Pembahasan Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambar 4.3. Peserta Didik Sedang Melakukan Penemuan Secara Berkelompok Peserta didik membuat perkiraan dari apa yang mereka ketahui., setelah itu peserta didik membuat argument untuk menyelesaikan masalah. Dalam tahap ini, tiap anggota kelompok diberikan kebebasan untuk mengungkapkan pendapatnya mengenai solusi penyelesaian dari permasalahan tersebut. Setelah terkumpul beberapa solusi penyelesaian, peserta didik menyeleksi solusi-solusi tersebut atau menganalisis argumen yang lebih baik untuk mencari solusi. Solusi yang dipilih merupakan solusi yang paling efisien. Setelah menemukan solusi yang dianggapnya paling efisien, kemudian peserta didik membuat kesimpulan dan menyelesaikan solusi tersebut. Setelah selesai, perwakilan dari setiap kelompok menjelaskan hasil diskusi dari kelompok masing-masing. Kelompok lain mendengarkan presentasi teman kelompok yang sedang berbicara di depan kelas, setelah selesai presentasi, kelompok lain menanggapai atau memberikan pendapat lain. Setelah diskusi selesai dilaksanakan, guru memberikan kesimpulan atau mengoreksi agar materi pelajaran lebih jelas. Untuk kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran konvensional. Sementara itu kegiatan pembelajaran dengan metode pembelejaran konvensional, dilaksanakan dengan cara ceramah yang artinya metode ini tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru karena dalam proses ekspositori peran peserta didik hanya sekedar memperhatikan. Pembelajaran dengan metode konvensinal menjadi kurang efektif karena tidak diikuti oleh aktifitas dimana peserta didik turut serta dalam menemukan konsep. Peserta didik hanya memperhatikan penjelasan materi yang dilakukan oleh guru sehingga pengalaman yang dirasakan berbeda dengan peserta didik yang diberi perlakukan metode penemuan terbimbing. Hal ini lah yang menyebabkan banyak peserta didik mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal latihan yang sama dengan soal yang diberikan pada kelas eksperimen yang menggunakan metode penemuan terbimbing. Sebelum melakukan penelitian, peneliti telah membuat perencanaan yang matang, diantaranya yaitu membuat RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajran merancang kegiatan pembelajaran untuk kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran penemuan terbimbing dan untuk kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional, menyiapkan media pembelajaran tentang materi luas dan keliling segitiga dan jajargenjang, menyiapkan lembar kerja siswa yang akan digunakan, juga menyiapkan soal-soal post test untuk mengukur hasil belajar peserta didik. Pemahaman peserta didik kelas eksperimen terhadap materi dalam metode pembelajaran penemuan terbimbing yang menemukan konsep sendiri dengan bantuan bimbingan guru membuat informasi lebih mudah diserap dan diingat peserta didik dalam jangka waktu yang lama. Menemukan konsep sendiri membuat peserta didik lebih mengerti dan diingat oleh peserta didik. Pemahaman peserta didik kelas eksperimen terhadap materi juga lebih baik dari pada peserta didik kelas kontrol yang tidak menggunakan metode penemuan terbimbing dalam pembelajarannya. Pelaksanaan pembelajaran di kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran konvensional, peserta didik hanya memperhatikan penjelasan guru. Pembelajaran di kelas kontrol berjalan biasa saja, pertama-tama guru hanya menerangkan materi yang akan dipelajari peserta didik hari itu, serta memberikan beberapa contoh, kemudian keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran hanya sebatas menulis dan mendengarkan perintah dari guru. Apabila masih ada bagian materi yang belum dipahami, peserta didik diperbolehkan untuk bertanya kepada guru. Setelah guru selesai menyampaikan materi, peserta didik diberi latihan untuk penguatan. Pembelajaran di kelas kontrol cenderung pasif sehingga mengakibatkan kejenuhan pada peserta didik. Hal ini jelas bertolak belakang dengan kondisi di kelas eksperimen. Dalam proses pembelajaran yang di lakukan di kelas kontrol ini, peserta didik tidak terlibat secara optimal dan cenderung pasif. Peserta didik tidak diberi kesempatan untuk bertukar pendapat dengan temannya dalam mengungkapkan ide dan gagasannya di dalam kelas. Dengan demikian, peserta didik belajar dengan hafalan. Namun kelebihan dari kelas kontrol ini adalah peserta didik dapat mengerjakan dengan lancar dan sistematis soal yang diberikan guru, dengan catatan soal tersebut sesuai dengan contoh soal yang telah dijelaskan. Apabila soal yang diberikan berbeda dengan contoh yang dijelaskan, maka peserta didik akan mengalami kesulitan untuk menyelesaikannya. Dengan demikian, peserta didik kurang mengerti konsep dari materi yang disampaikan guru. Pemahaman ke dua kelas tersebut jelas berbeda. Hal ini bisa dilihat dari perhitungan presentase hasil post test tiap jenjang kognitif peserta didik. Hasil presentase kelas eksperimen lebih unggul pada tiap jenjang kognitif nya dibandingkan kelas kontrol. Presentase yang didapat oleh kelas eksprimen sebesar 85,62 pada jenjang kognitif C1, 65,54 pada jenjang kognitif C2, dan 63,5 pada jenjang kognitif C3. Sedangkan presentase yang diperoleh kelas kontrol sebesar 70,25 pada jenjang kognitif C1, 52,58 pada jenjang kognitif C2, dan 55,42 pada jenjang kognitif C3. Dari perhitungan presentase tersebut terlihat perbedaan pemahaman peserta didik kelas eksperimen dan kontrol pada tiap jenjang kognitifnya terhadap materi yang telah diajarkan oleh guru. Berdasarkan uraian di atas, menunjukan perlakuan berbeda yang diberikan pada kelas eksperimen dan kontrol dapat menghasilkan hasil akhir yang berbeda pula. Hasil belajar kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dalam pembelajarannya berbeda dengan hasil belajar kelas kontrol yang diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional. Hasil belajar peserta didik kelas kontrol lebih rendah dari peserta didik kelas eksperimen. Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa metode penemuan terbimbing lebih efektif dalam pembelajaran matematika pada konsep luas dan keliling segitiga dan jajargenjang.

