Tahapan Penelitian METODE PENELITIAN

63 untuk mengetahui hasil yang dicapai melalui tindakan yang diberikan. Pada tahapan ini peneliti akan melihat kesesuaian proses dengan pelaksanaan dan membuat refleksi setiap siklus. Tahap terakhir yang dilakukan adalah membuat refleksi setelah melakukan tindakan. Refleksi ini berisi renungan dari peneliti dan hasil yang diperoleh melalui observasi. Pada tahapan refleksi ini selain hasil penelitian dan renungan dari peneliti juga berisi evaluasi proses. Jika pada tahap ini peneliti belum mencapai tujuan dari patokan yang telah dibuat maka peneliti akan melaksanakan siklus selanjutnya dengan perbaikan yang telah dilakukan.

F. Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian tindakan bimbingan dan konseling dapat dijabarkan sesuai dengan bagan PTK di atas. Secara teknis Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling sama dengan PTK namun perbedaan yang muncul adalah PTK dilaksanakan pada mata pelajaran tertentu dan PTBK dilaksanakan pada program bimbingan dan konseling. Tahapan pada bagan di atas dapat diuraikan di bawah ini. 1. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah diperoleh berdasarkan hasil Focus Group Discussion FGD yang meliputi wawancara dan observasi. Pada penelitian ini, pengukuran dilakukan dengan metode FGD melalui wawancara dan observasi. Dari hasil FGD diperoleh bahwa keterampilan bekerjasama anak-anak TK Mangunan Yogyakarta kurang maksimal. 64 Berdasarkan wawancara dengan salah satu guru kelas yang ada di TK Mangunan Yogyakarta masih terdapat anak-anak yang tidak menyapa terhadap sesama teman, terdapat anak yang tidak mau bergabung dengan teman-teman kelompok. Anak masih terlihat asyik dengan kegiatan sendiri tanpa membutuhkan interaksi dengan teman bermainnya. Anak masih terlihat egois dan bermain dengan menguasai permainannya, Selain itu cara anak bekerjasama dalam sebuah kelompok juga masih kurang sehingga perlu ditingkatkan. Berdasarkan observasi di TK Mangunan Yogyakarta saat proses pembelajaran berlangsung menunjukan masih terdapat siswa yang tidak mau bergabung dengan kelompok, beberapa anak hanya diam ketika diberi tugas dan harus berdiskusi dengan teman-temannya, Anak hanya berbagi makanan kepada teman-teman tertentu saja. Kurangnya keterampilan bekerjasama anak di TK Mangunan Yogyakarta juga bisa dilihat dari kurangnya interaksi anak dengan teman sebaya dan kurangnya sikap saling membutuhkan dan kerjasama dalam kegiatan di sekolah. Misalnya dalam kegiatan menempel berkelompok, anak masih egois dan tidak mau dibantu teman, dalam kegiatan pembelajaran anak sulit sekali berbagi alat tulis misalnya penghapus dan pensil. Contoh lain yaitu anak sulit sekali bekerjasama dalam permainan, misalnya dalam bermain sepak bola anak hanya ingin menguasai bola tanpa memberi kesempatan anak yang lain untuk ikut menendang bola. 65 Berdasarkan Focus Group Discussion FGD yang dilakukan melalui wawancara dengan guru kelas yang bersangkutan dan observasi terdapat kesamaan yaitu kurangnya interaksi pada anak, anak-anak masih egois dan anak-anak tidak mau bergabung dalam kelompok saat guru kelas membagikan tugas dalam kelompok. Hal ini menunjukan masih kurang maksimal sikap bekerjasama pada anak. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti selanjutnya yaitu menganalisis data kemudian membuat kesimpulan. Pemilihan rencana tindakan berdasar FGD yang telah dianalisis untuk mendapatkan inti permasalahan. Terkait dengan inti permasalahan maka peneliti memilih topik-topik yang berhubungan dengan keterampilan bekerjasama yang sesuai dengan tugas perkembangan sosial anak-anak usia dini yaitu Gotong Royong, Peduli Sesama, dan Kebersamaan. Rencana tindakan dijabarkan kedalam tiga siklus. Siklus I a. Perencanaan Planing Perencanaan tindakan untuk meningkatkan keterampilan bekerjasama pada anak yaitu melalui metode bercerita menggunakan boneka dari kain flanel. Cerita yang dipilih “asal mula nyamuk berdengung” dengan menggunakan media boneka dari kain flannel dengan karakter orang jawa yang telah disesuaikan dengan judul cerita yang telah dipilih. 66 Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut: 1 Merencanakan tindakan yang akan diterapkan dalam kegiatan bimbingan klasikal: a Peneliti menetapkan cerita rakyat “Asal mula nyamuk berdengung” yang sesuai dengan kebutuhan anak untuk meningkatkan keterampilan bekerjasama pada anak. Alasan pemilihan cerita karena mengandung nilai-nilai sosial terkait perkembangan anak usia dini seperti kerjasama, tolong- menolong dan cinta damai. Pemilihan boneka berdasarkan cerita yang akan dibawakan. b Peneliti menetapkan boneka dari kain flanel yang mendukung cerita, serta media yang sesuai dengan topik cerita. Peneliti memilih boneka yang sesuai dengan tokoh- tokoh cerita. Pada cerita ini boneka yang digunakan dengan karakter orang jawa. Adapun alasan pemilihan boneka tersebut karena peneliti ingin memperkenalkan macam- macam suku di indonesia yang salah satunya adalah jawa sehingga anak-anak dapat menghormati teman-teman yang berbeda suku. c peneliti bersama dengan guru mengorganisir anak-anak serta menetapkan jadwal pertemuan. 