commit to user
larutan dapat diukur dengan menggunakan indikator universal dan pH meter.
1 Indikator universal
Indikator universal adalah alat sederhana yang berguna untuk mengetahui pH suatu larutan. Indikator universal adalah gabungan dari
beberapa indikator, ada yang berbentuk larutan tetapi adapula yang berbentuk kertas.
Cara menggunakan indikator universal sangat mudah. Jika berbentuk kertas, kertas tersebut dicelupkan ke dalam larutan. Warna kertas akan
berubah, kemudian cocokkan warna tersebut dengan peta warna yang terdapat pada kemasan indikator. Peta warna menunjukkan pH larutan.
2 pH meter pH meter adalah alat pengukur pH dengan ketelitian yang sangat
tinggi. Penggunaan alat ini dengan cara dicelupkan pada larutan yang akan diuji, pada pH meter akan muncul angka skala yang menunjukkan pH larutan.
B. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh Pembelajaran Kimia dengan Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Direct Instruction terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kimia merupakan salah satu materi yang tercakup dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu. Materi pembelajaran kimia
yang diberikan di SMP berupa konsep dasar kimia dan pengenalan kimia di lingkungan sekitar. Asam, Basa dan Garam merupakan salah satu
materi IPA yang lekat dengan kehidupan mereka sehari-hari. Pada sub bahasan ini, siswa dikenalkan dengan sifat-sifat asam, basa, dan garam,
contoh-contohnya dalam
kehidupan sehari-hari,
dan tentang
identifikasinya. Untuk itu dalam proses pembelajaran asam, basa, dan garam ini tidak hanya berdasarkan buku teks tetapi membawa lingkungan
nyata ke dalamnya agar siswa mendapatkan pengalaman yang nyata dari proses pembelajaran tersebut. Sehingga diharapkan materi tersebut bukan
sekedar hafalan. Untuk tujuan tersebut, dalam penelitian ini digunakan
commit to user
dua metode yaitu inkuiri terbimbing dan direct instruction. Kedua metode tersebut disesuaikan dengan karekteristik siswa SMP yang mana tingkat
berpikirnya masih rendah dan memerlukan bimbingan secara bertahap untuk menuju tingkat berpikir yang lebih tinggi.
Penggunaan metode inkuiri terbimbing berfungsi agar siswa menemukan konsep sendiri tetapi dengan sedikit bimbingan dari guru.
Bimbingan yang
diberikan berupa
pertanyaan-pertanyaan. Dari
pertanyaan-pertanyaan tersebut diharapkan siswa dapat menyimpulkan suatu konsep sendiri. Menurut teori belajar Bruner, belajar akan berjalan
dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, atau pemahaman melalui contoh-
contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Sedangkan pada direct instruction, siswa diajarkan suatu konsep secara bertahap dan terstruktur
yang memberikan kemudahan bagi siswa yang tingkat berpikirnya masih rendah seperti siswa SMP untuk diarahkan ke tingkat berpikir yang lebih
tinggi. Untuk itu penggunaan kedua metode ini akan memberi pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Pelaksanaan proses pembelajaran ini
dilakukan di laboratorium dimana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melaksanakan praktikum. Pada inkuiri terbimbing, siswa
melaksanakan praktikum untuk menemukan suatu konsep dengan bimbingan dari guru berupa pertanyaan-pertanyaan. Sedangkan pada
direct instruction, guru melakukan demonstrasi terlebih dahulu, kemudian siswa melakukan praktikum untuk membuktikan konsep yang telah
diberikan oleh guru, sehingga siswa tidak menemukan sendiri konsep tersebut.
2. Pengaruh Sikap
Ilmiah Siswa terhadap Prestasi Belajar Pelajaran kimia berisi tentang konsep-konsep yang berasal dari hasil
eksperimen maupun observasi. Banyak konsep yang memerlukan suatu pemecahan masalah menggunakan metode ilmiah. Menurut Moh. Amien
1987: 11, selama melakukan metode ilmiah melalui proses mengidentifikasi, mengamati, dan menganalisis harus digunakan sikap-
commit to user
sikap seperti jujur, ingin tahu, terbuka, dan sebagainya yang merupakan aspek sikap ilmiah, agar mencapai hasil IPA yang benar. Untuk itu
diperlukan sikap ilmiah dalam mempelajari IPA, khususnya kimia. Dengan kata lain, sikap ilmiah berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa dalam pembelajaran kimia. Kelompok yang memiliki sikap ilmiah yang tinggi akan cenderung memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dan
terbuka terhadap hal-hal yang baru dan berusaha memecahkan masalah yang ada secara ilmiah sehingga akan selalu berusaha meningkatkan
kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki untuk meraih prestasi belajar lebih baik.
Kelompok sikap ilmiah rendah cenderung tidak dapat melihat hal- hal yang baru dan tidak mempunyai rasa ingin tahu yang besar sehingga
kemampuannya tidak berkembang statis. Dengan keadaan seperti ini tidak akan ada usaha untuk memecahkan masalah untuk menemukan
jawaban. Keadaan yang demikian akan menurunkan minat belajar sehingga prestasi belajar bisa menjadi rendah.
3. Interaksi antara
Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Direct Instruction dengan Sikap Ilmiah terhadap Prestasi Belajar Siswa
Pada penggunaan metode inkuiri terbimbing dan direct instruction dengan memperhatikan sikap ilmiah siswa, kemungkinan akan terjadi
fenomena dimana siswa yang memiliki sikap ilmiah yang tinggi akan memiliki prestasi belajar yang tinggi pada kedua metode tersebut. Adapun
siswa yang memiliki sikap ilmiah yang rendah, dengan metode inkuiri terbimbing akan memiliki prestasi belajar yang lebih rendah dibandingkan
dengan siswa yang menggunakan direct instruction. Hal ini disebabkan siswa dengan metode inkuiri terbimbing dituntut untuk menemukan
konsep sendiri dengan sedikit bantuan berupa pertanyaan-pertanyaan. Menurut Nuryani 2005: 13, dalam pembelajaran berbasis inkuiri, siswa
terlibat secara mental dan fisik untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru, sehingga diperlukan sikap saintis objektif, jujur,
kreatif, ingin tahu, dan menghargai orang lain. Sedangkan dalam direct
commit to user
instruction, pembelajaran lebih ditekankan pada pemberian panduan secara bertahap dan terstruktur yang memberikan kemudahan bagi siswa
yang tingkat berpikirnya masih rendah dan sebagian besar dilakukan dengan bimbingan guru, sehingga pada proses pembelajaran siswa tidak
dituntut untuk memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Oleh sebab itu siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi yang salah satu cirinya memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi, akan memiliki prestasi belajar yang tinggi pada kedua metode. Sedangkan siswa yang memiliki sikap ilmiah yang rendah
akan memiliki prestasi belajar yang tinggi dengan direct instruction daripada dengan inkuiri terbimbing, karena dengan rasa ingin tahu yang
rendah, mereka lebih suka dengan proses pembelajaran yang langsung diberikan oleh guru daripada menemukan sendiri.
Dari pemikiran di atas, dimungkinkan ada interaksi antara metode inkuiri terbimbing dan direct instruction dengan sikap ilmiah terhadap
prestasi belajar siswa pada materi Asam, Basa dan Garam.
Untuk memperjelas kerangka berpikir tersebut, dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Bagan kerangka berpikir Metode Mengajar
Inkuiri Terbimbing
Direct Instruction
Sikap ilmiah rendah
Sikap ilmiah tinggi
Sikap ilmiah tinggi
Sikap ilmiah rendah
Prestasi Belajar
commit to user
C. Hipotesis