Siklus I Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

94 1 Saat peneliti bercerita, sebagian anak tidak memperhatikan dan mendengarkan 2 Anak bermain dengan benda yang lain ketika mendengarkan cerita. 3 Saat bermain games anak-anak belum terlibat sepenuhnya. 4 Anak-anak kurang antusias.

2. Siklus I

Siklus I dilaksanakan dalam 1 x pertemuan, dengan alokasi waktu 1 x 30 menit. Pada siklus I, tindakan yang dilakukan sebagai berikut :

a. Perencanaan

Siklus I dilaksanakan untuk memperbaiki hambatan-hambatan yang terjadi pada saat pra tindakan, yaitu lebih meningkatkan kegiatan bimbingan dengan menghadirkan media boneka dari kain flanel, anak diingatkan untuk lebih memperhatikan cerita yang akan disampaikan oleh pembimbing dengan menggunakan boneka dari kain flanel. Pada tahap perencanaan tindakan siklus I, peneliti menyusun Satuan Layanan Bimbingan SPB. Pada bimbingan ini, peneliti lebih memfokuskan pada cerita yang berisi pesan-pesan mengenai kerjasama dengan orang lain menggunakan boneka dari kain flanel dan media yang menarik berdasarkan refleksi dari pra tindakan. Selanjutnya peneliti juga menyusun instrumen penelitian seperti pedoman wawancara dan observasi. 95 Ket: peneliti bercerita dengan boneka

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan SPB dengan cerita asal mula nyamuk berdengung dan media boneka dari kain flanel yang telah disiapkan. Peneliti memilih boneka yang sesuai dengan tokoh-tokoh cerita. Pada cerita ini boneka yang digunakan dengan karakter orang jawa. Adapun alasan pemilihan boneka tersebut karena peneliti ingin memperkenalkan macam-macam suku di indonesia yang salah satunya adalah jawa sehingga anak-anak dapat menghormati teman-teman yang berbeda suku. Cerita rakyat yang dipilih sudah dimodifikasi oleh peneliti dengan menyederhanakan alur cerita dan menggunakan gambar-gambar sebagai simbol untuk memudahkan anak. Alasan pemilihan cerita karena mengandung nilai-nilai sosial terkait perkembangan anak usia dini seperti kerjasama, tolong-menolong dan cinta damai. 96 Peneliti sebelumnya telah mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing dan guru kelas yang bersangkutan. Selama bimbingan berlangsung peneliti dibantu oleh 2 mitra kolaboratif peneliti dalam melakukan pengamatan. Topik yang dibahas dalam pelaksanaan tindakan siklus I adalah “Gotong Royong”. Siklus I dilakasanakan pada tanggal 28 November 2013 mulai pukul 09.30 WIB sampai 10.00 WIB. Jumlah siswa yang hadir pada siklus I berjumlah 20 siswa. Aktivitas-aktivitas bimbingan yang terjadi pada siklus I sebagai berikut : 1 Kegiatan Awal a Peneliti membuka pertemuan dengan salam dan ice breaking agar suasana menjadi nyaman. b Peneliti mengajak anak-anak duduk melingkar dan diacak, hal ini bertujuan agar anak-anak tidak hanya bergabung dengan teman-teman terdekat. c Peneliti mengenalkan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita “asal mula nyamuk berdengung” dengan menggunakan boneka dari kain flanel. 2 Kegiatan Inti a Peneliti bercerita menggunakan boneka dari kain flanel dengan judul cerita “asal mula nyamuk berdengung”. Cerita ini cerita rakyat dari daerah gunung kidul yogyakarta yang menceritakan kerjasama antara pak dukuh, mbok surmi, trinil 97 dan trunul serta para warga yang bekerjasama dalam mengusir ratu nyamuk yang selama ini mengganggu para warga. Berkat kerjasama para warga akhirnya mereka mampu memberantas ratu nyamuk itu. Cerita rakyat dimodifikasi oleh peneliti dengan menyederhanakan alur cerita dan menggunakan gambar- gambar sebagai simbol untuk memudahkan anak. Alasan pemilihan cerita karena mengandung nilai-nilai sosial terkait perkembangan anak usia dini seperti kerjasama, tolong- menolong dan cinta damai. Pemilihan boneka berdasarkan cerita yang akan dibawakan. Peneliti memilih boneka yang sesuai dengan tokoh- tokoh cerita. Pada cerita ini boneka yang digunakan dengan karakter orang jawa. Adapun alasan pemilihan boneka tersebut karena peneliti ingin memperkenalkan macam- macam suku di indonesia yang salah satunya adalah jawa sehingga anak-anak dapat menghormati teman-teman yang berbeda suku. b Peneliti bertanya pada anak-anak mengenai cerita yang disamp aikan “siapa saja nama-nama pemain yang ada dalam cerita?”, “siapa yang mau menjadi pak dukuh, trinil dan trunul, mbok surti, Mengapa?”, siapa yang tidak mau menjadi ratu nyamuk? mengapa?‟‟. 98 c Peneliti mengajak anak-anak bermain “menjala nyamuk” yang diperankan menggunakan boneka dari kain flanel. Pertama-tama peneliti menawarkan siapa yang mau menjadi salah satu tokoh dalam cerita menjala nyamuk. Anak-anak antusias dan bersemangat ingin menjadi salah satu peran dalam cerita menjala nyamuk. Kemudian peneliti memberikan kesempatan kepada anak untuk memilih boneka yang sesuai dengan perannya. Tokoh-tokoh yang ada dalam bermain menjala nyamuk yaitu: nyamuk-nyamuk yang suka mengganggu, trinil dan trunul yang baik hati. Peneliti memulai bermain menggunakan boneka dan bertanya kepada nyamuk mengapa suka mengganggu, kemudian nyamuk-nyamuk itu menjawab”karena kau lapar, karena aku bisa terbang, karena aku tidak bisa diam”. Kemudian peneliti bertanya kepada trunul dan trinil “trunul dan trinil apakah kalian sering dig anggu oleh para nyamuk?”. Trunul dan trinil menjawab bermacam-macam jawaban. Lalu peneliti bertanya kembali “apakah yang harus kita lakukan untuk mengusir nyamuk- nyamuk itu”?. Anak-anak pun antusias dan bersemangat menjawab untuk mengusir nyamuk-nyamuk itu. Mereka akhirnya berhasil mengusir nyamuk-nyamuk yang suka mengganggu itu. 99 Melalui penggunaaan boneka anak-anak dapat berkreasi, merespon pertanyaan yang diberikan oleh orang lain, anak menjadi lebih berani berbicara dan menghargai pendapat teman, anak-anak belajar kerjasama dalam menyelesaikan masalah. 3 Penutup a Peneliti melakukan evaluasi mengenai bimbingan hari ini dengan cara bertanya kepada anak-anak apakah hari ini menyenangkan atau tidak. b Peneliti mengajak anak-anak membereskan tempat dan kursi c Peneliti mengajak anak-anak berdoa dan bersiap-siap pulang. d Peneliti mengajak anak-anak mengucapkan salam kemudian pulang.

