dari luas kepemilikan lahan yang diusahakan.
4.3. Analisis Dampak Pembangunan Kawasan Agropolitan pada Lokalita
Saribu Dolok
Komponen pengembangan wilayah dapat dilihat antara lain dari peningkatan pendapatan masyarakat khususnya petani sebagai pelaku pembangunan pertanian
dan konstribusinya kepada pendapatan daerah secara luas dalam bentuk Pendapatan Asli Daerah PAD.
Peningkatan produksi tanaman dapat dilakukan melalui dua hal, yakni ekstensifikasi dan intensifikasi. Ekstensifikasi dapat dilakukan dengan jalan perluasan
luas penanaman, sedangkan intensifikasi dilakukan dengan peningkatan produktifitas melalui penerapan teknik budidaya dan penanganan pasca panen yang baik. Pada
gilirannya peningkatan luas lahan dan produktifitas akan menimbulkan dampak pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat petani.
4.3.1. Luas Penggunaan Lahan
Analisis dampak pembangunan Kawasan Agropolitan terhadap pengembangan wilayah pada Lokalita Saribu Dolok dapat dilihat dari luas
penggunaan lahan untuk pertanaman komoditi unggulan yakni tanaman kentang. Dengan asumsi bahwa dengan bertambahnya luas penanaman komoditi kentang akan
meningkatkan produksi kentang yang akan dihasilkan.
Hipotesis yang akan diuji adalah: Terdapat perbedaan yang nyata luas penggunaan lahan sebelum dan sesudah pembangunan kawasan Agropolitan di
Universitas Sumatera Utara
Lokalita Saribu Dolok .
Hasil uji beda rata-rata luas lahan pertanaman kentang sebelum dan sesudah penetapan Saribu Dolok sebagai Lokalita Agropolitan tertera pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10. Hasil Analisis Uji Beda Rata-rata Luas Lahan Pertanaman Kentang No. Uraian
Tahun 2008 Tahun 2010
1. Jumlah
49 49
2. Luas Lahan Ha
0,4482 0,5643
3. Standard Deviasi
0,22745 0,34771
4. Signifikansi
0,000 5.
t- -4,097
hitung
6. t-
2,011
tabel
Sumber: Hasil analisis data primer, 2011 Dari Tabel 4.10 diperoleh rata-rata luas lahan pertanaman kentang tahun 2008
seluas 0,45 Ha, sedangkan pada tahun 2010 bertambah menjadi 0,56 Ha atau rata-rata pertambahan luas 0,11 Ha atau sebesar 24.44.
Selanjutnya dari hasil analisis diatas diperoleh besarnya nilai t
hitung
sebesar 4,097, sedangkan nilai t
tabel
sebesar 2,011. Nilai t
hitung
t
tabel,
Nilai signifikan dari hasil analisis uji beda rata-rata diperoleh sebesar 0,000 atau lebih kecil dari nilai
α 0,05. Sesuai dengan hasil perbandingan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan luas lahan penanaman kentang tahun 2008
sebelum penetapan Saribu Dolok sebagai lokalita Agropolitan dibandingkan dengan luas tanaman kentang tahun 2010 setelah penetapan Saribu Dolok sebagai lokalita
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan luas penanaman kentang tahun 2008 sebelum penetapan Saribu
Dolok sebagai lokalita Agropolitan dibandingkan dengan luas tanaman kentang tahun 2010 setelah penetapan Saribodolok sebagai lokalita Agropolitan.
