Pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan paradigma pedagogi reflektif dengan model pembelajaran jucama dan penggunaan alat peraga pada materi pythagoras kelas VIII H SMP Negeri 1 Yogyakart

(1)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN JUCAMA DAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA MATERI PYTHAGORAS KELAS VIII H SMP NEGERI 1

YOGYAKARTA SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh : Maria Yustina Nanga

NIM. 131414063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(2)

i

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN JUCAMA DAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA MATERI PYTHAGORAS KELAS VIII H SMP NEGERI 1

YOGYAKARTA SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh : Maria Yustina Nanga

NIM. 131414063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(3)

(4)

(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh syukur, saya persembahkan karya ini kepada:

Tuhan Yesus

Kedua orang tua dan keluarga

Sahabat dan teman- teman tercinta

Almamater tercinta, Universitas Sanata Dharma


(6)

v

HALAMAN MOTTO

Nama Tuhan adalah menara yang kuat, kesanalah

orang benar berlari dan ia menjadi selamat.

(Amsal 18: 10)

Jadikan hidupMu seperti air yang mengalir

*MYN*


(7)

(8)

(9)

viii ABSTRAK

Maria Yustina Nanga. 2017. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif dengan Model Pembelajaran JUCAMA dan Penggunaan Alat Peraga pada Materi Pythagoras Kelas VIII H SMP Negeri 1 Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini adalah penelitian yang mengembangkan perangkat pembelajaran dengan menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dengan model Pembelajaran JUCAMA pada materi Pythagoras. Latar belakang penelitian ini adalah pembelajaran matematika cenderung menekankan aspek kognitif dan belum dimaknai oleh siswa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui langkah pengembangan perangkat pembelajaran, menghasilkan rancangan produk menggunakan PPR dengan model pembelajaran JUCAMA dan mengetahui respon guru dan siswa terhadap proses pembelajaran matematika pada materi Pythagoras.

Peneliti menggunakan prosedur penelitian dan pengembangan Sugiyono yang meliputi: (1) Potensi dan Masalah, (2) Pengumpulan Data, (3) Desain Produk, (4) Validasi Desain, (5) Revisi Desain, (6) Uji Coba Produk, (7) Revisi Produk. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah silabus, RPP, bahan ajar, LKS, alat peraga dan instrumen penilaian. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas VIII H SMP Negeri 1 Yogyakarta. Objek penelitian ini adalah semua perangkat pembelajaran yang dikembangkan peneliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, kuesioner dan tes.

Hasil validasi perangkat pembelajaran adalah 3,78 termasuk kategori Baik sedangkan kuesioner respon siswa terhadap proses pembelajaran menggunakan PPR memperoleh hasil 113,94 termasuk kategori Baik.


(10)

ix ABSTRACT

Maria Yustina Nanga. 2017. Learning Device Development Using Reflective Pedagogical Paradigm with JUCAMA Learning Model and Use of Display Tool on Pythagoras Materials for Grade VIII H Negeri 1 State Senior High School Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: Mathematics Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

This research is a development learning tool research by using Reflective Pedagogy Paradigm (PPR) with JUCAMA learning model on Pythagoras material. Background of this research is because mathematical learning used to emphasize cognitive aspects and have not interpreted by student yet. The purpose of this research is to know the ways to developt learning device, to produce product design by using PPR with JUCAMA learning model and to know teacher and student response to mathematics learning process on Pythagoras material.

The researcher uses Sugiyono's research and development procedures which include: (1) Potentials and Problems, (2) Data Gathering, (3) Product Design, (4) Design Validation, (5) Design Revision, (6) Product Testing, (7)Product Revision. The learning tools developed are syllabus, the lesson plans, the learning materials, worksheets, props and assessment instruments. The subjects in this study were the students of Grade VIII H in the Negeri 1 Junior High School Yogyakarta. The object of this study were all of the learning devices developed by the researchers. The data collection techniques used were observation, interview, questionnaire and test.

The result of learning device validation is 3.78 including Good category while the student response questionnaire to learning process using PPR got result 113,94 including Good category.


(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, karunia dan penyertaan-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menggunakan Paradigma

Pedagogi Reflektif dengan Model Pembelajaran JUCAMA dan Penggunaan Alat Peraga pada Materi Pythagoras kelas VIII H SMP Negeri 1 Yogyakarta” ini dengan tepat waktu. Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memeperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa tanpa ada bantuan dari berbagai pihak yang bersifat langsung maupun tidak langsung, skripsi ini tidak akan terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada.

1. Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Dr. Hongki Julie, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika. 3. Beni Utomo, M.Sc., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika.

4. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan, semangat dan sumbangan pemikiran dari awal penulisan skripsi hingga selesai.

5. Veronika Fitri Rianasari, S.Pd., M.Sc., selaku dosen ahli yang telah bersedia menjadi validator perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian.


(12)

xi

6. Dra. Y. Niken Sasanti, M.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 1 Yogyakarta yang telah memberikan izin sehingga penelitian ini dapat berlangsung dengan baik. 7. Maria Roostika, S.Pd., selaku guru matematika kelas VIII H SMP Negeri 1

Yogyakarta yang telah bersedia untuk menjadi validator perangkat pembelajaran sekaligus mengujicobakan perangkat pembelajaran yang dirancang oleh peneliti.

8. Siswa kelas VIII H SMP Negeri 1 Yogyakarta yang telah terlibat aktif selama proses penelitian.

9. Bapak Ibu dosen dan staf sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang senantiasa memberikan bimbingan dan masukkan kepada penulis sejak awal menjadi mahasiswa USD.

10. Keempat orang tua, Stefanus Gogo (Alm), Monika Benga, Silvester Bepa dan Elisabeth Teku, S.Pd., yang senantiasa memberikan doa, dukungan dan semangat bagi penulis.

11. Adikku, Maria Monika Nanga yang selalu memberikan semangat bagi penulis. 12. Saudara-saudaraku, yang selalu menyediakan waktu dalam membantu penulis saat pelaksanaan penelitian: Aris, Elfrid, Ipin, Oyo, Bruder Adrianus, Arman,. 13. Sahabat-sahabat terkasih yang selalu memberikan motivasi dan dukungan bagi

penulis: Geni, Vinny, Ria, Mensi, Frinsh, Yolan, Yoan, Sri, Icha, Ipo, Fani, Sttela, Wulan, Anansi, Sonya, Ajeng, Silvi, Mega, Alola, Ivan.

14. Teman- teman seperjuangan dalam bimbingan skripsi yang selalu memberikan semangat bagi penulis: Tri, Mensi, Dela, Gora, Rendi, Kress.


(13)

(14)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6


(15)

xiv

E. Pembatasan Masalah ... 7

F. Penjelasan Istilah ... 8

G. Manfaat Penelitian ... 8

H. Spesifikasi Produk ... 9

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 15

1. Pembelajaran Matematika ... 15

2. Perangkat Pembelajaran ... 16

3. Pengembangan ... 21

4. Paradigma Pedagogi Reflektif ... 25

5. Model PembelajaranPengajuan dan Pemecahan Masalah ... 28

6. Materi Pembelajaran Pythagoras ... 29

B. Penelitian yang Relevan ... 34

C. Kerangka Berpikir ... 36

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 38

B. Subjek Penelitian ... 41

C. Objek Penelitian ... 41

D. Bentuk Data ... 41

1. Data Kualitatif ... 41

2. Data Kuantitatif ... 41

E. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data ... 42

1. Metode pengumpulan data ... 42

a. Observasi ... 42

b. Wawancara ... 42

c. Penyebaran Kuesioner ... 43

d. Dokumentasi ... 43

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 43


(16)

xv

b. Pedoman Wawancara ... 46

c. Kuesioner ... 49

d. Penilaian ... 50

e. Lembar Validasi Perangkat Pembelajaran ... 53

F. Teknik Analisis Data ... 56

1. Analisis Data Kualitatif ... 57

2. Analisis Data Kuantitatif ... 57

a. Hasil Observasi ... 57

b. Hasil Kuesioner Respon Siswa ... 58

c. Hasil Validasi Oleh Ahli ... 60

d. Penilaian 3C ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian ... 65

1. Potensi dan Masalah ... 65

2. Pengumpulan Data ... 68

3. Desain Produk ... 69

4. Validasi Desain ... 74

5. Revisi Desain ... 75

6. Ujicoba Desain ... 75

7. Revisi Produk ... 94

B. Pembahasan ... 96

1. Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 97

2. Kualitas Perangkat Pembelajaran ... 119

3. Respon Guru dan Siswa Mengenai Pembelajaran Menggunakan PPR ... 121

C. Keterbatasan Penelitian ... 125

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 126


(17)

xvi

DAFTAR PUSTAKA ... 130 LAMPIRAN ... 132


(18)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi ... 44

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan ... 47

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Setelah Ujicoba Produk ... 48

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner ... 50

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Penilaian Tes Hasil Belajar ... 51

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Penilaian Conscience dan Compassion ... 52

