119
dilihat ketika beberapa anak sudah mulai memperhatikan teman ataupun orang lain yang sedang berbicara di depan, beberapa anak
sudah mampu menghargai teman-teman dalam kelompok, anak sudah mampu mengorganisir teman-temannya membereskan tempat yang
mereka pakai. Ranah psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan skill atau kemampuan bertindak setelah
seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Beberapa anak sudah mampu mempraktikan sikap bekerjasama yang terlihat saat
anak-anak bersama-sama membantu temannya yang kesusahan, mendengarkan penjelasan dan mengucapkan salam.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, tampak bahwa antusias dan semangat anak mengikuti bimbingan pada saat
mendengarkan cerita menggunakan media boneka pada siklus II lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Hal ini dilihat dari sikap anak
yang mendengarkan dan bersemangat saat peneliti bercerita menggunakan media boneka. Pada saat kegiatan bermain boneka
sudah tampak bahwa ada peningkatan kerjasama antar anak, misalnya saat memecahkan masalah.
4. Siklus III
Siklus III dilaksanakan dengan alokasi waktu 1 x 30 menit. Siklus III dilakukan untuk memperbaiki hambatan-hambatan yang muncul dan
hasil refleksi yang dilakukan pada siklus II. Pada akhir siklus III juga
120
dilakukan observasi oleh mitra kolaboratif. Pada tindakan siklus III, tindakan yang dilakukan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Siklus III dilaksanakan untuk memperbaiki hambatan-hambatan yang terjadi pada saat siklus II, yaitu peneliti ingin lebih
meningkatkan keterampilan bekerjasama anak melalui media boneka dari kain flanel. Dalam siklus ini, peneliti menggunakan boneka yang
berbeda dengan siklus II. Anak-anak diajak untuk memperhatikan saat peneliti bercerita menggunakan boneka. Pada tahap perencanaan
tindakan siklus III, peneliti menyusun Satuan Layanan Bimbingan materi “Saling membantu”. Peneliti juga menyusun instrumen
penelitian seperti pedoman observasi dan pedoman wawancara. Cerita yang telah dipilih si bungkuk dan si buta. Alasan
pemilihan cerita karena mengandung nilai-nilai sosial yaitu berbagi kepada sesama,memaafkan orang yang bersalah kepada kita. Hal
tersebut terkait dengan tugas perkembangan anak-anak usia dini. Pemilihan boneka disesuaikan dengan cerita yang telah dipilih, kali ini
boneka yang digunakan dengan karakter keluarga yaitu saudara atau teman supaya anak-anak lebih mengenal anggota keluarga.
121
Ket: Peneliti bercerita dengan boneka
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan SPB yang telah disusun oleh peneliti dan sebelumnya telah
dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan guru pendidik yang bersangkutan. Selama bimbingan berlangsung peneliti dibantu oleh
dua mitra kolaboratif dalam melakukan pengamatan. Materi siklus III mencakup saling membantu yang disajikan melalui media boneka,
adapun tahap-tahap pelaksanaan bimbingan pada siklus III adalah
sebagai berikut:
1 Kegiatan Awal
a Peneliti membuka pertemuan dengan salam dan ice breaking
agar suasana menjadi nyaman. b
Peneliti mengajak anak-anak duduk secara acak, hal ini bertujuan agar anak-anak tidak hanya bergabung dengan
teman-teman terdekat.
122
c Peneliti mengenalkan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita “Si
buta dan si bungkuk” dengan menggunakan boneka. 2
Kegiatan Inti a
Peneliti bercerita menggunakan media boneka dengan judul cerita “si buta dan si bungkuk”. Cerita ini menceritakan si
buta dan si bungkuk yang bersahabat sejak lama. Si buta dan si bungkuk sering berburu binatang untuk dimasak. Suatu
ketika mereka berburu binatang di hutan dan mendapatkan hasil buruan, namun si bungkuk berbuat licik kepada si buta.
