4. Meningkatkan kemampuan analisis pasar dan pemasaran Sumberdaya manusia di kawasan agropolitan dengan mengembangkan sarana dan
prasarana pemasaran terutama 1 Penataan struktur pasar dalam negeri untuk meningkatkan efisiensi pasar, menjamin perdagangan yang transparan dan
distribusi nilai tambah yang lebih proporsional, 2 Prasarana angkutan dan jalan pedesaan untuk menjamin akses produk pertanian ke pusat konsumen
dan perdagangan, c Fasilitas pergydangan storage yang memadai terutama bagi komoditi yang mudah rusak seperti produk hortikultura dan peternakan,
4 Rasionalisasi biaya angkutan udara bagi komoditi ekspor, mengingat biaya kargo udara perusahaan penerbangan nasional masih dirasakan terlalu tinggi
untuk produk-produk pertanian.
b. Strategi Pengembangan Wilayah, melalui:
1. Mengembangkan sarana dan prasarana ekonomi mendukung pengembangan usaha pertanian skala kecil dan menengah berupa jalan desa, jalan usahatani,
sarana penagairan, pelabuhan, transportasi dan telekomunikasi. 2. Menciptakan iklim berusaha yang kondusif bagi petani dan pelaku agribisnis
lainnya dalam hal: a Pemberian intensif dalam keringanan pajak, kemudahan dalam pengadaan barang modal, kepastian hukum, keamanan berusaha dan
dukungan kebijaksanaan pemerintah daerah dalam tata ruang dan tata guna lahan dan b Penyederhanaan prosedur, pelayanan yang cepat dan sederhana
dalam perijinan usaha. 3. Mengembangkan teknologi di bidang agribisnis yang sangat diperlukan untuk
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan produktivitas, peningkatan mutu dan diversifikasi produk olahan baik untuk usaha kecil, menengah dan besar berupa:
a Teknologi biologis benih, varietas yang sesuai permintaan pasar, b Teknologi pengolahan produk pertanian untuk berbabagai skala usaha,
c Teknologi pengepakanpengemasan dan distribusi untuk menjamin produk tetap dalam kondisi segar sampai ke konsumen akhir dan
d Teknologi budidaya untuk memberikan hasil keuntungan yang tinggi seperti mekanisasi pertanian.
4. Penyusunan master plan pengembangan kawasan agropolitan yang akan menjadi acuan masing-masing wilayah. Master plan ini disusun berdasarkan
hasil perencanaan partisipatif masyarakat bersama dengan pemerintah daerah sehingga program yang disusun lebih akomodatif.
5. Penetapan lokasi agropolitan di mana kegiatan ini dimulai dari usulan penetapan kabupaten oleh pemerintah propinsi. Untuk selanjutnya oleh
pemerintah kabupaten mengusulkan kawasan agropolitan dengan terlebih dahulu melakukan identifikasi potensi dan masalah untuk mengetahui kondisi
dan potensi lokasi komoditi unggulan antara lain; potensi SDA, SDM, kelembagaan, iklim usaha dan sebagainya, serta terkait dengan sistem
permukiman nasional, propinsi dan kabupatenkota. 6. Melakukan gerakan dan sosialisasi program pengembangan kawasan
agropolitan kepada seluruh stakeholders yang terkait dengan pengembangan program agropolitan baik pusat maupun daerah, sehingga pengembangan
Universitas Sumatera Utara
program agropolitan dapat lebih terpadu, terkordinasi dan terintegrasi dengan baik.
Kawasan agropolitan yang telah berkembang memliki ciri-ciri sebagai berikut. Deptan, 2002:
a. Mayoritas masyarakatnya memperoleh pendapat dari kegiatan agribisnis b. Didominasi oleh kegiatan pertanian, termasuk didalamnya usaha industri
pengolahan pertanian, perdagangan hasil-hasil pertanian, perdagangan agrobisnis hulu sarana pertanian dan permodalan, agrowisata dan jasa
pelayanan. c. Relasi antara kota dan daerah-daerah hinterlandnya bersifat interpendensi yang
harmonis dan saling membutuhkan. Kawasan pertanian mengembangkan usaha budidaya on farm dan produk olahan skala rumah tangga off farm dan kota
menyediakan penyediaan sarana pertanian, modal, teknologi, informasi pengolahan hasildan pemasaran hasil produksi pertanian.
d. Pola kehidupan masyarakatnya sama dengan kehidupan kota karena prasarana dan sarana yang dimilikinya tidak berbeda dengan di kota. Batasan kawasan
agropolitan ditentukan oleh skala ekonomi dan ruang lingkup ekonomi bukan oleh batasan administratif.
Penetapan kawasan agropolitan hendaknya dirancang secara lokal dengan memperhatikan realitas perkembangan agrobisnis yang ada disetiap daerah.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Konsep Struktur Tata Ruang Agropolitan