commit to user
5 Program Pengembangan Manajemen Pengelolaan Obyek Wisata dan Daya
Tarik Wisata dengan prioritas kegiatan: a.
Study banding manajemen pengelolaan Obyek dan Daya Tarik Wisata ODTW
b. Rehabilitasi Obyek dan Daya Tarik Wisata
c. Bantuan operasional pengelolaan Obyek dan Daya Tarik Wisata
d. Monitoring dan evaluasi pengelolaan Obyek dan Daya Tarik Wisata
6 Program pengembangan riset pariwisata dengan prioritas kegiatan
a. Penyelenggaraan, penyebarluasan dan pengadaan sarana dan prasarana
riset-riset kepariwisataan. b.
Penyusunan paket wisata. Wawancara:Budi Sartono selaku Kabid Pelestarian, Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 20 Juni
2011
D. Kelompok Kerja Pengembangan Pariwisata Kota Surakarta
Kota Surakarta memiliki berbagai obyek wisata, sarana wisata dan prasarana wisata yang menunjang perkembangan pariwisata di Kota Surakarta.
Perkembangan Kota Surakarta di bidang pariwisata sangat terlihat di periode kepemimpinan Walikota Joko Widodo
– FX Rudi. Hal tersebut menjadikan Kota Surakarta mulai berbenah menuju kota wisata, banyak hal yang dibenahi dan
dikembangkan di sektor pariwisata. Kota Surakarta mmiliki beberapa dinas pemerintahan yang bergerak di
pengembangan pariwisata. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta
commit to user
menangani birokrasi pengelolaan dan perijiinan segala obyek wisata dan event kebudayaan di Kota Surakarta. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta
menangani kebersihan dan tata taman untuk obyek wisata dan wajah kota. Badan Perencanaan dan Pengembangan Daerah Kota Surakarta menangani birokrasi
pengembangan obyek wisata. Dinas Tata Kota, Kota Surakarta menangani penataan desain luar dari
obyek wisata tanpa merubah konsep dari obyek tersebut. Dinas Komunikasi dan Informasi menangani promosi pariwisata untuk Kota Surakarta. Badan Promosi
Pariwisata Indonesia Kota Surakarta, PHRI dan ASITA merupakan lembaga pariwisata yang mempromosikan dan menangani persatuan sarana kepariwisataan
di Kota Surakarta. Kelompok kerja tersebut memiliki tugas masing-masing yang sudah diatur oleh Perda No.2 Tahun 2010 mengenai Pembangunan Daerah Kota
Surakarta. Wawancara:Budi Sartono selaku Kabid Pelestarian, Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 20 Juni 2011
E. Strategi Pengembangan Pariwisata Kota Surakarta
1. Tujuan Umum Pengembangan Pariwisata
Pariwisata merupakan salah satu sektor di Kota Surakarta yang menunjang perekonomian dan kesejahteraan masyarakat secara signifikan. Kota Surakarta
memiliki berbagai sumber daya yang sangat baik guna mencapai industri pariwisata yang sehat,dengan cara:
commit to user
a Menciptakan lapangan kerja di bidang perhotelan, restoran, transportasi,
perusahaan perjalanan wisata BPW dan lain-lainnya, terutama di daerah terbelakang namun memiliki potensi wisata yang tinggi.
b Mendorong tumbuhnya berbagai peluang yang mampu menarik
pengusaha-pengusaha baru dan penawaran pelatihan-pelatihan dan pendidikan bagi generasi muda.
c Menciptakan dampak nyata dari kegiatan pariwisata, khususnya bagi
peningkatan pendapatan rumah tangga di sektor swasta maupun pemerintah, melalui upah dan gaji, penyewaan, pembelanjaan, perpajakan
dan penghasilan usaha lainnya. d
Menstimulasi industri-industri dan bidang-bidang jasa lainnya di Kota Surakarta agar tercipta perekonomian dengan dasar yang baik dan luas.