Tabel 3.7 Kisi-Kisi lembar Validasi Perangkat Pembelajaran ... 54

Tabel 3.8 Kategori Keterlaksanaan Penelitian ... 58

Tabel 3.9 Kategori Pedoman Penskoran Kuesioner Respon Siswa ... 58

Tabel 3.10 Kriteria respon Siswa ... 59

Tabel 3.11 Kriteria Penilaian Kualitas ... 60

Tabel 3.12 Kriteria Skor Penilaian Kualitas ... 62

Tabel 4.1 Hasil Validasi Desain ... 74

Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Ujicoba Produk ... 76

Tabel 4.3 Revisi Perangkat Pembelajaran ... 95

Tabel 4.4 Persentase Ketuntasan Tes Hasil Belajar 1 ... 99

Tabel 4.5 Persentase Ketuntasan Remidi 1 ... 100

Tabel 4.6 Persentase ketuntasan Remidi 2 ... 100


(19)

xviii

Tabel 4.8 Persentase Ketuntasan Remidi 1 ... 102

Tabel 4.9 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar 3 ... 102

Tabel 4.10 Persentase Ketuntasan Remidi 1 ... 103

Tabel 4.11 Persentase Penilaian Tanggung Jawab ... 103

Tabel 4.12 Persentase Penilaian Teliti ... 104

Tabel 4.13 Persentase Penilaian Kerja Keras ... 105

Tabel 4.14 Persentase Penilaian Tanggung Jawab ... 106

Tabel 4.15 Persentase Penilaian Teliti ... 107

Tabel 4.16 Persentase Penilaian Kerja Keras ... 107

Tabel 4.17 Persentase Penilaian Tanggung Jawab ... 108

Tabel 4.18 Persentase Penilaian Teliti ... 109

Tabel 4.19 Persentase Penilaian Kerja Keras ... 110

Tabel 4.20 Persentase Penilaian Tanggung Jawab ... 110

Tabel 4.21 Persentase Penilaian Teliti ... 111

Tabel 4.22 Persentase Penilaian Kerja Keras ... 112

Tabel 4.23 Persentase Penilaian Kerja sama ... 113

Tabel 4.24 Persentase Penilaian Menghargai Pendapat ... 113

Tabel 4.25 Persentase Penilaian Kerja sama ... 114

Tabel 4.26 Persentase Penilaian Menghargai Pendapat ... 115

Tabel 4.27 Persentase Penilaian Kerja sama ... 116

Tabel 4.28 Persentase Penilaian Menghargai Pendapat ... 117

Tabel 4.29 Persentase Penilaian Kerja sama ... 117


(20)

xix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skema Penelitian dan Pengembangan menurut Sugiyono ... 22

Gambar 2.2 Segitiga siku-siku ... 30

Gambar 2.3 Persegi ABCD berukuran (a+b) ... 30

Gambar 2.4 Segitiga sama kaki ... 32

Gambar 2.5 Segitiga sama sisi ... 33

Gambar 2.6 Segitiga dengan besar sudut 300, 600 dan 900 ... 33

Gambar 4.1 Guru membimbing siswa ... 81

Gambar 4.2 Guru menjelaskan penggunaan alat peraga ... 84


(21)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN 1 Surat Keterangan ... 133

LAMPIRAN 2 Hasil Pedoman Observasi ... 134

LAMPIRAN 3 Hasil Validasi Pedoman wawancara Setelah Ujicoba ... 135

LAMPIRAN 4 Hasil Validasi Kuesioner ... 136

LAMPIRAN 5 Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ... 137

LAMPIRAN 6 Hasil Scanning Lembar Validasi Instrumen Penelitian ... 149

LAMPIRAN 7 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 157

LAMPIRAN 8 Hasil Scanning Lembar Validasi Perangkat Pembelajaran ... 167

LAMPIRAN 9 Hasil Olah Data Kuesioner Respon Siswa ... 209

LAMPIRAN 10 Silabus ... 210

LAMPIRAN 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 227

LAMPIRAN 12 Bahan Ajar ... 241

LAMPIRAN 13 Lembar Kerja Siswa ... 251

LAMPIRAN 14 Hasil Scanning Lembar Kerja Siswa ... 263

LAMPIRAN 15 Soal THB dan Pedoman Penskoran ... 276

LAMPIRAN 16 Hasil Scanning Lembar Jawab Ulangan Siswa ... 294


(22)

xxi

LAMPIRAN 18 Transkripsi Wawancara Analisis kebutuhan ... 309 LAMPIRAN 19 Transkripsi Ujicoba Produk ... 312 LAMPIRAN 20 Transkipsi Wawancara Siswa ... 323 LAMPIRAN 21 Transkripsi Wawancara Setelah Ujicoba Produk ... 327 LAMPIRAN 22 Daftar Nilai Siswa ... 329 LAMPIRAN 23 Validitas dan Realibilitas ... 331 LAMPIRAN 24 Hasil Kuesioner respon Siswa ... 341 LAMPIRAN 25 Foto Penelitian ... 344


(23)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan sangat berperan penting dalam perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan dari bagaimana perkembangan pendidikan anak bangsa. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana dalam mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Melalui pendidikan dihasilkan generasi-generasi penerus bangsa yang berkualitas dan kompeten. Realisasi dari pelaksanaan pendidikan salah satunya adalah melalui pendidikan formal di sekolah yang dilaksanakan secara berjenjang, dimulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi.

Menurut Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak


(24)

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pada umumya belajar merujuk pada perubahan perilaku individu sebagai akibat dari proses pengalaman baik yang dialami maupun yang dirancang. Pembelajaran yang dilakukan di sekolah hanya menekankan aspek kognitif sehingga keterampilan dan karakter yang terbentuk selama proses berlangsung tidak diperhatikan. Selain itu, pembelajaran yang dilakukan di kelas menggunakan metode ceramah sehingga pembelajaran tersebut tidak melatih siswa mengembangkan pola berpikirnya.

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang sangat berperan penting dalam dunia pendidikan. Matematika diajarkan untuk melatih pola pikir siswa agar dapat memecahkan masalah dengan kritis dan logis bukan hanya mengetahui dan memahami yang terkandung dalam matematika itu sendiri. Dalam belajar matematika dibutuhkan motivasi yang tinggi dalam membantu keberhasilan proses belajar mengajar. Motivasi tidak hanya menggerakkan tingkah laku namun juga memperkuat tingkah laku seseorang (Kosasih, 2010: 68). Matematika sangat berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari. Dengan adanya hal ini sangat memudahkan siswa untuk belajar matematika karena langsung berhadapan dengan alam sekitar.

Namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak kendala yang dialami oleh guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan hasil wawancara bersama guru matematika SMP Negeri 1 Yogyakarta, kendala yang sering muncul dalam pembelajaran matematika yaitu kurangnya kesiapan siswa


(25)

dalam mengikuti pembelajaran, siswa cenderung menghafal rumus dengan baik daripada memahami substansi materi dan siswa tidak merefleksikan apa yang sudah didapat dalam proses pembelajaran melainkan memberikan tanggapan kepada guru mengenai kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan oleh guru tersebut. Kegiatan refleksi yang tidak dilaksanakan dengan baik membuat siswa kurang memaknai materi yang sudah dipelajarinya. Selain itu, siswa terkadang tidak menunjukkan sikap kepedulian terhadap teman dalam proses pembelajaran. Berdasarkan permasalahan tersebut, terlihat bahwa siswa belum memaknai pembelajaran dengan baik seperti siswa hanya menerima ilmu yang didapat tanpa mengetahui proses dan penerapannya. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, ditemukan bahwa siswa kurang mampu dalam menerapkan materi pembelajaran yang diterima ke dalam kehidupan sehari-hari padahal dalam pembelajaran guru selalu mengaitkan konsep yang dipelajari dengan kehidupan sehari- hari.

Penelitian yang relevan dengan persoalan yang dijabarkan oleh peneliti adalah penelitian yang dilakukan oleh Clara tahun 2016 tentang Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif yang Mengakomodasi Teori Van Hiele Pokok Bahasan Balok di Kelas VIII E SMP Negeri 1 Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini adalah kualitas perangkat pembelajaran menggunakan PPR adalah 4,14 dengan kategori baik. Selain itu penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian dari Susanti tahun 2013 tentang Analisis Implementasi Model Pembelajran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Berdasarkan Unsur


(26)

Competence-Conscience-Compassion (Studi Kasus Tentang Implementasi Model Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Pada Mata Pelajaran IPA di SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta. Berdasarkan penelitian ini, diperoleh hasil bahwa implementasi PPR sangat berpengaruh pada peningkatan unsur

3C(Competence, Conscience, Compassion).

Salah satu solusi untuk menyikapi persoalan yang terjadi yaitu dengan menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam proses pembelajaran. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) memiliki lima tahapan yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Dengan adanya Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dapat meningkatkan 3C yaitu competence (Pengetahuan), conscience (Suara hati), compassion (Hasrat bela rasa) pada siswa dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu dengan penerapan PPR siswa dapat menggali pengalaman sedalam- dalamnya dan melakukan refleksi serta aksi. Dalam hal ini tujuan dari pembelajaran menggunakan PPR tidak hanya menekankan pada kemampuan akademik melainkan memadukan kemampuan akademik, keterampilan dan sikap, mengembangkan kemampuan untuk menentukan pilihan dan mengembangkan kemampuan bela rasa pada sesama dan lingkungan.

Selain persoalan yang dijabarkan, peneliti juga mengacu pada penelitian yang dilakukan dari Sulistiyawati dan Susanah tahun 2013 tentang Penerapan Model Pembelajaran JUCAMA pada Materi Teorema Pythagoras. Hasil yang diperoleh adalah penerapan model JUCAMA sangat berpengaruh pada peningkatan kreatifitas dan nilai ketuntasan siswa.


(27)

Dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut, pembelajaran dirancang menggunakan model pengajuan dan pemecahan masalah (JUCAMA). Pengajuan masalah dalam pembelajaran intinya meminta siswa untuk mengajukan soal atau masalah sendiri berdasarkan topik yang luas, soal yang sudah dipecahkan atau informasi tertentu yang diberikan guru kepada siswa. Soal yang dibuat tersebut kemudian dipecahkan sendiri. Pengajuan masalah matematika secara tersendiri merupakan kegiatan yang mendorong kemampuan berpikir kreatif (Johson, 2002; Leung, 1997; Dunlop, 2001). Model pembelajaran JUCAMA ini mendorong kemampuan berpikir kreatif siswa yang berbasis pada pengajuan dan pemecahan masalah. Melalui pengembangan perangkat pembelajaran yang dirancang, siswa diajak untuk mengenal teorema Pythagoras yang dikaitkan dengan contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak ditemukan permasalahan yang akan diselesaikan dengan teorema Pythagoras.

