4. Uji Kesukaran Butir Soal
Tingkat kesukaran untuk setiap item soal menunjukan apakah butir soal itu tergolong sukar, sedang atau mudah. Dalam penelitian ini, untuk menghitung
tingkat kesukaran tiap butir soal berbentuk pilihan ganda digunakan rumus berikut:
11
P =
Keterangan: P
= Indeks kesukaran. B
= Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar. JS
= Jumlas seluruh siswa peserta tes. Tolok ukur untuk menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir soal
digunakan kriteria sebagai berikut:
12
Tabel 3.5 Klasifikasi Interpretasi Taraf Kesukaran
Nilai DP Interpretasi
0,00 IK ≤ 0,30
0,30 IK ≤ 0,70
0,70 IK ≤ 1,00
Soal sukar Soal sedang
Soal mudah
Berdasarkan hasil perhitungan taraf kesukaran instrumen tes terdapat 3 soal
yang mempunyai tingkat kesukaran mudah dan 12 soal dengan kriteria sedang.
F. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif, yaitu suatu teknik analisis yang dilakukan dengan perhitungan, karena berhubungan dengan angka, yaitu
skor tes hasil belajar matematika yang diberikan kepada kedua kelompok sampel.
11
Ibid, h.223.
12
Ibid, h.225.
Dari data yang telah diperoleh, kemudian dilakukan perhitungan statistik dan melakukan perbandingan terhadap dua kelas tersebut untuk mengetahui kontribusi
metode pembelajaran penemuan terbimbing terhadap hasil belajar matematika siswa, namun sebelumnya dilakukan terlebih dahulu pengujian normalitas dan
homogenitas, sebagai berikut:
1. Uji Prasyarat Analisis Data
a. Uji Normalitas Uji normalitas untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal. Langkah-langkah uji normalitas adalah:
1 Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar. 2 Tentukan nilai Z
i
= Dengan:
Z
i
= Skor baku. X
i
= Skor data. X = Nilai rata-rata.
S = Simpangan baku. 3 Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Z
i
berdasarkan tabel Z
i
dan disebut dengan F Z
i
dengan aturan: Jika Z
i
0, maka F Z
i
= 0,5 + nilai tabel Jika Z
i
0, maka F Z
i
= 1 – 0,5 + nilai tabel
4 Selanjutnya hitung proporsi Z
1
, Z
2
, ..., Z
n
yang lebih kecil atau sama dengan Z
i
jika proporsi ini dinyatakan oleh S Z, maka: SZi =
5 Hitunglah selisih FZi – SZi kemudian tentukan harga mutlaknya.
6 Ambil nilai terbesar antara harga-harga mutlak selisih tersebut. 7 Mengambil kesimpulan berdasarkan harga L
hitung
dan L
tabel
yang telah didapat. Apabila L
hitung
Lt
tabel
maka sampel berasal dari distribusi normal.
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel
berasal dari populasi yang sama homogen atau tidak. Dalam penelitian ini, pengajuan homogenitas menggunakan uji Fisher F. Prosedur pengujiannya
sebagai berikut:
13
1 Tentukan hipotesis. 2 Bagi data menjadi dua kelompok.
3 Tentukan simpangan baku dari masing-masing kelompok. 4 Tentukan F
hitung
dengan rumus. F =
dengan S
gab
= Keterangan :
= Jumlah sampel pada kelompok eksperimen. = Jumlah sampel pada kelompok kontrol.
̅ = Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen.
̅ = Rata-rata hasil belajar kelompok kontrol.
= Varians kelompok eksperimen. = Varians kelompok kontrol.
5 Tentukan taraf nyata yang akan digunakan. 6 Tentukan db pembilang varians terbesar dan db penyebut varians terkecil.
7 Tentukan kriteria pengujian : a Jika F
hitung
F
tabel
maka Ho di terima, yang berarti varians kedua populasi homogen.
b Jika F
hitung
F
tabel
maka Ho di tolak, yang berarti varians kedua populasi tidak homogen.
2. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji prasyarat analisis data dan pada uji normalitas didapatkan bahwa kelompok eksperimen dan kontrol berasal dari populasi yang
13
Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 2005, Cet. III, h. 250.
berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan metode pembelajaran penemuan
terbimbing ini berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Langkah- langkah untuk menguji hipotesis:
a. Menentukan hipotesis deskriptif H
: Rata-rata hasil belajar matematika kelas yang menggunakan metode pembelajaran penemuan terbimbing kurang dari sama dengan kelas yang
menggunakan metode konvensional. H
1 :
Rata-rata hasil belajar matematika kelas yang menggunakan metode pembelajaran penemuan terbimbing lebih tinggi dari kelas yang
menggunakan metode konvensional. b. Menentukan hipotesis statistik
H
0 :
µ
1
≤ µ
2
H
1
: µ
1
µ
2
Keterangan: µ
1
= Skor rata-rata hasil belajar matematika kelas eksperimen. µ
2
= Skor rata-rata hasil belajar matematika kelas kontrol. c. Hitung statistik uji-t.
1 Jika varian populasi homogen:
Rumus t
=
̅ ̅
√
Dimana
² =
–
Keterangan: t
hitung
: Harga uji statistik. ̅
: Skor rata-rata hasil belajar matematika kelas eksperimen. ̅
: Skor rata-rata hasil belajar matematika kelas control.
S
gab
: Varian gabungan. n
1
: Jumlah sampel kelas eksperimen.
n
2
: Jumlah sampel kelas kontrol. S
1 2
:Varians kelompok eksperimen. S
2 2
:Varians kelompok kontrol. 2 Jika varian populasi heterogen:
Rumus t
=
̅ ̅
√
Keterangan : t
hitung
: Harga uji statistik. ̅
: Skor rata-rata hasil belajar matematika kelas eksperimen. ̅
: Skor rata-rata hasil belajar matematika kelas kontrol. S
1 2
: Varian kelompok eksperimen. S
2 2
: Varian kelompok kontrol. n
1
: Jumlah sampel kelas eksperimen. n
2
: Jumlah sampel kelas kontrol. d. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi yang diambil dalam penelitian adalah dengan derajat bebas
α = 0,05. e. Menentukan kriteria pengujian
Untuk menentukan kriteria pengujian pada pengolahan data dilakukan dengan operasi perhitungan, pengujiannya dengan melihat perbandingan antara t
hitung
dan t
tabel
. f. Pengambilan kesimpulan
Jika hasil operasi perhitungan pada poin 3 ternyata : a
t
hitung
harga t
tabel
, maka terima Ho. b
t
hitung
harga t
tabel
, maka tolak Ho.
Apabila data populasi tidak berdistribusi normal atau tidak homogen, maka pengujian hipotesis selanjutnya menggunakan analisis statistik non parametrik.