fisiologi dan psikologi.”
23
Penjelasan mengenai faktor-faktor tesebut adalah sebagai berikut:
1 Faktor eksternal, faktor eksternal terdiri dari: a Faktor lingkungan.
Kondisi lingkungan dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan dapat berupa lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik seperti
keadaaan yang segar akan lebih baik hasilnya. Lingkungan sosial, misalnya peserta didik yang sedang memecahkan masalah matematika akan membutuhkan
konsentrasi dan ketenangan sehingga akan terganggu bila ada suara berisik.
b Faktor instrumental. Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan kegunaannya
dirancang sesuai dengan hasil belajar yang di harapkan. Faktor instrumental dapat berupa gedung sekolah, kurikulum, bahan-bahan yang harus dipelajari dan
sebagainya.
2 Faktor internal. Faktor internal adalah kondisi individu atau peserta didik yang belajar. Faktor
ini dibagi menjadi dua bagian yaitu kondisi fisiologi dan psikologi. Kondisi fisiologi seperti kesehatan baik, tidak capai, tidak cacat alat inderanya dan
sebagainya. Kondisi psikologi yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar meliputi minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan-kemampuan
kognitif yaitu persepsi, ingatan, dan kemampuan berpikir.
Hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh kamampuan peserta didik dan
kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik dibidang kognitif
intelektual, bidang sikap afektif dan bidang perilaku psikomotorik. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar matematika peserta didik tidak
hanya peran guru dalam membimbing dan mendidik peserta didik, faktor
23
Abu Ahmadi, dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2005, h. 105-111.
lingkungan, dan faktor kemauan diri peserta didik dalam pembelajaran saja. Akan tetapi faktor eksternal dan internal pun mempengaruhi hasil belajar matematika
peserta didik.
B. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan ini, diambil dalam skripsi mahasiswa UIN Jakarta. Penelitian relevan yang mencakup judul ini, yaitu:
Mahmudah 2012, melakukan penelitian terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing. Hasil penelitiannya
di tuangkan dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Metode
Penemuan Terbimbing terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa ”.
Penelitian ini dilaksanakan dengan sampel sebanyak 64 siswa kelas VIII yang berasal dari dua kelas pada salah satu SMP Islam Terpadu di Parungpanjang.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pemahaman konsep siswa yang diajarkan dengan metode penemuan terbimbing diperoleh t
hit
sebesar 2,09 dan t
tab
sebesar 1,67. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara metode penemuan terbimbing terhadap pemahaman konsep matematika siswa.
Iman Sukirman 2006, melakukan penelitian terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing. Hasil penelitiannya
di tuangkan dalam jurnal yang berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Matematika
antar Siswa yang Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing dengan Siswa yang M
enggunakan Metode Ekspositori”. Penelitian ini dilaksanakan dengan sampel sebanyak 52 siswa kelas VIII yang berasal dari dua kelas pada salah satu
SMP Islam di Bumi Serpong Damai Tangerang Selatan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang menggunakan metode
penemuan terbimbing diperoleh t
hit
sebesar 3,786 dan t
tab
sebesar 1,676. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa
yang menggunakan metode penemuan terbimbing dengan metode ekspositori. Mulia Rusmawati 2013, melakukan penelitian terhadap proses pembelajaran
dengan menggunakan metode penemuan terbimbing. Hasil penelitiannya di
tuangkan dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja
Siswa LKS Berbasi Penemuan Terbimbing terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”. Dengan sampel sebanyak 65 siswa kelas VII yang berasal dari dua kelas
pada salah satu SMP Negeri di Tangerang Selatan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang menggunakan Lembar
Kerja Siswa LKS berbasis penemuan terbimbing diperoleh rata-rata N-gain sebesar 0,29 dan rata-rata N-gain kelas yang tidak menggunakann lembar kerja
siswa LKS berbasis penemuan terbimbing sebesar 0,47. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan lembar kerja siswa LKS berbasis
penemuan terbimbing terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep zat dan wujudnya akan tetapi pengaruh tersebut belum memberikan kontribusi yang
maksimal terhadap hasil belajar peserta didik.
C. Kerangka Berpikir
Belajar pada dasarnya merupakan suatu perubahan. Proses usaha aktif seseorang untuk memperoleh sesuatu, sehingga terbentuk prilaku baru menuju
arah yang lebih baik. Kenyataannya, para peserta didik sering kali tidak mampu mencapai tujuan belajarnya atau tidak memperoleh perubahan tingkah laku
sebagaimana yang diharapkan. Mereka tidak mendapatkan kesempatan yang besar dalam proses pembelajaran.
Guru sebagai pendidik di tuntut untuk kreatif dalam mencari cara agar materi yang ingin disampaikan dapat diterima peserta didik dengan mudah. Untuk
mengatasi hal tersebut salah satunya adalah melalui metode penemuan terbimbing. Dengan di terapkannya pembelajaran melalui metode penemuan
terbimbing, para peserta didik diberi kesempatan yang lebih besar dalam proses belajar mengajar untuk menemukan konsep sendiri dengan bantuan dan arahan
guru, dengan kata lain guru tidak lagi mendominasi kegiatan pembelajaran melainkan seluruh perangkat tenaga pengajar dan peserta didik yang berada di
dalam kelas di libatkan secara aktif, sehingga peserta didik mudah memahami rumus-rumus bangun dan hasil belajar peserta didik meningkat.
Pada metode penemuan, dalam diri peserta didik dapat tumbuh sikap inquiry menemukan, dapat memecahkan persoalan dengan mandiri, belajar bagaimana
menghargai diri sendiri dan lebih mudah mentransfer, memperkecil atau menghindari menghafal. Metode ini juga memberikan peluang pada peserta didik
untuk saling menukar informasi yang diterimanya atau yang diperoleh dengan pemahaman yang didapat pada temannya atau kelompok lain.
Metode penemuan adalah pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik bekerja berkelompok menemukan sendiri suatu konsep melalui
bimbingan dan arahan dari guru. Ciri dari pembelajaran ini adalah menekankan pada aktivitas mencari dan menemukan, sehingga peserta didik diarahkan untuk
membangun sendiri pengetahuannya. Peran guru hanya membantu peserta didik mengarahkan untuk menemukan solusi dari masalahnya dalam materi bangun
datar. Dengan demikian pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing diduga dapat berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.
D. Pengajuan Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir di atas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut:
Hasil belajar matematika yang diajarkan dengan metode penemuan terbimbing lebih tinggi dari hasil belajar matematika yang diajar dengan metode
pembelajaran konvensional.