Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN

77

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN

KETERBATASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian pengembangan membahas tentang 1 langkah- langkah penelitian menurut Borg and Gall yang meliputi Penelitian dan Pengumpulan Data Research and Information collection, Merencanakan Penelitian Planning, Pengembangan Desain Produk Developinging Preliminary form of Product, Uji Coba Terbatas Preliminary Field Testing, Revisi Hasil Uji Coba Terbatas Main Product Revision. Langkah-langkah penelitian yang dilakukan menurut Borg and Gall sebagai berikut.

1. Penelitian dan Pengumpulan Data Research and Information Collection

Penelitian dan pengumpulan data adalah langkah awal yang digunakan peneliti untuk mencari data yang akan digunakan dalam merancang pengembangan produk pembelajaran bangun ruang sisi datar prisma yang menggunakan PPR dengan mengakomodasi teori Van Hiele dan pembelajaran kooperatif model Jigsaw tipe II. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran angket pada siswa kelas VIII E serta observasi dan wawancara pada guru matematika SMP Negeri 1 Yogyakarta. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada guru di kelas saat proses pembelajaran matematika, kendala yang ditemukan adalah kurangnya inovasi guru dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah. Pembelajaran masih terpusat pada guru, sehingga siswa masih sulit menemukan konsep secara mandiri dalam individu maupun kelompok. Oleh sebab itu, guru dirasa belum baik dalam menggunakan pendekatan saintifik yang diterapkan di sekolah. Selain itu, guru juga masih kesulitan dalam mengkondisikan kelas agar dapat tercipta suasana yang tenang dan mendukung untuk belajar. Siswa yang banyak, aktif, mayoritas kritis ketika menanggapi sesuatu dan guru yang kurang tegas dalam mengajar adalah salah satu alasan suasana kelas gaduh dan tidak kondusif. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru matematika, tidak ada kesulitan yang spesifik terhadap materi bangun ruang sisi datar prisma, namun beberapa siswa masih kesulitan dalam menyebutkan unsur-unsur bangun ruang sisi datar, menggambar jaring- jaring serta bangun ruang sisi datar tersebut. Kekurangan alat peraga menjadi salah satu penghambat guru untuk memenuhi kebutuhan proses pembelajaran. Akibat dari siswa yang merasa kesulitan dalam menyebutkan unsur-unsur dan menggambar jaring-jaring bangun ruang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sisi datar karena siswa hanya membayangkan bangun ruang sisi datar tanpa melihat benda nyata. Kurangnya inovasi guru dalam pembelajaran seperti LKS yang kurang menarik dan tidak mengaitkan pada kehidupan sehari-hari sehingga siswa merasa kesulitan dan tidak ada gunanya dalam kehidupan nyata. Masalah lainnya pada pembelajaran adalah kerja kelompok antar siswa yang kurang diberi apresiasi akan hasil yang sudah dikerjakan siswa bersama kelompoknya. Sampai saat ini guru hanya melakukan penilaian kognitif. Penilaian afektif dan psikomotorik belum dilakukan dengan baik karena guru masih bingung dalam menentukan rubrik dan skala yang digunakan untuk penilaian. Tugas yang diberikan hanya digunakan untuk penilaian kognitif saja belum bersifat afektif dan psikomotorik. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, ada beberapa potensi dari siswa maupun guru untuk mengembangkan proses pembelajaran yang dilakukan. Potensi dari siswa adalah siswa yang aktif, kritis dan banyak bertanya dapat diarahkan menjadi lebih baik dan berguna bila pembelajaran yang diberikan sesuai dengan kemampuan siswa-siswa tersebut. Hal ini dapat dilihat saat siswa aktif dan kritis pada saat guru melakukan kesalahan dalam menyampaikan materi. Potensi yang dapat dilihat dari guru adalah guru memiliki semangat dan kemauan untuk belajar mengenai pendekatan dan model pembelajaran yang lebih inovatif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pada saat peneliti menjelaskan produk pembelajaran yang akan dikembangkan menggunakan PPR, teori Van Hiele dan pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II, guru menanyakan tentang PPR dan fase teori Van Hiele untuk mengetahui lebih dalam lagi. Guru meminta rangkuman tentang kegiatan pembelajaran menggunakan PPR dan fase Van Hiele untuk mempelajari dan mempersiapkan diri pada saat mengajar di kelas. Namun mengenai model pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II guru sudah sedikit mengenalnya karena pernah menerapkan Jigsaw tipe I pada materi yang sama di kelas lain. Dalam penelitian ini, guru yang akan mengajar pada proses pembelajarannya, sedangkan untuk produk pembelajaran peneliti yang mengembangkan. Peneliti melakukan pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner pada siswa serta mengobservasi dan mewawancarai guru matematika serta meminta data mengenai nilai kognitif siswa. Tujuan peneliti meminta data mengenai nilai kognitif siswa, guna membagi siswa secara heterogen untuk kelompok kerja siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II. Dengan demikian siswa diharapkan mampu mengikuti pembelajaran menggunakan PPR dengan baik dan mampu mencapai nilai 3C Competence, Conscience, Compassion sebagai tujuan utama pembelajaran PPR. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Merencanakan Penelitian Planning

