Konsep Struktur Tata Ruang Agropolitan

2.3. Konsep Struktur Tata Ruang Agropolitan

Secara umum struktur hirarki sistem kota-kota agropolitan dapat digambarkan sebagai berikut: Rustan, 2002 dalam Martina, 2004. Orde yang paling tinggi kota tani utama dalam lingkup wilayah agropolitan skala besar sebagai: 1. Kota perdagangan yang berorientasi ekspor ke luar daerah nasional dan internasional dan bila berada di tepi pantai maka kota ini memiliki pelabuhan samudra 2. Pusat berbagai kegiatan final manufacturing industri pertanian packaging, stok pergudangan dan perdagangan bursa komoditi 3. Pusat berbagai kegiatan tertier agrobisnis, jasa perdagangan, asuransi pertanian, perbankan dan keuangan. 4. Pusat berbagai pelayanan general agro-industry services Orde kedua pusat distrik agropolitan yang berfungsi sebagai: a. Pusat perdagangan wilayah yang ditandai dengan adanya pasar-pasar grosir dan pergudangan komoditi sejenis b. Pusat kegiatan agro-industri berupa pengolahan barang pertanian jadi dan setengah jadi serta kegiatan agro-bisnis. c. Pusat pelayanan agro-industri khusus special agro-industry services, pendidikan, pelatihan dan pemuliaan tanaman unggulan. Universitas Sumatera Utara Orde ketiga pusat satuan kawasan pertanian 1. Pusat perdagangan lokal yang ditandai dengan adanya pasar harian 2. Pusat koleksi komoditi pertanian yang dihasilkan sebagai bahan mentah industri 3. Pusat penelitian, pembibitan dan percontohan komoditi 4. Pusat pemenuhan pelayanan kebutuhan permukiman pertanian 5. Koperasi dan informasi pasar barang perdagangan. Dilihat dari sektor transportasi, adanya konsep agropolitan dapat memberikan arahan pengembangan .pembangunan jaringan jalan sesuai hirarki perkotaan, dimulai dari pedesaan menuju kota kecil dihubungkan oleh jalan lokal. Kota kecil ini dapat berfungsi sebagai pengumpul hasil pertanian dari pedesaan, merupakan kota orde ketiga dalam sistem kota-kota agropolitan. Berikutnya adalah dari kota kecil menuju kota menengah, dihubungkan oleh jalan kolektor. Di sini kota menengah sudah berfungsi sebagai pusat grosir, yang mengumpulkan hasil pertanian berSumber dari kota kecil, serta menjadi pusat pelayanan kegiatan agro industri. Terakhir dari kota menengah menuju kota besar yang dihubungkan oleh jaringan jalan arteri. Sebagai kota orde tertinggi barang yang diangkut dari kota-kota menengah semakin banyak, sehingga dibutuhkan prasarana jalan dan jenis kendaraan yang lebih besar. Oleh karena itu penyediaan jaringan jalan arteri sangat diperlukan. Dengan hirarki kota dan hirarki jalan yang jelas, akan dapat mengurangi risiko kerusakan jalan akibat penggunaan jalan yang tidak sesuai ukuran kendaraan maupun volume kendaraan. Pada Rancang Bangun Lokalita Percontohan KADTBB Sumatera Utara struktur Agropolitan dari unit terkecil sampai dengan yang terluas adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara

a. Lokalita Percontohan

Dokumen yang terkait

Peran Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun Terhadap Masyarakat Dikecamatan Sidamanik Dalam Rangka Pendaftaran Tanah Serta Pelaksanaannya Berdasarkan Uu Pa Dan Peraturan Pemerintah Nomor24 Tahun 1997

2 111 115

Analisis Pertunjukan Toping-Toping oleh Tiga Kelompok Toping-Toping pada Pesta Rondang Bittang ke XVIII di Saribu Dolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun

0 71 99

Prospek Pengembangan Usahatani Kopi Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus ; Nagori Silimakuta Barat, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun)

13 54 91

Dampak Relokasi Pusat Pemerintahan Kabupaten Simalungun Terhadap Pengembangan Wilayah Kecamatan Raya

2 36 189

Evaluasi dampak program pengembangan agropolitan terhadap kesejahteraan masyarakat (Studi Kasus di kawasan agropolitan Waliksarimadu Kabupaten Pemalang)

1 22 143

Dampak Pengembangan Kawasan Agropolitan terhadap Pendapatan Petani Kopi Arabika Studi Kasus : Desa Bintang Meriah, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun

0 6 115

SALIGUNG SEBAGAI PENGIRING NYANYIAN NASEHAT ORANG TUA KEPADA ANAKNYA PADA MASYARAKAT SIMALUNGUN DI SARIBU DOLOK KECAMATAN SILIMAKUTA KABUPATEN SIMALUNGUN.

0 1 23

Dampak Pengembangan Kawasan Agropolitan terhadap Pendapatan Petani Kopi Arabika Studi Kasus : Desa Bintang Meriah, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun

0 0 12

Dampak Pengembangan Kawasan Agropolitan terhadap Pendapatan Petani Kopi Arabika Studi Kasus : Desa Bintang Meriah, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun

0 0 1

Dampak Pengembangan Kawasan Agropolitan terhadap Pendapatan Petani Kopi Arabika Studi Kasus : Desa Bintang Meriah, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun

0 0 11