commit to user 93
Metode psycographic yang lebih dominan dalam mengetahui pasar yang dituju dengan menilai pengunjung berdasarkan sikap dan pendapat, seperti gaya hidup,
kepribadian dan kelas sosial. Dari kelas sosial dan gaya hidup pengunjung, Galabo memiliki pasar bagi kalangan menengah keatas. Dikarenakan tempatnya yang outdoor
sangat cocok untuk kalangan muda dan keluarga serta harga makanan yang tidak terlalu mahal pun menjadi alasan untuk kalangan menengah keatas suka menikmati malam di
Galabo. Dari segmentasi pasar dan karakteristik wisatawan, dapat dijadikan acuan untuk mengetahui manajemen pengembangan Galabo kedepan. Wawancara : Budy Sartono,
selaku Kabid Pelestarian, Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 5 April 2011.\
Pengunjung yang dapat dari kalangan muda dikarenakan tempat kuliner ini berkonsep modern. Di Kota Surakarta banyak terdapat tempat makan lesehan yang
cocok untuk anak muda, dan di Galabo juga menyediakan tikar untuk lesehan sehingga ramai dikunjungi anak muda. Dengan demikian diharapkan pengembangan kedepan
yang lebih memikirkan kebutuhan anak muda seperti sinyal wifi dan hotspot yang lancar, karena banyak pengunjung yang menngunakan layanan hotspot di Galabo.
D. Manajemen Pengelolaan Gladag Langen Bogan
Galabo diresmikan oleh Menteri Perdagangan RI pada 13 April 2008 sebagai salah satu wisata kuliner Kota Surakarta. Pemkot Surakarta menunjuk 10 SKPD
Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta yang terdiri dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata , Dinas
Pendapatan Daerah , Dinas Perhubungan, Dinas Pemukiman dan Prasarana
commit to user 94
Wilayah , Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi , Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya, Dinas Kebersihan dan Pertamanan , dan Badan Perencanaan
Pengembangan Daerah, Badan Promosi Pariwisata Indonesia Kota Surakarta BPPIKS sebagai kelompok kerja yang bertanggung jawab menangani seluruh
birokrasi Galabo mulai dari penataan , fasilitas , promosi , perijinan , dan pengembangan. Disperindag Kota Surakarta ditunjuk oleh Pemkot Surakarta
sebagai koordinator yang bertanggung jawab menangani pengelolaan tempat ,sistem kerja pengelola lapangan , dan perijinan pedagang. Galabo dikelola oleh
pengelola swasta yang bernama Paguyuban Pedagang Galabo yang terdiri dari masyarakat sekitar, sehingga pengelola lapangan bukan dari Disperindag ataupun
SKPD lainnya . Hal tersebut diharapkan agar masyarakat sekitar juga berperan sebagai stakeholder yang ikut menjaga Galabo serta sebagai lapangan kerja
masyarakat sekitar. Wawancara : Eko Prajudhy Noor Ali, selaku Kabid Perdagangan Disperindag Kota Surakarta, 21 Maret 2011
Paguyuban Pedagang Galabo menerima semua retribusi per malam dari semua pedagang yang berjualan di Galabo. Setiap pedagang diwajibkan membayar
Rp.15.000;- malam, yang kemudian digunakan oleh Paguyuban Pedagang Galabo untuk membayar air, listrik, perawatan gerobak, keamanan, kebersihan
dan gaji pengelola swasta. Pemkot Surakarta hanya menerima pajak penghasilan pedagang sebesar 10 dari omset penjualan per malam yang dibayarkan setiap
malamnya kepada petugas Dipenda Kota Surakarta yang berada di Galabo. Wawancara : Eko Prajudhy Noor Ali,selaku Kabid Perdagangan Disperindag Kota
Surakarta, 21 Maret 2011
commit to user 95
Pedagang yang berjualan di Galabo harus memenuhi syarat penyewaan stan yaitu surat permohonan, fotokopi kk dan ktp warga Kota Surakarta, menyebutkan jenis
makanan yang diutamakan mempunyai ciri khas dan semua dapat diserahkan di Disperindag Kota Surakarta tanpa dipungut biaya pendaftaran. Pedagang mendapatkan
fasilitas gerobak dagang dan tempat cuci piring permanen dari Pemkot Surakarta. Pemkot Surakarta juga menyediakan toilet umum dan lahan parkir yang luas. Pada akhir
pekan dan hari libur selalu diadakan live musik untuk menghibur pengunjung yang datang di Galabo. Pemkot Surakarta tidak menyediakan dana khusus untuk acara live
musik di Galabo karena ide pengadaan acara live musik tersebut dari pedagang.
Pintu masuk Galabo terdapat di sebelah timur dan barat Galabo, yang digunakan sebagai pakir area khusus kendaraan roda dua yang dapat menampung
sekitar 300 kendaraan. Di sebelah utara Galabo terdapat lahan kosong yang luas yang digunakan untuk parkir kendaraan roda empat dan bus pariwisata yang dapat
menampung sekitar 50 kendaraan roda empat. Wawancara : Eko Prajudhy Noor Ali, selaku Kabid Perdagangan Disperindag Kota Surakarta, 21 Maret 2011
E. Manajemen Promosi Gladag Langen Bogan