e Peningkatan kualitas hidup dari penduduk setempat yang mendapat
manfaat dari daerah-daerah rekreasi, resor, restoran, museum,perjalanan, hiking, dan perayaan. Arsip Disbudpar Kota Surakarta: “Strategi
Pengembangan Pariwisata kota Surakarta tahun 2010- 2014”
Sektor pariwisata mempunyai potensi pertumbuhan yang sangat besar yang pengembangannya perlu direalisasikan agar bisa mencapai tujuan yang
diinginkan. Kota Surakarta bertujuan meningkatkan tingkat kedatangan wisatawan tahunan sebesar 5 untuk tahun-tahun mendatang dan sebesar 10 untuk tahun
berikutnya. Wisatawan yang bermalam bisa mencapai 3 juta dalam kurun waktu kurang lebih 10 tahun mendatang. Wawancara:Budi Sartono selaku Kabid
Pelestarian, Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 20 Juni 2011
commit to user
2. Tujuan Khusus Pengembangan Pariwisata
Pertama, untuk saat ini Kota Surakarta belum dipromosikan secara baik sebagai sebuah destinasi pariwisata. Promosi Pariwisata daerah hanya sebatas
pada publikasi melalui brosur pariwisata secara umum. Ketiadaan pemasaran pariwisata yang strategis dan profesional saat ini merupakan handikap yang serius
bagi pertumbuhan lebih jauh. Pemasaran pariwisata yang dilakukan secara besar- besaran bisa mendapatkan kembali pangsa pasar yang hilang dan membangkitkan
motivasi kerja secara cepat di tempat-tempat atraksi, hotel-hotel dan di waktu yang sama menimbulkan rasa percaya diri pada tempat tujuan wisata. Promosi
pariwisata adalah bagian terpenting dari strategi. Sasaran khususnya agar Kota Surakarta dikenal secara luas sebagai tujuan wisata yang atraktif di Jawa Tengah.
Kehadiran sebuah pasar yang berhasil bisa dicapai melalui pemasaran pariwisata yang kompeten dan profesional.
Kedua, sebuah destinasi wisata membutuhkan nama produk yang jelas, yang bisa dikenali oleh pasar pariwisata eksternal dan internal. Kota Surakarta
mempunyai sumber daya yang bagus dalam hal warisan budaya, tapi harus bersaing dengan banyak daerah lain, terkadang dengan tujuan-tujuan wisata di
Indonesia yang sudah dikenal oleh seluruh dunia. Kota Surakarta mempunyai sejumlah wisata alam dengan infrastruktur pariwisata yang mencukupi, dimana
tempat-tempat ini bisa dijadikan kawasan pariwisata yang lebih besar. Wisata alam atau ekowisata membidik kelompok-kelompok sasaran seperti orang-orang
muda, para mahasiswa, pasangan-pasangan yang kaya dan generasi senior. Wisata kesehatan melengkapi wisata keindahan alam dan kebudayaan dan mempunyai
daya tarik bagi segmen-segmen pasar yang sama. Kota Surakarta bisa membangun
commit to user
wisata kesehatan melalui penggalakan penyembuhan tradisional Jawa, tanaman obat-obatan, jamu, makanan yang sehat dan elemen-elemen alamiah lainnya.
Sasaran khususnya agar Kota Surakarta mempunyai produk wisata liburan yang bagus, yang berbasiskan kebudayaan, alam dan kesehatan. Produk-produk wisata
mencerminkan kekayaan wilayah dan kreativitas para pengelola pariwisata. Ketiga, Kota Surakarta mempunyai potensi untuk menjadi pemain besar di
bisnis MICE. Kota Surakarta telah membuktikan kemampuannya dalam mengorganisir berbagai festival, konferensi dan berbagai event seni dan budaya.
