24
tahapan, yaitu masa remaja awal dengan usia 12 tahun sampai 17 tahun dan masa remaja akhir dengan usia 17 tahun sampai 21 tahun. Santrock
2007 memiliki pendapat yang berbeda, meskipun situasi budaya dan sejarah membatasi kemampuan untuk menentukan rentang usia remaja,
tetapi masa remaja dimulai kira-kira usia 10 sampai 13 tahun dan berakhir antara 18 sampai 22 tahun. Sementara itu, Sarwono 2012
mengungkapkan batasan usia remaja, yaitu antara 11-24 tahun dan belum menikah untuk remaja Indonesia. Batas usia 24 tahun disebabkan oleh
karena remaja masih menggantungkan diri kepada orang tua dan belum mempunyai hak-hak penuh sebagai orang dewasa secara adattradisi.
Lebih lanjut, Sarwono 2012 membagi masa remaja menjadi tiga fase, yaitu masa remaja awal 11-15 tahun, masa remaja pertengahan 15-18
tahun, dan masa remaja akhir 18-24 tahun. Dapat disimpulkan bahwa batasan usia remaja berbeda-beda sesuai
situasi budaya dan sejarah mulai dari usia antara 10-12 tahun dan berakhir di usia 21-24 tahun dan masa remaja akhir di Indonesia berusia 18 hingga
24 tahun.
3. Tugas Perkembangan Remaja
Tugas perkembangan remaja menurut Havighurst dan Neugarten 1962 adalah:
a. Mencapai relasi yang baru dan lebih dewasa dengan pasangan sebaya.
b. Mencapai peran sosial maskulin dan feminin.
25
c. Menerima bentuk badan dan menggunakan tubuhnya secara efektif.
d. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lain.
e. Mencapai jaminan ekonomi.
f. Menyeleksi dan menyiapkan untuk pekerjaan.
g. Menyiapkan pernikahan dan berkeluarga.
h. Mengembangkan kemampuan intelektual dan konsep penting sebagai
warga negara. i.
Mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab j.
Memperoleh nilai-nilai dan sistem etis. Berdasarkan tugas perkembangan remaja tersebut, beberapa tugas
perkembangan yang berkaitan dengan citra tubuh dan perilaku seksual adalah:
a. Mencapai relasi yang baru dan lebih dewasa dengan pasangan sebaya.
b. Menerima bentuk badan dan menggunakan tubuhnya secara efektif.
c. Menyiapkan pernikahan dan berkeluarga.
d. Mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.
e. Memperoleh nilai-nilai dan sistem etis.
D. DINAMIKA HUBUNGAN CITRA TUBUH DENGAN PERILAKU
SEKSUAL PADA REMAJA AKHIR
Pada masa remaja, terjadi transformasi yang pesat dalam hal perubahan fisik. Perubahan fisik yang terjadi antara lain adalah tinggi badan, berat
badan, dan bentuk tubuh yang terkait dengan pertumbuhan karakteristik
26
seksual. Perubahan fisik yang terjadi merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja, sedangkan perubahan psikologis muncul antara lain
sebagai akibat dari perubahan-perubahan fisik Sarwono, 2012. Ricciardelli dan McCabe 2001 menyatakan bahwa salah satu aspek psikologis dari
pubertas yang pasti muncul pada remaja adalah praokupasi atau perhatian terhadap tubuhnya.
Remaja sadar bahwa fisik dan pribadi yang menarik akan mendatangkan perhatian dari orang lain dan mempengaruhi reaksi mereka
terhadapnya Hurlock, 1973. O’Connell dan Martin 2012 menambahkan bahwa citra tubuh merupakan hal yang sungguh-sungguh diperhatikan oleh
kaum remaja. Cash dan Pruzinsky 1990 mendefinisikan citra tubuh sebagai gambaran mental yang tertuju kepada perasaan yang dialami seseorang
tentang tubuh dan bentuk tubuh serta sikap yang dimilikinya yang berupa penilaian positif dan penilaian negatif. Thress 1996 menegaskan bahwa
gambaran mental seseorang pada diri sendiri akan mempengaruhi pemikiran, perasaan, keinginan, nilai, maupun perilakunya.
Cash dan Pruzinsky 1990 menyatakan bahwa citra tubuh positif akan meningkatkan harga diri dan kepercayaan diri dalam relasi interpersonal.
Secara khusus, Yamamiya, dkk 2006 menjelaskan bahwa perasaan positif mengenai tubuh seseorang sering diasosiasikan dengan kepercayaan diri yang
lebih akan seksualitas. Perempuan maupun laki-laki dengan citra tubuh positif memiliki rasa
percaya diri bahwa tubuh mereka menarik, terlibat dalam perilaku seksual