commit to user
dan berdaya saing. Dalam hal ini sektor swasta terdorong untuk berinvestasi dan mengambil posisi utama dalam pengembangannya. Arsip Disbudpar Kota
Surakarta: “Strategi Pengembangan Pariwisata kota Surakarta tahun 2010-2014”.
3. Strategi Pengembangan Pariwisata
Ada lima strategi pengembangan yang dimiliki Pemkot Surakarta untuk mengembangkan pariwisata di Kota Surakarta.
a Strategi 1
Tujuan A: Kota Surakarta dikenal secara luas sebagai sebuah destinasi wisata yang atraktif di Jawa Tengah. Keberhasilan meraih pasar dicapai
melalui pemasaran pariwisata yang kompeten dan profesional. 1
Pelaksanaan program pemasaran yang telah disepakati. Langkah- langkahnya: Membangun program pemasaran dalam kerangka
pengenalan brand “Solo – The spirit of Java”. Bekerjasama dengan
mitra-mitra yang relevan di wilayah dan secara nasional untuk pelaksanaan program termasuk sponsoring. Melakukan kerjasama
dengan para tour operator, komersial dan hotel-hotel untuk penjualan objek wisata program. Mendukung pengembangan kawasan-kawasan
baru Karanganyar sebelah timur, Klaten, Sangiran, Wonogiri dengan promosi yang memadai. Membuat disain dan memproduksi barang
pernak-pernik “Solo – The Spirit of Java”.
2 Menjadikan Kota Surakarta sebagai pemain utama di Jawa melalui
komunikasi website dalam penyampaian informasi dan penjualan. Langkah-langkahnya: Membuat website pariwisata dikelola oleh unit
commit to user
manajemen khusus. Mengadakan workshop untuk usaha pariwisata kecil: web marketing, design and pengelolaan websites, alat-alat
penjualan, dll. Mengundang provider jasa pariwisata untuk mendukung usaha pariwisata kecil. Arsip Disbudpar Kota Surakarta: “Strategi
Pengembangan Pariwisata kota Surakarta tahun 2010- 2014”
b Strategi 2
Tujuan B: Kota Surakarta menawarkan produk wisata liburanplesiran yang kuat, berbasis kebudayaan, alam dan kesehatan. Produk-produk
pariwisata mencerminkan kekayaan wilayah, ketrampilan dan kreativitas penyelenggara pariwisata.
1 Membuat atraksi-atraksi budaya yang menarik bagi beragam
wisatawan. Langkah-langkahnya:
Memprioritaskan pengaturan
pengunjung disitus-situs bersejarah yang utama Keraton Kasunanan, Mangkunegaran,
Puro Mangkunnegaran
dan Radyapustaka,
Mengenalkan presentasi audiovisual: film, suara, pertunjukan pendek, self-guided tours, tata lampu suara. Menarik pengunjung kalangan
muda anak misal melalui animasi, pembuatan batik sederhana, musik, menggambar, permainan. Memanfaatkan tempat-tempat
bersejarah untuk aktivitas budaya masa kini misal pameran-pameran, konser, konferensiworkshop, cafetaria, restoran. Menterjemahkan
keterangan-keterangan artifak-artifak di musium ke bahasa inggris agar mudah dipahami oleh wisatawan mancanegara.
2 Meluncurkan ekowisata dan produk-produk wisata petualangan
outdoor. Langkah-langkah: Mendesain sebuah trekking trail dengan
commit to user
durasi yang berbeda-beda Lintasan Gunung Berapi, Jawa Tengah Merapi-Merbabu, Lintas Barat Wonogiri dengan goa-goa, Lawu,
diutamakan kawasan-kawasan wisata yang diusulkan, lintasan dengan sepeda gunung, lawatan sungai di Kota Surakarta dengan perahu.
Merencanakan acara tahunan yang khas dengan efek citra yang kuat misalnya Lari Gunung Lawu, perlombaan perahu di Danau Gajah
Mungkur, Lawu – Balap Sepeda Merapi. Menjelajahi potensi
pengematan satwa liar Gunung Lawu. 3
Memperkenalkan produk-produk wisata kesehatan wellness tourism yang inovatif. Langkah
—langkahnya: Mendokumentasikan praktek- praktek penyembuhan lokal, produksi jamu dan seluruh persiapannya
sebagai materi bagi penciptaan pengalaman para pengunjung. Diversifikasi program spa di hotel dan mengenalkan formula kesehatan
baru. Menggali berbagai upaya untuk mengkombinasikan seni, musik, tari dengan wisata spiritual.
4 Mempersiapkan kawasan-kawasan wisata baru di Gunung Lawu
Karanganyar dan Klaten. Langkah-langkah: Melakukan inventarisasi, studi potensi dan perencanaan manajemen untuk atraksi-atraksi kalau
diperlukan. Pengembangan kawasan: lintasan , tour-tour tematis, acara ritual lokal pementasan-pementasan bersejarah, ritual-ritual,
perbaikan tempat-tempat wisata dan infrastruktur lokal dsb. Mengidentifikasi peluang investasi dan memobilisasi investasi.
