35
tulis dan papan pamer display board; dan bisa dibuat dalam bentuk tayangan, yakni melalui projectables aids atau alat-alat yang mampu
memproyeksikan pesan-pesan visual, seperti opaque projector, OHP overhead projector, digital projector LCD. Contoh media
bimbingan yang berupa media grafis adalah poster bimbingan, banner bimbingan, papan bimbingan, kliping bimbingan, dan folder
bimbingan. c.
Media audio visual, yaitu media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses. Sifat pesan yang dapat
disalurkan melalui media dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang terlihat layaknya media visual juga pesan verbal dan nonverbal
yang terdengar layaknya media audio di atas. Pesan yang terdengar dan terlihat itu dapat disajikan melalui program audio visual seperti
film dokumenter, film dokumenter, film drama, bermain peran menggunakan boneka dan lain-lain. Semua program tersebut dapat
disalurkan melalui peralatan film, video, dan juga televisi dan dapat disambungkan pada alat proyeksi projectable aids. Contoh media
bimbingan yang berupa media proyektif adalah film-film untuk refleksi. Selain itu, pertunjukan permainan peran menggunakan
boneka, wayang dan sebagainya.
4. Media untuk Anak Usia Dini
Menurut Kathryn Geldard 2008 media yang sesuai untuk anak usia dini dibagi menjadi enam yaitu:
36
a. Bukucerita, yaitu suatu media yang dapat dibawakan dengan bercerita
secara lisan. Cerita yang dibawakan haruslah menarik dan mengundang perhatian anak. Isi ceritanya dapat melibatkan orang,
hewan, figur fantasi, dan semua jenis objek tidak bernyawa, seperti kereta api, batu, jam, dan vas bunga. cerita yang menarik dapat
membuat anak memperhatikan cerita serta anak dapat memahami apa yang hendak disampaikan melalui cerita tersebut. Sehingga anak tidak
jenuh, bahkan menjadikan kegiatan yang menyenangkan. Adapun tujuan ketika menggunakan bukucerita yaitu: 1
membantu anak-anak mengenali kecemasan mereka atau tekanan dengan mengenali karakter atau situasi dalam cerita, 2 membantu
anak-anak menemukan mereka dari waktu ke waktu. Misalnya, anak- anak menemukan bahwa mereka memiliki ketakutan ditinggal
sendirian, takut dikhianati atau perasaan berlebihan untuk bertanggung jawab bagi orang lain,
b. Tanah Liat, yaitu suatu media dari tanah, ciri khas tanah ini adalah
kering, lengket, dan menggumpal serta melunak jika terkena air. Tanah liat membuat anak-anak menjadi kreatif. Selama pelaksanaan
aktivitas kreatif ini, emosi dalam diri anak-anak akan keluar dan diekspresikan melalui aktivitas tersebut. Tanah liat membuat anak-
anak mengekspresikan emosi yang beragam, anak-anak akan mematahkan tanah liat atau dengan agresif meninjunya atau
37
memisahkannya dengan frustrasi. Sehingga emosi yang ditahan anak- anak akan terekspresikan dan memiliki dampak penyembuhan.
Oleh karena itu bentuk tanah liat dapat dengan mudah diubah, media ini mengajak anak-anak untuk terus melanjutkan latihan dengan
mengembangkan tema yang ada dan menggali tema yang baru. Tanah liat adalah media tiga dimensi. Hal ini membuat anak-
anak memiliki kebebasan yang lebih kreatif daripada menggunakan media dua dimensi, seperti melukis atau menggambar. Dengan
menggunakan tanah liat, anak-anak akan merasa bebas menciptakan bentuk yang realistis, imajinatif, atau simbolok. Misalnya, anak-anak
dapat membuat bentuk tanah liat yang mewakilik monster. Bentuk ini, yang mewakili monster dapat terlihat realistis dan seperti hewan, atau
terlihat seperti sosok fantasi atau memiliki bentuk simbolis, atau hanya bentuk tanah liat yang kasar.
