40
kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang akan disebarkan kepada responden Sukmadinata, 2015. Pada penelitian ini variabel yang akan
dievaluasi secara deskriptif kuantitatif adalah Efektivitas Output Pendidikan Karakter Kepangudiluhuran. Output Pendidikan Karakter Kepangudiluhuran
yang diperoleh dari data penelitian dalam bentuk angka, kemudian diuraikan secara deskriptif yang menggambarkan tentang Efektivitas Output Pendidikan
Karakter Kepangudiluhuran.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti pada Januari hingga Februari 2017 di empat SMP Pangudi Luhur di wilayah Klaten yaitu SMP Pangudi
Luhur1 Klaten, SMP Pangudi Luhur Wedi, SMP Pangudi Luhur Bayat, dan SMP Pangudi Luhur Cawas.
C. Subjek Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objeksubjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IX SMP
Pangudi Luhur 1 Klaten, SMP Pangudi Luhur Wedi, SMP Pangudi Luhur Bayat, dan SMP Pangudi Luhur Cawas. Berdasarkan data yang diperoleh
dari keempat sekolah tersebut, jumlah peserta didik kelas IX SMP PL 1 Klaten 176, SMP PL Wedi 62, SMP PL Bayat 48, dan SMP PL Cawas 43.
Jumlah populasi sebanyak 329 peserta didik.
41
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi Sugiyono, 2014. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
didasarkan pada tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan taraf kesalahan 1 , 5 , dan 10 Sugiyono, 2014. Peneliti
menetapkan jumlah sampel dengan menggunakan taraf kesalahan 5 dan didapatkan jumlah sampel sebanyak 171 peserta didik.
Dalam pemilihan sampel ini teknik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah probability sampling dengan model proportionate
stratified random sampling yang dipadukan dengan model simple rundom sampling. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportionate
stratified random sampling dilakukan secara proporsional dengan memperhatikan strata yang ada dalam populasi Sugiyono, 2014. Peneliti
menggunakan teknik proportionate stratified random sampling karena sampel diambil dari empat sekolah yang berbeda yaitu tiga sekolah di
pedesaan dan satu sekolah di kota. Proses penentuan sampel dilakukan dengan cara menentukan jumlah sampel dari setiap sekolah dan sampel
berdasarkan kelas secara proporsional. Penentuan sampel selanjutnya, setelah didapatkan jumlah sampel berdasarkan kelas kemudian digunakan
teknik simple rundom sampling. Berdasarkan jumlah populasi, maka jumlah sampel untuk masing-
masing sekolah adalah sebagai berikut:
42
a. SMP PL 1 Klaten: 176 329 x 171 = 91,48 dibulatkan menjadi 92
b. SMP PL Wedi
: 62 329 x 171 = 32,22 dibulatkan menjadi 32 c.
SMP PL Bayat : 48 329 x 171 = 24,95 dibulatkan menjadi 25
d. SMP PL Cawas : 43 329 x 171 = 22,35 dibulatkan menjadi 22
Jadi jumlah sampel untuk masing-masing sekolah adalah 92 peserta didik dari SMP PL I Klaten, 32 peserta didik dari SMP PL Wedi, 25 peserta
didik dari SMP PL Bayat dan 22 peserta didik dari SMP PL Cawas. Jumlah speserta didik untuk setiap kelas berdasarkan sekolah
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas Berdasarkan Sekolah
No Kelas
SMP PL Klaten
SMP PL Wedi
SMP PL Bayat
SMP PL Cawas
1 Kelas IX A
38 31
23 21
2 Kelas IX B
38 31
25 22
3 Kelas IX C
39 -
- -
4 Kelas IX D
38 -
- -
5 Kelas IX E
23 -
- -
Jumlah 176
62 48
43
Berdasarkan data di atas maka jumlah sampel yang ditetapkan untuk setiap kelas berdasarkan sekolah adalah sebagai berikut:
a. SMP PL Klaten dengan jumlah siswa 176 dan ditetapkan sampel 92
1 Kelas IX A
: 38 176 x 92 = 19,86 dibulatkan menjadi 20
43
2 Kelas IX B
: 38 176 x 92 = 19,86 dibulatkan menjadi 20 3
Kelas IX C : 39 176 x 92 = 20,38 dibulatkan menjadi 20
4 Kelas IX D
: 38 176 x 92 = 19,86 dibulatkan menjadi 20 5
Kelas IX E : 23 176 x 92 = 12.02 dibulatkan menjadi 12
b. SMP PL Wedi dengan jumlah siswa 62 dan ditetapkan sampel 32
1 Kelas IX A
: 31 62 x 32 = 16 2
Kelas IX B : 31 62 x 32 = 16
c. SMP PL Bayat dengan jumlah siswa 48 dan ditetapkan sampel 25
1 Kelas IX A
: 23 48 x 25 = 11,98 dibulatkan menjadi 12 2
Kelas IX B : 25 48 x 25 = 13,02 dibulatkan menjadi 13
d. SMP PL Cawas dengan jumlah siswa 43 dan ditetapkan sampel 22
1 Kelas IX A
: 21 43 x 22 = 10,74 dibulatkan menjadi 11 2
Kelas IX B : 22 43 x 22 = 11,26 dibulatkan menjadi 11
Setelah didapatkan jumlah sampel berdasarkan kelas, langkah penentuan sampel selanjutnya dilakukan dengan cara acak yaitu dengan cara
menyebarkan undian penentuan sampel.
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data