Mengorganisir tim taskforce pariwisata yang terdiri dari stakeholder lokal dan pengelola pariwisata. Menjalin kerjasama antar pengusaha
commit to user
pariwisata. Memperbaiki konservasi alam dan situs. Pembuatan publikasimateri promosi trekking,peta perjalanan bersepeda, self-
guided tours . Arsip Disbudpar Kota Surakarta: “Strategi
Pengembangan Pariwisata kota Surakarta tahun 2010- 2014”
c Strategi 3
Tujuan C: Solo menjadi salah satu tujuan utama MICE di Jawa dan menjadi tuan rumah secara tetap untuk acara-acara nasional dan
internasional. 1
Mengembangan Biro Konvensi untuk mempromosikan Kota Surakarta sebagai tujuan MICE. Langkah-langkah : Memonitor dan menganalisa
pasar wisata konvensi dan berbagai event di Indonesia intelijen pasar. Membuat data base tentang korporasi dan pemerintahan di Kota
Surakarta yang potensial sebagai pengguna MICE. Mengidentifikasi peluang bisnis MICE di Indonesia dan Asia Tenggara untuk Kota
Surakarta. Mempersiapkan dan melaksanakan promosi MICE yang berkualitas
melalui informasimaterialkampanye.
Meningkatkan kapasitas pelaku-pelaku usaha MICE. Memberi konsultasi pada para
perusahaan penunjang perihal tren-tren pasar dan kebutuhankebutuhan produkjasa layanan MICE. Pengembangan konsep-konsep acaraevent.
2 Mengintensifkan kerjasama antara para stakeholder MICE. Langkah-
langkahnya: Membuat jejaring diantara BPW, Event Organizer profesional, Dinas Kebudayaan Pariwisata Kota Surakarta, pengelola
gedung pertemuankonvensi, dan perusahaan penerbangan untuk mendiskusikan dan mempersiapkan program-program yang akan
commit to user
datang. Meminta aliansi para stakeholder untuk berpartisipasi dalam travel martpameran dagang khusus MICE. Mengembangkan konsep
event. Memanfaatkan jejaring untuk melakukan lobi-lobi politis. 5
Perbaikan transportasi udara dan darat menuju Kota Surakarta. Langkah-langkahnya: Menjajaki peningkatan frekuensi penerbangan
dan rute-rute baru dengan perusahaan penerbangan dan industri setempat dengan memproritaskan rute Kota Surakarta
– Denpasar dan penambahan penerbangan ke Jakarta. Mendukung promosi untuk rute-
rute baru. Percobaan angkutan umum antara bandara ke pusat kota pulang pergi PP. Memperbaiki transportasi penumpang darike
bandara Yogyakarta merelokasi stasiun kereta api ke bandara, kereta api bolak-balik, meningkatkan frekuensi kereta api antar kota.
Memasang rambu-rambu penunjuk arah bagi para pengunjung untuk hotel-hotel, atraksi-atraksi utama, tempat-tempat rekreasi, gedung
pertemuankonvensi, pusat-pusat kotakabupaten, dengan penyebutan jarak. Arsip Disbudpar Kota Surakarta: “Strategi Pengembangan
Pariwisata kota Surakarta tahun 2010- 2014”
d Strategi 4
Tujuan D: Kota Surakarta sebagai destinasi wisata menjadi bagian dari kebijakan pemerintah daerah dan didukung oleh komitmen dari para
stakeholder. 1
Mendirikan sebuah Badan atau Asosiasi Pariwisata Kota Surakarta yang representatif dan aktif. Langkah-langkah : Konsep Asosiasi Pariwisata
Kota Surakarta yang diusulkan oleh para champion pariwisata yang
commit to user
berkomitmen dari sektor swasta dan pemerintah. Membuat mapping struktur organisasi dan pendirian Asosiasi. Asosiasi membuat pedoman
dan kontrol terhadap pemasaran daerah tujuan wisata. 2
Penguatan kompetensi dinas pariwisata di daerah. Langkah-langkah: Pelatihan kursus untuk manajemen pariwisata, investasi pariwisata,
promosi pariwisata, perijinan, kontral kualitas, dll. Berpartisipasi dalam berbagai seminar dan konferensi tingkat regional, nasional dan
internasional. Memperbaiki
kemampuan berbahasa
asing. Mengorganisir program pertukaran tingkat regional untuk meyamakan
hasil. Melakukan kunjungan-kunjungan langsung ke tempat-tempat perusahaan dan atraksi-atraksi. Memberi pelatihan kepada para manajer
pengelola tempat-tempat atraksi. 3
Pengenalan Sistem Manajemen Pariwisata yang Efisien. Langkah- langkah : Memperkenalkan statistik pariwisata yang sederhana tapi
terpercaya dan membuat kompilasi ke dalam database regional. Melakukan penelitian tentang para pengunjung, terkait dengan pola
perjalanan, tingkat kepuasan atas perjalanan dan pembelanjaannya tiap empat tahun. Laporan tahunan mengenai posisi bersaing. Kab.Kota
berkoordinasi dengan program investasi pariwisata yang lebih besar dengan daerah tetangga dan asosiasi pariwisata, serta menggali
kemungkinan pendanaan bersama. 6
Pembuatan sistem informasi dan petunjuk rute perjalanan bagi wisatawan yang datang ke Kota Surakarta. Langkah-langkah :
Memperkenalkan secara bertahap rambu-rambu jalan yang seragam
commit to user
menuju tempat-tempat pariwisata Pengembangan konsep rute pariwisata regional, yaitu “The Spirit of Java”. Melengkapi dan
melatih semua staf kantor-kantor di kabkota yang terkait dengan informasi khususnya dalam menyediakan informasi pariwisata untuk
keseluruhan wilayah. Mengikutsertakan informasi tentang atraksi- atraksi di daerah yang tetangga dalam material informasi daerah.
