Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikemukan para ahli dapat disimpulkan bahwa yang perlu diperhatikan dalam melihat hasil
belajar adalah siswa dan guru. Perkembangan hasil belajar dapat tercapai apabila tujuan yang ditingkatakan dalam kinerja siswa dan
guru mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
D. Paradigma Pedagogi Reflektif
a. Pengertian PPR
Menurut kamus Bahasa Indonesia kata paradigma berarti model dalam teori ilmu pengetahuan atau suatu kerangka berpikir.
Menurut Subagya 2012: 21, Pedagogi adalah cara guru mendampingi
para siswa
dalam pertumbuhan
dan perkembangannya.
Reflektif adalah
meninjau kembali
pengalaman, topik tertentu, gagasan, reaksi, spontan maupun yang direncanakan dari berbagai sudut pandang secara rasional dengan
tujuan agar semakin mampu memahami maknanya secara penuh. Pola pembelajaran PPR sudah lama digunakan dalam
pendidikan Jesuit sejak tahun 1586. Menurut Suparno 2015, PPR merupakan salah satu pedagogi yang dapat membantu kebutuhan
pendidikan yang utuh dan menyeluruh. PPR juga diharapkan dapat membantu perkembangan siswa, bukan hanya menjadi lebih cerdas
dalam bidang pengetahuannya, tetapi berkembang menjadi prinadi yang peka pada kebaikan, dan kebutuhan orang lain.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka PPR adalah suatu pendekatan yang mengarahkan siswa mampu
berefleksi agar dapat menemukan nilai-nilai kehidupan dalam pembelajaran secara utuh. Pembelajaran yang meliputi 5 unsur ,
yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Evaluasi dalam pembelajaran menggunakan PPR terdiri dari 3 penilaian,
yaitu competence, conscience, compassion. b.
Tujuan PPR
Tujuan PPR yang menjadikan manusia utuh dalam pendidikan menurut Suparno 2015: 19, dirumuskan sebagai
berikut. 1.
Competence Siswa mampu menguasai ilmu pengetahuan atau keterampilan
sesuai bidang yang ditekuni secara intelek, afeksi, dan psikomotorik yang berkembang dengan baik.
2. Conscience
Siswa berkembang dalam hati nurani supaya mampu membedakan baik, buruk, serta dapat mengambil keputusan yang benar.
3. Compassion
Siswa mempunyai kepekaan terhadap sesama manusia untuk menolong yang membutuhkan, peduli terhadap lingkungan
terutama yang miskin dan kecil. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Manfaat PPR
Manfaat yang diperoleh dari pola pembelajaran PPR menurut Suparno 2015: 19, bila dijalankan dengan kerjasama, jujur, dan
terbuka antar guru dan siswa adalah sebagai berikut.
1. Manfaat bagi siswa
a Siswa berkembang secara utuh.
b Siswa berkembang menjadi pribadi yang kritis dan analitis
dalam menyelesaikan persoalan. c
Siswa menguasai materi dengan baik. d
Siswa dapat membedakan yang baik dan buruk. e
Siswa lebih dekat dengan Tuhan. f
Siswa menjadi realistik dalam kehidupan. 2.
Manfaat bagi guru a
Guru dapat bekerjasama dengan siswa dalam menambah ilmu pengetahuan.
b Guru dapat mengembangkan kepribadian siswa menjadi
manusia yang utuh. c
Guru dapat menjadi teman baik dengan siswa. d
Guru dapat menjadi pribadi yang utuh dari melihat dan mendengarkan refleksi siswa.
c. Prosedur pelaksanaan
Unsur utama PPR ada tiga yaitu pengalaman, refleksi, dan aksi. Unsur-unsur utama ini dibantu oleh unsur sebelum pembelajaran yaitu
konteks dan unsur sesudah pembelajaran yaitu evaluasi. Secara garis besar PPR mempunyai dinamika sebagai berikut: 1 konteks; 2
pengalaman; 3 refleksi; 4 aksi; dan 5 evaluasi. Dinamika itu dapat digambarkan seperti berikut.
Sumber: Suparno,2015
Gambar 2.1 Dinamika PPR
1 Konteks
Pendidik guru, dosen perlu mengerti konteks siswamahasiswa yang akan dibantu dalam studi. Hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah konteks mahasiswanya, 2
Pengalaman Pengalaman adalah sesuatu kejadian yang sungguh terjadi,
dilakukan, dialami, dihidupi, yang dapat menyentuh pikiran, hati, kehendak, perasaan, maupun hasrat mahasiswa. Pengalaman sangat
KONTEKS PENGALAMAN
COMPETENCE CONSCIENCE
COMPASSION
REFLEKSI AKSI
EVALUASI
berperan penting dalam proses PPR. Pengalaman yang dapat dialami adalah pengalaman secara langsung maupun tidak
langsung, yang menyangkut aspek pengalaman kognitif, afektif, dan psikomotorik, yang memyangkut pribadi pikiran, hati,
kehendak, menggunakan imaginasi, perasaan, ataupun pengalaman yang dilakukan dengan berbagai cara, serta pengalaman yang diberi
waktu oleh dosenGuru untuk mengalaminya sendiri. 3
Refleksi Dalam fase ini siswamahasiswa dibantu untuk menggali
pengalaman mereka sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya, dan mengambil makna bagi hidup pribadi, hidup bersama, dan hidup
kemasyarakatan. Ada beberapa cara refleksi yang diterapkan yaitu refleksi mengambil makna, refleksi pertimbangan mendalam akan
bahan, ide, pengalaman, tujuan, reaksi batin, ada pula refleksi mendayakan ingatan, kehendak, dan hati serta refleksi melihat
gerak baik dan jahat dalam persoalan dan yang terakhir adalah catatan tentang refleksi mahasiswasiswa.
4 Aksi
Aksi adalah tindakan yang dilakukan siswa setelah mereka merefleksikan pengalaman belajar mereka. Secara nyata aksi dapat
berupa dua hal yaitu: sadar diri yang berubah lebih baik dan tindakan nyata keluar yang dapat dilihat dan dirasakan orang lain.
Mereka diharapkan mampu menjadi semakin berkembang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
conscience-nya, mampu menilai bahan yang yang didalaminya dari sisi baik dan tidak baik, dan akhirnya dapat mengambil keputusan
dalam hidup yang lebih baik. Disini mereka juga diharapkan dapat berkembang dari segi afeksinya, hati dan kehendaknya sesuai
dengan nilai yang diperoleh dalam refleksi sehingga siswa menjadi manusia yang punya compassion atau bela rasa dan kepekaan pada
orang lain dan alam semeta. Secara menyeluruh maka siswa dikembangkan menjadi manusia yang utuh, yang berkembang baik
dari segi kognitif, afeksi, dan psikomotoriknya. 5
Evaluasi Sebagai suatu proses Pendidikan, agar dapat terus dikembangkan
diperlukan evaluasi. Semua proses PPR, terutama proses pengalaman, refleksi, dan aksi, di atas perlu dievaluasi agar
tercapainya tujuan PPR yang mengembangkan pribadi siswa menjadi lebih competence, conscience, dan compassion.
E. Pembelajaran Kooperatif