Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sistematika Laporan

commit to user acara Solo Batik Carnival. Gladag Langen Bogan adalah arena kuliner yang hanya buka pada malam hari, berlokasi di sebelah timur bundaran Gladag tepatnya di Jl. Mayor Sunaryo depan Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo. Sebelah utara berbatasan dengan situs bersejarah Benteng Vastenburg. Dengan lokasi yang strategis dan mudah dijangkau, Galabo sangat ramai dikunjungi penikmat kuliner. Di Galabo terdapat 37 stan dari berbagai pedagang makanan, baik yang makanan bernuansa tradisional maupun modern. Galabo merupakan satu-satunya tempat wisata yang sengaja dibangun dan khusus diperuntukan untuk menyajikan suguhan kuliner khas Kota Surakarta dengan suasana berbeda dengan tempat makan lainn karena dibuka pada malam hari dan dengan menutup akses jalan utama Jl.Mayor Sunaryo. Penulis sangat ingin mengetahui mengenai potensi dan pengembangan Galabo terutama dalam hal pengelolaan, pembangunan dan pembenahan Galabo. Oleh karena itu penulis mengangkat judul “ Manajemen Pengembangan Wisata Kuliner di Gladag Langen Bogan Surakarta ”.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dimaksudkan sebagai usaha guna memfokuskan penelitian yang akan dilakukan hingga mendapatkan hasil yang maksimal. Dari uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan yaitu: 1. Bagaimana latar belakang wisata kuliner Gladag Langen Bogan? 2. Bagaimana potensi wisata kuliner Gladag Langen Bogan? commit to user 3. Bagaimana persepsi pengunjung mengenai wisata kuliner Gladag Langen Bogan? 4. Bagaimana pengembangan wisata kuliner Gladag Langen Bogan?

C. Tujuan Penelitian

Sejauh mana penelitian yang dilakukan tentu mempunyai sasaran yang hendak dicapai atau menjadi tujuan penelitian. Dengan kata lain tujuan penelitian adalah untuk memperjelas dan menghindari terjadinya kesimpangsiuran. Tujuan dari penelitian ini antara lain : 1. Untuk memberi gambaran yang lebih luas mengenai destinasi pariwisata baru di Kota Surakarta berupa wisata kuliner Gladag Langen Bogan. 2. Untuk mengetahui keunggulan yang dimiliki wisata kuliner di Gladag Langen Bogan. 3. Untuk mengetahui dan mempelajari karakteristik pengunjung di Gladag Langen Bogan. 4. Untuk mengetahui manajemen pengelolaan, pemasaran dan pengembangan Gladag Langen Bogan.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberi manfaat antara lain : commit to user 1. Menambah wawasan ilmu pengetahuan khusus dalam Manajemen Obyek dan Atraksi Wisata. 2. Sebagai masukan bagi Pemkot Surakarta dan pihak pengelola Gladag Langen Bogan yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta dalam mengelola, memasarkan dan mengembangkan Gladag Langen Bogan.

E. Kajian Pustaka

1. Kepariwisataan

a. Pengertian Kepariwisataan

Kepariwisataan adalah keseluruhan daripada gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendalaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendalaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas yang bersifat sementara itu. Oka A Yoeti, 1987 : 106 Seorang ahli ekonomi bangsa Austria, Herman V. Schulalard, di tahun 1910 telah memberikan batasan dibidang pariwisata yaitu “kepariwisataan adalah sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan masuknya, adanya pendalaman dan bergeraknya commit to user orang-orang asing keluar masuk suatu kota, daerah atau negara. ” Oka A Yoeti, 1987 : 105. Pada garis besarnya, definisi tersebut menunjukkan bahwa kepariwisataan memiliki arti keterpaduan yang di satu sisi diperani oleh faktor permintaan dan faktor ketersediaan. Faktor permintaan terkait oleh permintaan pasar wisatawan domestik dan mancanegara. Sedangkan faktor ketersediaan dipengaruhi oleh transportasi, atraksi wisata dan aktifitasnya, fasilitas-fasilitas, pelayanan dan prasarana terkait serta informasi dan promosi . Oka A Yoeti, 1997:194.