Lama kelamaan si buta mengetahui jika diakali oleh si bungkuk. Si buta marah dengan si bungkuk, namun akhirnya
mereka berdua saling memaafkan dan kembali menjadi sahabat. Peneliti terlebih dahulu mengkonsultasikan cerita
tersebut kepada guru pembimbing sebelum bimbingan berlangsung. Alasan pemilihan cerita karena mengandung
nilai-nilai sosial yaitu berbagi kepada sesama,memaafkan orang yang bersalah kepada kita.
Hal tersebut terkait dengan tugas perkembangan anak-anak usia dini. Pemilihan boneka disesuaikan dengan
cerita yang telah dipilih, kali ini boneka yang digunakan dengan karakter keluarga yaitu saudara atau teman. Peneliti
bertanya pada anak-anak mengenai cerita si bungkuk dan si
123
buta. Siapa sajakah nama-nama tokoh pemain dalam cerita tersebut? Siapa yang ingin menjadi si buta? Si bungkuk?.
Peneliti bertanya kepada anak-anak mengenai cerita si buta dan si bungkuk. Siapa saja nama tokoh-tokoh pemain
dalam cerita tersebut?, Siapa yang ingin menjadi si buta dan si bungkuk? Mengapa?
b Peneliti mengajak anak-anak bermain menggunakan boneka.
Saat ini peneliti mengajak anak-anak bermain boneka secara spontan tanpa memberikan judul. Peneliti hanya memberikan
nama-nama tokoh yaitu teddy, jheny, dan kakak. Anak-anak berantusias ingin memerankan. Peneliti memilih anak-anak
yang belum pernah menjadi peran dalam cerita. Mula-mula p
eneliti bertanya kepada kakak “hai kakak apa yang akan kamu lakukan?”, lalu kakak menjawab “aku akan mengajak
jhenny ke mall beli baju, yuk jhenny ke pasar‟ jhenny menjawa
b “iya kak aku ikut ke pasar”. Dan teddy hanya diam saja karena tidak diajak ke mall oleh kakak dan jhenny.
Peneliti bertanya pada anak- anak “bagaimana ya perasaan
teddy? ” lalu anak-anak menjawab kasihan dan sedih. Penelliti
kemudian bertanya “bagaimana jika kita menghibur tedy agar tidak sedih lagi” salah satu anak menjawab “aku mau nyanyi
buat teddy” lalu anak tersebut menyanyi lihat kebunku.
124
Peneliti bertanya kepada teddy “ bagaimana teddy senang ngga?” teddy menjawab senang dan tersenyum. Peneliti
mengajak anak-anak bernyanyi “burung pipit‟ bersama-sama.
Alasan pemilihan boneka menggunakan figur boneka keluarga seperti kakak adik adalah supaya anak-anak lebih
mengenal anggota keluarga. Pemilihan cerita secara spontan menggunakan boneka ini diharapkan agar anak-anak dapat
mengemukakan ide-ide yang bisa membantu teddy ketika ditinggal sendiri. Anak-anak yang biasanya masih kurang
terlibat diharapkan
terlibat melalui
cerita spontan
menggunakan boneka
ini. Anak-anakbersama-sama
menghibur teddy yang sedih dengan bersama-sama bernyanyi.
3 Penutup
a Peneliti mengevaluasi kegiatan hari ini dengan cara bertanya
pada anak-anak apakah hari ini menyenangkan atau tidak. b
Peneliti mengajak anak-anak untuk membereskan segala peralatan dan permainan serta membereskan tempat yang
telah dipakai. c
Peneliti mengajak anak-anak untuk bersiap-siap dan berdoa. d
Peneliti mengajak anak-anak memberikan salam kemudian pulang.
