Nilai Karakter Kepangudiluhuran yang Capaian Output-nya Rendah

69

3. Nilai Karakter Kepangudiluhuran yang Capaian Output-nya Rendah

Fungsi evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana program telah berhasil diterapkan. Keberhasilan suatu program ditentukan oleh banyak hal dan salah satunya adalah sarana mengajar. Sarana mengajar dapat berupa materi ajar ataupun hal lain yang mendukung demi terselenggaranya proses pendidikan Arikunto, 1999. Berdasarkan tujuan ini, maka materi ajar berdasarkan tema yang telah ditetapkan perlu dilihat kembali untuk keperluan menganalisis sejauh mana keberhasilan untuk masing-masing tema. Berdasarkan hasil deskripsi data statistik dapat dilihat bahwa tema pendidikan karakter kepangudiluhuran telah mencapai output yang baik. Pencapaian output berdasarkan tema telah mencapai keberhasilan sebesar 90 dengan kategori tinggi. Artinya sebagaian besar tema yang ditawarkan dapat membantu para peserta didik untuk menguasai pokok- pokok Pendidikan Karakter Kepangudiluhuran yang diharapkan. Berdasarkan hasil deskripsi data juga dapat dilihat mengenai hasil yang sebagian kecilnya. Hasil tersebut menunjukkan hasil pada ketegori sedang. Tema yang berada pada kategori sedang adalah tema tentang kebijaksanaan dan berpengetahuan. Tema ini memang menjadi tema yang tidak mudah bila dibandingkan dengna tema yang lain. Humblet 1994 menyampaikan bahwa tema ini senada dengan tema sikap bijaksana, namun memiliki tuntutan yang lebih tinggi. Tuntutan yang lebih tinggi itu mengacu pada suatu keharusan untuk mendasarkan semua kebijaksanaan 70 yang dilaksanakan pada pengetahuan yang seharusnya. Setiap orang yang diberi amanat untuk suatu hal haruslah berani belajar untuk keperluan amanat tersebut Hoecken, 1994. Artinya, seseorang tidak boleh berhenti untuk belajar demi bekal untuk sebuah penghayatan nilai kebijaksanaan yang semakin tinggi. Lebih dalam bila dilihat berdasarkan item soal jumlah item yang mendapat skor rendah dan masuk pada kategori sedang ada sembilan item. Item tersebut terdiri dari: tiga item penghayatan pada aspek rendah hati, satu item penghayatan dan satu item pengetahuan dari aspek semangat dan keteguhan hati, dua item penghayatan dari aspek kebijaksanaan dan berpengetahuan, satu item penghayatan dari aspek sikap bijaksana, dan satu item pengetahuan dari aspek tabah hati. Berdasarkan item yang mendapat nilai rendah tersebut dapat dilihat bahwa karakter kepangudiluhuran perlu mendapat perhatian lebih pada bagian penghayatan. Hal ini menunjukkan bahwa nilai karakter kepangudiluhuran untuk sebagaian peserta baru mencapai pada tingkat pengetahuan saja. Memperhatikan hasil output ini, maka penting untuk meningkatkan Pendidikan Karakter Kepangudiluhuran di sekolah. Hoecken 1994 menegaskan bahwa mengerjakan keselamatan merupakan tugas kita sebagai perpanjangan tangan kasih Allah untuk orang lain. Hal ini juga bisa berarti meningkatkan karakter Kepangudiluhuran peserta didik merupakan tugas bagi kita terutama para guru Pangudi Luhur sebagai perpanjangan tangan kasih Allah demi penyelamatan jiwa-jiwa mereka. 71 72 73

BAB V PENUTUP

Pada bab ini disampaikan kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan dalam penelitian yang peneliti alami, dan saran peneliti kepada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal berikut sebagai jawaban atas pokok permasalahan dalam penelitian ini: 1. Pendidikan Karakter Kepangudiluhuran di SMP-SMP Pangudi Luhur yang berada di wilayah Klaten secara umum telah berahasil baik dan efektif. Hal ini dibuktikan dengan sebagian besar peserta didik yang telah mencapai kategori pencapaian output yang tinggi dan sangat tinggi dalam Pendidikan Karakter Kepangudiluhuran. Namun, jika dilihat berdasarkan aspek pengetahuan dan aspek penghayatan dapat disimpulkan bahwa karakter kepangudiluhuran untuk sebagian peserta didik baru mencapai tataran kognisi dan belum sepenuhnya dapat dihayati dan diamalkan dalam sikap dan tindakan dalam hidup sehari-hari. Hal ini ditunjukkan dengan adanya data yang menunjukkan capaian output pengetahuan capaiannya lebih tinggi bila dibanding dengan output penghayatan.