Hotel di semua kategori, gedung-gedung pertemuan, dan ballroom-ballroom, restoran-restoran,
perusahaan-perusahaan tour,
semuanya mempunyai
perlengkapan yang mencukupi untuk mengorganisir MICE secara profesional. Kota Surakarta merupakan tempat berbagai macam industri dan organisasi yang
bisa menjamin permintaan yang berkelanjutan untuk acara-acara bisnis dan konferensi. Walupun demikian, infrastruktur dan pemasaran MICE secara
profesional yang lebih baik masih dibutuhkan. Kota Surakarta bisa mendapatkan manfaat dari para wisatawan MICE secara signifikan melalui dampak
multigandanya kepada perekonomian masyarakat. Sasaran khususnya agar Kota Surakarta menjadi salah satu tujuan utama MICE di Jawa dan sebagai tuan rumah
secara teratur bagi acara-acara pertemuan, pameran dan insentif di level nasional dan internasional.
Keempat, membangun sebuah destinasi wisata regional menuntut adanya kesungguhan para stakeholder untuk memenuhi kesepakatan-kesepakan bersama
yang telah dibuat dan mencapai sasaran-sasaran umum. Proses ini akan berlangsung lama dan membutuhkan tenaga penggerak. Kota Surakarta hanya bisa
commit to user
berhasil bila semua kabupatenkota turut berpartisipasi. Komitmen hanya bisa dimungkinkan bila tiap kabupatenkota mendapatkan manfaat yang memadai dari
pariwisata regional dan memperoleh pengembalian dari investasi mereka. Manfaat-manfaat tersebut berupa: penggunaan investasi yang efisien, produk
wisata yang menarik lebih banyak pengunjung, wisatawan menetap lebih lama, pemasaran bersama itu lebih efektif dan mencapai lebih banyak kelompok-
kelompok sasaran. Oleh karena itu membangun rasa saling percaya dan juga rasa percaya diri atas semua kabupatenkota sebagai satu kesatuan tujuan wisata adalah
hal yang sangat penting. Sasaran khususnya agar Kota Surakarta sebagai destinasi wisata menjadi bagian dari kebijakan pemerintahan kabupatenkota di Kota
Surakarta, dan para stakeholder berkomitmen dengan penuh kesungguhan untuk tujuan ini.
Kelima, Indonesia banyak menawarkan tempat-tempat wisata, dan banyak dari tempat-tempat tersebut mengejar pasar yang sama yang juga dituju oleh Kota
Surakarta. Kualitas produk dan pelayanan menjadi kriteria penting untuk meningkatkan posisi daya saing sebuah destinasi wisata. Sebuah produk yang
berkualitas menjadi elemen inti bagi sebuah destinasi wisata yang berhasil, sementara dalam hal ini tempat-tempat dan produk-produk pariwisata Kota
Surakarta masih membutuhkan perbaikan yang mendasar. Upaya peningkatan kualitas
sangat dibutuhkan
disemua tingkat:
tempat-tempat rekreasi,
keramahtamahan, manajemen pariwisata, informasi dan pemasaran pariwisata. Hanya kualitas dan inovasi yang bisa membawa Kota Surakarta bisa berdaya
saing dibandingkan daerah wisata lain di Indonesia. Sasaran khususnya agar Kota Surakarta dikenal sebagai penyedia pelayanan pariwisata dengan kualitas tinggi
commit to user
dan berdaya saing. Dalam hal ini sektor swasta terdorong untuk berinvestasi dan mengambil posisi utama dalam pengembangannya. Arsip Disbudpar Kota
Surakarta: “Strategi Pengembangan Pariwisata kota Surakarta tahun 2010-2014”.