67 2 Mengembangkan SPB, cerita, dan boneka a Peneliti menetapkan SPB dengan topik kerjasama. b Peneliti memberikan salam pembuka. c Peneliti menetapkan cerita, cerita yang telah dipilih adalah cerita rakyat dari gunung kidul yaitu “Asal mula nyamuk berdengung” d Peneliti menetapkan boneka dari kain flanel yang akan digunakan dan disesuaikan dengan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita rakyat tersebut serta media yang mendukung. e Peneliti menutup kegiatan. 3 Menyiapkan instrument Interactional Group Disccusion IGD Peneliti mengumpulkan data melalui wawancara dengan guru kelas, observasi check list, serta dokumentasi. 4 Menetapkan indikator keberhasilan siklus I apa maksudnya Wawancara dengan guru kelas, observasi dan dokumentasi, dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan perilaku bekerjasama anak. Indikator keberhasilan dilihat dari peningkatan setiap siklus. 5 Pelaksanaan tindakan Action Pemberian tindakan melalui bimbingan klasikal dengan topik yang telah ditetapkan. Bimbingan klasikal diawali dengan pengantar cerita, kemudian anak-anak mendengarkan cerita yang diperankan menggunakan boneka dari kain flanel. 68 Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut: a Peneliti mengkondisikan tempat dan suasana yang nyaman di dalam kelas . b Peneliti mengajak anak-anak duduk secara melingkar dan secara acak. Hal ini bertujuan agar anak-anak mau membaur dengan semua temannya tanpa pilih-pilih. c Peneliti membuka pertemuan dengan salam dan dilanjutkan memberikan pengantar tentang cerita yang akan disampaikan. d Peneliti mengenalkan tokoh-tokoh dan sifat yang ada dalam cerita “asal mula nyamuk berdengung‟‟ dengan menggunakan boneka dari kain flanel. e Peneliti bercerita menggunkan boneka dari kain flanel dan anak-anak mendengarkan. f Peneliti memberikan kesempatan pada anak untuk menceritakan kembali nama-nama tokoh dan sifat-sifat yang dimiliki tokoh-tokoh dalam cerita. 6 Observasi observation atau pengamatan Observasi dilaksanakan saat peneliti melakukan bimbingan klasikal. Observasi dilakukan oleh guru kelas dengan menggunakan check list dan dokumentasi dilakukan oleh mitra kolaboratif. Pengamatan dilakukan guna mendapatkan rekam 69 data mengenai layanan bimbingan klasikal yang telah dilaksanakan. 7 Refleksi reflection Refleksi ini dilakukan untuk memahami proses dan melihat pengaruh pelaksanaan bimbingan klasikal terhadap perubahan perilaku anak secara kognisi, afeksi, psikomotorik dan konasi serta kendala nyata dalam penelitian tindakan. Refleksi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki dan menyempurnakan tindakan selanjutnya. Siklus II meliputi : a. Perencanaan Planing Setelah melakukan refleksi dari upaya perbaikan siklus I. Cerita yang dipilih pada siklus II “bawang merah dan bawang putih” menggunakan boneka dari kain flannel dengan karakter keluarga yang disesuaikan dengan cerita. Upaya perbaikan siklus 2 disusun sebagai berikut: Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut: 1 Merencanakan tindakan yang akan diterapkan dalam kegiatan bimbingan klasikal : a Peneliti menetapkan cerita “bawang merah dan bawang putih”. Alasan pemilihan cerita bawang merah dan bawang putih karena didalam cerita tersebut mengandung nilai sosial 70 yaitu saling menolong dan iri hati hanya akan merugikan diri sendiri yang sesuai dengan kebutuhan anak guna untuk meningkatkan kerjasama pada anak. b Peneliti menetapkan boneka dari kain flanel yang sesuai dengan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita, serta media yang mendukung cerita. Pemilihan boneka disesuaikan dengan cerita yang akan dibawakan. Pada tahap siklus kedua ini peneliti memilih boneka figur keluarga yaitu: ibu, nenek tua, kakak dan adik. Penggunaan boneka figur keluarga dimaksudkan untuk memperkenalkan siapa saja anggota dalam keluarga. Melalui boneka figur keluarga ini diharapkan anak-anak bisa peduli dan menghormati anak lain yang tidak memiliki salah satu anggota keluarga c Peneliti bersama dengan guru mengorganisir anak-anak serta menetapkan jadwal pertemuan. 2 Mengembangkan SPB, cerita, dan boneka : a SPB dengan topik peduli terhadap sesama. b Cerita yang akan diberikan adalah cerita rakyat dari jawa tengah yaitu „‟Bawang merah dan bawang putih” c Boneka yang akan digunakan adalah tokoh-tokoh yang ada dalam cerita rakyat tersebut serta media yang mendukung. 3 Menyiapkan instrument Interactional Group Disccusion IGD penelitian ini menggunakan wawancara dengan guru kelas, 71 observasi checklist yang dilakukan oleh guru kelas, dokumentasi dilakukan oleh mitra kolaboratif. 4 Menetapkan indikator keberhasilan siklus II Wawancara dengan guru kelas, observasi, serta dokumentasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan keterampilan bekerjasama anak sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan sikus berikutnya. b. Pelaksanaan Tindakan Action Pada siklus kedua menggunakan metode bercerita dengan media boneka dari kain flanel yang telah disesuaikan dengan topik bimbingan. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan kualitas dari keterampilan bekerjasama anak. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut: 1 Peneliti mengkondisikan tempat agar suasana nyaman. Hal ini dimaksudkan agar anak tidak bosan dan mendapat suasana baru. 2 Peneliti mengajak anak-anak duduk secara berdekatan dan acak. Bertujuan agar anak-anak mau membaur dengan teman-teman yang lain. 3 Peneliti membuka pertemuan dengan salam dan dilanjutkan memberikan pengantar tentang cerita yang akan disampaikan. 72 4 Peneliti mengenalkan tokoh-tokoh dan sifat yang ada dalam cerita “Bawang merah dan bawang putih‟‟ dengan menggunakan boneka. 5 Peneliti bercerita menggunakan boneka dan anak-anak mendengarkan. 6 Setelah anak-anak mendengarkan cerita kemudian peneliti memberikan kesempatan menceritakan kembali tokoh-tokoh yang ada dalam cerita dan sifat-sifat yang dimiliki. c. Observasi Observation atau Pengamatan Pengamatan atau obseravasi tetap dilakukan selama proses pemberian tindakan pada putaran kedua ini. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana upaya pemberian bimbingan klasikal dapat membantu mengembangkan keterampilan bekerjasama pada anak. Selain melakukan pengamatan peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kelas sedangkan dokumentasi dilakukan oleh mitra kolaboratif. d. Refleksi reflection Refleksi ini digunakan untuk melihat pengaruh secara kognisi, afeksi, psikomotorik pada siklus II guna untuk memperbaiki pada siklus selanjutnya. Refleksi dilakukan oleh peneliti terhadap diri sendiri dan dibantu mitra kolaboratif. 73 Siklus III meliputi: a. Perencanaan Planing Rencana tindakan pada putaran ketiga dilakukan dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada putaran kedua. Cerita yang dipilih “Si bungkuk dan si buta” dengan menggunakan media boneka dari kain flanel dengan karakter manusia yang disesuaikan dengan cerita tersebut. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut: 1 Merencanakan tindakan yang akan diterapkan dalam kegiatan bimbingan klasikal: a Peneliti menetapkan cerita “si bungkuk dan si buta” alasan pemilihan cerita karena mengandung nilai-nilai sosial yaitu berbagi kepada sesama, memaafkan orang yang bersalah dan bersahabat. Hal tersebut terkait dengan tugas perkembangan anak-anak usia dini. b Peneliti menetapkan boneka yang sesuai dengan tokoh- tokoh yang ada dalam cerita serta media yang sesuai dengan topik cerita. Pemilihan boneka disesuaikan dengan cerita yang akan dibawakan, kali ini boneka yang digunakan dengan karakter keluarga yaitu saudara atau teman. c Peneliti bersama dengan guru mengorganisir anak-anak serta menetapkan jadwal pertemuan. 74 2 Mengembangkan SPB, cerita, dan boneka: a SPB dengan topik kebersamaan. b Cerita yang akan diberikan adalah cerita rakyat dari jawa tengah yaitu „‟Si bungkuk dan si buta” c Boneka yang akan digunakan adalah tokoh-tokoh yang ada dalam cerita rakyat tersebut serta media yang mendukung. 3 Menyiapkan Instrument Interactional Group Disccusion IGD Dalam pengumpulan data peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas, observasi check list yang akan dilakukan oleh guru kelas, serta dokumentasi. 4 Menetapkan indikator keberhasilan siklus III Wawancara dengan guru kelas, observasi, dokumentasi, untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan perilaku bekerjasama anak yang bisa dilihat dari kenaikan setiap siklus. b. Pelaksanaan Tindakan Action Tindakan pada siklus ketiga menggunakan metode bercerita dengan media boneka dari kain flanel yang telah disesuaikan dengan topik bimbingan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas dari perilaku bekerjasama anak. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut: 75 1 Peneliti mengkondisikan suasana agar nyaman 2 Peneliti mengajak anak-anak duduk secara berdekatan secara acak, hal ini bertujuan agar anak-anak tidak hanya bergabung dengan teman-teman terdekat. 3 Peneliti membuka pertemuan dengan salam dan dilanjutkan memberikan pengantar tentang cerita yang akan disampaikan. 4 Peneliti mengenalkan tokoh-tokoh dan sifat yang ada dalam cerita “Si bungkuk dan si buta‟‟ dengan menggunakan boneka. 5 Peneliti bercerita menggunkan boneka dan anak-anak mendengarkan. 6 Setelah anak-anak mendengarkan cerita kemudian peneliti memberikan kesempatan pada anak untuk menceritakan kembali tokoh-tokoh yang ada dalam cerita dan sifat-sifat yang dimiliki. c. Observasi Observation atau Pengamatan Pengamatanobservasi dilakukan selama proses pemberian tindakan pada putaran ketiga ini. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana upaya pemberian bimbingan klasikal dapat membantu mengembangkan perilaku bekerjasama pada anak. Selain itu peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas. serta dokumentasi dilakukan oleh mitra kolaboratif. d. Refleksi Reflection Refleksi pada putaran ketiga dilakukan dengan memperhatikan pada hasil pemberian tindakan yang direvisi. Pemberian tindakan 76 akan tetap dilanjutkan apabila belum ada perubahan perilaku yang merupakan indikator dari keterampilan bekerjasama itu sendiri. Refleksi ini digunakan untuk melihat pengaruh secara kognisi, afeksi, psikomotorik anak pada siklus III. Refleksi dilakukan oleh peneliti terhadap diri sendiri dan dibantu mitra kolaboratif.