Berdasarkan berbagai alasan tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif dengan Model Pembelajaran JUCAMA dan

Penggunaan Alat Peraga Pada Materi Pythagoras Kelas VIII H SMP Negeri I


(28)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran hanya menekankan aspek kognitif

2. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru didominasi dengan metode ceramah 3. Siswa belum mampu menerapkan pelajaran yang diterima ke dalam

kehidupan sehari- hari.

4. Siswa cenderung menghafal rumus.

5. Siswa belum maksimal dalam melaksanakan kegiatan refleksi sehingga siswa kurang memaknai pembelajaran.

6. Sikap yang ditunjukkan siswa cenderung rendah, dimana kepedulian terhadap teman kurang diperhatikan dalam proses pembelajaran.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan PPR dengan model pembelajaran JUCAMA dan penggunaan alat peraga pada materi Pythagoras kelas VIII H SMP Negeri 1 Yogyakarta?

2. Bagaimana kualitas dari pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan PPR dengan model pembelajaran JUCAMA dan penggunaan alat peraga pada materi Pythagoras kelas VIII H SMP Negeri 1 Yogyakarta? 3. Bagaimana respon guru dan siswa terhadap pembelajaran menggunakan PPR dengan model pembelajaran JUCAMA dan penggunaan alat peraga pada materi Pythagoras kelas VIII H SMP Negeri 1 Yogyakarta?


(29)

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan proses pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan PPR dengan model pembelajaran JUCAMA dan penggunaan alat peraga pada materi Pythagoras kelas VIII H SMP Negeri 1 Yogyakarta. 2. Untuk mendeskripsikan kualitas dari perangkat pembelajaran

menggunakan PPR dengan model pembelajaran JUCAMA dan penggunaan alat peraga pada materi Pythagoras kelas VIII H SMP Negeri 1 Yogyakarta. 3. Untuk mendeskripsikan respon guru dan siswa terhadap pembelajaran Pythagoras menggunakan pendekatan PPR dengan model pembelajaran JUCAMA dan penggunaan alat peraga kelas VIII H SMP Negeri 1 Yogyakarta.

E. Pembatasan Masalah

1. Penelitian ini menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif dengan model pembelajaran JUCAMA

2. Penelitian ini hanya membahas tentang Teorema Pythagoras

3. Peneliti mengembangkan aspek kognitif dan sikap dengan menggunakan metode diskusi, presentasi dan tanya jawab.


(30)

F. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari adanya kesalahpahaman antara maksud dan isi dari penelitian ini, maka perlu adanya batasan istilah sebagai berikut.

1. Perangkat Pembelajaran adalah serangkaian media/sarana yang digunakan dan dipersiapkan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

2. Paradigma Pedagogi Reflektif merupakan suatu pendekatan yang menekankan perkembangan pengetahuan, suara hati dan bela rasa siswa yang meliputi 5 aspek yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi.

3. Model JUCAMA merupakan suatu model pembelajaran yang berorientasi pada pengajuan masalah dan pemecahan masalah.

4. Teorema Phytagoras,

Dalam suatu segitiga siku-siku, kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi- sisi siku-sikunya.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Guru

Penelitian ini dapat dijadikan acuan atau referensi dalam mengajarkan materi pembelajaran kepada siswa agar dapat meningkatkan kreativitas siswa dan karakter siswa.


(31)

2. Bagi Siswa

Melalui penelitian ini diharapkan siswa mampu mengembangkan pengetahuan (Competence), mengasah kepekaan (Conscience), dan menjadi orang yang berbela rasa (Compassion).

3. Bagi Peneliti

Melalui penelitian ini, peneliti mendapatkan pengalaman dan bekal dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) untuk membantu peneliti memasuki dunia kerja.

H. Spesifikasi Produk

Produk yang dihasilkan dalam penelitian berupa perangkat pembelajaran yang meliputi antara lain silabus, RPP, bahan ajar, LKS dan instrumen penilaian.

Berikut adalah penjelasan mengenai spesifikasi produk yang dikembangkan oleh peneliti.

1. Silabus Pembelajaran Teorema Pythagoras

Silabus yang dibuat oleh sekolah dijadikan acuan dalam merancang silabus dengan pendekatan PPR. Dalam menyusun silabus, kegiatan pembelajaran


(32)

mengakomodasi pendekatan PPR yang meliputi 5 komponen yaitu: konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran dirancang menggunakan PPR dengan penerapan model pengajuan dan pemecahan masalah (JUCAMA). Komponen dari RPP ini mengikuti sintaks pada umumnya yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup dengan menerapkan pendekatan PPR dalam proses pembelajarannya. Pada penyusunan RPP ini, penilaian

SILABUS PEMBELAJARAN TEOREMA PYTHAGORAS Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Yogyakarta Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : VIII / 2

Standar Kompetensi : 3. Menggunakan Teorema Phytagoras dalam pemecahan masalah Kompetensi

dasar

Karakter Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Alokasi waktu Sumber Belajar Teknik Instrumen Bentuk Instrumen Contoh Instrumen Konteks Pengalaman Refleksi Aksi Evaluasi


(33)

dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes yang termasuk dalam penilaian 3C( Competence, Conscience, Compassion).

3. LKS

Lembar kerja siswa dirancang dengan menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif dengan menerapkan model pembelajaran JUCAMA dalam membantu siswa untuk menemukan konsep materi ajar.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMP Negeri 1 Yogyakarta

Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : VIII / 2 Alokasi Waktu :

A. Standar Kompetensi B. Kompetensi Dasar C. Indikator

1. Competence / Pengetahuan

2. Conscience / Suara Hati

3. Compassion / Kepedulian

D. Tujuan Pembelajaran

1. Competence / Pengetahuan

2. Conscience / Suara Hati

3. Compassion / Kepedulian

E. Materi Ajar

F. Pendekatan dan Model Pembelajaran G. Langkah- langkah Kegiatan Pembelajaran H. Alat dan Media Pembelajaran

I. Penilaian J. Sumber Belajar K. Evaluasi PPR

1. Siswa 2. Guru


(34)

LKS yang dibuat terdiri atas judul, identitas siswa, tujuan kegiatan, petunjuk umum pengerjaan, langkah kegiatan dan kesimpulan.

4. Bahan Ajar

Bahan ajar dikembangkan dengan menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif dan menerapkan model JUCAMA. Bahan ajar dirancang berdasarkan kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan konsep- konsep.

LEMBAR KEGIATAN SISWA Nama Anggota Kelompok :

Kelas :

A. Petunjuk Umum Pengerjaan B. Kegiatan Siswa

1. Konteks 2. Pengalaman 3. Refleksi 4. Aksi

BAHAN AJAR TEOREMA PYTHAGORAS Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Yogyakarta Kelas/ Semester : VIII / 2

Materi Pokok : Teorema Phytagoras 1. Dalil Phytagoras

2. Kebalikan Dalil Phytagoras dan Tripel Phytagoras 3. Segitiga- segitiga Istimewa


(35)

5. Penilaian

Penilaian dirancang berdasarkan penilaian pada PPR, dimana terdapat 3 aspek yaitu penilaian competence, conscience, compassion. Penilaian

competence berkaitan dengan kemampuan daya serap siswa terhadap

konsep materi yang diajarkan yang dilihat dari hasil tes tertulis. Penilaian

conscience dan compassion dapat dilihat dengan pengamatan sikap dan

perilaku siswa selama proses belajar berlangsung. a. Penilaian Competence

Aspek competence merupakan aspek yang menjadi tolak ukur kemampuan siswa dalam memahami materi atau kompetensi yang diajarkan. Penilaian competence berupa ulangan dan tugas berdasarkan indikator- indikator yaitu:

1) Membuktikan teorema Pythagoras

2) Menghitung panjang sisi segitiga siku-siku jika dua sisi lain diketahui

3) Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa (salah satu sudutnya 300, 450, 600)

4) Menghitung panjang diagonal pada bangun datar No Nama Nilai Keterangan

1 2 3


(36)

b. Penilaian Conscience

No Nama Tanggung Jawab

Teliti Kerja Keras

KB C B KB C B KB C B

1 2 3

c. Penilaian Compassion

No Nama Menghargai Pendapat

Kerjasama

KB C B KB C B

1 2 3

Keterangan :

KB : Kurang Baik C : Cukup B : Baik


(37)

15 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan (Trianto, 2014: 19). Dalam pembelajaran segala kegiatan berpengaruh langsung terhadap proses belajar siswa, ada interaksi siswa yang tidak dibatasi oleh kehadiran guru secara fisik lahiriah, akan tetapi siswa dapat berinteraksi dan belajar melalui media cetak, elektronik, media kaca dan televisi serta radio. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 20 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Terdapat lima komponen pembelajaran yaitu: interaksi, peserta didik, sumber belajar, dan lingkungan. Interaksi mengandung arti hubungan timbal balik antara guru dan siswa. Interaksi antara peserta didik, sumber belajar, dan lingkungan sekitar dapat pula terjadi dalam upaya meningkatkan pengalaman belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu usaha atau proses interaksi yang membantu siswa agar dapat belajar dengan baik.


(38)

Menurut pendapat Johnson dalam Russefendi (1972) menyatakan bahwa matematika adalah unsur- unsur yang tidak didefinisikan, definisi, aksioma dan dalil- dalil dimana argumen setelah terbukti valid pada umumnya, karena matematika disebut ilmu deduktif. Matematika menurut Suherman (2003) adalah disiplin ilmu tentang tata cara berpikir dan mengolah logika baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Jadi dapat disimpulkan bahwa matematika adalah suatu ilmu yang menekankan cara berpikir dan bernalar.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu proses interaksi yang melibatkan pengembangan cara berpikir dan bernalar yang membantu siswa belajar dengan baik.