c. Data Hasil Wawancara dan Observasi

1 Data Hasil Wawancara Berdasarkan wawancara dengan guru kelas maka ditemukan pernyataan sebagai berikut: a Bimbingan hari ini menyenangkan karena menggunakan media boneka sehingga anak-anak sangat tertarik baik dari cerita yang dibawakan maupun dengan media boneka itu sendiri. b Bermain menggunakan boneka cukup mengajarkan anak- anak kerjasama dengan teman-teman yang lain. Misalnya 100 anak-anak sudah mulai menyapa teman-temannya. Anak- anak sudah terlihat antusias saat bermian boneka. c Ya, sudah mulai memperhatikan dan mendengarkan ketika pencerita bercerita dengan boneka, anak-anak sudah mulai mendengarkan dan memperhatikan meskipun masih ada beberapa anak yang masih perlu dibantu. d Ya, ketika ada teman yang maju di depan bercerita dengan boneka anak-anak terlihat sudah mulai memperhatikan dan mulai mendengarkan. Namun ada beberapa anak yang masih harus diingatkan. e Ya, sudah mulai menyapa teman-teman sekitarnya, mulai menyapa ibu guru misalnya mengucapkan selamat pagi atau siang. Beberapa anak sudah mulai bisa mengucapkan terima kasih tanpa harus ada bantuan dari guru tapi ya masih ada yang belum mampu mengucapkan terima kasih saat diberi pertolongan. f Terkait keterampilan bekerjasama pada hari ini masih terdapat anak yang belum bersama-sama menata ruang kelas yang akan digunakan, masih terdapat anak yang bermalas- malasan, dan masih terdapat anak yang berbicara dengan teman yang lain ketika mengikuti bimbingan. 101 g Saat anak-anak dibagi dalam kelompok kecil dan harus mendengarkan teman yang sedang berbicara anak-anak sudah mulai mampu menghargai temannya. h Ya, anak-anak sudah mulai merespon saat diberi pertanyaan oleh peneliti terkait cerita yang dibawakan. Namun yang belum bisa merespon juga masih ada beberapa anak. i Anak-anak mulai memperhatikan teman yang berbicara di depan kelas. Sebagian anak sudah mulai mampu memperhatikan teman yang berbicara dan tidak mengalihkan pandangan ke arah lain. j Anak-anak sebagian sudah saling membantu dalam menata ruang kelas saat bimbingan akan berlangsung. Misalnya beberapa anak sudah mulai bersama-sama menata meja dan kursi mereka. 2 Data Hasil Observasi a Kuantitatif Tindakan siklus 1 dilaksanakan untuk mengembangkan keterampilan bekerjasama anak dan mengatasi masalah- masalah yang ada sehingga mencapai target yang diinginkan. Observasi yang dilakukan pada saat bimbingan berlangsung menghasilkan data siklus I yang dirangkum dalam hasil observasi 20 anak sebagai berikut : 102 Tabel 4.3. Perkembangan keterampilan bekerjasama anak siklus I Hal-hal yang diobservasi Jumlah anak BB MB BSH BSB 1. Anak dapat mendengarkan dengan sungguh-sungguh ketika diberi penjelasan 7 4 4 5 35 20 20 25 2. Anak dapat mendengarkan ketika teman sedang berbicara 7 3 5 5 35 15 25 25 3. Anak bisa merespon saat diberi pertanyaan 7 2 4 7 35 10 20 35 4. Anak menyapa teman-temannya 7 3 5 5 35 15 25 25 5. Anak dapat mengucapkan salam 6 3 5 6 30 15 25 30 6. Anak bisa mengucapkan terima kasih 6 4 5 5 30 20 25 25 7. Anak berbicara secara sopan kepada orang lain 6 3 5 6 30 15 25 30 8. Anak saling senyum dengan teman 5 2 6 7 25 10 30 35 9. Anak dapat menatap teman yang sedang berbicara 5 3 5 7 25 15 25 35 10. Anak mau memberi semangat kepada teman 6 3 5 6 30 15 25 30 11. Anak bisa berbicara dengan