G. Teknik Pengumpulan Data Saat Proses Penelitian

Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan bercerita dengan menggunakan media boneka tangan pada siswa Kelas VII MTS YANUSA Pondok Pinang Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

0 18 145

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERSOSIALISASI ANAK MELALUI METODE BERCERITA MENGGUNAKAN MEDIA WAYANG BONEKA Upaya Meningkatkan Kemampuan Bersosialisasi Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Media Wayang Boneka Di Kelompok A TK Dharma Wanita, Krendowa

0 0 13

MENINGKATKAN KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MENINGKATKAN KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA BONEKA TANGAN (Sebuah Penelitian Tindakan Kelas di KB dan TK Ais

0 0 16

IMPLEMENTASI METODE BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA DINI DI TK KARTINI 2 Implementasi metode bercerita untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini TK Kartini 2 Kratonan Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.

0 2 18

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCERITA PADA TK PERTIWI PULUHAN I Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Metode Bercerita.

0 1 14

PENERAPAN PENDIDIKAN AKHLAK MULIA DALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK USIA DINI DI PAUD AN - NUUR.

0 0 35

Mengembangkan karakter disiplin anak usia dini melalui metode pembiasaan dengan media permainan di TK Tarakanita Bumijo Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.

0 0 248

UPAYA MENINGKATKAN PERHATIAN ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA BONEKA TANGAN PADA ANAK KELOMPOK A TK ABA JOGOYUDAN YOGYAKARTA.

0 14 122

IMPLEMENTASI DONGENG MELALUI MEDIA BONEKA DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI DI WISMA POJOK DONGENG YOGYAKARTA.

0 0 159

PENINGKATAN DISIPLIN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA BONEKA TANGAN PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

0 0 13