2. Perangkat Pembelajaran

Menurut Zuhdan, dkk (2011: 16), perangkat pembelajaran adalah alat atau perlengkapan untuk melaksanakan proses yang memungkinkan pendidik dan peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran adalah sejumlah bahan, alat media atau pedoman yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

Perangkat pembelajaran yang dibutuhkan dalam mengelola proses belajar mengajar dapat berupa: silabus, RPP, LKS, bahan ajar, LKS, instrumen penilaian dan alat peraga.


(39)

a. Silabus

Silabus merupakan suatu produk pengembangan kurikulum berisikan garis-garis besar materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan rancangan penilaian (Trianto, 2009: 201). Dengan kata lain silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu panduan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan. Skenario kegiatan pembelajaran dikembangkan dari rumusan tujuan pembelajaran yang mengacu dari indikator untuk mencapai hasil belajar sesuai kurikulum berbaris kompetensi (KBK, 2004).

Komponen-komponen penting yang ada dalam rencana pembelajaran meliputi: Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran, sumber pembelajaran, alat dan bahan, langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan evaluasi.


(40)

c. Bahan Ajar

Bahan ajar memiliki peran penting dalam pembelajaran. Penyusunan bahan ajar dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempersiapkan bahan kepustakaan atau rujukan (buku dan pedoman yang berkaitan dan sesuai) untuk menyusun dan mengembangkan silabus. Bahan ajar memuat kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran dan konsep-konsep.

d. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Menurut Trianto (2007: 73), LKS adalah panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen dan demonstrasi. Adapun manfaat pembelajaran menggunakan LKS menurut Depdiknas.

1) LKS membantu siswa dalam menemukan suatu konsep

2) LKS membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan.

3) LKS berfungsi sebagai penuntun belajar

LKS ini disesuaikan dengan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

e. Instrumen Penilaian

Tes hasil belajar merupakan butir tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar (Trianto, 2009: 235). Tes hasil belajar meliputi tes hasil


(41)

belajar produk, tes hasil belajar proses dan tes hasil belajar psikomotorik.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan (Trianto, 2014: 202). Tujuan dari penilaian ini untuk mengukur seberapa jauh tingkat keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan, dikembangkan dan ditanamkan di sekolah serta dapat dihayati atau diterapkan dan dipertahankan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Penilaian dirancang berdasarkan tiga aspek dalam Paradigma Pedagogi Reflektif yaitu Competence, Conscience, Compassion. Penilaian competence semata- mata menilai sejauh mana seorang siswa memiliki pengetahuan terhadap konsep dan teori. Penilaian conscience

dan compassion digunakan untuk mengukur perkembangan

karakter-karakter yang terbentuk selama proses belajar mengajar.

Dalam penelitian ini, penilaian conscience meliputi tanggung jawab, teliti dan kerja keras.

1) Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan dan mewujudkan tugas dan kewajiban yang


(42)

seharusnya dilakukan untuk diri sendiri, masyarakat, bangsa dan Tuhan.

2) Teliti

Menurut Ashari (2015), teliti berarti cermat dan saksama dalam menjalankan sesuatu. Orang yang teliti mampu berhati-hati dalam menjalankan sesuatu agar tidak terjadi kesalahan dan mendapatkan hasil yang baik.

3) Kerja Keras

Kerja keras adalah sikap atau perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam menyelesaikan suatu persoalan.

Pada penelitian ini, penilaian compassion meliputi menghargai pendapat dan kerja sama.

1) Menghargai Pendapat

Saling menghargai merupakan perilaku yang menunjukkan penghargaan terhadap individu, tugas dan tanggung jawab orang lain sesama mitra kerja.

2) Kerja sama

Menurut Soerjono Soekanto (2006: 66), kerja sama merupakan suatu usaha bersama antara perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu.


(43)

f. Alat Peraga

Media merupakan suatu saluran untuk komunikasi suatu perantara yang membawa informasi dari pengirim kepada penerima informasi, informasi itu multimakna dilihat secara terbatas dan luas (Hamzah, 2014: 95). Media pembelajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pembelajaran yang terencana. Media dalam arti yang sempit dikenal dengan alat peraga.

Alat peraga matematika merupakan bagian dari media pembelajaran. Ini diperlukan untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep abstrak. Hal ini dimulai dengan mempelajari hal-hal konkret yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini benda konkret sebagai perantara. Alat peraga matematika direncanakan dan berguna terutama bagi siswa yang daya abstraknya kurang tajam. Dengan alat yang direncanakan itu siswa aktif mengikuti pembelajaran.

3. Pengembangan

Menurut Borg and Gall (1983: 772), penelitian dan pengembangan merupakan suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan juga memvalidasi suatu produk dari pendidikan tersebut. Selain itu, menurut Sugiyono (2016: 407) penelitian dan pengembangan merupakan suatu metode yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektivitas produk tersebut.


(44)

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian untuk mengembangkan suatu produk dan menguji keefektivitas produk dengan melalui proses-proses demi menghasilkan produk yang berkualitas.

Penelitian ini menggunakan metode “Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development”. Penelitian pengembangan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan percobaan dan penyempurnaan terhadap suatu sistem.

Berikut ini adalah langkah- langkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono (2015).

Gambar 2.1 Skema Penelitian dan Pengembangan Menurut Sugiyono a. Potensi dan Masalah

Penelitian ini dapat dibuat dengan adanya potensi dan masalah di sekitar kita. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Potensi dan masalah yang didapat dalam penelitian ini harus ditunjukkan dengan data empirik. Data Potensi dan Masalah Pengumpulan Data Desain Produk Validasi Desain Revisi Desain Ujicoba Produk Revisi Produk Ujicoba Pemakaian Revisi Produk Produksi Masal


(45)

potensi dan masalah berdasarkan dokumentasi laporan kegiatan atau laporan penelitian orang lain.

b. Pengumpulan Data

Setelah menemukan potensi dan masalah secara faktual maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi. Informasi ini digunakan sebagai bahan untuk perencanaan dalam merancang produk yang diharapkan dapat mengatasi masalah.

c. Desain Produk

Produk yang dirancang dalam penelitian dan pengembangan ini bermacam-macam. Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan melalui penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan. Setiap desain produk harus diwujudkan dalam gambar, bagan atau uraian ringkas sehingga memudahkan orang lain untuk memahaminya.

d. Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk dapat digunakan di lapangan. Validasi ini dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa ahli yang sesuai dengan bidangnya dan berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang. Validasi desain dapat dilakukan dalam diskusi dengan para ahli. Validasi desain dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan dari desain yang dirancang.


(46)

e. Revisi Desain

Setelah melakukan validasi maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan yang ada dicoba untuk dikurangi dengan memperbaiki desain. Peneliti yang akan merancang desain tersebut yang akan memperbaiki desain yang sudah divalidasi.

f. Ujicoba Produk

Desain produk dapat langsung diujicoba setelah melakukan validasi dan revisi. Ujicoba tahap awal dapat dilakukan dengan simulasi. Setelah disimulasikan maka desain produk yang dirancang dapat diujicobakan pada kelompok yang terbatas. Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi apakah produk yang dirancang lebih efektif dan efisien.

g. Revisi Produk

Setelah melaksanakan ujicoba, akan diketahui bahwa kemungkinan ada kelemahan pada desain produk. Kelemahan yang ada perlu diperbaiki segera. Setelah diperbaiki, produk tersebut dapat diproduksi masal. h. Ujicoba Pemakaian

Setelah pengujian terhadap produk berhasil dan mungkin ada beberapa revisi di bagian yang tidak terlalu penting maka selanjutnya produk tersebut diterapkan dalam lingkup lembaga pendidikan yang luas. Dalam penerapannya, produk tersebut tetap dinilai kekurangan yang muncul. Hal ini digunakan untuk perbaikan lebih lanjut.


(47)

i. Revisi Produk

Dalam pemakaian di lembaga pendidikan yang lebih luas jika terdapat kekurangan atau kelemahan maka perlu dilakukan revisi produk.

j. Produksi Masal

Bila suatu produk telah dinyatakan efektif dan mempunyai kualitas dalam beberapa kali pengujian maka produk tersebut dapat diterapkan pada setiap lembaga pendidikan.

4. Paradigma Pedagogi Reflektif

Paradigma Pedagogi Reflektif merupakan pola pikir dalam menumbuh kembangkan pribadi siswa menjadi pribadi yang mengutamakan nilai kemanusiaan. Pola pikir dalam membentuk pribadi yang mengutamakan nilai kemanusiaan yaitu siswa diberi pengalaman akan suatu nilai kemanusiaan. Kemudian siswa difasilitasi dengan pertanyaan agar merefleksikan pengalaman tersebut, dan berikutnya siswa difasilitasi dengan pertanyaan aksi agar siswa membuat niat dan berbuat sesuai dengan nilai tersebut (Tim Penerbit Kanisius, 2008).

Menurut Suparno (2014), PPR adalah pedagogi bukan sekedar metode pembelajaran. Pedagogi berarti merupakan suatu pendekatan dimana pendidik mendampingi siswa agar siswa berkembang menjadi pribadi yang utuh.


