Model-Model Evaluasi Hakikat Evaluasi

29 f. Harus dibedakan antara penskoran skoring dan penilaian.

5. Model-Model Evaluasi

McMillan dan Schumacher 2001, Sukmadinata 2015 mengemu- kakan terdapat enam model pendekatan dalam penelitian evaluatif yaitu: a. Evaluasi berorientasi tujuan objectives-oriented approaches Evaluasi ini diarahkan untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan dalam pelaksanaan program atau kegiatan oleh kelompok sasaran, atau mengukur hasil pelaksanaan program atau kegiatan. Tujuan yang menjadi sasaran pengukuran adalah tujuan-tujuan yang spesifik yang dirumuskan dalam perilaku yang dapat diukur, bukan tujuan umum yang bersifat abstrak. b. Evaluasi berorientasi pengguna consumer-oriented approaches Evaluasi ini berorientasi pada hasil atau produk, yaitu hasil yang dapat memenuhi harapan atau memuaskan kebutuhan pengguna. Evaluasi dapat dilakukan terhadap produk-produk program, seperti hasil penerapan kurikulum, pembelajaran, pendidikan anak berbakat, pendidikan nilai dan masih banyak lagi. c. Evaluasi berorientasi keahlian Expertise-oriented evaluation Evaluasi ini berorientasi pada penggunaan standar keahlian yang diarahkan pada proses evaluasi program atau komponen-komponen pendidikan dengan menggunakan kriteria atau standar yang telah dirumuskan oleh ara ahli sebagai suatu program atau komponen yang baik. Standar atau kriteria yang digunakan dalam pendekatan ini 30 diambil dari teori atau konsep-konsep yang mendasari suatu kegiatan atau produk yang akan dievaluasi. d. Evaluasi berorientasi keputusan decision-oriented evaluation Evaluasi ini memiliki lingkup yang lebih luas dan di dalamnya dimasukkan teori perubahan pendidikan. Evaluasi diarahkan pada proses penentuan jenis keputusan yang akan diambil, pemilihan, pengumumpulan dan analisis data yang dibutuhkan untuk penentuan keputusan, dan penyampaian hasil pada penentu keputusan. Stufflebeam 1971, Sukmadinata, 2015 mengembangkan model evaluasi pendidikan yang bersifat komprehensif yang mencakup konteks context, masukan input, proses proces, dan hasil product. Model ini sering kali disebut dengan CIPP. Berdasarkan model ini dikembangkan evaluasi yang berorientasi keputusan yang meliputi pengukuran kebutuhan, perencanaan program dan evaluasi masukan, evaluasi implementasi, evaluasi proses, dan evaluasi hasil. e. Evaluasi berorientasi lawan adversary-oriented approaches Proses evaluasi ini menggunakan standar atau kriteria yang berbeda atau bahkan berlawanan dengan standar yang digunakan. Dalam proses pengujian kemampuan suatu program atau kegiatan diguankan perbandingan program lain atau standar lain yang berlawanan. Program yang baik akan tetap unggul apabila dibandingkan dengan program lain atau menggunakan standar evaluasi lain. 31 f. Evaluasi berorientasi partisipan naturalistik Pendekatan evaluasi ini bersifat holistik atau menyeluruh, menggunakan aneka instrumen dan aneka data, agar diperoleh pemahaman yang utuh dari sudut pandang dan nilai-nilai yang berbeda tentang pelaksanaan pendidikan menurut prespektif atau sudut pandang partisipan. Dalam evaluasi naturalistik berkembang pendekatan yang disebut dengan evaluasi responsif, karena merespon kebutuhan klien. Evaluasi responsif didasarkan pada apa yang dilakukan orang secara alamiah, bila mereka mengevaluasi sesuatu mereka mengamati dan mereaksi. Evaluasi responsif bersifat sikilikal, beberapa kejadian mengikuti kejadian, dan banyak kejadian yang terjadi secara serempak.

6. Prosedur Evaluasi