Universitas Sumatera Utara
Agropolitan. Hasil analisis data responden memperlihatkan bahwa luas lahan petani
responden rata-rata seluas 1,18 Ha. Pada umumnya petani mengusahakan lebih dari satu komoditi pada lahan yang sama sistem polikutur. Selama kurun waktu tahun
2008-2010 terjadi peningkatan luas tanaman kentang yang dimiliki petani responden dengan pertumbuhan dari tahun 2008 -2009 sebesar 10,32 dan tahun 2009-2010
sebesar 11,57 atau rata-rata sebesar 10.95. Maka demikian halnya perkembangan luas lahan untuk tanaman lain yang diusahakan petani selain komoditi utama
tanaman kentang juga mengalami peningkatan luas tanam dari tahun 2008-2009 sebesar 2,29 dan tahun 2009-2010 sebesar 4,30 atau rata-rata hanya pertambahan
luas tanam sebesar 3.3. Jenis tanaman hortikultura lainnya yang banyak diusahakan di Lokalita Saribu Dolok antara lain kol kubis, cabai, terong, tomat, wortel, sawi,
dan buncis. Tabel 4.11 menampilkan perkembangan total luas lahan dan luas tanam kentang dan tanaman lain dari responden yang diteliti.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11. Perkembangan Luas Tanaman Kentang dan Hortikultura Lainnya
Uraian Luas Tanaman Utama Kentang
Tahun 2008 Tahun 2009
Tahun 2010
Luas Tanam Ha 21.52
23.74 27.2
Rata-Rata Luas tanaman kentang Ha
0,45
a
0,49 0,56
Pertumbuhan rata-rata luas tanaman kentang
- 10.15
14.30
Luas tanaman hortikultura lainnya Tahun 2008
Tahun 2009 Tahun 2010
Luas Tanam Ha 20.94
21.42 22.34
Rata-Rata Luas tanam Ha 0,43
b
0,44 0,46
Pertumbuhan rata-rata luas tanaman lainnya
- 2.29
4.30 Jumlah rata-rata luas
pemanfaatan lahan = a + b Ha
0,88 0,93
1,02 Persentase pemanfaatan lahan
selama 3 tahun terakhir 74,08
78,76 86,32
Pertumbuhan persentase pemanfaatan lahan
- 6,32
9,60 Sumber: Hasil analisis data primer, 2011
Dari Tabel 4.11 terlihat bahwa perkembangan luas tanam komoditi unggulan yakni tanaman kentang lebih baik dibandingkan komoditi hortikultura lainnya. Hal ini
dapat terjadi karena terdapat beberapa segi keunggulan tanaman kentang dibandingkan tanaman hortikultura lainnya, yakni:
a. Salah satu kelebihan dari produk kentang adalah berupa umbi yang mempunyai daya simpan lebih lama dibandingkan dengan komoditi sayuran lain,
b. Pada kondisi agroklimat yang menguntungkan, tanaman ini dapat dipanen 3 kali dalam setahun sehingga memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi,
c. Hasil tanaman kentang dapat dilakukan pengolahan lebih lanjut sebagai bahan
Universitas Sumatera Utara
pangan olahan seperti keripik kentang, d. Nilai jual tanaman kentang juga lebih baik dari segi harga dibandingkan tanaman
hortikultura lainnya. e. Komoditi ini juga menjadi salah satu mata dagangan yang dapat diekspor ke luar
daerah dan keluar negeri. Dari Tabel 4.11 juga terlihat peningkatan rata-rata luas tanaman yang
diusahakan petani responden dari tahun 2008 hingga 2010. Jika dijumlahkan luas tanaman komoditi utama kentang seluas 0,57 Ha dengan komoditi hortikultura
lainnya seluas 0,47 Ha pada tahun 2010 mencapai angka rata-rata 1,02 Ha atau tingkat pemanfaatan lahan baru berkisar 86,32. Hal ini berarti masih ada petani
yang tidak menanami seluruh luasan areal pertaniannya. Namun dari data responden yang diteliti menunjukkan adanya peningkatan persentase pemanfaatan lahan yang
meningkat dari tahun 2008 – 2009 sebesar 6,8 dan meningkat lagi sebesar 9,6 pada tahun 2009-2010 atau meningkat rata-rata 8,2. Hal ini menujukkan adanya
dampak positif program Agropolitan terhadap luas pemanfaatan lahan petani pada Lokalita Saribu Dolok.
4.3.2. Produktifitas