(48)

Menurut Suparno (2014), terdapat lima unsur dalam Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) sebagai berikut:

a. Konteks

Menurut Suparno (2016), dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, guru perlu mengerti konteksnya yang artinya guru harus mengenal pribadi siswa yang akan diajar, lingkungan dan sekolah. Konteks ini akan mempengaruhi pilihan pengalaman dan juga model pembelajaran yang akan digunakan. Semakin pembelajaran kita sesuai dengan konteksnya maka siswa akan semakin mudah dalam memahami materi tersebut. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa konteks adalah suatu kondisi dimana suatu keadaan terjadi.

b. Pengalaman

Menurut Tim Penerbit Kanisius (2008: 42), pengalaman untuk menumbuhkan persaudaraan, solidaritas dan saling memuji adalah pengalaman bekerja sama dalam kelompok kecil yang direkayasa sehingga terjadi interaksi dan komunikasi yang intensif, ramah dan sopan, penuh tenggang rasa dan akrab. Pengalaman sangat penting dalam proses pembelajaran. Guru harus menyediakan pengalaman itu bagi siswa sehingga siswa sungguh mengalami sendiri dan pengalaman itu menjadi miliknya. Pengalaman yang dialami menyangkut aspek pengalaman kognitif, afektif dan psikomotorik (Suparno, 2016).


(49)

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengalaman adalah kejadian yang pernah dialami yang sudah lama atau baru saja terjadi.

c. Refleksi

Refleksi adalah langkah yang sangat penting dalam mendalami pengalaman yang ada. Refleksi sangat membantu siswa dalam menggali pengalaman mereka sedalam-dalamnya serta membantu mereka menemukan makna bagi hidup pribadi dan hidup kemasyarakatan. Guru menfaslitasi dengan pertanyaan-pertanyaan agar siswa merefleksikannya. Melalui refleksi, diharapkan siswa mampu membentuk diri menjadi pribadi yang lebih utuh dan sesuai nilai yang terbentuk melalui pengalaman.

d. Aksi

Ketika siswa mempunyai pengalaman yang menyentuh hatinya, maka siswa mudah dibantu untuk merefleksikannya. Hasil refleksi yang didapat akan memunculkan aksi tertentu. Aksi tersebut berupa aksi batin dan aksi nyata. Aksi batin berkaitan erat dengan sikap yang muncul sedangkan aksi nyata berupa tindakan nyata yang dilakukan dalam kehidupan. Dalam hal ini guru membimbing dan menfasilitasi guru dengan pertanyaan- pertanyaan agar dapat membentuk niat yang diharapkan akan ditindaklanjuti dengan perbuatan atau perilaku.


(50)

Setelah melalui proses pengalaman, refleksi dan aksi yang terjadi maka diadakan evaluasi. Evaluasi ini sangat membantu dalam mengetahui apakah pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar atau tidak. Evaluasi juga dilakukan berkaitan dengan dampak pada sikap dan perilaku siswa.

5. Model Pembelajaran Pengajuan dan Pemecahan Masalah

Menurut Piaget (dalam Muijs & Reynolds, 2008) mengatakan bahwa untuk memahami bagaimana anak berpikir harus melihat perkembangan kualitatif dari kemampuan mereka mengatasi masalah. Untuk mengembangkan kemampuan tersebut menggunakan konsep masalah sebagai suatu situasi tugas yaitu dengan pengajuan dan pemecahan masalah (Pehkonen, 1997).

Pada dasarnya model JUCAMA mengikuti sintaks model-model umum yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Berikut ini akan dijabarkan langkah- langkah model JUCAMA menurut Siswono:

a. Kegiatan Pendahuluan atau Awal

1) Menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran serta menyiapkan siswa agar konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran

2) Memotivasi siswa

Guru memotivasi siswa dengan memberikan contoh-contoh materi dalam kehidupan sehari hari


(51)

b. Kegiatan Inti

1) Menyajikan informasi

Guru meminta siswa untuk membaca informasi yang terdapat dalam buku ajar

2) Mengorientasikan siswa pada kelompok-kelompok

Guru meminta siswa duduk dalam kelompok masing-masing dan memberi tugas kelompok dan membagikan LKS

3) Membimbing penyelesaian secara individual maupun kelompok Guru membimbing siswa untuk menyelesaikan tugas dari LKS dan mengarahkan belajar secara efektif dan efisien.

4) Menyajikan hasil penyelesaian pemecahan dan pengajuan masalah Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan memberikan penilaian terhadap aktifitas.

c. Kegiatan Penutup

Memeriksa pemahaman dan memberikan umpan balik serta evaluasi.

6. Materi Pembelajaran Pythagoras a. Teorema Pythagoras

Menurut Nugroho (2009: 99), dalil Pythagoras ditemukan oleh Pythagoras, seorang ahli matematika bangsa Yunani. Beliau mengungkapkan bahwa kuadrat panjang sisi miring suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat panjang sisi-sisi lain.


(52)

Menurut Wahyuni (2008: 120), pada suatu segitiga siku-siku berlaku: “kuadrat sisi terpanjang (hipotenusa) sama dengan jumlah kuadrat sisi siku-sikunya”.

Gambar 2.2 Segitiga Siku-siku

Sesuai dengan teorema Pythagoras, pada segitiga yang siku-siku di berlaku :

�2 = 2+ 2

Adapun cara untuk membuktikan teorema Pythagoras

Gambar 2.3 Persegi ABCD berukuran (a + b) Bukti :

Luas Daerah yang Diarsir = Luas empat segitiga siku − siku = × Luas Segitiga


(53)

= × × � × = �

dan Luas daerah yang tidak diarsir = luas persegi EFGH = ×

= 2

Luas Persegi ABCD = � + × � +

= �2+ � + 2

Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan ∶

Luas Persegi ABCD = Luas empat segitiga siku − siku + luas persegi EFGH

�2+ � + 2 = � + 2

�2+ � + 2− � = � + 2− �

�2+ � − � + 2 = � − � + 2

�2+ 2 = 2

b. Penggunaan Teorema Pythagoras

1) Kebalikan Dalil/Teorema Pythagoras

Berlaku kebalikan teorema Pythagoras, yaitu Jika pada segitiga terdapat hubungan �2 = 2+ 2, maka segitiga siku- siku di .


(54)

Secara umum dapat dibuat kesimpulan :

a) Jika kuadrat sisi miring = jumlah kuadrat sisi yang lain maka segitiga tersebut siku- siku

b) Jika kuadrat sisi miring < jumlah kuadrat sisi yang laian maka segitiga tersebut lancip

c) Jika kuadrat sisi miring > jumlah kuadrat sisi yang lain maka segitiga tersebut tumpul.

2) Tripel Pythagoras

Misal � > > adalah tiga bilangan asli dan berlaku �2 = 2+ 2 maka �, , dan disebut tripel Pythagoras. 3) Sudut- sudut Istimewa

a) Segitiga Istimewa dengan Sudut °, °, dan 90°

Gambar 2.4 Segitiga sama kaki

Pada segitiga istimewa dengan sudut °, °, dan 90°, panjang sisi miring adalah √ kali panjang sisi lain.


(55)

b) Segitiga Istimewa dengan Sudut 0°, 0°, dan 90°

Gambar 2.5 Segitiga sama sisi

Selanjutnya, membagi sudut di titik C menjadi dua sudut dengan besar sudut yang sama.

Gambar 2.6 Segitiga dengan besar sudut ��°, ��°, dan ��°

Pada segitiga istimewa dengan sudut 0°, 0°, dan 90°, panjang sisi miring adalah 2 kali sisi terpendek dan panjang sisi lainnya adalah √ kali sisi terpendek.


(56)

c) Diagonal Bidang dan Diagonal Ruang

Dalil Pythagoras juga digunakan pada bangun datar dan bangun ruang. Pada bangun ruang seperti kubus dan balok, dalil Pythagoras digunakan untuk menentukan panjang rusuk, panjang diagonal bidang dan panjang diagonal ruang.

c. Menyelesaikan masalah sehari-hari dengan menggunakan teorema Pythagoras

Dalam menyelesaikan masalah sehari-hari dalam bentuk soal cerita, untuk memudahkannya terlebih dahulu dibuat ilustrasi atau sketsa ukuran yang diketahui. Setelah itu diselesaikan dengan menggunakan teorema Pythagoras.

B. Penelitian yang Relevan

Berikut ini adalah kumpulan beberapa jurnal yang berkaitan dengan pengembangan perangkat pembelajaran dengan menggunakan PPR serta menggunakan model JUCAMA :

1. Penerapan Model Pembelajaran JUCAMA Pada Materi Teorema Phytagoras oleh Sulistiyawati dan Susanah, Pendidikan Matematika Unesa.

Berdasarkan penelitian tersebut, diperoleh hasil bahwa penerapan model

JUCAMA sangat bepengaruh pada peningkatan kreativitas siswa dan nilai

ketuntasan. Penelitian ini relevansi dengan penelitian yang akan dirancang oleh peneliti dalam menggunakan model pembelajaran JUCAMA pada materi Pythagoras.


(57)

2. Analisis Implementasi Model Pembelajran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Berdasarkan Unsur Competence-Conscience-Compassion (Studi Kasus Tentang Implementasi Model Pembelajran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Pada Mata Pelajaran IPA di SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta Tahun 2013) oleh Maria Melani Ika Susanti.

Berdasarkan penelitian tersebut, diperoleh hasil bahwa implementasi model PPR sangat berpengaruh pada peningkatan unsur

Competence-Conscience-Compassion. Penelitian yang akan dirancang oleh peneliti relevansi dengan

Penelitian ini relevansi dalam menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif pada proses pembelajaran.

3. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif yang Mengakomodasi Group Investigation di kelas VIII SMP Negeri 1 Yogyakarta oleh Rosevita Melati. Berdasarkan penelitian tersebut, kualitas perangkat pembelajaran menggunakan PPR pada pokok bahasan Limas adalah 4,19 dan termasuk kategori baik.

4. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif yang Mengakomodasi Teori Van Hiele Pokok Bahasan Balok di Kelas VIII E SMP Negeri 1 Yogyakarta oleh Clara Prasetyawati Prabaningrum. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, kualitas perangkat pembelajaran menggunakan PPR pokok bahasan Balok adalah 4,14 dengan kategori baik.


(58)

Penelitian (3) dan (4), relevansi dengan penelitian yang akan dirancang oleh peneliti dalam mengembangkan perangkat pembelajaran menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif.

C. Kerangka Berpikir

Pemikiran tentang pengembangan perangkat pembelajaran dengan menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif adalah suatu tindakan yang menekankan pada pengembangan pengetahuan dan karakter siswa. Paradigma Pedagogi Reflektif meliputi 5 komponen antara lain konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan antara lain: silabus, RPP, LKS, bahan ajar dan penilaian. Pengembangan perangkat pembelajaran dengan menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif dibuat guna meningkatkan unsur Competence-Conscience-Compassion dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PPR diterapkan dalam materi Pythagoras. Proses pembelajaran ini diterapkan menggunakan model pengajuan dan pemecahan masalah (JUCAMA). Pada kegiatan ini siswa akan melihat informasi dari berbagai sumber atau buku bacaan serta siswa akan dibagi dalam beberapa kelompok dan akan mendapatkan LKS (Lembar Kerja Siswa). Dalam pembelajaran materi yang diberikan selalu dikaitkan dengan contoh dalam kehidupan sehari-hari guna membantu siswa dalam memahami materi tersebut.


(59)

Pada akhir pembelajaran ada perwakilan yang mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas serta sebelum mengakhirinya setiap siswa diminta untuk merefleksikan pembelajaran yang sudah dilakukan. Refleksi pembelajaran ini dilakukan agar siswa dapat memaknai pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Hasil dari refleksi akan memunculkan tanggapan aksi berupa tindakan nyata ataupun sikap yang muncul. Setelah seluruh proses dilaksanakan maka diadakan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Hal ini membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar dan ketertarikan siswa untuk belajar matematika.


(60)

38 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dari segi metode “Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development”. Metode penelitian ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2016: 407). Dalam pelaksanaannya, penelitian ini dibatasi sampai revisi produk untuk mengetahui kualitas produk tersebut. Berikut ini merupakan langkah- langkah penelitian dan pengembangan berdasarkan gambar 2.1 mengenai skema penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono:

Potensi dan Masalah

Pengumpulan Data

Desain Produk

Validasi Desain Revisi

Desain Ujicoba

Produk

Revisi Produk


(61)

Langkah- langkah dalam melakukan penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Potensi dan Masalah

Peneliti menemukan potensi dan masalah dengan cara melakukan wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan dengan guru matematika mengenai masalah yang ditemukan guru selama proses pembelajaran. Observasi dilakukan di kelas VIII H SMP Negeri 1 Yogyakarta untuk memperjelas masalah yang sering muncul dalam pembelajaran di kelas dan mengetahui perilaku siswa selama proses pembelajaran.

2. Pengumpulan Data

Setelah menemukan potensi dan masalah, peneliti mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Peneliti mencari berbagai sumber untuk mengatasi masalah tersebut. Hal ini bertujuan sebagai bahan atau acuan dalam merencanakan perancangan desain produk sedangkan penyebaran kuesioner dilakukan di seluruh kelas VIII H untuk mengetahui minat belajar siswa mengenai matematika.

3. Desain Produk

Desain produk yang dikembangkan dalam penelitian ini antara lain silabus, RPP, bahan ajar, LKS, alat peraga dan instrumen penilaian pada materi Pythagoras. Desain produk ini disusun berdasarkan kebutuhan dan perkembangan kognitif siswa dalam hal memecahkan masalah. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan menggunakan pendekatan PPR dengan model pembelajaran JUCAMA.


(62)

4. Validasi Desain

Desain produk yang telah dikembangkan menggunakan PPR divalidasi untuk mengetahui kekuatan atau kelemahan pada produk tersebut. Produk yang disusun divalidasi oleh para ahli yang sesuai dengan bidangnya yaitu 1 dosen pendidikan matematika dan 1 guru matematika.

5. Revisi Produk

Setelah divalidasi oleh para ahli, peneliti melakukan revisi untuk memperbaiki kekurangan pada produk tersebut. Tujuan peneliti melakukan revisi yaitu agar produk tersebut lebih berkualitas.

6. Ujicoba Produk

Perangkat pembelajaran yang sudah divalidasi dan direvisi kemudian akan diujicobakan. Peneliti melakukan ujicoba produk di kelas VIII H SMP Negeri 1 Yogyakarta.

7. Revisi Produk

Revisi produk dilakukan jika terdapat kelemahan dalam produk tersebut. Tujuan dilakukan revisi produk adalah agar meningkatkan kualitas produk. Revisi produk dilakukan berdasarkan masukan-masukan atau saran selama melaksanakan uji coba produk terbatas di kelas VIII H SMP Negeri 1 Yogyakarta.


(63)

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII H di SMP Negeri 1 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa 34 orang dengan rincian 17 orang laki- laki dan 17 orang perempuan.

C. Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif dengan model pembelajaran JUCAMA dan penggunaan alat peraga pada materi Pythagoras. Perangkat pembelajaran yang sudah dibuat diujicobakan untuk mengetahui kualitasnya agar dapat digunakan dalam pembelajaran yang luas.

D. Bentuk Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah semua bahan, keterangan, data fakta-fakta yang tak dapat diukur dan dihitung secara eksak matematis, tetapi hanya berwujud keterangan naratif semata (Pohan, 2007: 45). Data kualitatif didapat dari hasil observasi, wawancara dan refleksi siswa.

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah keterangan-keterangan atau fakta-fakta yang dapat diolah secara matematis. Data kuantitatif didapat dari hasil observasi,


(64)

hasil validasi perangkat pembelajaran, hasil kuesioner respon siswa dan penilaian 3C.

E. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Metode Pengumpulan Data

a) Observasi

Metode pengumpulan data ini merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses (Sugiyono, 2016). Observasi adalah kemampuan untuk memerhatikan, mencatat kejadian atau cara melihat sesuatu atau dapat dikatakan pengamatan langsung dengan penuh perhatian dan merekam secara sistematis apa yang dilihat, didengar dan dirasakan (Yaumi dan Damonopolii, 2014: 112). Observasi ini bertujuan untuk melihat pelaksanaan aktifitas pembelajaran yang melibatkan interaksi guru dan siswa dengan sumber belajar.

b) Wawancara

Metode pengumpulan data ini berupa pertanyaan-pertanyaan tentang sikap siswa terhadap pembelajaran. Subjek dari metode ini adalah siswa yang mengalami secara langsung pembelajaran dikelas yaitu siswa kelas VIII H SMP Negeri 1 Yogyakarta. Wawancara digunakan untuk mengetahui atau menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga mengetahui hal-hal dari siswa yang lebih mendalam


(65)

(Sugiyono, 2016). Selain itu, wawancara dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran.

c) Penyebaran Kuesioner

Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pernyataan tertulis yang perlu dijawab oleh siswa. Lembar kuesioner diberikan kepada siswa untuk mengetahui respon siswa setelah melaksanakan proses pembelajaran menggunakan PPR.

d) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono, 2016: 329). Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya- karya monumental dari seseorang. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih dipercaya jika didukung oleh karya tulis. Data yang sudah dikumpulkan akan diolah menjadi transkripsi data.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi, pedoman wawancara, lembar kuesioner respon siswa, penilaian dan validasi ahli.

a) Lembar Observasi

Lembar observasi yang dirancang digunakan untuk mengobservasi kegiatan yang terjadi selama proses pembelajaran. Peneliti melakukan observasi sebanyak lima kali yaitu observasi untuk


(66)

mengetahui potensi dan masalah dan keterlaksanaan pembelajaran matematika menggunakan PPR. Lembar validasi yang disusun berpedoman pada lembar observasi PPL USD tetapi dalam hal ini dikembangkan dengan menggunakan pendekatan PPR. Observasi keterlaksanaan desain produk terdapat 40 pernyataan dengan 2 alternatif jawaban. Skala penilaian lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran menggunakan skor 0 dan 1 dengan kriteria 0 = tidak dan 1 = ya. Lembar observasi tersebut divalidasi oleh ahli dengan hasil 3,2 dan masuk dalam kategori “cukup baik”. Berikut adalah kisi-kisi lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi

NO ASPEK YANG DIAMATI

I PRAPEMBELAJARAN

1 Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media 2 Memeriksa kesiapan siswa

II MEMBUKA PELAJARAN (Konteks)

1 Melakukan kegiatan apersepsi (mengingatkan kembali materi segitiga, segiempat kuadrat dan akar kuadrat)

2 Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya (seperti menunjukkan alat peraga Pythagoras)

3 Memberikan motivasi dengan menjelaskan manfaat teorema pythagoras dalam kehidupan sehari-hari

III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN (Pengalaman) A. Penguasaan materi pelajaran

1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 3. Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar


(67)

4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan B. Pendekatan/strategi pembelajaran

1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai (Competence, Conscience, Compassion).

2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa

3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut

4. Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi 5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 6. Mengakomodasi adanya keragaman budaya Nusantara

7. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif: tanggung jawab, kerja sama, kerja keras. 8. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah

dialokasikan

9. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif: peduli, saling membantu

10. Melaksanakan pembelajaran yang memacu untuk menemukan konsep materi

11. Melaksanakan pembelajaran yang memacu siswa untuk dapat berpikir aktif dan kreatif dalam menyelesaikan permasalahan C. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar

1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media (Alat peraga teorema Pythagoras)

2. Menghasilkan pesan yang menarik (menggunakan alat peraga untuk menemukan dalil Pythagoras)

3. Menggunakan media secara efektif dan efisien

4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media (memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan teorema Pythagoras)

D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa

1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 2. Merespons positif partisipasi siswa


(68)

4. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa 5. Menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif

6. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar E. Penilaian proses dan hasil belajar

1. Melakukan penilaian awal

2. Memantau kemajuan belajar 3. Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi

4. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

F. Penggunaan bahasa

1. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 2. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

IV PENUTUP (Refleksi)

A. Refleksi dan rangkuman pembelajaran

1.

Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa (manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan pembelajaran terkait Pythagoras)

2. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa B. Pelaksanaan tindak lanjut (Aksi)

1. Memberikan arahan, kegiatan atau tugas sebagai tindak lanjut dari refleksi siswa

b) Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara ini digunakan sebagai acuan dalam mewawancarai guru matematika kelas VIII H SMP Negeri 1 Yogyakarta. Peneliti melakukan wawancara dengan guru guna mengetahui potensi dan masalah serta keterlaksanaan pembelajaran


(69)

menggunakan PPR pada materi Pythagoras. Pedoman wawancara setelah uji coba produk divalidasi oleh ahli dengan hasil 3,2 dan termasuk dalam kategori “cukup baik”. Berikut ini merupakan kisi-kisi pedoman wawancara.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan A Kurikulum dan Strategi Pembelajaran

1. Kurikulum apa yang digunakan oleh sekolah?

2. Apakah siswa mengalami kesulitan dengan adanya perubahan kurikulum?

3. Bagaimana pendapat ibu mengenai pendidikan sedang dijalankan sekarang?

4. Model pembelajaran apa yang sering digunakan dalam pembelajaran matematika?

5. Bagaimana respon siswa terhadap model pembelajaran yang diterapkan selama proses pembelajaran?

6. Apakah sekolah sudah pernah menerapkan PPR? jika sudah, bagaimana tanggapan terhadap penerapan PPR di sekolah?

7. Apakah metode yang sering digunakan saat menjelaskan materi Pythagoras?

8. Apakah pembelajaran tentang materi Pythagoras dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari?

B Proses Pembelajaran

9. Bagaimana minat belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran matematika?

10. Apa saja masalah yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran?

C Materi Pelajaran

11. Bagaimana pemahaman siswa mengenai materi Pythagoras?

12. Apakah siswa mampu menggunakan teorema Pythagoras dengan tepat dalam menyelesaikan soal?

13. Dari sub bahasan mengenai pembuktian teorema Pythagoras, penggunaan Pythagoras dan penyelesaian masalah Pythagoras dalam kehidupan sehari- hari, manakah sub bahasan yang paling dianggap sulit?

14. Mengapa siswa mengalami kesulitan pada suatu sub bahasan? D Media Pembelajaran/ Alat Peraga


(70)

15. Apakah Bapak/Ibu menggunakan alat peraga dalam menjelaskan materi Teorema Pythagoras?

16. Apakah penggunaan alat peraga dalam pembelajaran sudah efektif? 17. Apakah alat peraga yang digunakan sesuai dengan tujuan

pembelajaran?

18. Bagaimana respon siswa terhadap penggunaan alat peraga pada proses pembelajaran?

E Refleksi dan Evaluasi

19. Apakah diakhir pembelajaran siswa diajak untuk merefleksikan kegiatan pembelajaran?

20. Bagaimana sistem penilaian yang dilakukan oeh ibu? (tugas, ulangan, kuis, afektif, psikomotorik)

21. Apakah Bapak/Ibu sudah melakukan penilaian kognitif, afektif dan psikomotorik?

22. Apakah Bapak/Ibu sudah memberikan tugas sesuai dengan tujuan pembelajaran?

Tabel 3.3Kisi-kisi Pedoman Wawancara Setelah Uji Coba Produk A Kurikulum dan Strategi Pembelajaran

1. Bagaimana pendapat dan perasaan ibu setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PPR?

2. Apakah ada kesulitan yang ibu hadapi selama melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PPR?

B Proses Pembelajaran

3. Bagaimana respon siswa terhadap proses pembelajaran secara keseluruhan menggunakan pendekatan PPR?

4. Bagaimana minat belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PPR?

5. Apa saja masalah yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PPR?

6. Apakah materi diajarkan selalu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari?

7. Apakah ibu selalu mengajak siswa untuk mengalami sendiri materi yang akan diajarkan?

8. Apakah menurut ibu, pengalaman yang didapat oleh siswa mempengaruhi nilai-nilai kemanusiaan?

9. Apakah disetiap akhir pembelajaran siswa diajak untuk merefleksikan kegiatan pembelajaran yang sudah terlaksana? 10. Apakah ibu selalu memberikan arahan kepada siswa untuk


(71)

11. Bagaimana tanggapan ibu terkait perkembangan kognitif siswa setelah diberikan pembelajaran menggunakan pendekatan PPR? 12. Bagaimana tanggapan ibu mengenai sikap siswa yang terbentuk

selama proses pembelajaran menggunakan pendekatan PPR?

C Materi Pelajaran

13. Apakah materi Pythagoras yang diajarkan kepada siswa sudah memenuhi pendekatan PPR?

14. Apakah siswa mampu memahami materi Pythagoras dengan pendekatan PPR?

15. Apakah siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi Pythagoras dengan pendekatan PPR?

D Media Pembelajaran/Alat Peraga

16. Apakah Bapak/Ibu penggunaan alat peraga sudah sesuai dengan ketercapaian pelaksanaan pembelajaran?

17. Apakah penggunaan alat peraga dalam pembelajaran sudah efektif? 18. Apakah penggunaan alat peraga sangat membantu ibu dan siswa? 19. Bagaimana respon siswa terhadap penggunaan alat peraga pada

proses pembelajaran?

E Refleksi dan Evaluasi

20. Bagaimana penilaian hasil belajar siswa yang dilakukan sudah sesuai dengan Pendekatan PPR (3C)?

21. Bagaimana proses penilaian dengan menggunakan pendekatan PPR?

22. Bagaimana hasil belajar siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PPR?

c) Kuesioner

Kuesioner yang dirancang bertujuan untuk mengetahui respon siswa setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan PPR. Lembar kuesioner ini divalidasi oleh dosen dengan hasil 3,16 dan termasuk kategori “cukup baik”. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini


(72)

terdapat 30 pernyataan yang terdiri dari 15 pernyataan positif dan 15 pernyataan negatif. Berikut ini merupakan kisi-kisi kuesioner.

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner

No Aspek Indikator

Nomor Pernyataan Positif Negatif

1

Sikap siswa terhadap pembelajaran

matematika terkait teorema Pythagoras dengan menggunakan pendekatan PPR

Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika terkait Teorema Pythagoras dengan pendekatan PPR

1, 11, 20, 30

2, 4, 16, 24

Mengetahui manfaat mempelajari matematika (Teorema Pythagoras) dengan pendekatan PPR

13, 17 7, 21, 23

2

Penguasaan

pendekatan PPR pada pembelajaran

matematika terkait teorema Pythagoras

Menguasai materi teorema Pythagoras (Competence)

3, 19 14, 15, 26 Menunjukkan sikap

Conscience dalam proses pembelajaran

5, 8, 9, 29 27, 22

Menunjukkan sikap

Compassion dalam proses pembelajaran

6, 18, 28 10, 12, 25

Total 15 15

d) Penilaian

Penilaian Competence digunakan untuk mengukur kemampuan siswa terhadap materi Pythagoras. Tes hasilbelajar diadakan sebanyak 3 kali pertemuan. Tes ini berupa soal uraian yang meliputi materi Pythagoras. Tes hasil belajar ini divalidasi oleh 1 dosen dan 1 guru dan hasilnya adalah tes hasil belajar 1 (skor 3,5), tes hasil belajar 2 (3,5), tes


(73)

hasil belajar 3 (4,6) dengan kategori “Baik”. Berikut ini merupakan kisi-kisi tes hasil belajar siswa.

Tabel 3.5 Kisi-kisi Penilaian Tes Hasil Belajar Tes Hasil Belajar 1

Kompetensi Dasar Indikator Soal Nomor soal

Menggunakan teorema Pythagoras untuk menentukan panjang sisi-sisi segitiga siku-siku. Menemukan teorema Pythagoras Teorema Pythagoras 1 Menghitung panjang sisi

segitiga siku-siku jika dua sisi lain diketahui

2 3 a 3 b 4 Tes Hasil Belajar 2

Menggunakan teorema Pythagoras untuk menentukan panjang sisi-sisi segitiga siku-siku. Menghitung

perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa (salah satu sudutnya 0°, ° dan 0°).

Segitiga-segitiga khusus a. Sudut

0� dan 0� b. Sudut � 1 2 3.a 3.b 4

Tes Hasil Belajar 3 Menggunakan

teorema Pythagoras untuk menentukan panjang sisi-sisi segitiga siku-siku.

Menghitung panjang sisi segitiga siku-siku jika dua sisi lain diketahui

Penerapan teorema Pythagoras dalam kehidupan sehari- hari 3 Memecahkan masalah pada bangun datar yang berkaitan dengan Teorema

Pythagoras.

Menghitung panjang diagonal pada bangun datar, misal persegi, persegi panjang, dsb

Panjang Diagonal : a. Bidang b. Ruang 1 2 4 5

Selain itu, peneliti juga melakukan observasi terhadap siswa untuk melihat karakter-karakter/nilai kemanusiaan yang terbentuk selama


(74)

proses belajar mengajar. Nilai kemanusiaan yang terbentuk dilihat dari penilaian conscience dan compassion. Penilaian conscience (suara hati) dilihat dari nilai tanggung jawab, kerja keras dan teliti sedangkan penilaian compassion meliputi nilai kerja sama dan menghargai pendapat. Untuk melihat sikap dan perilaku siswa di kelas, peneliti menggunakan rubrik penilaian. Lembar penilaian tersebut divalidasi oleh ahli dengan hasil validasi untuk lembar penilaian conscience adalah 4,16 (validasi isi) dan 3,5 (bahasa soal) masuk dalam kategori “baik” sedangkan untuk hasil validasi lembar penilaian compassion adalah 3,75 (validasi isi) dan 3,5 (bahasa soal) dan masuk dalam kategori “baik”.