Berdasarkan penelitian dan pengumpulan data yang telah dilakukan, peneliti merancang produk perangkat pembelajaran menggunakan PPR yang mengakomodasi teori Van Hiele dan menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II. Peneliti menggunakan PPR dalam pembelajaran, diharapkan siswa mampu lebih memahami materi dan makna pembelajaran matematika dalam kehidupan sehari-hari Konteks. Peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II yang dikombinasi dengan teori Van Hiele sebagai pengalaman baru bagi siswa maupun guru dalam pembelajaran. Selain itu, proses ini merupakan inovasi baru dalam pembelajaran sehingga guru dan siswa merasa senang dalam mempelajari matematika Pengalaman. Kelebihan dari pembelajaran PPR adalah guru mengajak siswa untuk merefleksikan apa saja yang dipelajari dalam pembelajaran, selain materi siswa juga diajak belajar menjadi manusia yang utuh dengan sikap-sikap yang muncul saat bekerjasama dalam kelompok Refleksi. Sebagai aksi siswa setelah mengikuti pembelajaran, guru mengajak siswa untuk menerapkan materi yang diberikan ke dalam kehidupan sehari-hari seperti membuat benda berbentuk prisma yang dapat digunakan dikehidupan sehari-hari Aksi. Seperti pembelajaran lainnya, pembelajaran PPR juga menggunakan evaluasi akhir yaitu ulangan harian sebagai alat untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI melihat pemahaman siswa dalam menerima materi prisma yang telah diberikan sebagai hasil dari proses pembelajaran Evaluasi. Dalam mewujudkan rancangan perangkat dan proses pembelajaran tersebut diperlukan beberapa hal untuk mendukung terlaksananya pembelajaran tersebut. Berikut beberapa langkah yang dilakukan.

a. Observasi dan Wawancara Awal

Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan pembelajaran guru di kelas. Hal yang diamati antara lain metode pembelajaran, kondisi kelas dan kegiatan guru dalam proses pembelajaran. Hasil pengamatan dicatat pada lembar observasi. Wawancara awal dilaksanakan setelah peneliti melakukan observasi. Wawancara awal digunakan untuk melengkapi informasi yang belum terlihat saat observasi. Observasi dan wawancara digunakan untuk menentukan perangkat pembelajaran yang akan dirancang peneliti.

b. Menyusun Pengembangan Desain Perangkat Pembelajaran

Peneliti melakukan proses pengembangan desain menggunakan teori Borg and Gall. Penyusunan pengembangan desain perangkat pembelajaran dilakukan setelah peneliti selesai melakukan penelitian dan pengumpulan data seperti observasi dan wawancara guru. Desain perangkat pembelajaran yang dirancang peneliti menggunakan pembelajaran PPR yang mengakomodasi teori Van Hiele yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II agar dapat tercapai indikator dengan baik.

c. Memvalidasi Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran yang dirancang harus divalidasi oleh para ahli agar terjamin kevalidannya. Validasi ahli dilakukan setelah semua rancangan perangkat pembelajaran selesai dibuat. Peneliti meminta bantuan dua validator ahli yaitu guru yang akan mengajar dan dosen. Validasi ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian perangkat pembelajaran yang telah dirancang dengan indikator yang diharapkan, sehingga perangkat pembelajaran siap untuk diujicobakan.

d. Melakukan Uji Coba Terbatas dan Revisi Hasil

Uji coba terbatas ini dilaksanakan setelah perangkat pembelajaran selesai divalidasi oleh ahli dan direvisi. Uji coba terbatas dilakukan pada siswa kelas VIII E SMP Negeri I Yogyakarta dengan 35 siswa, yang terdiri dari 18 siswa putri dan 17 siswa putra. Selanjutnya uji coba terbatas ini yang melaksanakan dan mengajar dalam proses pembelajaran adalah guru matematika, sedangkan peneliti berperan sebagai pengamat dan pemberi arahan pada guru saat pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran ini diobservasi oleh beberapa teman peniliti. Pembelajaran yang sedang berlangsung pengaturan alokasi waktunya dan dokumentasi dilakukan oleh salah satu teman peniliti. Uji coba terbatas ini berlangsung selama tiga kali pertemuan. Dua pertemuan tatap muka untuk proses pembelajaran dan penyampaian materi. Satu pertemuan dilakukan untuk mengevaluasi siswa dengan ulangan harian. Setelah proses pembelajaran uji coba terbatas selesai, peneliti melakukan revisi pada perangkat pembelajaran yang dikira masih kurang baik berdasarkan pendapat guru maupun siswa, hasil pekerjaan siswa dan video penelitian. Revisi dilakukan untuk memperbaiki perangkat pembelajaran agar dapat lebih layak digunakan untuk uji coba lapangan yang lebih luas.

e. Membagikan Keusioner Respon Siswa Setelah Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran selesai peneliti menyebarkan angketkuesioner kepada siswa pada dipertemuan kedua. Penyebaran angket ini untuk melihat respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dirancang peneliti. Hasil data dari respon siswa digunakan sebagai data kuantitatif pada penelitian ini.

3. Pengembangan Desain Produk Developing Preliminary form of

Product Perangkat pembelajaran yang dirancang peneliti adalah silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, bahan ajar, Lembar Kerja Siswa LKS, dan penilaian yang meliputi tiga aspek yaitu penilaian hasil belajar siswa Competence, penilaian sikap hati nurani Conscience serta penilaian bela rasa Compassion. Berikut merupakan penjelasan dari perangkat pembelajaran yang dirancang.

