Sedangkan cara yang ketiga adalah mengurangi biaya. Mengurangi biaya merupakan cara yang lebih cepat untuk meningkatkan laba daripada
mengejar kenaikan volume penjuala. Langkah penurunan biaya biasanya tidak menimbulkan tanggapan dari para pesaing. Namun kesulitan dalam
menurunkan biaya adalah mencapai dan mempertahankan komitmen para karyawan. Karena terkadang selama ini manajer dan staf tidak
memperhatikan penghematan sumber daya perusahaan. Dapat juga dilakukan dengan mengadakan perbaikan produktivitas yang meliputi
hubungan antara masukan-masukan dan keluaran-keluaran.
E. Hasil Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian Sriwiyati 2003 yang berjudul “Peranan kredit produksi BRI terhadap perkembangan industri makanan kecil” Studi Kasus
Pelaku industri makanan kecil di daerah Pathuk Yogyakarta. Penelitian ini menguji perbandingan sebelum dan sesudah mendapatkan pinjaman dari BRI.
Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan uji Z dengan taraf
signifikan 0,05 dan Z tabel 1,645.
Variabel penelitian independennya adalah kredit BRI sedangkan Variabel dependent adalah volume usaha, laba usaha, peningkatan upah dan
peningkatan tenaga kerja. Hasil penelitian sebagai berikut: Pemberian kredit BRI mampu meningkatkan volume produksi hasil
perhitungan menunjukan bahwa Z hitung adalah 6,382 berarti Z hitung lebih besar dibanding dengan Z tabel. Hal ini berarti menerima Ha dan menolak Ho
yang membuktikan bahwa industri makanan kecil setelah mendapatkan kredit dari bank dapat menambah volume produksi.
Pemberian kredit BRI mampu meningkatkan laba usaha hasil perhitungan menunjukan Z hitung adalah 5,312 berarti Z hitung lebih besar
dibanding Z tabel. Hal ini berarti menerima Ha dan menolak Ho yang membuktikan bahwa industri makanan kecilsetelah mendapatkan kredit dari
Bank dapat menambah laba usaha. Pemberian kredit BRI mampu meningkatkan tenaga kerja hasil
perhitunganmenunjukan bahwa Z hitungadalah 13,566 berarti Z hitung lebih besar dibanding dengan Z tabel. Hal ini berarti menerima Ha dan menolak Ho
yang membuktikan bahwa industri makanan kecil setelah mendapatkan kredit dari Bank dapat menambah tingkattenaga kerja.
Pemberian kredit BRI mampu meningkatkan upah, hasil perhitungan menunjukan bahwa Z hitung adalah 11,758 berarti Z hitung lebih besar
dibandingkan dengan Z tabel. Hal ini berarti menerima Ha menolak Ho yang membuktikan bahwa industri makanan kecil setelah mendapatkan kredit dari
bank dapat menambah upah tenaga kerja.
F. Kerangka Berpikir
Baik usaha bersekala besar, menengah maupun kecil pasti membutuhkan modal untuk menjalankan usaha dan di dalam proses
pengembangan usahanya suatu usaha kecil perlu ada tambahan modal. Untuk
mendapatkan tambahan modal maka memerlukan dana dari pihak lain untuk mengembangkan usaha.
Industri menurut ensiklopedi Indonesia adalah bagian dari proses produksi yang tidak secara langsung atau mendapatkan barang-barang atau
bahan dasar secara kimiawi sehingga menjadikan lebih berharga untuk dipakai manusia. Oleh karena itu perlu modal didalam melaksanakan proses
produksi. Industri pengolahan makanan merupakan salah satu bentuk usaha
yang dalam pengembangannya mengalami kendala dalam hal permodalan. Dengan kendala keterbatasan modal tersebut maka para pelaku usaha
mempunyai inisiatif untuk bergabung menjadi anggota koperasi dan meminjam modal dari koperasi. Dengan adanya tambahan modal dari yang
diperoleh dari pinjaman kredit koperasi maka akan membantu para pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya. Pinjaman modal tersebut digunakan
untuk menambah peralatan produksi sehingga hasil produksi juga akan meningkat. Dengan meningkatnya volume produksai maka omzet yang
diterima pengusaha
juga akan
mengalami peningkatan.
Omzet mengambarkan hasil dari penjualan barang atau jasa kepada pembeli atau
langganan selama satu periode tertentu. Tenaga kerja manusia labor dalam ilmu ekonomi diartikan segala
usaha manusia, baik jasmani maupun rohani, yang dicurahkan dalam proses penigkatan kegunaan ekonomi Gilarso, 2004: 89. Setiap menjalankan usaha
pasti tidak luput dari peranan tenaga kerja. Di dalam proses produksi peranan
tenaga kerja sangatlah penting. Di dalam pengembangan usaha, jumlah tenaga kerja menjadi hal yang dipertimbangkan, karena dengan bertambahnya tenaga
kerja maka proses produksi akan lebih cepat dan dapat meningkat. Dengan adanya pinjaman modal dari koperasi maka para pelaku usaha akan
menambah tenaga kerjanya untuk mendukung proses produksi, dimana dibutuhkan efisiensi waktu dalam meningkatkan hasil produksi agar omzet
penjualan dapat meningkat. Dengan bertambahnya modal yang didapat dari kredit maka
perusahaan akan menambah bahan baku yang digunakan untuk meningkatkan omzet penjualan. Proses produksi dapat ditingkatkan kegiatannya, dengan
memperbesar produksinya dan produsen dapat merubah baik biaya faktor produksi variabel maupun biaya produksi tetapnya Sumarsono, 2007:167-
168. Dengan bertambahnya bahan baku maka tenaga kerja yang digunakan meningkat. Hal tersebut mengakibatkan upah tenaga kerja yang harus
dikeluarkan menjadi meningkat. Selain itu, seiring dengan meningkatnya volume produksi maka biaya produksi yang meliputi biaya bahan baku, biaya
minyak, biaya gas, biaya pengemasan dan biaya pengiriman juga akan mengalami kenaikan.
Pinjaman kredit juga akan memberikan tambahan keuntungan bagi para pelaku usaha, karena dengan pinjaman kredit tersebut dapat menambah
peralatan produksi, jumlah tenaga kerja, bahan baku sehingga produk yang dihasilkan semakin banyak. Dengan jumlah produksi yang banyak maka
volume penjualan akan bertambah sehingga keuntungan pengusaha akan
meningkat. Keuntungan atau laba adalah pendapatan sisa yang diterima oleh pengusaha sebagai balas karya terhadap kemampuan berwiraswasta, setelah
segala biaya produksi diperhitungkan Gilarso, 2003:307. Dengan jumlah peralatan produksi yang meningkat dan semakin modern maka perusahaan
juga melakukan peningkatan kualitas hasil produksi. Dan diharapkan konsumen tetap setia membeli hasil produksi yang dijual.
G. Hipotesis Penelitian