Berikut ini adalah penilaian conscience dan compassion.

Tabel 3.6 Kisi-kisi Penilaian Conscience dan Compassion

Conscience

No Indikator

1 Tanggung Jawab

a) Kurang baik jika siswa tidak mau mengerjakan atau menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. b) Cukup baik jika siswa mau mengerjakan tugas yang

diberikan tetapi siswa tidak mengumpulkan tepat waktunya

c) Baik jika siswa mau mengerjakan tugas yang diberikan dan dikumpulkan tepat pada waktunya.

2 Teliti

a) Kurang baik jika siswa tidak tepat dalam menuliskan langkah- langkah pengerjaan atau hasil perhitungan b) Cukup baik jika siswa kurang tepat dalam menuliskan


(75)

c) Baik jika siswa sudah dengan tepat menuliskan langkah langkah pengerjaan atau memperoleh hasil yang akurat. 3 Kerja Keras

a) Kurang baik jika siswa mengerjakan tugas yang diberikan namun sebagian besar belum diselesaikan

b) Cukup jika siswa siswa sudah menyelesaikan sebagian besar tugas yang diberikan

c) Baik jika siswa menyelesaikan semua tugas yang berkaitan dengan teorema Pythagoras.

Compassion

No Indikator

1 Kerja Sama

a) Kurang baik jika siswa tidak pernah bersedia membantu teman dalam memecahkan persoalan

b) Cukup baik jika siswa kadang-kadang membantu teman dalam menyelesaikan persoalan

c) Baik jika siswa selalu bersedia membantu teman dalam menyelesaikan persoalan.

2 Menghargai Pendapat

a) Kurang baik jika siswa tidak pernah mendengarkan pendapat yang disampaikan oleh teman kelompok dalam proses pembelajaran

b) Cukup baik jika siswa kadang-kadang mendengarkan pendapat yang disampaikan oleh teman dalam proses pembelajaran

c) Baik jika siswa selalu bersedia mendengarkan pendapat yang disampaikan teman dalam pembelajaran

e) Lembar Validasi Perangkat Pembelajaran

Lembar validasi digunakan untuk mengetahui kevalidan perangkat pembelajaran yang sudah dirancang oleh peneliti. Lembar validasi


(76)

perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, bahan ajar, LKS, alat peraga dan instrumen penilaian. Perangkat pembelajaran yang dirancang divalidasi oleh 1 guru dan 1 dosen. Di bawah ini merupakan kisi- kisi validasi perangkat pembelajaran.

Tabel 3.7 Kisi-kisi Lembar Validasi Perangkat Pembelajaran KOMPONEN SILABUS

1 Kelengkapan unsur-unsur silabus

2 Kesesuaian antara Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator 3 Kualitas perumusan kegiatan pembelajaran (sesuai dengan pendekatan

Paradigma Pedagogi Reflektif dan model Pengajuan dan Pemecahan masalah)

4 Kualitas perilaku yang dituntun dalam indikator mencerminkan keutuhan perkembangan pribadi siswa

5 Tingkat kecukupan sumber belajar yang digunakan 6 Ketepatan dalam memilih media

7 Kesesuaian teknik penilaian yang digunakan dengan indikator

8 Penggunaan bahasa sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baku KOMPONEN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN A Komponen RPP

Ketercukupan komponen-komponen RPP sebagai penunjang ketercapaian kompetensi

B Identitas RPP

Kelengkapan identitas RPP C Rumusan tujuan/indikator

Kesesuaian rumusan tujuan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar

Ketepatan penyusunan kata kerja operasional yang dapat diukur Ketercakupan pengetahuan, sikap, dan keterampilan


(77)

Keluasan (memuat fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan skill) yang sesuai dengan tujuan pemebelajaran

Kesesuaian materi dengan perkembangan kognitif Sistematika susunan materi

E Metode Pembelajaran

Kesesuaian metode pembelajaran yang digunakan dengan indikator dan tujuan pembelajaran

F Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran yang dirancang sudah mengakomodasi pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif dan Model Pengajuan Masalah dan

Pemecahan Masalah

Kesesuaian waktu yang digunakan dengan materi pembelajaran H Pemilihan sumber belajar

Kesesuaian sumber belajar dengan materi pembelajaran Kesesuaian sumber belajar dengan tujuan pembelajaran I Bahasa

Menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baku Bahasa yang digunakan komunikatif

Kejelasan bahasa yang digunakan sehingga tidak menimbulkan penafsiran KOMPONEN BAHAN AJAR

Kelengkapan unsur-unsur silabus

Kesesuaian antara Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Kualitas perumusan kegiatan pembelajaran (sesuai dengan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif dan model Pengajuan dan Pemecahan masalah)

Kualitas perilaku yang dituntun dalam indikator mencerminkan keutuhan perkembangan pribadi siswa

Tingkat kecukupan sumber belajar yang digunakan Ketepatan dalam memilih media

Kesesuaian teknik penilaian yang digunakan dengan indikator


(78)

KOMPONEN LKS A Format LKS

1. Kejelasan pembagian materi

2. Petunjuk LKS sederhana sehingga mudah dipahami siswa 3. Tampilan LKS yang menarik

B ISI

1. Kesesuaian dengan indikator yang akan dicapai 2. Kebenaran konsep

3. Kesesuaian dengan pendekatan pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dengan model pengajuan dan pemecahan masalah C BAHASA

1. Kesederhanaan struktur kalimat

2. Kalimat soal tidak mengandung arti ganda

3. Menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baku KOMPONEN ALAT PERAGA

Kesesuaian alat peraga dengan tujuan pembelajaran Kesesuaian alat peraga dengan tingkat kemampuan siswa Kegunaan alat peraga dalam menjelaskan konsep

Pemilihan ukuran dan tampilan alat peraga Kejelasan gambar

Alat peraga yang menarik

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah semua bahan, keterangan, dan fakta-fakta yang tidak dapat diukur dan dihitung secara matematis karena berwujud keterangan verbal. Data kuantitatif merupakan data berupa angka yang jelas dan tidak menuntut intepretasi mendalam.


(79)

1. Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif yaitu hasil wawancara, observasi dan refleksi. Hasil observasi dideskripsikan berdasarkan indikator-indikator yang diamati. Hasil wawancara juga dideskripsikan sesuai dengan pedoman wawancara yang dirancang sedangkan refleksi siswa disesuaikan dengan hasil refleksi siswa selama pembelajaran.

2. Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil observasi, hasil kuesioner respon siswa, hasil validasi oleh ahli dan penilaian. Data penelitian ini dianalisis sebagai berikut :

a. Hasil Observasi

Hasil observasi ini digunakan untuk menganalisa keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PPR. Lembar observasi memuat pernyataan-pernyataan dengan skala 0-1. Hasil observasi berkaitan dengan keterlaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan PPR yang dilakukan oleh guru. Presentase keterlaksanaan pembelajaran dapat diperoleh dari :

�� = �

Keterangan

��: Presentase keterlaksanaan pembelajaran � : Jumlah indikator yang terlaksana


(1)

(2)

Lampiran 25

Gambar Penelitian 1. Pertemuan Pertama


(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Pengembangan perangkat pembelajaran Matematika menggunakan paradigma pedagogi reflektif dan jigsaw tipe II pada topik prisma di kelas VIII E SMP Negeri 1 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

0 0 4

Pengembangan perangkat dan modul pembelajaran materi menghemat air berdasarkan pendekatan paradigma pedagogi reflektif untuk siswa kelas IIIA SD Negeri Petinggen Yogyakarta.

0 0 133

Pengembangan perangkat pembelajaran matematika menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dengan model pembelajaran problem based learning dan bantuan alat peraga pada materi lingkaran kelas VIII H SMP Negeri 1 Yogyakarta.

4 55 533

Pengembangan perangkat pembelajaran matematika menggunakan paradigma pedagogi reflektif yang mengakomodasi group investigation di kelas VIII SMP Negeri 1 Yogyakarta.

0 0 2

Pengembangan perangkat pembelajaran matematika menggunakan paradigma pedagogi reflektif yang mengakomodasi teori van Hiele pokok bahasan balok di kelas VIII E SMP Negeri 1 Yogyakarta.

0 0 369

Pengembangan perangkat pembelajaran materi garis dan sudut dengan pendekatan paradigma pedagogi reflektif menggunakan model pembelajaran contextual teaching and learning di SMP Negeri 1 Yogyakart

0 25 639

Pengembangan perangkat dan modul pembelajaran materi menghemat air berdasarkan pendekatan paradigma pedagogi reflektif untuk siswa kelas IIIA SD Negeri Petinggen Yogyakarta

1 9 131

Pengembangan perangkat pembelajaran matematika menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dengan model pembelajaran problem based learning dan bantuan alat peraga pada materi lingkaran kelas VIII H SMP Negeri 1 Yogyakarta

0 29 531

Pengembangan perangkat pembelajaran Matematika menggunakan paradigma pedagogi reflektif dan jigsaw tipe II pada topik prisma di kelas VIII E SMP Negeri 1 Yogyakarta tahun ajaran 2015 2016

0 32 420

Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada pembelajaran dalil pythagoras di SMP Kanisius Tirtomoyo - USD Repository

0 3 139