b. Pengertian Pariwisata

Menurut Oka A. Yoeti tahun 1987 dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pariwisata menyebutkan : Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha business atau mencari nafkah di tempat yang dlkunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Oka A Yoeti,1987:34 Menurut Saleh Wahab bangsa Mesir dalam bukunya yang berjudul An Introduction of Tourism Theory Oka A Yoeti, 1987 : 106 mengemukakan bahwa parwisata itu adalah suatu akilfitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapatkan pelayanan secara bergantian diantara orang dalam suatu negara itu sendiri maupun diluar negeri, meliputi pendalaman orang-orang dan daerah lain untuk sementara waktu commit to user dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialamnya di tempat memperoleh pekerjaan tetap. Menurut A.J. Burkart, pariwisata adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan- tujuan diluar tempat dimana mereka biasanya hlidup dan bekerja dan kegiatan- kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu.Hunziger, Krapf, 1999:14 Menurut Hunziger dan Krapf dari Swiss dalam buku “Grundriss Der Allgemeinen Femderverkehrslehre” , menyatakan pariwisata adalah keseluruhan jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing disuatu tempat dengan syarat orang tersebut tidak melakukan suatu pekerjaan yang penting Major Activity yang memberi keuntungan yang bersifat permanen maupun sementara. Hunziger, Krapf, 1999:23 Pariwisata dalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri diluar negeri, meliputi pendiaman orang- orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia memperoleh pekerjaan tetap. Oka A Yoeti,1987:116 .

c. Pengertian Wisata

Didasarkan pada ketentuan WATA World Association of Travel Agent, wisata adalah perjalanan keliling selama lebih dari tiga hari, yang diselenggarakan oleh suatu kantor perjalanan di dalam kota dan acaranya commit to user antara lain melihat-lihat di berbagai tempat atau kota baik di dalam maupun di luar negeri. Soetomo,1994:25.

d. Pengertian Wisatawan

Wisatawan adalah setiap orang yang datang disebuah Negara karena alasan yang sah kecuali untuk berimigrasi dan yang tinggal setidak-tidaknya 24 Jam dan selama-lamanya 6 Bulan dalam tahun yang sama. Soetomo,1994:26. Dalam pengertian ini wisatawan dibedakan berdasarkan waktu dan tujuan yang disebut wisatawan adalah orang-orang yang berkunjung setidaknya 24 dan yang datang berdasarakan motivasi mengisi waktu senggang seperti bersenang, berlibur, untuk kesehatan, studi, keperluan agama, dan olahraga, serta bisnis, keluarga, peurtusan, dan pertemuan- pertemuan. Soetomo,1994:27. Ekskurionis adalah pengunjung yang hanya tinggal sehari di negara yang dikunjungi tanpa bermalam. Pengertian ini paling banyak digunakan karena pembedanya tegas sehingga mudah dipahami antara pengunjung yang bisa disebut wisatawan, dan pengunjung yang hanya ekskurisionis saja.Soetomo,1994:27.

2. Pengertian Wisata Minat Khusus

commit to user Pengertian wisata minat khusus menurut Hall Weiler adalah sebagai berikut : Suatu bentuk perjalanan wisata dimana wisatawan mengunjungi suatu tempat, karena memiliki minat atau tujuan khusus mengenai sesuatu jenis obyek atau kegiatan yang dapat ditemui atau dilakukan di lokasi daerah tujuan wisata tempat yang menarik dari aspek lingkungan fisik, sosial dan budayanya. Wisata aktif, dimana wisatawan terlibat secara aktif dalam berbagai kegiatan di lingkungan fisik termasuk aspek fenomena kebumiangeologi atau lingkungan komunitassosial budaya yang dikunjunginya. Hall,Weiler,1982:132 Usaha daya tarik wisata minat khusus antara lain : a. Wisata Olahraga b. Wisata Kuliner c. Wisata Religius d. Agrowisata e. Wisata Goa f. Wisata Belanja g. Ekowisata h. Wisata Kesehatan