a. Silabus

Silabus yang dirancang peneliti berpedoman pada silabus yang sudah tersedia di sekolah kemudian dikembangkan dengan pembelajaran PPR yang mengakomodasi fase pembelajaran Van Hiele dan model pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II. Silabus yang dikembangkan digunakan untuk pembelajaran prisma. Silabus yang dirancang peniliti terdiri dari kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran yang menggunakan pembelajaran PPR, teori Van Hiele dan model pembelajaran Jigsaw tipe II, indikator, penilaian yang meliputi teknik, bentuk, contoh instrumen, alokasis waktu, sumber belajar serta mediaalat pembelajaran. Pada penilaian menggunakan penilaian 3C competence, conscience, compassion, di mana pada penilaian competence dapat dilihat pada form penilaian. Sedangkan untuk penilaian conscience dan compassion dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh guru.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang dirancang peneliti dibuat untuk materi prisma dengan alokasi waktu menit 2 pertemuan. Pada pertemuan pertama, RPP membahas sifat-sifat prisma, bagian prisma dan jaring-jaring prisma. Pada pertemuan kedua RPP membahas tentang menentukan dan menghitung luas permukaan serta menentukan dan menghitung volume prisma. RPP yang digunakan dapat dilihat pada lampiran ... Peneliti juga mengembangkan RPP pada proses pembelajaran dengan menggunakan PPR yang mengakomodasi teori Van Hiele dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II dalam langkah-langkah kegiatan pembelajaran. Peneliti membuat RPP sedetail mungkin sehingga guru dapat dengan mudah melakukan proses pembelajaran dan memahami indikator yang ingin dicapai. Peneliti mencantumkan karakter-karakter yang akan dinilai pada penilaian conscience dan compassion, sehingga guru dapat membantu siswa dalam mengembangkan nilai-nilai yang ingin dicapai.

c. Bahan Ajar

Bahan ajar yang dibuat berisi tentang materi prisma yang meliputi pengertian prisma dan contoh prisma dalam kehidupan sehari-hari, ciri-ciri dan unsur prisma, cara melukis jaring-jaring dan bangun ruang sisi datar prisma, serta cara menghitung luas permukaan dan volume prisma. Bahan ajar yang dibuat sesuai dengan pembelajaran PPR sehingga mempermudah guru saat mengajar menggunakan pembelajaran PPR. Materi dalam bahan ajar dibuat sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran. Selain itu materi juga memuat bahasa yang sederhana sehingga dapat dipahami dengan mudah oleh guru dan siswa. Bahan ajar yang dibuat juga disertai gambar-gambar yang mendukung materi. Bahan ajar dilengkapi dengan sumber bahan ajar yang digunakan peneliti dalam pembuatan, untuk membantu guru menemukan sumber belajar apabila ada pengertian atau materi yang kurang jelas dan salah.

d. Lembar Kerja Siswa LKS

Lembar kerja siswa dibuat berisi identitas kelompok, alokasi waktu, tujuan kegiatan yang meliputi 3C competence, conscience, compassion, alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan, dan petunjuk kegiatan yang akan menjadi pedoman kegiatan siswa. Lembar kerja siswa dibuat menggunakan pembelajaran PPR yang mengakomodasi fase-fase teori Van Hiele dan menggunakan langkah-langkah pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lembar kerja siswa dibuat menarik agar siswa tidak merasa bosan dan tertarik untuk mempelajari matematika lebih dalam lagi. Lembar kerja siswa dibuat agar dapat mengajak siswa untuk berpikir bersama kelompok dalam menemukan konsep-konsep secara mandiri. Lembar kerja siswa dilengkapi dengan keterangan- keterangan pembelajaran PPR yang mengakomodasi fase-fase teori Van Hiele yang menggunakan langkah-langkah Jigsaw tipe II, agar siswa dapat mempelajari materi secara tertata dan teratur sehingga siswa dapat memahami dan mempelajarinya dengan baik dan berguna dikemudian hari. Keistimewaan LKS adalah pada akhir pembelajaran siswa adalah guru memberikan lembar penilaian pada tiap anggota kelompok untuk menilai kinerja setiap anggotanya, dan nilai kelompok yang paling tinggi akan memperoleh apresiasi penghargaan dari guru.

e. Penilaian

Penilaian dikembangkan menggunakan PPR, ketiga penilaian ini sesuai dengan tujuan pembelajaran yaitu competence, conscience, compassion. Sehingga ada tiga rubrik penilaian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penilaian pengetahuan, penilaian hati nurani, dan penilaian bela rasa serta keterampilan aksi. Penilaian pengetahuan competence diperoleh dari hasil kerja siswa saat mengerjakan ulangan harian THB. Penilaian ini dilengkapi dengan kunci jawaban dan pedoman penskoran. Soal ulangan harian THB yang disusun berjumlah empat soal yang bertujuan mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang sudah diajarkan dan melihat keberhasilan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran. Penilaian hati nurani conscience dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Sikap yang dinilai dalam penelitian ini adalah percaya diri, kerja sama, dan teliti. Penilaian sikap bela rasa compassion dilakukan saat pembelajaran berlangsung. penilaaian ini digunakan pada saat siswa melaksanakan kegiatan kerja kelompok. Sikap yang dinilai dalam penelitian ini adalah bekerjasama dan peduli. Penilaian keterampilan ini berkaitan dengan penilaian bela rasa compassion diperoleh dari hasil tugas siswa yang diberikan sebagai tugas kelompok. Tugas aksi yang diberikan adalah setiap kelompok membuat dan menjelaskan cara pembuatan serta kegunaan dalam kehidupan sehari-hari dari benda berbentuk prisma. Aspek yang dinilai berupa kekompakkan kelompok, kreatifitas, kerapian, dan nilai guna benda. Perangkat pembelajaran yang telah dibuat peneliti harus divalidasi terlebih dahulu sebelum digunakan untuk diujicobakan secara terbatas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tujuan harus dilakukannya validasi ahli agar isi perangkat pembelajaran yang dihasilkan sesuai dengan indikator yang akan dicapai. Validasi ahli dilakukan oleh ahli yang sesuai dengan bidangnya. Validator ahli perangkat pembelajaran ini adalah satu dosen dan satu guru mata pelajaran matematika yang menggunakan perangkat pembelajaran pada proses pembelajaran materi prisma. Hasil validasi perangkat pembelajaran yang telah dilakukan oleh para validator memperoleh skor rata-rata 3,85 yang masuk dalam kategori “Baik”. Berikut hasil validasi tersebut. Tabel 4.1 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran No. Perangkat Pembelajaran Rata-rata Skor Kriteria