jelas 6 4 5 5 30 20 25 25 12. Anak bisa mengungkapkan perasaannya 5 3 6 6 25 15 30 30 13. Anak menunjukan muka senang mata berbinar 5 4 5 6 25 20 25 30 14. Anak duduk dengan tegap 6 4 4 6 30 20 20 30 15. Anak menunjukan rasa gembira 6 3 4 7 30 15 20 35 16. Anak bersama-sama menata ruang kelas 5 4 5 6 25 20 25 30 17. Anak mau membereskan ala-alat yang digunakan setelah bermain 6 3 5 6 30 15 25 30 18. Anak tidak langsung pergi meninggalkan ruang kelas 7 4 4 5 35 20 20 25 Tabel Prosentase Nilai siklus I 103 Apabila dipresentase keberhasilan keterampilan bekerjasama dari 20 anak pada siklus I adalah sebagai berikut: No Hal-hal yang diobservasi Hasil observasi siklus I 1. Anak dapat mendengarkan dengan sungguh-sungguh ketika diberi penjelasan 65 2. Anak dapat mendengarkan ketika teman sedang berbicara 65 3. Anak bisa merespon saat diberi pertanyaan 65 4. Anak menyapa teman-temannya 65 5. Anak dapat mengucapkan salam 70 6. Anak bisa mengucapkan terima kasih 70 7. Anak berbicara secara sopan kepada orang lain 70 8. Anak saling senyum dengan teman 75 9. Anak dapat menatap teman yang sedang berbicara 75 10. Anak mau memberi semangat kepada teman 70 11. Anak bisa berbicara dengan jelas 70 12. Anak bisa mengungkapkan perasaannya 75 13. Anak menunjukan muka senang mata berbinar 75 14. Anak duduk dengan tegap 70 15. Anak menunjukan rasa gembira 70 16. Anak bersama-sama menata ruang kelas 75 17. Anak mau membereskan ala-alat yang digunakan setelah bermain 70 18. Anak tidak langsung pergi meninggalkan ruang kelas 65 RATA-RATA 70 Tabel Prosentase Nilai Perkembangan Siklus I 104 b Kualitatif Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, tampak beberapa anak yang belum bersama-sama menata ruang kelas ketika akan memulai bimbingan, beberapa anak masih duduk bersandar dan malas saat mendengarkan cerita dengan menggunakan media boneka, dan beberapa anak masih berbicara dengan teman yang lain ketika diberi pertanyaan. Selain di kelas peneliti melakukan observasi di luar kelas tepat saat anak anak istirahat. Sebagian anak membereskan meja dan kursi yang telah dipakai saat bimb ngan berlangsung. Salah satu anak mengatakan “ ayo dibereskan dulu kursinya bareng- bareng” lalu ada beberapa anak langsung membereskan kursi secara bersama-sama. Beberapa anak istirahat di kelas dan makan bekal yang dibawanya dari rumah. Tiba-tiba ada satu anak yang membuka bekalnya dan makan. Satu anak datang dan meminta sedikit makanannya namun tidak diijinkan. Lalu ada satu anak datang dan berkata “kan kata ibu guru kita harus bebagi makanan sama teman, nggak boleh pelit‟‟ lalu si anak tersebut membagi makanannya dan tersenyum. Pada anak-anak yang lain dijumpai mereka sedang bermain bola di halaman sekolah. Ada satu anak jatuh karena bermain bola dan menangis kemudian teman-teman yang lain 105 menghampiri dan melihatnya. Lalu beberapa anak mengatakan “udah jangan nangis ya” anak yang lain mengatakan “ayo dibawa ke tempat bu guru di kantor biar dikasih obat terus udah nggak sakit lagi”. Kemudian anak- anak bersama-sama membawa teman yang sakit ke ruang guru untuk diobati. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa anak-anak sudah mulai bisa membangun kerjasama. Hal ini terlihat saat anak-anak saling membantu dan saling mengingatkan antar teman yang satu dengan yang lain.

d. Refleksi

Setelah dilaksanakan bimbingan peneliti melakukan refleksi yang mencakup kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini bertujuan untuk melihat seberapa besar perkembangan keterampilan bekerjasama anak melalui metode bercerita dengan media boneka. Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental otak. Pada siklus I anak-anak mampu secara kognitif. Hal ini terlihat saat peneliti bertanya kembali mengenai cerita anak-anak mampu menjawab dan menerangkan kembali, saat anak-anak diajak bermain boneka dengan judul yang telah ditetapkan anak-anak mampu bercerita dengan baik dan ketika peneliti mengajak anak-anak bersama-sama untuk memecahkan masalah dalam cerita anak-anak 106 pun mampu bersama-sama memecahkan masalah tersebut. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Pada siklus I beberapa anak sudah mampu secara afektif. Hal ini bisa dilihat ketika beberapa anak sudah mulai memperhatikan teman ataupun orang lain yang sedang berbicara di depan, beberapa anak sudah mampu menghargai teman-teman dalam kelompok, anak sudah mampu mengorganisir teman-temannya membereskan tempat yang mereka pakai. Ranah psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan skill tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Beberapa anak sudah mampu mempraktikan sikap bekerjasama yang terlihat saat anak-anak bersama-sama mendengarkan pengumuman dan mengucapkan salam. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, tampak bahwa antusias anak mengikuti bimbingan pada saat menggunakan media boneka pada siklus I lebih baik dibandingkan dengan pra tindakan. Pada siklus I ada hambatan-hambatan yang dialami yaitu anak-anak masih sulit untuk diarahkan, tidak mendengarkan penjelasan peneliti, dan hanya mau bergabung dengan teman-teman terdekatnya. Peneliti pada saat siklus I mempunyai kekurangan dalam menyampaikan cerita menggunakan boneka yaitu suara yang kurang jelas dan volume yang kurang keras. Peneliti belum tegas dalam menegur anak yang malas. 107

3. Siklus II

Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan bercerita dengan menggunakan media boneka tangan pada siswa Kelas VII MTS YANUSA Pondok Pinang Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

0 18 145

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERSOSIALISASI ANAK MELALUI METODE BERCERITA MENGGUNAKAN MEDIA WAYANG BONEKA Upaya Meningkatkan Kemampuan Bersosialisasi Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Media Wayang Boneka Di Kelompok A TK Dharma Wanita, Krendowa

0 0 13

MENINGKATKAN KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MENINGKATKAN KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA BONEKA TANGAN (Sebuah Penelitian Tindakan Kelas di KB dan TK Ais

0 0 16

IMPLEMENTASI METODE BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA DINI DI TK KARTINI 2 Implementasi metode bercerita untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini TK Kartini 2 Kratonan Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.

0 2 18

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCERITA PADA TK PERTIWI PULUHAN I Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Metode Bercerita.

0 1 14

PENERAPAN PENDIDIKAN AKHLAK MULIA DALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK USIA DINI DI PAUD AN - NUUR.

0 0 35

Mengembangkan karakter disiplin anak usia dini melalui metode pembiasaan dengan media permainan di TK Tarakanita Bumijo Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.

0 0 248

UPAYA MENINGKATKAN PERHATIAN ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA BONEKA TANGAN PADA ANAK KELOMPOK A TK ABA JOGOYUDAN YOGYAKARTA.

0 14 122

IMPLEMENTASI DONGENG MELALUI MEDIA BONEKA DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI DI WISMA POJOK DONGENG YOGYAKARTA.

0 0 159

PENINGKATAN DISIPLIN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA BONEKA TANGAN PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

0 0 13