Output Pendidikan Karakter Kepangudiluhuran berdasarkan Aspek

67 Sukmadinata 2015 mengemukakan bahwa tujuan evaluasi pendidikan secara umum adalah untuk membantu merancang, menyempurnakan dan menguji pelaksanaan suatu praktik pendidikan. Sejalan dengan tujuan tersebut, maka hasil dari penelitian ini dapat menjadi acuan untuk penyempurnaan terhadap Pendidikan Karakter Kepangudiluhuran demi tercapainya output pendidikan yang lebih baik di kemudian hari tentu perlu dilakukan. Peningkatan dan penyempurnaan dilakukan agar dalam pencapaian pendidikan karakter tidak berhenti dan merasa puas akan hasil yang sudah didapat. Sebab pendidikan karakter perlu untuk terus menerus ditingkatkan agar karakter kepangudiluhuran sungguh-sungguh menjadi milik secara penuh dan dapat dihayati, diaplikasikan, serta dihidupi dalam hidup sehari- hari dengan sangat baik.

2. Output Pendidikan Karakter Kepangudiluhuran berdasarkan Aspek

Pengetahuan dan Penghayatan Hasil output Pendidikan Karakter Kepangudiluhuran didasarkan pada data yang mencakup dua aspek yaitu aspek pengetahuan dan aspek penghayatan. Hal ini sejalan dengan yang dijelaskan oleh Suyanto 2010 yang menyebutkan pendidikan karakter melibatkan aspek pengetahuan cognitive, perasaan feeling, dan tindakan action. Aspek penghayatan dalam penelitian ini merupakan isi dari aspek perasaan dan tindakan yang dalam pengukurannya dijadikan satu. 68 Jika dilihat dari hasil deskripsi data antara aspek pengetahuan dan penghayatan hasilnya mengalami penurunan frekuensi. Output aspek pengetahuan Pendidikan Karakter Kepangudiluhuran hasilnya lebih tinggi jika dibanding dengan output aspek penghayatan Pendidikan Karakter Kepangudiluhuran. Hasil ini menunjukkan bahwa tingginya pengetahuan untuk beberapa peserta didik tidak serta merta menjadikan peserta didik dapat menghayati dan mengamalkan pengetahuan itu dalam tindakan nyata di kehidupan sehari-hari. Pengetahuan yang tinggi yang sudah berhasil dikuasai oleh peserta didik masih perlu dimotivasi atau didukung dalam usaha penghayatannya dalam hidup sehari-hari. Hal ini penting agar pemahaman yang sudah didapatkan tidak menjadi suatu hal yang sia-sia. Menurut Darminta 2006 nilai-nilai hidup manusia bergerak berlandaskan tiga pijakan utama yaitu kognisi, afeksi, dan aksi. Kognisi erat kaitannya dengan pemahaman secara logis dalam berbagai bentuk pengetahuan dan daya intelektual. Afeksi merupakan daya untuk mengendapkan apa yang sudah dipahami dalam ranah kognisi dan keduanya menghasilkan sebuah tindakan dalam bentuk perilaku. Berkaitan dengan pendapat tersebut maka menjadi jelas bahwa keberhasilan sebuah penanaman nilai harus mencakup tiga aspek tersebut. Jika sebuah nilai baru mencapai tahap kognisi, maka peningkatan untuk dua hal yang lain yaitu afeksi dan aksi penghayatan perlu ditingkatkan. Peningkatan bidang penghayatan karakter Kepangudiluhuran dapat dilakukan dengan memberikan tugas terapan yang berkaitan dengan materi dibahas. 69

3. Nilai Karakter Kepangudiluhuran yang Capaian Output-nya Rendah