Mendesain ulang kantor informasi pariwisata di Kota Surakarta kualitas materi yang disajikan, bahan informasi, orientasi pelayanan,
lokasi, dll. Koordinasi hubungan antar wilayah dengan Java Promo. Arsip Disbudpar Kota Surakarta: “Strategi Pengembangan Pariwisata
kota Surakarta tahun 2010- 2014”
e Strategi 5
Tujuan E: Kota Surakarta dikenal sebagai penyedia jasa pariwisata dengan kualias tinggi dan berdaya saing. Sektor swasta didorong untuk
berinvestasi dan mengambil peran utama dalam pengembangan sektor pariwisata.
1 Menjalankan program untuk memperbaiki kualitas produk dan
pelayanan. Langkah-langkah : Mengorganisir workshop-workshop yang “berkualitas” di tingkat Kab.Kota dengan pengalaman praktek di
lapangan. Mendistribusikan berbagai manual teknis yang yang berkualitas ke hotel dan pengelola atraksi. Kampanyesosialisasi yang
berkualitas di Kota Surakarta. Menginisiasi lomba kualitas, Wilayah Kota Surakarta Award. Mengundang para penyedia jasa yang
berkualitas untuk mengadakan cek kualitas dan memberikan
commit to user
konsultansi tentang kualitas produk. Mencari masukan dari para pengunjung melalui penelitian secara teratur di tempat-tempat atraksi
dan hotel-hotel. 2
Pemerintah KabKota memperkuat kerjasama dengan sektor swasta dan memfasilitasi kegiatan investasi dan bisnis. Langkah-langkahnya :
Peninjauan ulang secara rutin mengenai prosedur dan biaya perijinan. Mengidentifikasi hambatanhambatan birokrasi. Penunjukan Dewan
Penasehat Daerah yang terdiri dari perwakilan-perwakilan Dinas Pariwisata dan para pengusaha pariwisata untuk mendiskusikan
investasi pariwisata sektor publik. Dinas Pariwaisata mengadakan dengar
pendapat tahunan
tentang kebijakan
pariwisata, aktivitasaktivitas dan pencapaian-pencapaiannya.
3 Para pengelola inbound tour mencari peluang-peluang bisnis melalui
paket-paket yang dinamis. Langkah-langkahnya : Para operator mengeksplor peluang paket wisata untuk kelompok target khusus
seperti: expatriat,peziarah, kelompok anak muda, konsumen dari Surabaya, Semarang, Yogjakarta, dll. Paket wisata kunjungan yang
mengkombinasikan Solo dengan daerah pinggiran. Para Operator bekerjasama
dengan hotel
untuk penjualan
paket wisata.
Pengembangan kompetensi
dalam penyelenggaraan
event. Mengeksplor penjualan paket wisata jalur kereta api pasar: Surabaya,
Jakarta, Semarang. 7
Pelatihan di kabupatenkota untuk UMKM sektor pariwisata hotel- hotel, penginapan, pemondokan, perusahaanperusahaan tour, dll.
commit to user
Langkah-langkahnya : Mendesain dan memberikan pelatihan dalam penghitungan harga, orientasi tamu, konsep keramahtamahan, kualitas
produk, pemasaran dan penggunaan internet. Mendukung penyiapan rencana usaha business plan. Mendirikan perkumpulan penyedia jasa
yang qualified untuk memberikan jasa konsultansipendampingan yang dibutuhkan. Menyebarkan informasi mengenai best-practice untuk
pengelolaan hotel kecil, guest houses, dll. Mempromosikan konsep- konsep bisnis untuk produk-produk baru: trekking, menunggang kuda,
kelas-kelas kerajinan tangan dsb. Arsip Disbudpar Kota Surakarta: “Strategi Pengembangan Pariwisata kota Surakarta tahun 2010-2014”
commit to user
BAB III WISATA KULINER KOTA SURAKARTA
A. Ciri Khas Kuliner Kota Surakarta