berarti menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara jenis kelamin dengan kadar hemoglobin gdL.
4.1.6. Hasil Hubungan Jenis Kelamin dengan Kategori Kadar Hemoglobin
Hasil data yang diperoleh dari 102 responden didapatkan presentase penderita anemia pada perempuan sebesar 86,15 yang lebih tinggi daripada
laki-laki yakni 64,86 . Sedangkan kategori non anemia sebanyak 13,85 pada perempuan dan 35,14 pada laki-laki.
Tabel 4.6. Distribusi frekuensi kategori kadar hemoglobin berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin
Kategori Kadar Hb Anemia
Non Anemia Total
N N
N Laki-laki
24 64,86
13 35,14
37 100
Perempuan 56
86,15 9
13,85 65
100
Kemudian dicari hubungan antara kategori jenis kelamin dan kategori kadar hemoglobin anemia dan non anemia. Dari hasil crosstabulation
didapatkan nilai observed 13, 24, 9, dan 56. Nilai expected yang didapatkan 8, 29, 14 dan 51. Sehingga tabel tersebut lampiran 8 layak untuk diuji Chi-Square
karena tidak ada nilai expected yang kurang dari 5. Setelah dilakukan uji Chi- Square
, didapatkan nilai signifikansi dari Pearson Chi-Square sebesar 0,012. Sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara jenis
kelamin dan kategori kadar hemoglobin anemia dan non anemia.
4.1.7. Hasil Hubungan Jenis Kelamin dengan Genotyping Wildtype,
Heterozygote, dan Mutant
Hasil data yang diperoleh dari 102 responden didapatkan presentase laki- laki yang memiliki genotyping wildtype sebesar 5,41 , heterozygote 67,57 ,
dan mutant 27,02 . Presentase perempuan yang memiliki genotyping wildtype sebesar 3,10 , heterozygote 75,38 , dan mutant 21,52 .
Hasil data yang diperoleh dari 102 responden kemudian dicari hubungan antara kategori jenis kelamin dan genotyping wildtype, heterozygote, dan
mutant . Dari hasil crosstabulation didapatkan nilai observed 2, 25, 10, 2, 49, dan
14. Nilai expected yang didapatkan 1,5, 26,8, 8,7, 2,5, 47,2, dan 15,3. Tabel 2x3 lampiran 8 tidak layak untuk diuji dengan Chi Square karena sel yang nilai
expexted -nya kurang dari 5 sebesar 33. Oleh karena itu, digunakan uji
alternatifnya yakni uji Mann-Whitney dengan p value=0,707. Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan
genotyping wildtype, heterozygote, dan mutant.
Tabel 4.7. Distribusi frekuensi kategori genotyping menurut jenis kelamin
Jenis Kelamin
Kategori Genotyping Wildtype
Heterozygote Mutant
Total N
N N
N Laki-laki
2 5,41
25 67,57
10 27,02
37 100
Perempuan 2
3,10 49
75,38 14
21,52 65
100
4.1.8. Hasil Hubungan Genotyping Wildtype, Heterozygote, dan Mutant
dengan Kadar Hemoglobin gdL
Hasil data yang diperoleh dari 102 responden didapatkan nilai rerata kadar hemoglobin untuk wildtype sebesar 12,1 gdL SD 2,16, heterozygote 11,56 gdL
SD 2,13 dan mutant 11,33 gdL SD 1,70. Hasil data yang diperoleh dari 102 responden kemudian dicari hubungan
antara kadar hemoglobin gdL dengan genotyping wildtype, heterozygote, dan mutant
. Dari hasil uji variasi dan uji normalitas syarat one way ANOVA tidak terpenuhi lampiran 8. Sehingga digunakan alternatif uji nya yakni uji Kruskal-
Willis . Setelah dilakukan uji Kruskal-Willis, didapatkan nilai signifikansi sebesar
0,818. Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar hemoglobin dengan genotyping wildtype, heterozygote,dan mutant.
Gambar 4.2. Rerata kadar hemoglobin menurut genotyping wildtype, heterozygote
, dan mutant
4.1.9. Hasil Hubungan Genotyping Wildtype, Heterozygote, dan Mutant