3. Strategi Pengembangan Pariwisata
Ada lima strategi pengembangan yang dimiliki Pemkot Surakarta untuk mengembangkan pariwisata di Kota Surakarta.
a Strategi 1
Tujuan A: Kota Surakarta dikenal secara luas sebagai sebuah destinasi wisata yang atraktif di Jawa Tengah. Keberhasilan meraih pasar dicapai
melalui pemasaran pariwisata yang kompeten dan profesional. 1
Pelaksanaan program pemasaran yang telah disepakati. Langkah- langkahnya: Membangun program pemasaran dalam kerangka
pengenalan brand “Solo – The spirit of Java”. Bekerjasama dengan
mitra-mitra yang relevan di wilayah dan secara nasional untuk pelaksanaan program termasuk sponsoring. Melakukan kerjasama
dengan para tour operator, komersial dan hotel-hotel untuk penjualan objek wisata program. Mendukung pengembangan kawasan-kawasan
baru Karanganyar sebelah timur, Klaten, Sangiran, Wonogiri dengan promosi yang memadai. Membuat disain dan memproduksi barang
pernak-pernik “Solo – The Spirit of Java”.
2 Menjadikan Kota Surakarta sebagai pemain utama di Jawa melalui
komunikasi website dalam penyampaian informasi dan penjualan. Langkah-langkahnya: Membuat website pariwisata dikelola oleh unit
commit to user
manajemen khusus. Mengadakan workshop untuk usaha pariwisata kecil: web marketing, design and pengelolaan websites, alat-alat
penjualan, dll. Mengundang provider jasa pariwisata untuk mendukung usaha pariwisata kecil. Arsip Disbudpar Kota Surakarta: “Strategi
Pengembangan Pariwisata kota Surakarta tahun 2010- 2014”
b Strategi 2
Tujuan B: Kota Surakarta menawarkan produk wisata liburanplesiran yang kuat, berbasis kebudayaan, alam dan kesehatan. Produk-produk
pariwisata mencerminkan kekayaan wilayah, ketrampilan dan kreativitas penyelenggara pariwisata.
1 Membuat atraksi-atraksi budaya yang menarik bagi beragam
wisatawan. Langkah-langkahnya:
Memprioritaskan pengaturan
pengunjung disitus-situs bersejarah yang utama Keraton Kasunanan, Mangkunegaran,
Puro Mangkunnegaran
dan Radyapustaka,
Mengenalkan presentasi audiovisual: film, suara, pertunjukan pendek, self-guided tours, tata lampu suara. Menarik pengunjung kalangan
muda anak misal melalui animasi, pembuatan batik sederhana, musik, menggambar, permainan. Memanfaatkan tempat-tempat
bersejarah untuk aktivitas budaya masa kini misal pameran-pameran, konser, konferensiworkshop, cafetaria, restoran. Menterjemahkan
keterangan-keterangan artifak-artifak di musium ke bahasa inggris agar mudah dipahami oleh wisatawan mancanegara.
2 Meluncurkan ekowisata dan produk-produk wisata petualangan
outdoor. Langkah-langkah: Mendesain sebuah trekking trail dengan
commit to user
durasi yang berbeda-beda Lintasan Gunung Berapi, Jawa Tengah Merapi-Merbabu, Lintas Barat Wonogiri dengan goa-goa, Lawu,
diutamakan kawasan-kawasan wisata yang diusulkan, lintasan dengan sepeda gunung, lawatan sungai di Kota Surakarta dengan perahu.
Merencanakan acara tahunan yang khas dengan efek citra yang kuat misalnya Lari Gunung Lawu, perlombaan perahu di Danau Gajah
Mungkur, Lawu – Balap Sepeda Merapi. Menjelajahi potensi
pengematan satwa liar Gunung Lawu. 3
Memperkenalkan produk-produk wisata kesehatan wellness tourism yang inovatif. Langkah
—langkahnya: Mendokumentasikan praktek- praktek penyembuhan lokal, produksi jamu dan seluruh persiapannya
sebagai materi bagi penciptaan pengalaman para pengunjung. Diversifikasi program spa di hotel dan mengenalkan formula kesehatan
baru. Menggali berbagai upaya untuk mengkombinasikan seni, musik, tari dengan wisata spiritual.