D. Hasil Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, hal ini perlu diungkapkan agar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi siapa saja yang memerlukan hasil penelitian ini. 1. Pengontrolan variabel dalam penelitian ini yang diukur hanya hasil belajar matematika peserta didik saja, sedangkan aspek yang lain tidak di kontrol. 2. Hasil belajar kognitif peserta didik yang diukur hanya dalam jenjang kognitif C1- C3 saja. 3. Penelitian ini hanya dilakukan pada pokok bahasan luas dan keliling segitiga dan jajargenjang, sehingga belum dapat digeneralisasikan pada pokok bahasan matematika yang lainnya. 4. Manajemen waktu dalam pembelajaran ini sangatlah penting karena dalam pembelajaran ini dilakukan beberapa tahapan sehingga diperlukan waktu yang lebih lama. 59

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa: Metode pembelajaran penemuan terbimbing memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar matematika peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan uji-t di peroleh bahwa nilai t hitung t tabel . Artinya bahwa hipotesis H 1 diterima dan H ditolak. Dapat dilihat juga pada nilai rata-rata peserta didik kelas yang menggunakan metode penemuan terbimbing lebih besar di bandingkan dengan nilai rata-rata peserta didik kelas yang menggunakan metode konvensional, yaitu sebesar 82,22 untuk kelas yang menggunakan metode penemuan terbimbing dan 65,14 untuk kelas yang menggunakan metode konvensional.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dan pengalaman yang terjadi selama penelitian, maka peneliti dapat memberikan saran-saran berikut ini: 1. Pihak sekolah dapat menggunakan hasil penelitian metode penemuan terbimbing yang telah dibuat oleh peneliti sebagai salah satu referensi untuk mengembangkan atau menerapkan metode penemuan terbimbing dalam proses pembelajaran matematika di kelas-kelas lain. 2. Guru-guru dapat menggunakan hasil penelitian metode penemuan terbimbing yang telah dibuat oleh peneliti sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat diaplikasikan dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. 3. Peserta didik, melalui metode penemuan terbimbing peserta didik mendapatkan pengalaman yang lebih dan dapat meningkatkan hasil belajar. 4. Bagi pembaca dan peneliti lain yang ingin mengukur pengaruh hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan metode penemuan terbimbing, penelitian ini dapat memberikan gambaraninformasi tentang penerapan metode penemuan terbimbing. 61 DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu, dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2005. Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2006. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian “Suatu Pendekatan Praktik”, Jakarta: RT: Rieneka Cipta, 2006. Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Refika Aditama, 2007. Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2013. Markaban, Model Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing. Departemen Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan Dan Penataran Guru Matematika, Yogyakarta, 2006. Purwanto, Ngalim, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002. Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 2005. Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009. Sudrajat dan Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia, 2005. Sugiyono, Metode Peneitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010. Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009. Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah. PT. Rineka Cipta. Jakarta: 2009. Suwangsih, Erna, Model Pembelajaran Matematika, Bandung: UPI PRESS, 2006. Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009. Syawiji, Kim Cakhyanyo, Metode Outdoor Learning dan Peningkatan Minat Belajar Aritmatika Sosial, Jurnal Dinamika Penelitian, Juli 2009. Trianto. Model Pembelajaran Terpadu. PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2010. Uno, Hamzah B., Orientasi BBaru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara, 2010. Wardani, Psikologi Belajar, Jakarta: Universitas Terbuka, 1997. Widayanti, Esti Yuli dkk. Pembelajaran Matematika MI, Jakarta: PT: Rineka Cipta, 2009. Yamin, Martinis, Kiat Membelajarkan Siswa, Jakarta: Gunung Persada Press, 2010. Zulfikar Ali Buto, Implikasi Teori Pembelajaran Jerome Bruner dalam Nuansa Pendidikan Modern.

Dokumen yang terkait

Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode penemuan terbimbing (guided discorvery lesson) untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

1 9 95

Pengaruh metode penemuan dengan menggunakan teknik Scaffolding terhadap hasil belajar Matematika siswa

2 13 153

IMPLEMENTASI METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIKA DITINJAU DARI Implementasi Metode Penemuan Terbimbing Terhadap Kemampuan Representasi Matematika Ditinjau Dari Keaktifan Belajar Siswa.

0 2 18

PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA Peningkatan Kemandirian dan Prestasi Belajar Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok (PTK Pembelajaran Matematika pada

0 1 15

PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA Peningkatan Kemandirian dan Prestasi Belajar Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok (PTK Pembelajaran Matematika pada

0 1 1

STUDI PERBANDINGAN PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR Studi Perbandingan Penerapan Metode Demonstrasi dan Metode Penemuan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas V SD Muhammadiyah 10 Tipes Suraka

0 1 9

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERH

0 0 9

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

0 0 11

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

0 0 5

PENGARUH PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

0 1 9