Tujuan menggunakan tanah liat yaitu: 1 membantu anak-anak menceritakan dan berbagi kisah mereka dengan menggunakan tanah
liat untuk mengilustrasikan elemen-elemen dalam kisah tersebut, 2 anak-anak dapat memproyeksikan perasaan diri pada tanah liat
sehingga mereka dapat mengenali dan memilikinya, 3 membantu anak-anak mengenali dan mengatasi masalah yang terjadi, 4
membantu anak-anak mengeksplorasi hubungan dan mengembangkan pemahaman atas hubungan tersebut, 5 membuat anak-anak
38
merasakan keberhasilan dan kepuasan ketika menyelesaikan tugas kreatif.
c. Gambar, yaitu media atau alat bantu yang sering digunakan dalam
proses belajar mengajar yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang dituangkan dalam bentuk memberi label dan
menggambar bentuk simbol-simbol komuniasi baik berupa gambar orang, tempat, benda-benda sekitar, binatang, konsep bilangan dan
lain-lain. Semua media mengajak anak-anak untuk menggali,
merasakan, dan bermain. Anak dapat menggunakan media untuk membuat gambar atau mempresentasikan simbol masalah,
perasaan, dan tema, yang terkait dengan kisah mereka atau bagian dari kisah mereka. Oleh karena itu, akan dapat mengembangkan
gambaran lingkungan mereka yang bermasalah dan mengenali posisi mereka dalam lingkungan tersebut. Mereka juga dapat
menggunakan media untuk menggali perubahan apapun yang telah terjadi dalam lingkungan atau mengubah apa yang telah mereka
lakukan di masa-masa tertentu. Media
juga membuat
anak-anak mampu
membuat pernyataan yang kuat dalam bentuk yang dapat diterima.
Misalnya, perilaku agresif atau yang tidak dapat diterima dapat ditunjukkan melalui lukisan. Dengan cara ini, perilaku dapat
39
ditahan dan tidak diwujudkan dalam tindakan. Hal ini membuat anak-anak bereksperimen dan merasakan emosi negatif.
Media juga membuat anak-anak bersifat konstruktif dan destruktif, tetapi dengan cara yang bermanfaat. Misalnya, anak -
anak dapat merusak gambar yang telah mereka buat dengan mencoret-coret bagian pada gambar yang menyimbolkan sesuatu
yang membuat mereka marah. Jika mereka mau, mereka dapat menghancurkan seluruh gambar dengan menyobeknya dan
membuangnya. Adapaun tujuan penggunaan media tanah liat yaitu: 1 anak
dapat menceritakan kisah mereka, dengan menggambar dan melukis, anak-anak yang memiliki kesulitan menceritakan kisah
mereka secara verbal dapat menjelaskan dan memberi informasi mengenai diri mereka, keluarga dan lingkungan mereka. Mereka
dapat melakukannya baik dengan representasi langsung atas orang dan kejadian atau secara tidak langsung melalui cara proyektif
menggunakan reprensentasi
simbolis, 2
anak dapat
mengekspresikan perasaan emosional yang tertekan atau kuat, emosi ini dapat diekspresikan melalui aktivitas kreatif atau
diwujudkan melaui simbol yang digunakan dalam gambar dan lukisan, 3 membantu anak mengendalikan kejadian yang telah
atau sedang dialami, dengan menggambar atau melukis, anak-anak dapat mengurutkan kejadian dalam hidup mereka melalui
40
penggunaan buku atau komik dan dongeng. Mereka kemudian dapat menggabungkan
elemen kreatif seni
dan fantasi,
bereksperimen dengan perubahan dalam kisah mereka dan dapat menguasainya.
d. Drama Imajinatif, yaitu drama yang dibuat oleh anak-anak. Anak-anak
seringkali menikmati berpura-pura menjadi orang lain seperti dokter yang memeriksa pasien atau ibu yang menyusui anaknya. Dalam
drama tersebut, mereka mendandani dan menggunakan prperti, misalnya paket makanan kosong ketika mereka berpura-pura
berbelanja. Dengan demikian, mereka menggabungkan penggunaan objek, tindakan, kata-kata, dan interaksi sosok imajinatif untuk
menghasilkan drama. Anak-anak yang berusia dua dan tiga tahun dapat meniru peran
orang dewasa dalam hidup mereka, mereka harus menggunakan objek nyata atau mainan yang menyerupai sosok-sosok nyata dalam drama
mereka. Anak-anak yang berusia empat tahun ke atas tidak bergantung
pada objek nyata dalam drama imajinatif mereka. Kisaran usia ini, mereka biasanya mampu menggunakan objek yang tidak berhubungan
untuk menyimbolkan atau mengganti objek yang terlibat dalam drama. Misalnya, balok kayu dapat digunakan sebagai telepon.
