Deskripsi Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

perhitungan diperoleh nilai rata-rata sebesar 65,14, median sebesar 65,35 dan modus sebesar 61,38. Varians kelompok kontrol sebesar 50,7353, berarti penyebaran data merata dengan simpangan baku sebesar 7,12. Tingkat kemiringan di kelas kontrol sebesar 0,52. Karena bernilai positif, maka kecendrungan data mengumpul di bawah nilai rata-rata. Sebagai rincian data hasil tes hasil belajar matematika peserta didik kelas kontrol yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel frekuensi sebagai berikut: Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol No Nilai f i X i f i X i X i 2 f i X i 2 Frekuensi 1. 48 – 52 2 50 100 2500 5000 5,88 2. 53 – 57 2 55 110 3025 6050 5,88 3. 58 – 62 9 60 540 3600 32400 26,47 4. 63 – 67 7 65 455 4225 29575 20,58 5. 68 – 72 8 70 560 4900 39200 23,52 6. 73 – 77 6 75 450 5625 33750 17,64 JUMLAH 34 2215 23875 145975 100 Berdasarkan tabel distribusi frekuensi, dapat diketahui bahwa nilai terbanyak terdapat pada interval 58 – 62 sebanyak 9 peserta didik dengan presentase sebesar 26,47 dan peserta didik yang memperoleh nilai terendah berada pada interval 48 – 52 sebanyak 2 peserta didik dengan presentase sebesar 5,88 . Dengan rata-rata 65,14 , nilai di atas rata-rata hasil belajar matematika peserta didik mencapai 11 orang 5 peserta didik pada interval 68-72 dan 6 peserta didik pada interval 73-77 dengan presentase 32,35, sedangkan peserta didik yang mendapatkan nilai di bawah rata-rata sebanyak 23 orang 2 peserta didik pada interval 48 – 52, 2 peserta didik pada interval 53 – 57, 9 peserta didik pada interval 58 – 62, 7 peserta didik pada interval 63 – 67 dan 3 peserta didik pada interval 68 – 72 dengan presentase 53,49. Hal ini nilai peserta didik yang di atas rata-rata pada kelompok eksperimen sama dengan nilai peserta didik yang di bawah rata-rata pada kelompok kontrol. Nilai KKM pada tempat penelitian yaitu sebesar 70 untuk mata pelajaran matematika, maka sebanyak 11 peserta didik kelompok eksperimen mendapat nilai di atas KKM. Sedangkan peserta didik yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 23 peserta didik. Secara visual, penyebaran data hasil posttest kelas kontrol dapat disajikan dalam Gambar 4.2 sebagai berikut: Gambar 4.2 Diagram Batang Hasil Posttest Kelas Kontrol Berdasarkan Gambar 4.2 terlihat skor interval 58 – 62 merupakan skor yang paling banyak diperoleh peserta didik kelompok kontrol, yaitu sebanyak 26,47. Skor rata-rata hitung yang diperoleh pada kelompok kontrol yaitu 65,14 dengan modus 61,38 dan median sebesar 65,35. Dari gambar di atas, nilai modus memiliki nilai lebih kecil dari nilai rata-rata dan nilai median, nilai rata-rata berada di antara nilai modus dan nilai median. Ini menunjukkan bahwa Mo X Me. Gambar hasil posttest kelas kontrol di atas memiliki koefisien 0,52 positif. Hal ini menggambarkan bahwa data menyebar pada nilai-nilai di bawah rata-rata. Sehingga peserta didik yang memeperoleh nilai di bawah rata-rata lebih banyak dibandingkan peserta didik yang memperoles nilai di atas rata-rata.

3. Perbandingan Data Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Berdasarkan tes hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol, terlihat adanya perbedaan pada ukuran pemusatan dan penyebaran data kedua kelas tersebut. Berikut ini diberikan data hasil belajar untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol pada Tabel 4.5 sebagai berikut: 2 4 6 8 10 48-52 53-57 58-62 63-67 68-72 73-77 F re kue nsi Nilai Tabel 4.5 Perbandingan Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Banyak sampel 34 34 Rata-rata 82,22 65,14 Median 83 65,35 Modus 88,91 61,38 Maksimum 92 76 Minimum 68 48 Simpangan baku 6,91 7,12 Varians 47,80367 50,7353 Kemiringan -0,97 0,52 Dari Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai minimum yang didapat oleh kelas eksperimen sama nilai kelas kontrol yaitu 68 dan 48. Untuk nilai rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 82,22 dan kelas kontrol yaitu 65,14. Begitu juga dengan perbandingan median dan modus kelas kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Secara visual, perbandingan data hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat disajikan dalam Gambar 4.3. Penulis juga melakukan perhitungan pada hasil belajar peserta didik disetiap indikator instrumen berupa persentase jenjang kognitif Taksonmi Bloom yaitu mengingat C1, memahami C2, menerapkan C3 dari hasil posttest peserta didik kelas eksperimen dan kontrol. Hasil perhitungan persentase tiap jenjang kognitif peserta didik disajikan pada Tabel 4.6. Sedangkan untuk perhitungan lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran. Terlihat bahwa rata-rata persentase peserta didik kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan rata-rata persentase kelas kontrol. Tabel 4.6 Perhitungan Persentase Jenjang Kognitif Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol Tabel 4.6 menunjukkan bahwa terdapat 3 indikator hasil belajar yaitu pada jenjang kognitif C1, C2, dan C3. Ditinjau dari indikator hasil belajar kelas eksperimen diperoleh rata-rata secara keseluruhan sebesar 10,1, dengan rincian C1 sebesar 6,85, C2 sebesar 15,73, dan C3 sebesar 7,62. Pada kelas kontrol diperoleh rata-rata secara keseluruhan sebesar 8.3, dengan rincian C1 sebesar 5,62, C2 sebesar 12,62, dan C3 sebesar 6,65. Untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, presentase tertinggi pada jenjang kognitif di peroleh pada jenjang kognitif C1 yaitu 85,62 pada kelas eksperimen dan 70,25 pada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa, untuk jenjang kognitif C1 seluruh peserta didik kelas eksperimen hanya mampu mencapai 85,62 dari skor ideal yang diharapkan. Pada kelas kontrol, untuk jenjang kognitif C1 seluruh peserta didik hanya mampu mencapai 70,25 dari skor yang diharapkan. Sedangkan presentase terendah pada jenjang kognitif kelas eksperimen pada jenjang kognitif C3 yaitu 63,5 dan presentase terendah kelas kontrol pada jenjang kognitif C2 sebesar 52,58.

