commit to user
mempunyai rerata kolom 47,1 dan kelompok siswa dengan sikap ilmiah rendah rerata kolomnya 43,5. Hal ini berarti siswa yang mempunyai sikap ilmiah tinggi
memiliki prestasi belajar baik dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor yang lebih baik daripada siswa yang mempunyai sikap ilmiah rendah. Hal ini juga
diperkuat dari pengamatan peneliti pada proses pembelajaran, dimana siswa yang mempunyai sikap ilmiah yang tinggi cenderung lebih aktif bertanya dan memiliki
rasa ingin tahu yang tinggi. Sedangkan dari hasil analisis indikator sikap ilmiah, diketahui bahwa aspek yang paling berperan dalam perwujudan sikap ilmiah
siswa adalah memiliki rasa ingin tahu. Jadi sikap ilmiah siswa sebagian besar diwujudkan dengan rasa ingin tahu yang tinggi.
Siswa yang memiliki sikap ilmiah yang tinggi cenderung memiliki rasa keingintahuan akan sesuatu hal juga tinggi. Hal ini memungkinkan siswa tersebut
berupaya menggali sendiri informasi yang dibutuhkan untuk menganalisis data yang diperoleh, sehingga dimungkinkan siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi
akan memiliki prestasi belajar yang tinggi pula. Oleh karena itu, sikap ilmiah ini penting dimiliki siswa dalam pembelajaran IPA dan dalam Depdiknas 2006: 4
juga disebutkan bahwa pada dasarnya hakikat IPA meliputi empat unsur yaitu sikap, proses, produk, dan aplikasi.
3. Hipotesis Ketiga
Berdasarkan hasil anava dua jalan dengan sel tak sama untuk aspek kognitif diperoleh F
hitung
= 0,04 F
tabel
= 4,00, untuk aspek afektif F
hitung
= 0,83 F
tabel
= 4,00, dan untuk psikomotor F
hitung
= 0,03 F
tabel
= 4,00, yang berarti H diterima karena F
hitung
termasuk anggota kritik. Hal ini membuktikan bahwa tidak ada interaksi antara penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing dan
direct instruction dengan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Oleh karena tidak adanya interaksi maka apapun metode pembelajaran yang digunakan, siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi akan memiliki prestasi
belajar yang lebih baik daripada siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah. Sebaliknya, seberapapun tingkat sikap ilmiah siswa baik tinggi maupun rendah,
commit to user
siswa yang diajar dengan metode inkuiri terbimbing memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang diajar dengan metode direct instruction.
Tidak adanya interaksi antara penggunaan metode pembelajaran dan sikap ilmiah siswa ini dimungkinkan karena banyak faktor yang mempengaruhi proses
pembelajaran. Menurut Slameto 1995: 54-71, keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang ada di dalam
individu antara lain perhatian, minat, bakat, motivasi, kesiapan, kelelahan, dll. Sedangkan faktor eksternal antara lain faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor
masyarakat. Sedangkan menurut Muhibbin Syah 1995: 132, faktor internal dan faktor eksternal dalam belajar saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain.
Selain itu, menurut penelitian yang dilakukan oleh Nuryani 2005: 15, disebutkan bahwa faktor pengalaman dan kemauan siswa dalam belajar akan mempengaruhi
suatu proses pembelajaran. Jadi dalam proses pembelajaran, tidak hanya dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang digunakan dan sikap ilmiah siswa,
tetapi banyak faktor yang mempengaruhi. Oleh sebab itu, peneliti tidak dapat mengontrol semua faktor yang terlibat dalam proses pembelajaran. Dengan
demikian tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar siswa.
commit to user
81
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
dapat disimpulkan beberapa hal berikut: 1. Terdapat pengaruh dalam penggunaan metode pembelajaran inkuiri
terbimbing dan direct instruction terhadap prestasi belajar siswa pada materi kimia Asam, Basa, dan Garam kelas VII semester gasal SMP Negeri 1 Jaten
tahun ajaran 20102011. Dari jumlah reratanya dapat diketahui bahwa penggunaan metode inkuiri terbimbing menghasilkan prestasi belajar aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor yang lebih baik dibandingkan dengan metode direct instruction. Hal ini dapat dilihat jumlah rerata dari metode
inkuiri terbimbing yang lebih tinggi daripada jumlah rerata metode direct instruction, baik untuk prestasi kognitif 46,2 38,1; afektif 203,8 195,9;
maupun psikomotor 46,2 44,3. Lampiran 65-67 2. Terdapat perbedaan pengaruh antara sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah
rendah terhadap prestasi belajar siswa pada materi Asam, Basa, dan Garam kelas VII semester gasal SMP Negeri 1 Jaten tahun ajaran 20102011. Siswa
yang memiliki sikap ilmiah tinggi prestasi belajarnya lebih baik daripada siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah, ini dibuktikan dengan jumlah rerata
sikap ilmiah tinggi yang lebih tinggi daripada jumlah rerata sikap ilmiah rendah pada aspek kognitif 49,1 35,1; aspek afektif 206,4 193,4; dan
aspek psikomotor 47,1 43,5. Lampiran 65-67 3. Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran inkuiri terbimbing dan direct
instruction dengan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, maupun psikomotor siswa pada materi kimia Asam, Basa, dan Garam
kelas VII semester ganjil SMP Negeri 1 Jaten tahun ajaran 20102011. Hal ini dapat dilihat dari hasil anava dua jalan untuk aspek kognitif diperoleh F
hitung
= 0,04 F
tabel
= 4,00; untuk aspek afektif F
hitung
= 0,83 F
tabel
= 4,00; dan untuk