3. Pengertian Wisata Kuliner

commit to user Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata . Oka A Yoeti, 1987 : 107 Kuliner adalah hasil olahan berupa masakan. Masakan tersebut berupa lauk pauk, makanan dan minuman. Setiap daerah memiliki citarasa makanan tersendiri, maka dari itu setiap daerah memiliki tradisi kuliner yang berbeda. Kemasan kreatif untuk kuliner adalah tantangan yang sangat menarik. Apalagi Indonesia sangat kaya dengan resep kuliner khas yang secara turun temurun diwariskan dalam setiap keluarga. Setiap daerah juga memiliki nama masakan yang berbeda. Sehingga wisata kuliner dapat diartikan sebagai jenis wisata minat khusus yang menitik beratkan pada kegiatan perjalanan untuk menikmati kuliner atau makanan sehingga mendapatkan kepuasan.www.abiyanto.com Kuliner adalah suatu bagian hidup yang erat kaitannya dengan konsumsi makanan sehari-hari. Kuliner merupakan sebuah gaya hidup yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Karena setiap orang memerlukan makanan yang sangat dibutuhkan sehari-hari. Mulai dari makanan yang sederhana hingga makanan yang berkelas tinggi dan mewah. Semua itu, membutuhkan pengolahan yang serba enak.Juwana,2009:67. Kuliner adalah salah satu subjek pembicaraan yang selalu hangat dan menarik di kalangan manapun. Bahkan, di mana-mana saat ini bisnis kuliner semakin menjamur mengikuti permintaan pasar yang sangat antusias. Ada yang menyajikan menu makanan tradisional daerah, ada pula yang memilih Chinese food, European food, bahkan tak jarang ada yang menyajikan aneka snack dan commit to user jajanan ringan atau malah minuman dan segala macam es. Bondan Winarno,2003:15

4. Manajemen Obyek dan Atraksi Wisata

a. Pengertian Manajemen

Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang pasti dan diterima secara universal. Fungsi manajemen antara lain perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan. Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana tools. Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6 M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets. www.wikipedia.com . Manajemen pengetahuan knowledge management adalah suatu rangkaian kegiatan yang digunakan oleh organisasi atau perusahaan untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui, dan dipelajari di dalam organisasi. Kegiatan ini biasanya terkait dengan objektif organisasi dan ditujukan untuk mencapai suatu hasil tertentu seperti pengetahuan bersama, peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif, atau tingkat inovasi yang lebih tinggi.www.wikipedia.com

b. Pengelolaan Obyek dan Atraksi Wisata

commit to user Pariwisata merupakan sektor yang dapat diandalkan diberbagai daerah di Indonesia. Namun, pengembangannya masih belum optimal maka dibutuhkan suatu perencanaan agar terciptanya pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. Perencanaan pariwisata itu sendiri membutuhkan suatu konsep pengelolaan untuk meningkatkan potensi pariwisata dengan mengoptimalkan accommodation, attraction, amenities, accessiibilty, dan activities. Akan tetapi, banyak kendala dan permasalahan dalam proses pengelolaan pariwisata sehingga pariwisata menjadi sektor yang tidak berkembang. Untuk itu, sebagai pengeloola harus dapat melihat lebih dalam tidak hanya dengan mengidentifikasi secara umum melainkan secara komprehensif serta melibatkan masyarakat agar berpatisipasi dalam pembangunan pariwisata. Soekadijo,2000:217 Selain itu, dalam pengelolaan dibutuhkan pengusahaan obyek dan daya tarik wisata. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata meliputi kegiatan membangun dan mengelola objek dan daya tarik wisata beserta prasarana dan sarana yang diperlukan atau kegiatan mengelola objek dan daya tarik wisata yang telah ada. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata dikelompokkan ke dalam: 1 Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam. 2 Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya. 3 Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus. Soekadijo,2000:217

