D. Pembahasan Hasil Penelitian
1.
Keterlaksanaan Pembelajaran Menggunakan Reciprocal Teaching
Keterlaksanaan pembelajaran menggunakan reciprocal teaching pada pertemuan pertama yaitu 91,67. Berdasarkan kriteria keterlaksanaan
pembelajaran menggunakan reciprocal teaching maka keterlaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama ini sangat tinggi. Kemudian
presentase pembelajaran menggunakan reciprocal teaching pada pertemuan kedua yaitu 100. Berdasarkan kriteria keterlaksanaan
pembelajaran menggunakan reciprocal teaching maka keterlaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua ini sangat tinggi. Pada pertemuan
pertama dari 12 indikator keterlaksanaan pembelajaran menggunakan reciprocal teaching, ada satu indikator yang belum terlaksana. Satu
indikator yang belum terlaksana tersebut adalah
guru mengarahkan siswa untuk mau bertanya dengan memberikan masalah atau petunjuk. Pada
pertemuan tersebut, Peneliti sudah memberi kesempatan siswa untuk bertanya, namun peneliti belum memberikan masalah atau petunjuk kepada
siswa untuk merangsang pertanyaan dari siswa. Pada pertemuan kedua, peneliti mencoba memperbaiki kekurangan pada pertemuan pertama,
sehingga pada pertemuan kedua, keterlaksanaan pembelajaran menggunakan reciprocal teaching terlaksana dengan baik, artinya semua indikatornya
sudah terlaksana.
2.
Efektivitas Pembelajaran Menggunakan Reciprocal Teaching
Efektivitas pembelajaran menggunakan reciprocal teaching
ditinjau dari hasil belajar dan aktivitas belajar siswa, yaitu:
a.
Hasil Belajar
Berdasarkan analisis secara deskriptif di atas, diperoleh bahwa ditinjau dari ketuntasan siswa yaitu untuk data hasil belajar
siswa pada pre test Jumlah siswa yang lebih dari atau sama dengan KKM di kelas eksperimen berjumlah 24 siswa, dan ada 7 siswa
yang nilainya belum mencapai KKM. Sedangkan jumlah siswa yang lebih dari atau sama dengan KKM di kelas kontrol lebih
sedikit dibandingkan di kelas eksperimen yaitu berjumlah 20 siswa, dan ada 11 siswa yang nilainya belum mencapai KKM.
Untuk presentase jumlah siswa yang nilainya sudah tuntas memenuhi KKM di kelas eksperimen yaitu 77,42. Presentase
jumlah siswa yang nilainya sudah tuntas memenuhi KKM di kelas kontrol yaitu 64,52. Selanjutnya adalah analisis secara deskriptif
data hasil belajar post test diperoleh bahwa jumlah siswa yang lebih dari atau sama dengan KKM di kelas eksperimen berjumlah
18 siswa, dan ada 14 siswa yang nilainya belum mencapai KKM. Sedangkan jumlah siswa yang lebih dari atau sama dengan KKM
di kelas kontrol lebih sedikit dibandingkan di kelas eksperimen yaitu berjumlah 13 siswa, dan ada 18 siswa yang nilainya belum
mencapai KKM. Sehingga dapat disimpulkan presentase jumlah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa yang nilainya sudah tuntas memenuhi KKM di kelas eksperimen yaitu 56,25. Presentase jumlah siswa yang nilainya
sudah tuntas memenuhi KKM di kelas kontrol yaitu 41,94. Secara keseluruhan dari hasil belajar pre test dan post test pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat dilihat bahwa terjadi penurunan presentase ketuntasan siswa. Untuk hasil belajar di
kelas eksperimen terjadi penurunan presentase ketuntasan dari 77,42 menjadi 56,25, sedangkan pada kelas kontrol terjadi
penurunan presentase ketuntasan hasil belajar siswa yaitu 64,52 menjadi 41,94. Namun dari hasil pre test dan post test kedua
kelas tersebut, presentase ketuntasan dari kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol.
Berdasarkan analisis data hasil penelitian secara inferensial di atas, dapat diketahui bahwa pembelajaran matematika
menggunakan reciprocal teaching yang telah diterapkan pada materi pokok luas permukaan serta volume kubus dan balok
memberikan hasil yang signifikan pada taraf 5. Dengan demikian hipotesis yang diajukan bahwa penggunaan model pembelajaran
reciprocal teaching terhadap hasil belajar dan aktivitas belajar siswa kelas VIII pada materi pokok luas permukaan serta volume
kubus dan balok lebih tinggi dibandingkan pembelajaran matematika secara konvensional diterima. Hal tersebut diperoleh
dari uji perbedaan rata-rata hasil belajar siswa dari kelas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji independent sample t test. Dari uji independent sample t test diperoleh nilai Sig.
1-tailed yaitu 0,045. Nilai sig. 1-tailed kurang dari 2.α α=0,05
yaitu 0,045 2.0,05 atau 0,045 0,1.
b. Aktivitas Belajar
Dari hasil penelitian diperoleh data aktivitas belajar siswa berupa data observasi aktivitas belajar siswa dan data angket
aktivitas belajar siswa. Setelah analisis data observasi aktivitas belajar siswa menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa yang
menggunakan reciprocal teaching sebagai model pembelajarannya lebih tinggi dibandingkan siswa yang mendapatkan pembelajaran
matematika secara konvensional. Hal tersebut terbukti dengan uji hipotesis bahwa penerapan model pembelajaran reciprocal
teaching terhadap aktivitas belajar siswa kelas VIII pada materi pokok luas permukaan serta volume kubus dan balok lebih Tinggi
dibandingkan pembelajaran matematika secara konvensional diterima.
Dari perhitungan presentase aktivitas belajar pada data observasi aktivitas belajar siswa, diperoleh bahwa presentase
aktivitas belajar siswa kelas eksperimen adalah 67 dan kriteria aktivitas belajar yaitu tinggi. Adapun presentase aktivitas belajar
siswa kelas kontrol adalah 53 dan kriteria aktivitas belajar siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cukup. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen dengan pembelajaran
menggunakan reciprocal teaching lebih tinggi dibandingkan aktivitas belajar siswa di kelas kontrol dengan pembelajaran secara
konvensional. Hal tersebut juga didukung oleh hasil uji Mann- Whitney U Test yang dilakukan pada data observasi aktivitas
belajar diperoleh nilai Sig. 1-tailed yaitu 0,000. Nilai sig. 1- tailed
kurang dari 2.α α=0,05 yaitu 0,000 2.0,05 atau 0,000 0,1 , maka H
ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa dari data observasi aktivitas belajar siswa dari kelas eksperimen lebih tinggi
dari kelas kontrol. Dari hasil perhitungan presentase data angket aktivitas
belajar siswa diperoleh bahwa presentase aktivitas belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching
sebesar 80, sedangkan presentase siswa yang menggunakan pembelajaran secara konvensional adalah 79. Terdapat selisih
1 antara siswa yang menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran
matematika secara konvensional. Dari perhitungan tersebut diperoleh bahwa aktivitas siswa yang menggunakan reciprocal
teaching lebih tinggi dibandikan siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika secara konvensional, namun tidak secara
signifikan. Dari hasil uji independent sample t test diperoleh nilai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sig. 1-tailed yaitu 0,620. Nilai sig. 1-tailed lebih dari 2.α
α=0,05 yaitu 0,620 2.0,05 atau 0,620 0,1 , maka H gagal
ditolak. Jadi tidak ada cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen lebih tinggi daripada
siswa di kelas kontrol. Dari hasil data angket aktivitas belajar siswa berbeda
dengan pengamatan aktivitas belajar siswa yang dilakukan observer. Hal tersebut diduga karena unsur subyektivitas siswa saat
mengisi angket aktivitas belajar tinggi, sehingga siswa tidak mengisi angket sesuai dengan apa yang siswa lakukan. Siswa
cenderung mengisi angket dengan respon positif. Oleh karena itu, peneliti merasa data angket aktivitas belajar siswa kurang relevan,
sehingga peneliti lebih condong menggunakan data observasi aktivitas belajar yang lebih obyektif dibandingkan data angket
aktivitas belajar untuk digunakan dalam menarik kesimpulan dalam penelitian ini.
Ditinjau dari analisis hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa secara deskriptif diperoleh bahwa presentase hasil belajar dan
aktivitas belajar siswa di kelas yang menggunakan reciprocal teaching lebih tinggi dibandingkan pembelajaran secara konvensional. Namun
presentase ketuntasan hasil belajar post test siswa masih kurang dari 75, serta presentase aktivitas siswa dilihat dari hasil observasi
aktivitas belajar siswa juga masih kurang dari 75, sedangkan data PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
angket aktivitas belajar siswa sudah lebih dari atau sama dengan 75. Selanjutnya ditinjau dari analisis hasil belajar siswa dan aktivitas
belajar siswa secara inferensial diperoleh bahwa hasil belajar dan aktivitas belajar siswa di kelas yang menggunakan reciprocal teaching
lebih tinggi dibandingkan pembelajaran secara konvensional. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
reciprocal teaching belum efektif pada pembelajaran matematika ditinjau dari hasil belajar dan aktivitas belajar siswa pada materi luas
permukaan serta volume kubus dan balok di kelas VIII.
E. Keterbatasan Penelitian