Skala Citra Tubuh Hasil Uji Coba Alat Ukur Penelitian
51
Mean empiris diperoleh dari angka yang merupakan rata-rata dari data hasil penelitian, sedangkan mean teoretis diperoleh dari angka yang menjadi
titik tengah alat ukur penelitian. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas diperoleh data sebagai berikut. Skala citra tubuh memiliki mean teoretis
sebesar 174, sedangkan mean empirisnya adalah 209,83. Mean empiris pada skala citra tubuh lebih besar daripada mean teoretisnya. Hal ini menandakan
bahwa subjek penelitian memiliki citra tubuh yang cenderung tinggi. Pada skala perilaku seksual, mean teoretis yang diperoleh adalah 4,
sedangkan mean empiris yang diperoleh adalah 4,60. Mean empiris pada skala perilaku seksual lebih besar dari mean teoretisnya, maka dari itu dapat
disimpulkan bahwa subjek penelitian memiliki kecenderungan perilaku seksual yang tinggi.
Selanjutnya, tinggi rendahnya citra tubuh maupun perilaku seksual subjek dapat diketahui melalui cara pengkategorian skor yang diperoleh dari
masing-masing subjek pada skala citra tubuh dan perilaku seksual. Tujuan pengkategorian adalah untuk menempatkan subjek ke dalam kelompok-
kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur sehingga dapat diketahui kontinum jenjang dari rendah ke
tinggi. Dasar pembuatan kategorisasi adalah asumsi bahwa skor subjek
terdistribusi secara normal. Menurut Azwar 2012, batasan kategori variabel penelitian
disusun berdasarkan
satuan deviasi
standar dengan
memperhitungkan skor hipotetik minimal dan maksimal.
52
Tabel 9. Norma Kategorisasi
Norma Kategori Kategori
x ≤ µ - 1,5 σ
Sangat rendah µ -
1,5 σ x ≤ µ - 0,5 σ Rendah
µ - 0,5 σ x ≤ µ + 0,5 σ
Sedang µ +
0,5 σ x ≤ µ + 1,5 σ Tinggi
µ + 1,5 σ ≤ x Sangat tinggi
Keterangan: x : skor
µ : mean empiris σ : deviasi standar
Kategori variabel citra tubuh ditentukan berdasarkan skor subjek pada skala citra tubuh. Rentang minimum dan maksimum skala citra tubuh adalah
156 sampai dengan 290. Standar deviasi skor citra tubuh adalah 27,214 dan mean empirisnya 209,83. Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan
kategorisasi untuk data pada variabel citra tubuh sebagai berikut:
Tabel 10. Norma Kategorisasi Skor Citra Tubuh
Rentang Nilai Kategori
Frekuensi Persentase
x ≤ 169,009
Sangat rendah 6
6 169,009 x
≤ 196,223 Rendah
25 25
196,223 x ≤ 223,437
Sedang 44
44 223,437 x
≤ 250,651 Tinggi
17 17
250,651 ≤ x
Sangat tinggi 8
8 Berdasarkan kategorisasi pada tabel di atas, maka 6 subjek 6
memiliki citra tubuh yang sangat rendah, 25 subjek 25 termasuk pada kategori yang rendah, 44 subjek 44 berada pada kategori sedang, 17 subjek
17 tergolong kategori tinggi, dan 8 subjek 8 subjek tergolong kategori sangat tinggi.
Kategorisasi variabel perilaku seksual memiliki rentang minimum dan maksimum dari 0 sampai dengan 8. Standar deviasinya sebesar 2,416 dan
53
mean empirisnya 4,60. Kategorisasi data variabel perilaku seksual dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 11. Norma Kategorisasi Skor Perilaku Seksual
Rentang Nilai Kategori
Frekuensi Persentase
x ≤ 0,976
Sangat rendah 9
9 0,976 x
≤ 3,392 Rendah
17 17
3,392 x ≤ 5,808
Sedang 38
38 5,808 x
≤ 8,224 Tinggi
36 36
8,224 ≤ x
Sangat tinggi Berdasarkan kategorisasi pada tabel di atas, maka 9 subjek 9
memiliki perilaku seksual yang sangat rendah, 17 subjek 17 termasuk pada kategori yang rendah, 38 subjek 38 berada pada kategori sedang, 36 subjek
36 tergolong kategori tinggi, dan 0 subjek 0 tergolong kategori sangat tinggi.