125
c. Data Hasil Wawancara dan Observasi Siklus III
1 Data hasil wawancara
a Bimbingan hari ini sangat menyenangkan karena
menggunakan media boneka dan cerita yang bervariasi sehingga anak-anak sangat tertarik dan antusias baik dari cerita
yang dibawakan maupun dengan media boneka itu sendiri. b
Keuntungan menggunakan boneka, anak-anak menjadi terlibat dan berhubungan secara personal dengan cerita, membuat
hubungan anak-anak lebih mudah antara perasaan emosional mereka dan yang dimiliki tokoh dalam cerita.
c Bermain menggunakan boneka mengajarkan anak-anak
bekerjasama dengan teman-teman yang lain. Anak-anak yang pasif
menjadi berani
berbicara. Anak-anak
belajar memecahkan masalah secara bersama-sama. Anak-anak sudah
terlihat antusias. d
Ya, jelas ada perubahan pada anak-anak. Anak-anak yang tadinya tidak mau bergabung dengan teman-teman yang lain
kini mulai bergabung dan membaur. e
Anak-anak mampu menghargai orang yang sedang berbicara di depan kelas. Anak-anak mampu mendengarkan dan bisa
menceritakan kembali apa yang didengarnya. f
Ya, anak-anak menatap teman yang sedang berbicara tanpa mengarahkan pandangan lain ataupun memegang benda lain.
126
g Anak-anak bersama-sama saling membereskan tempat yang
dipakai saat bimbingan berlangsung. 2
Data Hasil Observasi
a
Kuantitatif
Tindakan siklus III dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan bekerjasama anak dan mengatasi masalah-
masalah yang ada sehingga mencapai target yang diinginkan. Adapun hasil penilaian siklus III adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5. Perkembangan keterampilan bekerjasama anak siklus III
Hal-hal yang diobservasi Jumlah anak
BB MB BSH BSB
1. Anak dapat mendengarkan
dengan sungguh-sungguh ketika diberi penjelasan
1 12
7 5
60 35 2.
Anak dapat mendengarkan ketika teman sedang berbicara
1 19
5 95
3. Anak bisa merespon saat
diberi pertanyaan 2
1 17
10 5
85 4.
Anak menyapa teman- temannya
2 18
10 90
5. Anak dapat mengucapkan
salam 1
19 05
95 6.
Anak bisa mengucapkan terima kasih
1 19
5 95
7. Anak berbicara secara sopan
kepada orang lain 1
19 5
95 8.
Anak saling senyum dengan teman
1 19
5 95
9. Anak dapat menatap teman
yang sedang berbicara 1
19 5
95 10.
Anak mau memberi semangat kepada teman
1 19
5 95
127
11. Anak bisa berbicara dengan
jelas 20
0 100 12.
Anak bisa mengungkapkan perasaannya
1 19
5 95
13. Anak menunjukan muka
senang mata berbinar 20
0 100 14.
Anak duduk dengan tegap 20
0 100 15.
Anak menunjukan rasa gembira
4 16
20 80 16.
Anak bersama-sama menata ruang kelas
20 0 100
17. Anak mau membereskan ala-
alat yang digunakan setelah bermain
20 100
18. Anak tidak langsung pergi
meninggalkan ruang kelas 20
100 Tabel Prosentase Nilai siklus III
Apabila dipresentase
keberhasilan keterampilan
bekerjasama 20 anak pada siklus III ini adalah sebagai berikut:
No Hal-hal yang diobservasi
Hasil observasi
siklus III
1. Anak dapat mendengarkan dengan
sungguh-sungguh ketika diberi penjelasan 95
2. Anak dapat mendengarkan ketika teman
sedang berbicara 100
3. Anak bisa merespon saat diberi pertanyaan
90 4.
Anak menyapa teman-temannya 90
5. Anak dapat mengucapkan salam
95 6.
Anak bisa mengucapkan terima kasih 95
7. Anak berbicara secara sopan kepada orang
lain 95
8. Anak saling senyum dengan teman
95 9.
