V.5.
TABEL V.5 Tabel Perbandingan Jumlah Omset Penjualan Sebelum dan
Sesudah Mendapat Kredit dari Koperasi
No Nama Pengusaha
Jumlah Omset Penjualan rupiah
Sebelum Sesudah
1 Agung
8.550.000 10.200.000
2 Alif
9.100.000 11.600.000
3 Amanah
4.250.000 5.900.000
4 Andhika
6.000.000 7.690.000
5 Atma
5.750.000 6.500.000
6 Awang
4.150.000 4.750.000
7 Fatmawati
8.300.000 9.600.000
8 Diantina
7.350.000 9.120.000
9 Kartini
3.740.000 5.700.000
10 Markiman
4.500.000 5.250.000
11 Mujiasih
5.230.000 6.300.000
12 Maria
5.600.000 6.400.000
13 Riyanti
6.700.000 7.600.000
14 Sri Mulyani
7.350.000 8.600.000
15 Suhartina
6.000.000 6.750.000
16 Sumarni
8.120.000 9.970.000
17 Wasilan
4.250.000 5.900.000
18 Warsini
3.410.000 4.260.000
19 Wiratmi
3.150.000 4.100.000
20 Yuli
3.410.000 4.200.000
21 Yusnia
6.100.000 6.750.000
Sumber: Data primer yang diolah, 2012
3. Deskripsi Tenaga kerja
Dari data 21 responden setelah mendapat kredit dari koperasi, responden yang jumlah tenaga kerja
≤ 5 orang adalah 10 industri, 6 orang tenaga kerja adalah 5 industri, 7 orang tenaga kerja adalah 4
industri dan 8 orang tenaga kerja adalah 1 industri. Jumlah ini relatif meningkat apabila dibandingkan dengan jumlah sebelum mendapat kredit
dari koperasi. Dimana seluruh industri hanya mempunyai jumlah tenaga
kerja ≤ 5 orang tenaga kerja. Ini merupakan indikasi bahwa usaha mereka
mulai mengalami perkembangan setelah mendapatkan kredit dari koperasi.
TABEL V.6 Tabel Perbandingan Jumlah Tenaga Kerja Sebelum dan
Sesudah Mendapat Kredit dari Koperasi
No Nama Pengusaha
Jumlah Tenaga Kerja orang
Sebelum Sesudah
1 Agung
5 7
2 Alif
3 5
3 Amanah
1 4
4 Andhika
1 3
5 Atma
2 6
6 Awang
5 5
7 Fatmawati
4 6
8 Diantina
3 3
9 Kartini
2 2
10 Markiman
3 4
11 Mujiasih
3 7
12 Maria
4 8
13 Riyanti
3 5
14 Sri Mulyani
5 6
15 Suhartina
3 4
16 Sumarni
2 7
17 Wasilan
3 6
18 Warsini
2 7
19 Wiratmi
3 6
20 Yuli
4 4
21 Yusnia
2 5
Sumber: Data primer yang diolah, 2012 4.
Deskripsi Jumlah Biaya Produksi
Taksiran biaya produksi per bulan dari tiap pengusaha setelah menerima kredit dari Koperasi dibandingkan sebelum menerima kredit
dari Koperasi. Menurut 21 responden dimana data dilihat sebelum mendapatkan kredit, maka biaya produksi yang dikeluarkan Rp 1.000.000
– Rp 2.000.000 adalah 4 industri, Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000 adalah
8 industri, Rp 3.000.001 – Rp 4.000.000 adalah 7 industri, Rp 4.000.001 – Rp 5.000.000 adalah 1 industri, dan Rp 5.000.000,00 adalah 1 industri.
Tetapi sesudah mendapatkan kredit dari koperasi maka biaya produksi yang digunakan per bulan, responden yang mengatakan Rp 1.000.001 – Rp
2.000.001 adalah 2 industri, Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000 adalah 7 industri, Rp 3.000.001 – Rp 4.000.000 adalah 3 industri, Rp 4.000.001 –
Rp 5.000.000 adalah 7 industri, Rp 5.000.001 – Rp 6.000.000 adalah 1
industri, dan Rp 6.000.000 adalah 1 industri. Disini dapat disimpulkan
bahwa setelah mendapatkan kredit dari koperasi, biaya yang digunakan untuk memproduksi mengalami peningkatan. Data jumlah biaya produksi
dapat dilihat di tabel V.7.
TABEL V.7 Tabel Perbandingan Jumlah Biaya Produksi Sebelum dan
Sesudah Mendapat Kredit dari Koperasi
No Nama Pengusaha
Jumlah Biaya Produksi rupiah
Sebelum Sesudah
1 Agung
4.300.000 4.700.000
2 Alif
3.350.000 3.860.000
3 Amanah
2.150.000 2.960.000
4 Andhika
3.840.000 5.200.000
5 Atma
3.740.000 4.260.000
6 Awang
2.790.000 2.810.000
7 Fatmawati
3.700.000 4.300.000
8 Diantina
5.200.000 6.820.000
9 Kartini
2.150.000 4.000.000
10 Markiman
1.540.000 1.870.000
11 Mujiasih
2.550.000 3.510.000
12 Maria
2.140.000 2.650.000
13 Riyanti
2.320.000 2.990.000
14 Sri Mulyani
3.150.000 4.230.000
15 Suhartina
3.710.000 4.000.000
16 Sumarni
2.650.000 4.480.000
17 Wasilan
1.540.000 2.360.000
Jumlah Biaya Produksi
No Nama Pengusaha
rupiah Sebelum
Sesudah 18
Warsini
1.254.000 1.748.000
19 Wiratmi
1.506.000 2.060.000
20 Yuli
2.050.000 2.547.000
21 Yusnia
3.310.000 3.620.000
Sumber: Data primer yang diolah, 2012
5. Deskripsi Keuntungan