Mereka juga mampu menggantikan tindakan bagi objek dalam drama imajinatif mereka. Misalnya, anak-anak dapat mengepalkan tinju ke
41
mulut mereka seolah-olah sebuah cangkir ketika berpura-pura minum. Oleh karena anak mampu melakukan pemikiran abstrak, mereka dapat
dengan mudah memainkan drama fantasi seperti pahlawan super, monster, dan peri.
Pada drama imajinatif, anak-anak menjadi terlibat penuh dalam tindakan tokoh dalam situasi yang diimajinasikan. Anak-anak menjadi
aktor dalam kesadaran penuh. Terkadang drama imajinatif itu menyertakan penggunaan
keterampilan sosial, tetapi tidak selalu. Ketika keterampilan sosial terlibat, dapat disebut sebagai drama sosio dramatik. Penggunaan
keterampilan sosial terjadi ketika menggunakan drama imajinatif dalam bentuk interaksi verbal dan nonverbal antara konselor dan
anak-anak saat memerankan drama. Adapun tujuan dari pengunaan drama imajinatif yaitu: 1 anak-
anak dapat mengeluarkan dan mengartikulasikan ide, harapan, rasa takut, dan fantasi secara verbal dan nonverbal, 2 anak-anak dapat
mengekspresikan pikiran atau memproses pikiran, 3 mencapai rasa lega yang menyembuhkan dari rasa sakit emosional, 4 anak-anak
dapat menguasai masalah dan peristiwa di masa lalu, 5 memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mengembangkan pemahaman atas
peristiwa di masa kini dan di masa lalu, 6 membantu anak-anak melatih perilaku baru dan menyiapkan diri bagi situasi kehidupan
42
tertentu, 7 memberi anak-anak kesempatan untuk membangun konsep diri dan kepercayaan diri.
e. Bak Pasir, yaitu sebuah media dapat terbuat dari kayu atau plastik.
Idealnya, berbentuk persegi dengan sisi sepanjang 1 meter dan tinggi 50 mm. Bak pasir kayu harus memiliki garis anti air. Pasir yang
digunakan harus bersih. Simbol yang dapat digunakan untuk mewakili hal-hal konkrit,
seperti jalan, rumah, sekolah, pusat perbelanjaan, dan orang. Sebagai tambahan, simbol simbol dapat digunakan untuk mewakili konsep
yang tidak berbentuk , seperti rahasia, pikiran, keyakinan, harapan, dan hambatan emosional. Oleh karena itu, simbol dapat digunakan
untuk mewakili hal-hal konkret ataupun tidak berbentuk, atau abstrak yang memiliki tempat dalam kisah anak-anak.
Adapun tujuan dari dari penggunaan bak pasir yaitu: 1 mengeksplorasi peristiwa tertentu, masa lalu, sekarang, dan masa
depan, 2 mengeksplorasi tema dan masalah yang berkaitan dengan peristiwa tersebut, 3 melakukan hal yang dapat atau tidak dapat
diterima oleh mereka, 4 mengubah kisah mereka, seperti yang dibuat dalam bak pasir, dengan memproyeksikan fantasi mereka didalamnya,
5 menguasai masalah dan peristiwa di masa lampau dan masa kini. f.
BonekaMainan, adalah sejenis mainan yang dapat berbentuk macam- macam, seperti manusia, hewan, sayur-sayuran, buah-buahan, ekspresi
wajah serta tokoh-tokoh fiksi.
43
Boneka dan mainan memiliki manfaat yang sama dan dapat pula menambah dimensi lain pada suatu dongeng. Melalui boneka dan
mainan, anak-anak menjadi terlibat secara langsung dalam menciptakan dan mengucapkan dialog cerita dan menggerakkan
boneka dan mainan untuk berakting dalam cerita. Melalui hal ini, anak-anak menjadi terlibat dan berhubungan secara personal dengan
cerita. Hal ini membuat mereka membuat hubungan dengan lebih mudah antara anatara perasaan emosional mereka dan yang dimiliki
tokoh dalam cerita. Adapun tujuan dari penggunaan bonekamainan yaitu: 1
menguasai masalah atau peristiwa di masa lampau, 2 mendapatkan kekuatan melalui ekspresi fisik, 3 mengembangkan kemampuan
mengatasi masalah dan pengambilan keputusan, 4 mengembangkan keterampilan sosial, 5 meningkatkan keterampilan sosial.
D. Media Boneka