Anak dapat menatap teman yang sedang berbicara
95
128
10. Anak mau memberi semangat kepada teman
95 11. Anak bisa berbicara dengan jelas
100 12. Anak bisa mengungkapkan perasaannya
100 13. Anak menunjukan muka senang mata
berbinar 100
14. Anak duduk dengan tegap 100
15. Anak menunjukan rasa gembira 100
16. Anak bersama-sama menata ruang kelas 100
17. Anak mau membereskan alat-alat yang digunakan setelah bermain
100 18. Anak tidak langsung pergi meninggalkan
ruang kelas 100
RATA-RATA 97
Tabel Prosentase Nilai Perkembangan Siklus III b
Kualitatif
Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh, siswa tampak lebih memperhatikan dan serius mengikuti bimbingan.
Anak-anak tampak lebih antusias dan bersemangat. Anak lebih terlihat ceria. Anak-anak dapat memberikan kesempatan pada
teman yang belum pernah bermain dan bercerita menggunakan boneka.
Salah satu anak mengatakan “aku udah pernah, sekarang yang belum pernah aja kak yang bermain boneka”.
Anak-anak pun dengan penuh semangat memberikan dukungan
pada anak
yang belum
pernah bercerita
menggunakan boneka. Saat ada anak yang bercerita dengan boneka anak-anak
terlihat saling memperhatikan dan mendengarkan dengan
129
sungguh-sungguh. Anak-anak terlihat bekerjasama ketika peneliti mengajak untuk membantu teman yang sedih dalam
cerita tersebut. Anak-anak bersama-sama mencari jalan keluar agar anak yang sedih dalam cerita itu tidak lagi sedih. Lalu
mereka bersama-sama bernyanyi untuk menghibur anak yang sedih. Anak-anak tampak gembira dan bersemangat.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa kerjasama antar anak
sudah berkembang dengan baik, hal ini dapat dilihat pada anak-anak yang tanpa dibantu oleh guru sudah memiliki
inisiatif untuk membantu teman-temannya.
d. Refleksi
Setelah dilaksanakan bimbingan peneliti melakukan refleksi yang mencakup kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini bertujuan
untuk melihat
seberapa besar
perkembangan keterampilan
bekerjasama anak melalui metode bercerita dengan media boneka. Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental otak.
Pada siklus III anak-anak mampu secara kognitif. Hal ini terlihat saat peneliti bertanya kembali mengenai cerita anak-anak mampu
menjawab dan menerangkan kembali, saat anak-anak diajak bermain boneka tanpa judul yang telah ditetapkan anak-anak mampu bercerita
dengan baik dan ketika peneliti mengajak anak-anak bersama-sama untuk memecahkan masalah dalam cerita anak-anak pun mampu
130
bersama-sama memecahkan masalah tersebut. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Pada siklus III beberapa
anak sudah mampu secara afektif. Hal ini bisa dilihat ketika beberapa anak sudah mulai memperhatikan teman ataupun orang lain yang
sedang berbicara di depan, beberapa anak sudah mampu menghargai teman-teman dalam kelompok, anak sudah mampu mengorganisir
teman-temannya membereskan tempat yang mereka pakai. Ranah psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan
skill atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Beberapa anak sudah mampu
mempraktikan sikap bekerjasama yang terlihat saat anak-anak bersama-sama membantu temannya yang kesusahan, mendengarkan
penjelasan dan mengucapkan salam. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, tampak bahwa
antusias dan semangat anak mengikuti bimbingan pada saat mendengarkan cerita menggunakan media boneka pada siklus III jauh
lebih baik dibandingkan dengan siklus II. Hal ini dilihat dari sikap anak yang mendengarkan dan bersemangat saat peneliti bercerita
menggunakan media boneka. Pada saat kegiatan bermain boneka sudah tampak bahwa ada peningkatan kerjasama antar anak, misalnya
anak dapat bercerita dengan boneka tanpa topik cerita yang ditentukan oleh peneliti.
131
B. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling