Tugas Perkembangan Remaja REMAJA AKHIR

29 kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metode kuantitatif dapat diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel yang akan diteliti Arikunto, 2006. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yang melibatkan penghitungan antara dua variabel yang relevan dan mengukur antara hubungan dari kedua variabel tersebut Stangor, 2007, yakni citra tubuh dan perilaku seksual. Tujuan penelitian korelasional adalah mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi Suryabrata, 2011. Dua variabel diteliti untuk melihat hubungan yang terjadi di antara mereka tanpa mencoba untuk merubah atau mengadakan perlakuan terhadap variabel- variabel tersebut Kountour, 2003. Adanya hubungan antara dua variabel, tidak berarti ada pengaruh atau hubungan sebab akibat dari suatu variabel terhadap variabel lainnya Sukmadinata, 2011.

B. IDENTIFIKASI VARIABEL

1. Variabel independen : citra tubuh 2. Variabel dependen : perilaku seksual

C. DEFINISI OPERASIONAL

1. Citra Tubuh

Citra tubuh adalah evaluasi atau penilaian terhadap tubuh berdasarkan persepsi, pikiran, serta perasaan mengenai ukuran, sketsa, 30 bentuk, karakteristik, dan bagian tubuh baik positif maupun negatif yang menunjukkan kepuasan atau ketidakpuasan. Citra tubuh akan diungkap dengan menggunakan adaptasi dari skala Body-Cathexis yang dibuat oleh Secord dan Jourard 1953 yang mengukur tingkat perasaan puas atau tidak puas dengan bagian atau proses yang bermacam-macam dari tubuh, yakni: bentuk kepala, tampilan wajahkepala dari samping, tampilan kepala dari belakang, warna rambut, bentuk rambut, wajah, dahi, kebersihan kulit wajah, warna kulit wajah, alis, mata, telinga, hidung, bibir, warna gigi, tata letak gigi, bentuk rahang, dagu, leher, lebar bahu, lengan, ketiak, tangan, bulu di tangan, pergelangan tangan, jari jemari, kuku jari tangan, perut, punggung, pinggang, pinggul, pantat, bulu alat kelamin, paha dan betis, lutut, pergelangan kaki, kaki, kuku jari kaki, nafsu makan, sebaran rambutbulu pada tubuh, pembuangan fesesurin, pernapasan, tingkat energi, olahraga, bentuk tubuh, tinggi badan, usia, pencernaan, tekstur kulit, tidur, suara, kesehatan, aktivitas seks, postur tubuh, berat badan, jenis kelamin, dadapayudara, dan penisvagina. Alat ukur ini dipilih karena tidak hanya mengukur bagian- bagian tubuh, namun juga fungsi-fungsi yang terkait dengan tubuh. Hasil skala citra tubuh tersebut akan menunjukkan tingkat citra tubuh subjek. Semakin tinggi skor total yang diperoleh subjek, semakin tinggi pula tingkat citra tubuh subjek. Sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh subjek, artinya tingkat kematangan subjek juga semakin rendah.