Hipotesis Kedua Pembahasan Hasil Analisis

commit to user menghasilkan prestasi belajar psikomotor siswa yang lebih baik daripada metode direct instruction pada materi Asam, Basa, dan Garam. Hal ini disebabkan pada inkuiri terbimbing siswa dituntut aktif untuk menemukan suatu konsep sedangkan dalam direct instruction karena siswa selalu mendapatkan bimbingan dari guru sehingga dalam melakukan unjuk kerja kurang mandiri dan kurang memiliki inisiatif sendiri. Dari pembahasan di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing mengajarkan siswa untuk menemukan konsep sendiri dari materi yang dipelajari dengan sedikit bimbingan dari guru sehingga akan lebih diingat siswa. Oleh karena itu, prestasi belajar siswa baik dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor pada materi Asam, Basa, dan Garam dengan metode inkuiri terbimbing lebih tinggi daripada metode direct instruction.

2. Hipotesis Kedua

Hasil anava dua jalan dengan sel tak sama untuk aspek kognitif diketahui bahwa H ditolak karena F hitung = 44,83 F tabel = 4,00. Hal ini berarti terdapat perbedaan pengaruh antara sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah terhadap prestasi belajar kognitif siswa pada materi Asam, Basa, dan Garam. Untuk aspek afektif juga diketahui bahwa H ditolak karena F hitung = 17,43 F tabel = 4,00. Hal ini berarti terdapat perbedaan pengaruh antara sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah terhadap prestasi belajar afektif siswa pada materi Asam, Basa, dan Garam. Sedangkan untuk aspek psikomotor juga diperoleh hasil yang sama dimana H ditolak karena F hitung = 16,84 F tabel = 4,00. Hal ini berarti terdapat perbedaan pengaruh antara sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah terhadap prestasi belajar psikomotor siswa pada materi Asam, Basa, dan Garam. Dari hasil anava juga menunjukkan bahwa kelompok siswa yang mempunyai sikap ilmiah tinggi mempunyai rerata kolom nilai prestasi kognitif yaitu 49,1 dan rerata kolom nilai prestasi kognitif dari kelompok siswa yang mempunyai sikap ilmiah rendah yaitu 35,1. Untuk aspek afektif rerata kolom dari kelompok siswa yang mempunyai sikap ilmiah tinggi adalah 206,4 dan rerata kolom dari kelompok siswa yang mempunyai sikap ilmiah rendah adalah 193,3. Sedangkan untuk aspek psikomotor kelompok siswa dengan sikap ilmiah tinggi commit to user mempunyai rerata kolom 47,1 dan kelompok siswa dengan sikap ilmiah rendah rerata kolomnya 43,5. Hal ini berarti siswa yang mempunyai sikap ilmiah tinggi memiliki prestasi belajar baik dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor yang lebih baik daripada siswa yang mempunyai sikap ilmiah rendah. Hal ini juga diperkuat dari pengamatan peneliti pada proses pembelajaran, dimana siswa yang mempunyai sikap ilmiah yang tinggi cenderung lebih aktif bertanya dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Sedangkan dari hasil analisis indikator sikap ilmiah, diketahui bahwa aspek yang paling berperan dalam perwujudan sikap ilmiah siswa adalah memiliki rasa ingin tahu. Jadi sikap ilmiah siswa sebagian besar diwujudkan dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Siswa yang memiliki sikap ilmiah yang tinggi cenderung memiliki rasa keingintahuan akan sesuatu hal juga tinggi. Hal ini memungkinkan siswa tersebut berupaya menggali sendiri informasi yang dibutuhkan untuk menganalisis data yang diperoleh, sehingga dimungkinkan siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi akan memiliki prestasi belajar yang tinggi pula. Oleh karena itu, sikap ilmiah ini penting dimiliki siswa dalam pembelajaran IPA dan dalam Depdiknas 2006: 4 juga disebutkan bahwa pada dasarnya hakikat IPA meliputi empat unsur yaitu sikap, proses, produk, dan aplikasi.

3. Hipotesis Ketiga

Dokumen yang terkait

Pembelajaran kimia dengan inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen dan demonstrasi ditinjau dari kemampuan awal dan sikap ilmiah siswa

0 13 156

SKRIPSI Pengaruh Strategi Treffinger Dan Critical Thinking Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa (Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Boyolali Tahun Ajaran 2010/2011).

0 0 17

PENDAHULUAN Pengaruh Strategi Treffinger Dan Critical Thinking Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa (Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Boyolali Tahun Ajaran 2010/2011).

0 0 6

PRESTASI BELAJAR IPS DITINJAU DARI KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PRESTASI BELAJAR IPS DITINJAU DARI KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KALI JAMBE SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012.

0 0 18

PRESTASI BELAJAR IPS DITINJAU DARI KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KALIJAMBE PRESTASI BELAJAR IPS DITINJAU DARI KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KALI JAMBE SRAGEN TAHUN AJARAN

0 1 17

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN SIKAP ILMIAH SISWA.

0 0 19

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT, OBSERVE, AND EXPLANATION) DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI ASAM, BASA DAN GARAM KELAS VII SEMESTER 1 SMP N 1 JATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 8

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SETS DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN PROYEK DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS SISWA.

0 0 21

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE PBL (PROBLEM BASED LEARNING) DENGAN MACROMEDIA FLASH DAN LKS (LEMBAR KERJA SISWA) TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA MATERI ASAM, BASA DAN GARAM KELAS VII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR | Fadli

0 0 8

PENGARUH PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

0 0 12