1. Silabus

3,81 Baik

2. RPP

4,06 Baik

3. Bahan Ajar

4,00 Baik

4. LKS 1

3,65 Baik

5. LKS 2

3,96 Baik

6. THB

Competence 4,00 Baik 7. Penilaian Conscience 3,70 Baik

8. Penilaian

Compassion 3,63 Baik Rata-rata Total 3,85 Baik

4. Uji Coba Terbatas Preliminary Field Testing

Perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dan divalidasi oleh validator kemudian direvisi sesuai dengan kritik dan saran yang telah diberikan. Setelah selesai direvisi, perangkat pembelajaran diujicobakan secara terbatas di kelas VIII E SMP Negeri I Yogyakarta. Tujuan uji coba perangkat pembelajaran ini untuk mengetahui kelayakan perangkat yang digunakan dalam proses pembelajaran. Uji coba terbatas dilakukan sebanyak empat kali yakni dua kali tatap muka proses pembelajaran, satu kali ulangan harian THB, dan satu kali untuk pelaksanaan remedial. Alokasi waktu pembelajaran adalah lima jam pelajaran yang setiap jam pelajarannya adalah 40 menit. Sedangkan alokasi waktu untuk ulangan harian THB dan remedial masing-masing adalah 90 menit dan dilaksanakan setelah pulang sekolah. Berikut merupakan jadwal pelaksanaan uji coba terbatas. Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Uji Coba Terbatas NO. HariTanggal Waktu Materi 1. Jumat: 22 April 2016 Jam 1-2 Unsur, bagian dan jaring- jaring prisma 2. Rabu: 27 April 2016 Jam 1-3 Luas permukaan dan volume prisma 3. Selasa: 3 Mei 2016 Sepulang sekolah 12.30 WIB Ulangan Harian Prisma 4. Selasa: 10 Mei 2016 Sepulang sekolah 12.30 WIB Ulangan Remedial Prisma Pada uji coba terbatas, proses pembelajaran di kelas dilakukan oleh guru. Media yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran adalah PPT tentang prisma, viewer, dan alat peraga. Alat peraga yang digunakan pada proses pembelajaran adalah berupa kerangka prisma, bungkus makanan yang brbentuk prisma sebagai benda nyata untuk menjelaskan bagian dan unsur prisma serta prisma- prisma kecil dan balok yang digunakan untuk menentukan volume prisma. Pembelajaran PPR yang mengakomodasi fase Van Hiele dengan menggunakan pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II digunakan sebagai pedoman pembelajaran. Berikut merupakan proses pembelajaran menggunakan pedoman di atas.