c. Pengembangan Obyek dan Atraksi Wisata

commit to user Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan ke sasaran yang dikehendaki . Pengembangan adalah suatu usaha menuju ke arah yang lebih baik yang berarti ada perubahan dan pertumbuhan. Perubahan itu bisa dalam arti kualitas dan kuantitas. Perencanaan pengembangan pariwisata adalah suatu usaha untuk menetapkan langkah- langkah yang akan ditempuh dalam upaya meningkatkan pariwisata sebagai sumber devisa bagi negara, sehingga pengembangan pariwisata benar-benar terarah dan dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya Marpaung, 2002:89. Pelaksanaan semua fungsi manajemen harus diawali dengan perencanaan. Menurut Kadarman 1996 mengatakan bahwa “perencanaan sebagai suatu proses menentukan sasaran yang ingin dicapai, tindakan yang seharusnya dilaksanakan, bentuk organisasi yang tepat untuk mencapainya dan sumber daya manusia yang bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. ” Kadarman,1996:98 Dengan kata lain perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi diwaktu yang akan datang dalam mana perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat. Dalam perencanaan dibutuhkan tujuan, strategi, dan faktor penunjang untuk mengetahui pencapaian.Kadarman,1996:98 commit to user 1 Tujuan Perencanaan Menurut M. Karebet Widjayakusuma dan M. Ismail Yusanto 2002 Fungsi perencanaan memiliki 4 tujuan penting yaitu : a Mengurangi atau mengimbangi ketidakpastian dan perubahan- perubahan di masa mendatang. b Memusatkan perhatian pada pencapaian sasaran. c Memastikan proses pencapaian tujuan dapat terlaksana secara efisien dan efektif. d Memudahkan pengawasan Kadarman,1996:99 2 Strategi Perencanaan Dalam sebuah pengelolaan pariwisata dibutuhkan sebuah strategi perencanaan untuk memanage sebuah tindakan awal dalam proses pengelolaan obyek dan atraksi wisata. Walaupun perencanaan merupakan tindakan awal dalam suatu manajemen, tetapi perlu dekatahui tahap-tahap yang harus dilaksanakan dalam membuat suatu perencanaan. Semua tahap perencanaan pada dasarnya dilihat melalui empat tahap Kadarman,1996:99, antara lain : a Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang keinginan-keinginan atau yang jelas maka organisasi tidak akan commit to user dapat menggunakan sumber-sumber daya yang dimiliki secara efektif. b Merumuskan keadaan saat ini Dengan menganalisa keadaan organisasi saat ini rencana dapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan yang lebih lanjut. Dalam tahap ini diperlukan informasi-informasi terutama mengenai keuangan dan data statistik yang didapatkan dari organisasi. c Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan Setiap kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasi untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal yang dapat membantu organisasi dalam mencapai tujuannya atau yang mungkin dapat menimbulkan masalah. d Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan Dalam tahap ini perencanaan meliputi pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan dan alternatif yang dipilih adalah yang terbaik dan yang paling memuaskan diantara alternatif yang ada. commit to user Pengembangan atau pembangunan pariwisata telah terbukti mampu memberi dampak positif dengan adanya perubahan yang besar dalam kehidupan masyarakat. Secara ekonomi pariwisata memberi dampak dalam perluasan lapangan usaha dan kesempatan kerja, peningkatan income per kapita dan peningkatan devisa negara. Dalam bidang kehidupan sosial terjadi interaksi sosial budaya antara pendatang dan penduduk setempat sehingga dapat menyebabkan perubahan dalam way of life masyarakat serta terjadinya integrasi sosial. Kadarman,1996:99-100 3 Faktor Penunjang Dalam pengembangan pariwisata perlu ditingkatkan langkah- langkah yang terarah dan terpadu terutama mengenai pendidikan tenaga-tenaga kerja dan perencanaan pengembangan fisik. Agar suatu obyek wisata dapat dijadikan sebagai salah satu obyek wisata yang menarik, maka faktor yang sangat menunjang adalah kelengkapan dari sarana dan prasarana obyek wisata tersebut. Karena sarana dan prasarana juga sangat diperlukan untuk mendukung dari pengembangan obyek wisata. Prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang sehingga dapat memberikan pelayanan untuk memuaskan kebutuhan wisatawan yang beraneka ragam Oka A Yoeti,1987:181. Prasarana tersebut antara lain : commit to user a Perhubungan : jalan raya, rel kereta api, pelabuhan udara dan laut, terminal. b Instalasi pembangkit listrik dan instalasi air bersih. c Sistem telekomunikasi, baik itu telepon, telegraf, radio, televise, kantor pos. d Pelayanan kesehatan baik itu puskesmas maupun rumah sakit. e Pelayanan keamanan baik itu pos satpam penjaga obyek wisata maupun pos-pos polisi untuk menjaga keamanan di sekitar obyek wisata. f Pelayanan wistawan baik itu berupa pusat informasi ataupun kantor pemandu wisata. g Pom bensin h Dan lain-lain. Oka A Yoeti, 1987:183 Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung maupun tidak langsung dan hidup serta kehidupannya tergantung pada kedatangan wisatawan Oka A Yoeti, 1987:184. Sarana kepariwisataan tersebut adalah : a Perusahaan akomodasi : hotel, losmen, bungalow. b Perusahaan transportasi : pengangkutan udara, laut atau kereta api dan bus-bus yang melayani khusus pariwisata saja. commit to user c Rumah makan, restoran, depot atau warung-warung yang berada di sekitar obyek wisata dan memang mencari mata pencaharian berdasarkan pengunjung dari obyek wisata tersebut. d Toko-toko penjual cinderamata khas dari obyek wisata tersebut yang kebanyakan mendapat penghasilan hanya dari penjualan barang-barang cinderamata khas obyek tersebut. e Dan lain-lain. Oka A Yoeti, 1987:185-186. Dalam pengembangan sebuah obyek wisata sarana dan prasarana tersebut harus dilaksanakan sebaik mungkin karena apabila suatu obyek wisata dapat membuat wisatawan untuk berkunjung dan betah untuk melakukan wisata disana maka akan menarik banyak pengunjung yang kelak akan berguna juga untuk peningkatan ekonomi baik untuk komunitas di sekitar obyek wisata tersebut maupun pemerintah daerah.

F. Metode Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data penulis menggunakan beberapa cara dalam pengumpulan data, adapun cara tersebut sebagai berikut : a. Metode Observasi commit to user Pengamatan secara langsung atau survei di Gladag Langen Bogan guna mengetahui kelengkapan sarana dan prasarana obyek sekaligus mencari informasi tentang latar belakang obyek tersebut. Observasi secara langsung dengan mengunjungi Gladag Langen Bogan untuk melihat keadaan sekarang, melihat fasilitas yang disediakan, menilai pelayanan pedagang di Gladag Langen Bogan, dan melihat peran Paguyuban Pedagang Galabo. b. Wawancara Suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung dengan pihak terkait dalam pembahasan masalah yang bersangkutan. Dalam hal ini informasi dari wawancara yang didapat dari Arman selaku masyarakat setempat dan Dewi selaku pedagang Bubur Ayam di Galabo selama satu kali , Budy Sartono selaku Kabid Pelestarian, Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta dan Eko Prajudhy Noor Ali selaku Kabid Perdagangan Disperindag Kota Surakarta selama tiga kali serta Atmanto Setyo Budiono selaku Ketua Paguyuban Pedagang Galabo selama satu kali. c. Studi Dokumen Pengumpulan data dengan cara studi dokumen sebagai bahan untuk memperjelas penulisan. Studi dokumen dilakukan dengan menyebarkan quisioner kepada pengunjung mengenai pendapat berkunjung ke Galabo untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap hidangan, kepuasan commit to user pengunjung terhadap kenyamanan dan keamanan, dan keinginan pengunjung terhadap perkembangan Galabo. Studi dokumen dengan acuan data dari Dinas Perdagangan Kota Surakarta yaitu arsip Data Pedagang Dan Menu di Galabo Per Januari 2011. Arsip dari Disbudpar Kota Surakarta yaitu arsip Inventaris Data Wisata Budaya Kota Surakarta tahun 2011, Inventaris Data Wisata Belanja di Kota Surakarta tahun 2011, Inventaris Data Wisata Sejarah Kota Surakarta tahun 2011, Inventaris Data Wisata Pendidikan Kota Surakarta tahun 2011, Inventaris Data Tempat Kuliner Khas Kota Surakarta tahun 2011, Inventaris Data BPWAPW di Kota Surakarta Tahun 2011, Data Hotel Bintang dan Melati di Kota Surakarta tahun 2011, dan Data Inventaris Usaha Restoran di Kota Surakarta tahun 2011. d. Studi Pustaka Studi Pustaka merupakan pendukung dari beberapa hasil-hasil pengumpulan data sebagai acuan suatu pokok bahasan dengan menunjukkan bahan-bahan yang akan dikaji dalam penelitian baik dari segi instansi terkait melalui buku-buku diperpustakaan Lab Tour di Fakultas Sastra dan Seni Rupa dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta untuk mendapatkan informasi secara lengkap.

2. Tehnik Analisis

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model analisa interaktif. Model interaktif ini terdiri dari tiga komponen analisis yaitu commit to user reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dalam metode ini penulis mengaitkan data-data yang berupa observasi, wawancara, quisioner dan referensi dari buku-buku pariwisata utuk memperoleh gambaran ataupun menguatkan gambaran yang sudah ada.

G. Sistematika Laporan

Penulisan laporan tugas akhir ini disusun dalam lima bab, yang secara garis besar diuraikan sebagai berikut : BAB I merupakan pendahuluan yang menguraikan tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penelitian. BAB II merupakan gambaran peran Pemkot Surakarta terhadap pariwisata Kota Surakarta. BAB II merupakan tinjauan mengenai berbagai tempat kuliner khas di Kota Surakarta. BAB IV mendeskripsikan potensi, pengelolaan, promosi dan pengembangan wisata kuliner Gladag Langen Bogan. BAB V merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran. commit to user BAB II PERAN PEMKOT TERHADAP PARIWISATA KOTA SURAKARTA

A. Kepariwisataan Kota Surakarta