4 Mempersiapkan kawasan-kawasan wisata baru di Gunung Lawu
Karanganyar dan Klaten. Langkah-langkah: Melakukan inventarisasi, studi potensi dan perencanaan manajemen untuk atraksi-atraksi kalau
diperlukan. Pengembangan kawasan: lintasan , tour-tour tematis, acara ritual lokal pementasan-pementasan bersejarah, ritual-ritual,
perbaikan tempat-tempat wisata dan infrastruktur lokal dsb. Mengidentifikasi peluang investasi dan memobilisasi investasi.
Mengorganisir tim taskforce pariwisata yang terdiri dari stakeholder lokal dan pengelola pariwisata. Menjalin kerjasama antar pengusaha
commit to user
pariwisata. Memperbaiki konservasi alam dan situs. Pembuatan publikasimateri promosi trekking,peta perjalanan bersepeda, self-
guided tours . Arsip Disbudpar Kota Surakarta: “Strategi
Pengembangan Pariwisata kota Surakarta tahun 2010- 2014”
c Strategi 3
Tujuan C: Solo menjadi salah satu tujuan utama MICE di Jawa dan menjadi tuan rumah secara tetap untuk acara-acara nasional dan
internasional. 1
Mengembangan Biro Konvensi untuk mempromosikan Kota Surakarta sebagai tujuan MICE. Langkah-langkah : Memonitor dan menganalisa
pasar wisata konvensi dan berbagai event di Indonesia intelijen pasar. Membuat data base tentang korporasi dan pemerintahan di Kota
Surakarta yang potensial sebagai pengguna MICE. Mengidentifikasi peluang bisnis MICE di Indonesia dan Asia Tenggara untuk Kota
Surakarta. Mempersiapkan dan melaksanakan promosi MICE yang berkualitas
melalui informasimaterialkampanye.
Meningkatkan kapasitas pelaku-pelaku usaha MICE. Memberi konsultasi pada para
perusahaan penunjang perihal tren-tren pasar dan kebutuhankebutuhan produkjasa layanan MICE. Pengembangan konsep-konsep acaraevent.
2 Mengintensifkan kerjasama antara para stakeholder MICE. Langkah-
langkahnya: Membuat jejaring diantara BPW, Event Organizer profesional, Dinas Kebudayaan Pariwisata Kota Surakarta, pengelola
gedung pertemuankonvensi, dan perusahaan penerbangan untuk mendiskusikan dan mempersiapkan program-program yang akan
commit to user
datang. Meminta aliansi para stakeholder untuk berpartisipasi dalam travel martpameran dagang khusus MICE. Mengembangkan konsep
event. Memanfaatkan jejaring untuk melakukan lobi-lobi politis. 5
Perbaikan transportasi udara dan darat menuju Kota Surakarta. Langkah-langkahnya: Menjajaki peningkatan frekuensi penerbangan
dan rute-rute baru dengan perusahaan penerbangan dan industri setempat dengan memproritaskan rute Kota Surakarta
– Denpasar dan penambahan penerbangan ke Jakarta. Mendukung promosi untuk rute-
rute baru. Percobaan angkutan umum antara bandara ke pusat kota pulang pergi PP. Memperbaiki transportasi penumpang darike
bandara Yogyakarta merelokasi stasiun kereta api ke bandara, kereta api bolak-balik, meningkatkan frekuensi kereta api antar kota.