a. Pertemuan Pertama

1 Konteks Pada awal pembelajaran guru memperlihatkan kerangka balok untuk mengajak siswa mengingat kembali materi belajar sebelumnya. Guru menggali pemahaman siswa dengan bertanya unsur-unsur dan bagian-bagian kubus dan balok yang telah dipelajari. Setelah itu, guru memberi pandangan tentang apa yang akan dipelajari hari ini tentang prisma. Pada bagian ini guru menerapkan pembelajaran PPR pada langkah konteks. Guru memberi tahu tentang tujuan pembelajaran prisma hari ini dan indikator yang akan dicapai. Guru juga menyampaikan tentang aspek sikap yang akan dinilai dalam kegiatan kelompok. Hal ini bertujuan agar siswa mengetahui aspek-aspek yang akan dituju dalam pembelajaran ini. Guru juga memberitahukan model pembelajaran yang akan digunakan pada proses pembelajaran. G : “Sebelum kita mulai pembelajaran hari ini, kita lihat dahulu apa saja yang akan kita pelajari dan tujuan pembelajaran kita. Ayo kita lihat bersama- sama dimonitor.” mengajak siswa membaca yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang mengandung 3C BS : “Pertama mempelajari sifat-sifat dan bagian prisma, yang kedua membuat jaring- jaring prisma.” G : “Lalu apa tujuan kita secara competence, conscience dan compassion?” BS : “Secara competence memahami sifat-sifat dan bagian dan dapat membuat jaring-jaring prisma. Secara conscience mampu percaya diri, teliti dan bekerja keras. Secara compassion mampu bekerja sama dan peduli.” G : “Oke selanjutnya, sebelum kita belajar prisma hari ini, saya akan mengulangi tentang kubus dan balok yang sudah kita pelajari bersama kemarin.” “Kemarin kita sudah mempelajari kubus dan balok tentang apa saja?” BS : “Tentang sifat-sifat dan bagian kubus dan balok bu.” G : “Apa saja sifat dan bagian kubus dan balok yang kita pelajari?” S : “Titik sudut, diagonal sisi, sisi, dan rusuk Bu.” G : “Iya benar, dan masih banyak lagi ya yang kita pelajari kemarin. Nah, sekarang kita juga akan mempelajari sama seperti kemarin hanya saja kita akan mempelajari bangun prisma. BS : “Jadi kita sekarang membahas tentang prisma Bu?” 2 Pengalaman Jigsaw: Orientasi dalam kelompok Pada fase ini siswa berbagi pengetahuan secara bersama-sama dengan diberikan contoh bentuk prisma dalam kehidupan sehari- hari dan siswa diminta untuk mencari tahu bentuk-bentuk lainnya yang ada disekitar mereka. G : “Oke, sekarang perhatikan kedepan terlebih dahulu sebelum masuk dalam kelompok ahli. Lihat apa yang Ibu bawa ini, perhatikan bentuk-bentuk dari benda-benda tersebut dan fungsi benda ini.” memperlihatkan bungkus makanan ringan yang berbentuk prisma segitiga, prisma segiempat, prisma segilima, dan prisma segienam K-2 : “Itu bungkus biskuit dan coklat Bu yang berbentuk prisma segitiga dan balok Bu.” G : “Betul sekali, kalau kita perhatikan ternyata bangun ruang prisma ini terdapat di sekitar kehidupan sehari-hari kita ya, coba kalau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kalian bayangkan bentuknya hanya berbentuk kubus dan balok, pasti tidak semenarik dengan berbentuk prisma kan?” “Apa lagi yang ada dikehidupan sehari-hari yang berbentuk prisma yang pernah kita lihat?” K-5 : “Tenda Bu, waktu kita kemah kemarin, tendanya berbentuk seperti bungkus coklat itu bu, namanya prisma segitiga ya bu?” G : “Betul sekali. Jadi semua sudah paham kan bentuk-bentuknya dan dapat menentukan apa saja benda-benda yang terdapat dikehidupan sehari- hari berbentuk prisma.” SS : “Sudah Bu Tika” Jigsaw: Pengelompokkan, Kelompok expert Pada fase ini guru mengajak siswa untuk membentuk kelompok utama yang terdiri dari 4-5 siswa sebagai kelompok utama. Pada kelompok ini siswa akan mulai membagi tugas untuk tiap pokok bahasan yang telah disediakan pada LKS. Masing-masing sanggota kelompok akan mendapatkan satu pokok bahasan yang harus dikuasai agar dapat menjelaskan kembali kepada seluruh anggota kelompoknya. Setelah siswa mendapatkan pokok bahasan masing-masing yang akan dibahas dalam kelompok expert, siswa mulai berkumpul menjadi satu dalam tiap kelompok yang membahas pokok bahasan yang sama. G : “Baik saya akan jelaskan, jadi nanti akan saya bentuk delapan kelompok utama yang akan saling membagi tugas pada tiap anggota kelompok untuk memilih salah satu pokok bahasan yang akan dibagikan. Setelah itu, dari tiap kelompok mengirimkan anggotanya untuk berkumpul menjadi satu dalam kelompok ahli yang mempelajari pokok bahasan yang sama.” BS : “Oh jadi kita ada dua kelompok ya bu?” G : “Benar. Seperti contoh ya, kelompok satu Adelina, Alifia, Hafidh, dan Edelwise. Adelina mendapat pokok bahasan prisma segitiga, Alifia mendapat pokok bahasan prisma segiempat, Hafidh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mendapat pokok bahasan prisma segilima dan Edelwise mendapat pokok bahasan prisma segienam. Lalu nanti Adelina berkumpul menjadi satu dengan kelompok ahli pokok bahasan prisma segitiga dengan anggota kelompok lainnya. Begitu seterusnya dengan yang lain.” “Apakah sudah mengerti?” SS : “Sudah Bu.” G : “Oke, sekarang masuk kekelompok masing-masing ya, lalu tentukan masing-masing anggota kelompok yang akan membahas pokok bahasan yang telah diberikan d i LKS.” SS : “Oke Bu” Jigsaw: Diskusi kelompok expert, Van Hiele: orientasi terarah Siswa mulai mendiskusikan pokok bahasan dengan mengerjakan LKS dan benda nyata sebagai panduan mereka dalam mencari informasi. G : “Kalau sudah mengerjakan