Latar Belakang Masalah MANAJEMEN PENGEMBANGAN WISATA KULINER DI GLADAG LANGEN BOGAN SURAKARTA

commit to user BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Surakarta atau yang lebih dikenal dengan sebutan Solo selanjutnya disebut Kota Surakarta, merupakan sebuah kota yang menjadi jantung budaya Jawa di Jawa Tengah. Sosok keraton yang menjadi simbol budaya Jawa, sampai saat ini masih kokoh eksistensinya baik secara fisik, komunitas maupun ritualnya. Kota dengan luas 44 km 2 ini berbatasan dengan kabupaten Karanganyar dan kabupaten Boyolali di sebelah utara, kabupaten Karanganyar dan kabupaten Sukoharjo disebelah timur dan barat, dan kabupaten Sukoharjo disebelah selatan. Sisi timur kota ini dilewati sungai yang terabadikan dalam salah satu lagu keroncong, Bengawan Solo. Bersama dengan Yogyakarta, Surakarta merupakan pewaris Kerajaan Mataram yang pecah pada tahun 1755. Kota Surakarta terkenal akan pariwisata yang berkaitan dengan sejarah, budaya serta ritual keraton. Selain wisata budaya, terdapat pula beberapa tempat dan event-event kebudayaan lain yang menarik untuk dinikmati. Dibuktikan dengan Kota Surakarta meraih penghargaan The Best Destination Of Tourism Award Indonesia 2009. Dengan meraih penghargaan itu, Pemkot Surakarta mencoba memperbaiki kekurangan yang ada dibeberapa obyek wisata dan membuat destinasi pariwisata baru. Salah satu destinasi pariwisata yang sedang diminati kalangan wisatawan selain budaya dan obyek yang sekarang sedang 1 commit to user dikembangkan di Kota Surakarta adalah wisata kuliner, terbukti banyak stasiun TV swasta di Indonesia menjadikan kuliner Kota Surakarta patut untuk dicoba. Wisata kuliner yang merupakan salah satu pengembangan wisata minat khusus yang mengutamakan berwisata untuk menikmati makanan dan minuman dengan tujuan bersenang senang. Di Indonesia pun sekarang ini sudah tersebar berbagai wisata kuliner. Namun wisata kuliner yang ditempatkan di dalam satu area unik dengan menyajikan berbagai macam menu dari pedagang – pedagang memang belum banyak di Indonesia sehingga Galabo memang perlu dikunjungi. Semua tempat kuliner khas Kota Surakarta yang tersebar disemua penjuru Kota Surakarta digabungkan di satu tempat yang dinamakan Gladag Langen Bogan atau yang lebih dikenal Galabo. Kini pengunjung kuliner dapat dengan mudah menikmati kelezatan kuliner Kota Surakarta dengan hanya mengunjungi satu kawasan. Beragam makanan khas dan minuman khas dijajakan di Galabo dengan penataan tempat yang unik dan sangat menarik karena berlokasi di jalan raya yang siang hari digunakan untuk lalu lintas dan malam hari ditutup untuk area kuliner. Terbukti 1000 – 1500 pengunjung lokal maupun luar daerah selalu menyempatkan berkunjung ditempat ini dan banyak pula pengunjung mancanegara yang berkunjung. Belum lagi disaat akhir pekan dan hari libur, lebih dari 2000 orang datang ke tempat ini, menambah geliat kehidupan malam yang unik. Kota Surakarta telah membuktikan bahwa industri pariwisatanya patut menjadi contoh kota-kota di Indonesia yang sedang berkembang. Peresmian Gladag Langen Bogan dilakukan oleh Menteri Perdagangan RI Marie Elka Pangestu pada Minggu malam 13 April 2008, sebagai rangkaian dari commit to user acara Solo Batik Carnival. Gladag Langen Bogan adalah arena kuliner yang hanya buka pada malam hari, berlokasi di sebelah timur bundaran Gladag tepatnya di Jl. Mayor Sunaryo depan Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo. Sebelah utara berbatasan dengan situs bersejarah Benteng Vastenburg. Dengan lokasi yang strategis dan mudah dijangkau, Galabo sangat ramai dikunjungi penikmat kuliner. Di Galabo terdapat 37 stan dari berbagai pedagang makanan, baik yang makanan bernuansa tradisional maupun modern. Galabo merupakan satu-satunya tempat wisata yang sengaja dibangun dan khusus diperuntukan untuk menyajikan suguhan kuliner khas Kota Surakarta dengan suasana berbeda dengan tempat makan lainn karena dibuka pada malam hari dan dengan menutup akses jalan utama Jl.Mayor Sunaryo. Penulis sangat ingin mengetahui mengenai potensi dan pengembangan Galabo terutama dalam hal pengelolaan, pembangunan dan pembenahan Galabo. Oleh karena itu penulis mengangkat judul “ Manajemen Pengembangan Wisata Kuliner di Gladag Langen Bogan Surakarta ”.

B. Perumusan Masalah