Memasang rambu-rambu penunjuk arah bagi para pengunjung untuk hotel-hotel, atraksi-atraksi utama, tempat-tempat rekreasi, gedung
pertemuankonvensi, pusat-pusat kotakabupaten, dengan penyebutan jarak. Arsip Disbudpar Kota Surakarta: “Strategi Pengembangan
Pariwisata kota Surakarta tahun 2010- 2014”
d Strategi 4
Tujuan D: Kota Surakarta sebagai destinasi wisata menjadi bagian dari kebijakan pemerintah daerah dan didukung oleh komitmen dari para
stakeholder. 1
Mendirikan sebuah Badan atau Asosiasi Pariwisata Kota Surakarta yang representatif dan aktif. Langkah-langkah : Konsep Asosiasi Pariwisata
Kota Surakarta yang diusulkan oleh para champion pariwisata yang
commit to user
berkomitmen dari sektor swasta dan pemerintah. Membuat mapping struktur organisasi dan pendirian Asosiasi. Asosiasi membuat pedoman
dan kontrol terhadap pemasaran daerah tujuan wisata. 2
Penguatan kompetensi dinas pariwisata di daerah. Langkah-langkah: Pelatihan kursus untuk manajemen pariwisata, investasi pariwisata,
promosi pariwisata, perijinan, kontral kualitas, dll. Berpartisipasi dalam berbagai seminar dan konferensi tingkat regional, nasional dan
internasional. Memperbaiki
kemampuan berbahasa
asing. Mengorganisir program pertukaran tingkat regional untuk meyamakan
hasil. Melakukan kunjungan-kunjungan langsung ke tempat-tempat perusahaan dan atraksi-atraksi. Memberi pelatihan kepada para manajer
pengelola tempat-tempat atraksi. 3
Pengenalan Sistem Manajemen Pariwisata yang Efisien. Langkah- langkah : Memperkenalkan statistik pariwisata yang sederhana tapi
terpercaya dan membuat kompilasi ke dalam database regional. Melakukan penelitian tentang para pengunjung, terkait dengan pola
perjalanan, tingkat kepuasan atas perjalanan dan pembelanjaannya tiap empat tahun. Laporan tahunan mengenai posisi bersaing. Kab.Kota
berkoordinasi dengan program investasi pariwisata yang lebih besar dengan daerah tetangga dan asosiasi pariwisata, serta menggali
kemungkinan pendanaan bersama. 6
Pembuatan sistem informasi dan petunjuk rute perjalanan bagi wisatawan yang datang ke Kota Surakarta. Langkah-langkah :
Memperkenalkan secara bertahap rambu-rambu jalan yang seragam
commit to user
menuju tempat-tempat pariwisata Pengembangan konsep rute pariwisata regional, yaitu “The Spirit of Java”. Melengkapi dan
melatih semua staf kantor-kantor di kabkota yang terkait dengan informasi khususnya dalam menyediakan informasi pariwisata untuk
keseluruhan wilayah. Mengikutsertakan informasi tentang atraksi- atraksi di daerah yang tetangga dalam material informasi daerah.
Mendesain ulang kantor informasi pariwisata di Kota Surakarta kualitas materi yang disajikan, bahan informasi, orientasi pelayanan,
lokasi, dll. Koordinasi hubungan antar wilayah dengan Java Promo. Arsip Disbudpar Kota Surakarta: “Strategi Pengembangan Pariwisata
kota Surakarta tahun 2010- 2014”
e Strategi 5
Tujuan E: Kota Surakarta dikenal sebagai penyedia jasa pariwisata dengan kualias tinggi dan berdaya saing. Sektor swasta didorong untuk
berinvestasi dan mengambil peran utama dalam pengembangan sektor pariwisata.
1 Menjalankan program untuk memperbaiki kualitas produk dan
pelayanan. Langkah-langkah : Mengorganisir workshop-workshop yang “berkualitas” di tingkat Kab.Kota dengan pengalaman praktek di
lapangan. Mendistribusikan berbagai manual teknis yang yang berkualitas ke hotel dan pengelola atraksi. Kampanyesosialisasi yang
berkualitas di Kota Surakarta. Menginisiasi lomba kualitas, Wilayah Kota Surakarta Award. Mengundang para penyedia jasa yang
berkualitas untuk mengadakan cek kualitas dan memberikan
commit to user
konsultansi tentang kualitas produk. Mencari masukan dari para pengunjung melalui penelitian secara teratur di tempat-tempat atraksi
dan hotel-hotel. 2
Pemerintah KabKota memperkuat kerjasama dengan sektor swasta dan memfasilitasi kegiatan investasi dan bisnis. Langkah-langkahnya :
Peninjauan ulang secara rutin mengenai prosedur dan biaya perijinan. Mengidentifikasi hambatanhambatan birokrasi. Penunjukan Dewan
Penasehat Daerah yang terdiri dari perwakilan-perwakilan Dinas Pariwisata dan para pengusaha pariwisata untuk mendiskusikan
investasi pariwisata sektor publik. Dinas Pariwaisata mengadakan dengar
pendapat tahunan
tentang kebijakan
pariwisata, aktivitasaktivitas dan pencapaian-pencapaiannya.