nomor 1 dan 2, perhatikan gambar pada LKS untuk menjawab nomor selanjutnya ya.” SK : “Siap Bu.” K-4 : “Bu kita menentukan nama prismanya dilihat dari alas dan tutupnya ya bu?” G : “Iya betul, dilihat dari apanya hayo?” K-4 : “Dari bentuk alas dan tutupnya bu.” G : “Betul. Dilanjutkan lagi ya dengan lihat dari gambar di LKS dan benda nyatanya.” Van Hiele: Ekspitasi Guru mengajak siswa untuk dapat menjelaskan kembali tentang prisma dengan apa yang sudah di pelajari bersama-sama dalam kelompok expert. G : “Apakah kalian sudah mengetahui sifat-sifat dan bagian-bagian prisma?” BS : “Sudah Bu.” G : “Ya bagus. Sekarang coba kalian jelaskan dengan kalimat kalian masing- masing untuk menjawab LKS nomor 3 huruf j.” S : “Ditulisnya dengan kalimat sendiri bu?” G : “Iya, kalian artikan prisma itu apa dengan kalimat kalian masing- masing sesuai dengan yang telah kalian ketahui.” Van Hiele: Orientasi Bebas Siswa mengisi tabel yang sudah disediakan dan siswa diajak untuk dapat menentukan rumus-rumus baru yang diperoleh dari yang sudah didiskusikan bersama tentang prisma. G : “Apakah semua sudah mengerjakan kegiatan 1?” SS : “Sudah Bu.” G : “Apakah ada kesulitan untuk kegiatan 1?” BS : “Tidak ada Bu.” S : “Ada bu, yang nomor 3 huruf k itu diisi menurut prisma yang mana bu?” G : “Oke ada ralat ya, untuk nomor 3 huruf k, pada kolom 3 prisma segi-n diganti menjadi prisma yang sesuai dengan gambarnya di depan ya, mengerti?” SS : “Ngerti bu.” Van Hiele: Integritas Siswa diajak untuk membuat kesimpulan dari yang telah dipelajari bersama-sama dalam kelompok tentang pokok bahasan yang telah diberikan. G : “Apakah masih ada yang belum dimengerti?, kalau tidak ada yang ditanyakan lagi pada huruf l kalian rangkum menggunakan bahasa kalian sendiri ya, dengan pendapat masing-masing. Kalau sudah selesai mengerjakan kegiatan 1, boleh mengerjakan kegiatan 2.” Sn : “Baik bu” G : “Mengerjakan kegiatan kalian dapat melihat dari benda yang ibu berikan di awal tadi, kalau ada pertanyaan tanya langsung pada ibu.” SS : “Baik Bu.” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Jigsaw: Penilaian Setelah semua siswa selesai berdiskusi di kelompok expert, semua siswa kembali kepada kelompok utama untuk menjelaskan setiap hasil diskusi yang diperoleh kepada anggota kelompok utama lainnya. Siswa diharapkan dapat menjelaskan sebaik mungkin agar anggota kelompok lain paham dan mengerti tentang pokok bahasan selain yang mereka diskusikan. Pada bagian ini penilaian 3C terkait sikap dinilai dan diperhatikan oleh guru sebagai nilai sikap. G : “oke, sudah habis ya waktunya, sekarang kembali dalam kelompok utama untuk saling menjelaskan kepada temannya, ayo cepat kembalinya, waktunya ti dak banyak.” semua siswa kembali ke dalam kelompok utama G : “Sudah masuk semua ? Baik, sekarang mulai dari prisma segitiga menjelaskan pada anggota kelompoknya masing- masing ya.” setelah semua siswa menjelaskan bagiannya, semua kembali berfokus pada guru G : “Semua sudah menjelaskan? Apakah ada yang belum jelas dan mau ditanyakan sebelum kita mengakhiri kegiatan kita hari ini? Kalau tidak ada, maka Ibu yang bertanya, kelompok 1, apa saja yang kalian dapat dari kegiatan kita hari ini?” K1 : “Kita dapat banyak Bu, kita bisa tahu tentang prisma Bu, kita juga bisa bekerja sama dengan kelompok lain dalam mencai dan menyelesaikan LKS Bu.” 3 Refleksi Guru memfasilitasi siswa untuk berefleksi dan memberikan pendapat tentang pengalaman proses pembelajaran yang dilakukan hari ini dengan memberikan beberapa pertanyaan yang terkait dengan sikap dan perilaku yang diperoleh dalam kegiatan pembelajaran seperti ini. Adapun beberapa pertanyaan tersebut. a Bagaimana perasaan mu mengikuti pembelajaran hari ini? Berikan alasan b Nilai yang berupa sikap apa saja yang dapat kamu ambil dari pembelajaran materi prisma? c Manfaat apa saja yang dapat kalian peroleh setalah mempelajari prisma? d Apakah yang dapat kalian simpulkan dari pertemuan pada pembelajaran hari ini? Pertanyaan ini ditampilkan oleh guru pada power point, selanjutnya siswa diberikan kertas warna-warni berbentuk macam-macam prisma untuk menuliskan pendapatnya. Setelah itu siswa meletakkan kertas-kertas tersebut pada papan refleksi prisma yang telah disediakan di depan kelas. 4 Aksi Guru memberikan tugas kelompok lanjutan sebagai tugas dirumah kepada semua siswa. Tugas ini sebagai aksi siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. tugas yang diberikan adalah setiap anggota kelompok membuat satu benda berbentuk prisma yang berfungsi untuk kehidupan sehari-hari disertakan dengan laporan tentang bahan, cara pembuatan dan fungsi kegunaan benda tersebut dalam kehidupan sehari-hari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI G : “Baiklah, sebelum pulang, Ibu akan memberikan tugas kelompok untuk kegiatan aksi kalian dan dikumpulkan saat kegiatan pembelajaran besok selesai. Tolong salah satu siswa membagikan kertas refleksi ini, isikan dengan pertanyaan di viewer , lalu tempelkan pada papan prisma di depan ya.” SS : “Baik Bu.” 5 Evaluasi Evaluasi dilakukan pada akhir proses pembelajaran. Evaluasi dilakukan dengan pengumpulan hasil LKS yang telah dikerjakan bersama. Selanjutnya guru menanyakan tentang pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari bersama, sehingga guru mengetahui sejauh mana siswa mampu memahami materi dengan proses pembelajaran seperti ini.

