LATAR BELAKANG MASALAH PENDAHULUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia sampai saat ini adalah mutu pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Upaya yang telah dilaksanakan oleh pemerintah antara lain dengan merubah sistem pendidikan di Indonesia dari paradigma pendidikan yaitu pendidikan yang bersifat behavioristik menjadi pendidikan yang bersifat kontruktivistik. Hal ini berimplikasi pada terjadinya perubahan suasana dalam proses pembelajaran, yaitu pembelajaran yang semula berpusat pada guru teacher centered mengalami pergeseran menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa student centered . Namun sebagian besar guru-guru di SMA Negeri 1 Ponorogo dalam pembelajaran masih dilaksanakan secara berpusat pada guru dan siswa sebagai obyek pembelajaran, akibatnya siswa akan pasif dan kurang termotivasi untuk belajar, pada akhirnya prestasi nya tidak bisa maksimal. Perubahan paradigma tersebut disikapi oleh pemerintah dengan adanya perubahan kurikulum yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan prinsip dan proses sains. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP menuntut guru agar lebih kreatif dalam menerapkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam pembalajaran sesuai dengan kondisi siswa dan sarana prasarana yang disediakan sekolah. 1 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 Mengingat semakin tingginya tuntutan masyarakat terhadap mutu layanan pendidikan, maka guru perlu melakukan pendekatanstrategi dalam proses pembelajaran dengan menerapkan bermacam – macam metode pembelajaran yang berorientasi pada filosofi kontruktivistik. Sedangkan sebagian besar guru di SMA Negeri 1 Ponorogo masih banyak yang menggunakan metode pembelajaran tradisional seperti ceramah. Sehingga siswa cepat bosan dalam belajar kimia karena metode yang digunakan itu-itu saja, tanpa adanya variasi penggunaan metoda mengajar yang tepat. Dalam pembelajaran di SMA Negeri 1 Ponorogo sebagian besar masih berpusat pada guru dengan mengunakan metode ceramah atau diskusi kelas, maka siswa belum belajar secara maksimal khususnya pada materi laju reaksi. Sehingga hasil nilai ulangan harian pembelajaran kimia khususnya materi laju reaksi, masih banyak siswa yang mempunyai nilai 83,9 lebih kecil dari KKM. Pada tahun pelajaran 20092010 nilai rata-rata laju reaksi adalah 65,2. SMA Negeri 1 Ponorogo memiliki 6 kelas XI IPA dengan jumlah siswa 38 sampai 40 per kelas, dan siswa yang ada dari berbagai daerah dengan latar belakang yang berbeda-beda, sehingga masing – masing siswa memiliki sifat karakteristik yang berbeda – beda dalam belajar, seperti gaya belajar siswa, namun guru belum memperhatikannya dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini akan memberi pengaruh dalam kegiatan belajar mengajar dan prestasi anak. Dalam pembelajaran kimia kompetensi yang harus dimiliki siswa adalah memecahkan masalah yang ditemukan dengan cara pengamatan, penafsiran, merancang dan melakukan percobaan dalam kegiatan laboratorium. Pemanfaatan laboratorium di SMA Negeri 1 Ponorogo selama ini khususnya laboratorium kimia perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 3 belum dimanfaatkan secara maksimal. Guru lebih suka memilih menggunakan metoda ceramah, disamping lebih murah, hemat waktu dan tidak disibukkan dengan persiapan yang membutuhkan ketrampilan khusus mengenai penggunaan alat – alat dan pengetahuan khusus mengenai karakteristik bahan – bahan kimia. Selain itu alat dan bahan kimia harganya relatif mahal, sehingga SMA Negeri 1 Ponorogo keberatan dalam pengadaan alat dan bahan kimia yang dibutuhkan. Sikap ilmiah siswa perlu diperhatikan guru. Dengan memiliki sikap ilmiah yang tinggi siswa dapat belajar dengan baik dan dapat menghargai teman yang lain dalam presentasi, atau kerja kelompok di laboratorium. Dengan sikap ilmiah siswa dapat merasakan bagaimana menjadi seorang ilmuwan, sehingga siswa dapat termotivasi untuk belajar. Materi kimia di SMA sangat kompleks baik yang bersifat teoritis maupun empiris. Teori akan membutuhkan nalar berfikir yang tinggi yaitu dengan kognitif, sedangkan empiris akan memerlukan praktekeksperimen maupun demonstrasi. Pada materi laju reaksi kimia, kita jumpai dalam kehidupan sehari – hari. Seperti mengapa besi berkarat membutuhkan waktu yang lama, mengapa bensin lebih cepat terbakar sedangkan solar lebih lama terbakar. Dari uraian diatas dan hasil observasi dari peneliti, maka penulis sekaligus sebagai peneliti memilih judul “ Pembelajaran Kimia dengan Metode Eksperimen menggunakan LKS dan Diagram Vee Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Gaya Belajar Siswa”.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Dokumen yang terkait

Pembelajaran kimia dengan inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen dan demonstrasi ditinjau dari kemampuan awal dan sikap ilmiah siswa

0 13 156

PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS SISWA

0 4 129

PENGGUNAAN LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUIL PADA PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA

0 4 136

PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR DAN KREATIVITAS DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH.

0 0 19

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN PROYEK DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA.

0 0 19

PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PBL DENGAN METODE EKSPERIMEN DISERTAI TEKNIK VEE DIAGRAM DAN FISHBONE DIAGRAM DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA (Studi Pembelajaran pada Materi Ekosistem Kelas X Semester II MA Negeri 1 Pr

0 0 20

PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DIPANDU DENGAN ANIMASI DAN KOMIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR SISWA.

0 1 13

PEMBELAJARAN IPA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN BEBAS TERMODIFIKASI DAN EKSPERIMEN TERBIMBING DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA.

0 0 9

PEMBELAJARAN KIMIA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN METODE PRAKTIKUM YANG DILENGKAPI DENGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI POKOK PERUBAHAN MATERI KELAS VII SEMESTER GEN

0 0 10

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN MODEL PBL DENGAN METODE EKSPERIMEN DISERTAI TEKNIK “VEE DIAGRAM” DAN “FISHBONE DIAGRAM” DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA | Azizi | Inkuiri 3834 8477 1 SM

1 2 11