3 Para pengelola inbound tour mencari peluang-peluang bisnis melalui
paket-paket yang dinamis. Langkah-langkahnya : Para operator mengeksplor peluang paket wisata untuk kelompok target khusus
seperti: expatriat,peziarah, kelompok anak muda, konsumen dari Surabaya, Semarang, Yogjakarta, dll. Paket wisata kunjungan yang
mengkombinasikan Solo dengan daerah pinggiran. Para Operator bekerjasama
dengan hotel
untuk penjualan
paket wisata.
Pengembangan kompetensi
dalam penyelenggaraan
event. Mengeksplor penjualan paket wisata jalur kereta api pasar: Surabaya,
Jakarta, Semarang. 7
Pelatihan di kabupatenkota untuk UMKM sektor pariwisata hotel- hotel, penginapan, pemondokan, perusahaanperusahaan tour, dll.
commit to user
Langkah-langkahnya : Mendesain dan memberikan pelatihan dalam penghitungan harga, orientasi tamu, konsep keramahtamahan, kualitas
produk, pemasaran dan penggunaan internet. Mendukung penyiapan rencana usaha business plan. Mendirikan perkumpulan penyedia jasa
yang qualified untuk memberikan jasa konsultansipendampingan yang dibutuhkan. Menyebarkan informasi mengenai best-practice untuk
pengelolaan hotel kecil, guest houses, dll. Mempromosikan konsep- konsep bisnis untuk produk-produk baru: trekking, menunggang kuda,
kelas-kelas kerajinan tangan dsb. Arsip Disbudpar Kota Surakarta: “Strategi Pengembangan Pariwisata kota Surakarta tahun 2010-2014”
commit to user
BAB III WISATA KULINER KOTA SURAKARTA
A. Ciri Khas Kuliner Kota Surakarta
Kota Surakarta memiliki Keraton Kasunanan dan Puro Mangkunegaran yang juga tentunya memiliki makanan khas keraton. Makanan keraton yang saat
ini termasuk langka dijumpai masyarakat adalah Ande-ande lumut, Jadah Blondo, Wajik, Salak Gondok, Mentho, Gadon, Menjiran, Jenang Saren, Nogosari, Pisang
Linthing, Pes Pohong, Grontol, Manisan Siwalan, Sate Kolang-kaling, Dawet Telasih, Ketan Juruh, Nasi Liwet, dan Rujak Degan. Makanan tersebut dapat
dinikmati oleh masyarakat saat event Keraton Art Festival yang diadakan setiap tahunnya.
Untuk bisa mencicipi makanan tersebut para pecinta kuliner harus menukarkan uang dengan uang kertas dengan besaran yang sudah ditentukan
untuk membeli makanan khas Keraton Surakarta Hadiningrat tersebut. Harga yang ditawarkanpun cukup murah kisaran seribu hingga lima ribu. Dahulu
makanan-makanan tersebut adalah makanan para raja-raja di Keraton Kasunanan Surakarta, tetapi sekarang dapat dinikmati pula oleh masyarakat Kota Surakarta.
Kota Surakarta memiliki ciri makanan yang maniis dan berwarna coklat. Sesuai dengan selera masyarakat Kota Surakarta yang dominan menyukai
makanan berkuah dan manis, oleh karena itu kebanyakan makanan khas Kota Surakarta seperti serabi, tahu kupat, nasi liwet dan timlo memiliki rasa manis.
Masakan yang disediakan pun kebanyakan berwarna coklat.
50
commit to user
B. Tempat Kuliner Di Kota Surakarta