b. Pertemuan Kedua

1 Konteks Van Hiele: Informasi Konteks pada pertemuan kedua adalah guru mengajak siswa mengingat kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya mengenai unsur, bagian dan jaring-jaring prisma. Setelah itu, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta alur proses pembelajaran yang akan berlangsung. Siswa mengamati dan mencermati dengan baik semua yang disampaikan guru. G : “Baik lah. Sebelum kita mulai pembelajaran hari ini, coba kita perhatikan dulu bersama-sama yang akan kita pelajari hari ini yaitu menentukan rumus luas permukaan, menentukan rumus volume, menyelesaikan persoalan terhadap luas permukaan dan volume prisma. SS : “Iya Bu.” G : “Lalu pada tujuan pembelajarannya secara conscience dan yaitu siswa dapat percaya diri, teliti dan kerja kerja keras serta bekerja sama dan peduli. SS : “Baik Bu” 2 Pengalaman Jigsaw: Pengelompokan Guru meminta siswa untuk masuk dalam kelompok utama seperti pertemuan pertama. G : “sebelum kita mulai, sekarang kita masuk ke dalam kelompok utama seperti pertemuan sebelumnya dahulu, dengan tenang ya.” SS : “Baik Bu Tika.” Setelah siswa duduk bersama dalam setiap kelompoknya masing-masing, guru membagikan bangun ruang sisi datar prisma berukuran besar dan kecil. Jigsaw: Kelompok Expert; Van Hiele: orientasi terarah terpadu Guru mengajak siswa memperhatikan alat peraga berupa bangun ruang prisma dan siswa diajak untuk mengisikan LKS sesuai dengan apa yang mereka lihat secara nyata pada bangun ruang prisma yang membahas tentang menentukan luas permukaan prisma. Kn : “Bu, prisma ini untuk apa?” G : “prisma itu untuk membantu kalian menentukan luas permukaan, prismanya boleh dibongkar kok.” Kn : “Oh gitu, baik bu.” G : “untuk yang mendapat bagian luas permukaan bangun prisma nya boleh di bongkar ya, untuk yang mendapatkan bagian volume dapat gunakan alat peraga yang telah diberikan dan kerjakan sesuai LKS yang sudah diberikan ya. Kalau ada pertanyaan bisa tanyakan langsung pada ibu.” SS : “ Baik Bu Tika.” Jigsaw: Kelompok Expert; Van Hiele: Ekspitasi Siswa diminta dapat menyimpulkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dan menentukan rumus umum luas permukaan prisma dari hasil pengamatan sebelumnya. G : “kalau sudah kalian menyimpulkan apa yang kalian dapat dengan menuliskan rumus umum luas permukaan dan volume nya ya.” SS : “Sudah bu.” G :” Apakah ada pertanyaan?” SS : “tidak Bu, “ Jigsaw: Kelompok Expert ; Van Hiele: Orientasi Bebas Setelah siswa melakukan pengamatan, siswa diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang diberikan sebagai pemahaman siswa dari hasil pengamatan. Jigsaw: Kelompok Expert; Van Hiele: Integritas Siswa diajak untuk menggambarkan dan menyimpulkan tentang apa yang telah dipelajari dengan menggunakan bahasa sendiri sebagai bukti pemahaman siswa dengan pokok bahasan yang telah dipelajari dalam kelompok ahliexpert. Jigsaw: Diskusi pemaparan kelompok ahliexpert Siswa kembali dalam kelompok utama untuk mempresentasikan hasil kerja mereka di kelompok hliexpert dan berbagi informasi untuk pemahaman materi yang sedang dipelajari pada proses pembelajaran. Siswa saling bergantian untuk memberikan informasi yang telah diperoleh dikelompok ahliexpert. Jigsaw: Penilaian Pada bagian ini dilakukan penilaian 3C oleh guru sebagai penilaian sikap siswa. Dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan pengamatan. 3 Refleksi Guru memfasilitasi siswa untuk berefleksi dan memberikan pendapat tentang pengalaman proses pembelajaran yang dilakukan hari ini dengan memberikan beberapa pertanyaan yang terkait dengan sikap dan perilaku yang diperoleh dalam kegiatan pembelajaran seperti ini. Adapun beberapa pertanyaan tersebut. e Bagaimana perasaan mu mengikuti pembelajaran hari ini? Berikan alasan f Nilai yang berupa sikap apa saja yang dapat kamu ambil dari pembelajaran materi prisma? g Manfaat apa saja yang dapat kalian peroleh setalah mempelajari prisma? h Apakah yang dapat kalian simpulkan dari pertemuan pada pembelajaran hari ini? Pertanyaan ini ditampilkan oleh guru pada power point, selanjutnya siswa diberikan kertas warna-warni berbentuk macam-macam prisma untuk menuliskan pendapatnya. Setelah itu siswa meletakkan kertas-kertas tersebut pada papan refleksi prisma yang telah disediakan di depan kelas. 4 Aksi Guru memberikan tugas kelompok lanjutan sebagai tugas dirumah kepada semua siswa. Tugas ini sebagai aksi siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. tugas yang diberikan adalah setiap anggota kelompok membuat satu benda berbentuk prisma yang berfungsi untuk kehidupan sehari-hari disertakan dengan laporan tentang bahan, cara pembuatan dan fungsi kegunaan benda tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 5 Evaluasi Pada pertemuan kedua kegiatan evaluasi sama seperti pertemuan pertama yaitu evaluasi dilakukan pada akhir proses pembelajaran, evaluasi dilakukan dengan pengumpulan hasil LKS yang telah dikerjakan bersama. Selanjutnya guru menanyakan tentang pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari bersama, sehingga guru mengetahui sejauh mana siswa mampu memahami materi dengan proses pembelajaran seperti ini. Kemudian berikut ini merupakan hasil evaluasi siswa yang terdiri dari Competence, Conscience, dan Compassion. Pertama, hasil Competence yang dilihat berdasarkan hasil THB dari 35 siswa yang terdapat 4 siswa yang tidak mencapai KKM dan mengikuti ujian remedial. Pada penelitian ini tidak diadakan pembelajaran sebelum remedial dikarenakan keterbatasan waktu penelitian. Tabel 4.3 Hasil THB Prisma Range Nilai Jumlah Siswa Persentase 30-39 1 2.8 40-55 1 2.8 56-65 - 66-79 4 11.4 80-100 29 83 Menurut Tampubolon Dari hasil penelitian siswa masih kurang teliti dalam menggambar jaring-jaring prisma dan bangun ruang sisi datar prisma, karena kurangnya keterangan pada gambar yaitu pemberian nama tidak menggunakan penggaris. Kesalahan lain yang dilakukan siswa saat menentukan volume prisma. Terlihat pada hasil THB yang kebanyakan siswa melakukan kesalahan pada soal yang menentukan tinggi dengan volume prisma yang sudah diketahui. Kedua, hasil Conscience siswa dilihat dan dinilai dari kegiatan siswa selama mengikuti pembelajaran di kelas. Berikut merupakan hasil nilai Conscience. Tabel 4.4 Hasil Nilai Conscience Penilaian Percaya Diri Teliti Kerja Keras Siswa Siswa Siswa KB C 2 5.7 4 11.4 B 24 68.5 25 71.4 35 100 SB 9 25.8 6 17.2 Jika dilihat dari hasil penilaian sikap conscience pada rasa percaya diri siswa dianggap sudah baik, karena terlihat pada kategori “cukup” hanya terdapat 2 siswa, lalu pada kategori “Baik” terdapat 24 siswa, dan yang dianggap pada kategori “sangat baik” terdapat 9 siswa. Jadi, kesimpulannya kepercayaan diri siswa baik dengan pembelajaran seperti ini. Jika dilihat dari penilaian sikap teliti disini siswa terlihat baik, karena terdapat 25 siswa yang dinilai teliti dalam mengerjakan LKS mereka. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang bertanya pada guru kebenaran dari langkah-langkah dan hasil pekerjaan mereka sebelum kembali ke dalam kelompok utama. Sikap kerja keras siswa juga terlihat baik karena semua siswa melakukan tugas mereka dengan baik dan berusaha kerja keras untuk menyelesaikan tugas yang diberikan demi kebaikan kelompok mereka. Kerja keras ini terlihat dari hasil penilaian pada sikap kerja keras sisa terdapat 35 siswa yang masuk dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kategori “baik”, ini menunjukkan bahwa siswa bekerja keras untuk mengerjakan LKS mereka. Ketiga, hasil Compassion siswa dilihat dan dinilai dari kegiatan siswa selama mengikuti pembelajaran di kelas. Berikut merupakan hasil nilai Compassion. Tabel 4.5 Hasil Nilai Compassion Penilaian Bekerjasama Peduli Siswa Siswa KB C 2 5.7 4 11.4 B 28 80 25 71.4 SB 5 14.3 6 17.2 Penilaian sikap compassion yang dilihat adalah sikap bekerja sama siswa. Bila dilihat dari hail penilaian dapat dikatakan siswa senang dengan pembelajaran menggunakan PPR yang menggunakan model kooperatif Jigsaw tipe II, karena siswa dapat bekerja sama dengan baik. hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian sikap yang memasuki kategori “baik” terdapat 28 siswa. Sikap peduli siswa dinilai baik dilihat dari hasil penilaian terdapat 25 siswa dalam kategori “baik”. Sikap ini terlihat saat siswa menjelaskan hasil kerja dikelompok ahli dengan baik dan membantu siswa yang masih belum mengerti tentang pokok bahasan yang tidak dikerjakannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Selain penilaian 3C yang dilakukan oleh guru, siswa juga mengisi kuesioner tentang respon siswa terhadap proses pembelajaran ini. Berikut hasil kuesioner respon siswa. Tabel 4.6 Hasil Kuesioner Respon Siswa Skor Kriteria Jumlah Siswa 137-160 Sangat Bagus 3 113-136 Bagus 32 89-112 Netral 1 65-88 Jelek 41-64 Sangat Jelek Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kuesioner, respon siswa terlihat bagus pada pembelajaran seperti ini. Terbukti dengan hasil data kuesioner yang terdapat pada kategori “bagus” memiliki banyak 32 siswa. Selain hasil kuesioner, hasil data yang diperoleh dari observasi yang dilakukan oleh observer pada proses pembelajaran prisma menggunakan PPR,teori Van Hiele dan model kooperatif Jigsaw tipe II ini memperoleh hasil 4,59 pada pertemuan pertama termasuk kategori “sangat baik” dan hasil observasi pada pertemuan kedua adalah 4,48 yang juga termasuk dalam kategori “sangat baik”. Data ini menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan peneliti dengan baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Revisi Hasil Uji Coba Terbatas Main Product Revision

Revisi hasil uji coba terbatas dilakukan setelah perangkat pembelajaran digunakan guru dalam penelitian. Revisi hasil uji coba terbatas diberikan dari guru dan beberapa ada perbaikan yang diberikan dari pendapat siswa yaitu pada LKS. Berikut ini adalah bagian yang direvisi dan hasil revisinya. Tabel 4.7 Revisi Hasil Uji Coba Terbatas Perangkat Pembelajaran Sebelum Revisi Sesudah Revisi LKS 1 Pembagian kegiatan I dan II pada tiap pokok bahasan kurang jelas dan pencetakan yang menjadi satu antara pokok bahasan segiempat dengan segilima Pembagian kegiatan sudah jelas dan pencetakan sudah benar antara pokok bahasan segiempat dan segilima. THB Pemberian nama pada gambar nomor 1 kurang lengkap dan tidak jelas. Pemberian nama pada nomor 1 sudh lengkap dan jelas.

B. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pengembangan perangkat pembelajaran Matematika menggunakan paradigma pedagogi reflektif dan jigsaw tipe II pada topik prisma di kelas VIII E SMP Negeri 1 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

0 0 4

Pengembangan perangkat pembelajaran matematika menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dengan model pembelajaran problem based learning dan bantuan alat peraga pada materi lingkaran kelas VIII H SMP Negeri 1 Yogyakarta.

4 55 533

Pengembangan perangkat pembelajaran matematika menggunakan paradigma pedagogi reflektif yang mengakomodasi group investigation di kelas VIII SMP Negeri 1 Yogyakarta.

0 0 2

Implementasi perangkat pembelajaran matematika menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) pada topik kubus yang mengakomodasi teori van Hiele di kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran 2015/2016.

0 1 217

Pengembangan perangkat pembelajaran matematika menggunakan paradigma pedagogi reflektif yang mengakomodasi teori van Hiele pokok bahasan balok di kelas VIII E SMP Negeri 1 Yogyakarta.

0 0 369

Implementasi perangkat pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) pada materi balok yang mengakomodasi teori van hiele di kelas VIII D SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

0 0 250

Implementasi paradigma pedagogi reflektif pada pembelajaran keterampilan berdiskusi siswa kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

0 4 175

Pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan paradigma pedagogi reflektif dengan model pembelajaran jucama dan penggunaan alat peraga pada materi pythagoras kelas VIII H SMP Negeri 1 Yogyakart

1 11 370

Pengembangan perangkat pembelajaran matematika menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dengan model pembelajaran problem based learning dan bantuan alat peraga pada materi lingkaran kelas VIII H SMP Negeri 1 Yogyakarta

0 29 531

Pengembangan perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan pedagogi reflektif untuk topik himpunan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019 - USD Repository

0 5 408