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Data yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah data tes hasil belajar luas dan keliling bangun datar segitiga dan jajargenjang. Analisis data tes hasil belajar luas dan keliling bangun datar segitiga dan jajargenjang dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian, yaitu kemampuan tes hasil belajar luas dan keliling bangun datar segitiga dan jajargenjang yang pembelajarannya menerapkan metode penemuan terbimbing lebih tinggi dari pada peserta didik yang pembelajarannya menerapkan pembelajaran konvensional. Kelas Jenjang Kognitif C1 C2 C3 X X X Eksperimen 6,85 85,62 15,73 65,54 7,62 63,5 Kontrol 5,62 70,25 12,62 52,58 6,65 55,42 Akan tetapi, sebelum dilakukan pengujian hipotesis penelitian, terlebih dahulu akan dilakukan uji prasyarat analisis data dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas data.

1. Uji Normalitas Tes Hasil Belajar Matematika

Dalam penelitian ini, uji normalitas didapat dengan menggunakan rumus liliefors, uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berdistribusi normal jika memenuhi kriteria L hitung L tabel di ukur pada taraf signifikan dan tingkat kepercayaan tertentu. Pasangan hipotesis yang akan di uji adalah sebagai berikut: H o : data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H 1 : data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: Table 4.7 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol N 34 34 ̅ 48,47 64,70 S 10,22 7,06 L hitung 0,1163 0,1427 L tabel 0,1519 0,1519 Kesimpulan Data berdistribusi normal Data berdistribusi normal Dari hasil pengujian untuk kelompok eksperimen di peroleh L hitung = 0,1163 dan dari tabel nilai kritis uji liliefors diperoleh nilai L tabel = 0,1519. Karena L hitung kurang dari L tabel 0,1163 0,1519 maka H o di terima, artinya data yang terdapat pada kelompok eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji normalitas hasil belajar luas dan keliling bangun datar segitiga dan jajargenjang kelompok kontrol, diperoleh nilai peroleh L hitung = 0,1427 dan dari tabel nilai kritis uji liliefors diperoleh nilai L tabel = 0,1519. Karena L hitung kurang dari L tabel 0,1163 0,1519 maka H o di terima, artinya data yang terdapat pada kelompok eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95 α = 0,05 untuk kedua kelompok sampel penelitian. Dari tabel dapat disimpulakan bahwa kedua kelompok sampel penelitian berdistribusi normal karena memenuhi L hitung L tabel.

2. Uji Homogenitas Tes Hasil Belajar Matematika

Setelah kedua kelompok sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya dicari nilai homogenitasnya. Dalam penelitian ini, nilai homogenitas didapat dengan menggunajkan uji fisher. Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua varians populasi homogen. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu kedua kelompok di nyatakan homogen apabila F hitung F tabel diukur pada taraf signifikan dan tingkat kepercayaan tertentu. Hasil uji homogenitas kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Statistik S 2 Eksperimen 58,88 S 2 Kontrol 49,91 F hitung 1,18 F tabel 1,79 Kesimpulan Homogen Berdasarkan Tabel 4.5, hasil uji homogenitas untuk data posttest didapat F hitung = 1,18. Dengan taraf signifikan 95 α = 0,05 dengan derajat kebebasan dk1 = 33 dan dk2 = 33 di dapat F tabel = 1,79. Dari kedua data tersebut dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar dari kedua sampel tersebut mempunyai varians yang sama atau homogen karna memenuhi kriteria F hitung F tabel.

3. Pengujian Hipotesis Penelitian

Setelah dilakukan uji prasyarat analisis ternyata populasi berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis menggunakan uji-t. pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata tes hasil belajar luas dan keliling bangun datar segitiga dan jajargenjang kelompok eksperimen yang menggunakan metode penemuan terbimbing lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata tes hasil belajar luas dan keliling bangun datar segitiga dan jajargenjang yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. a. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesiss dilakukan untuk mengetahui apakah skor hasil belajar kelompok eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran penemuan terbimbing lebih besar secara signifikan dibandingkan dengan skor hasil belajar kelompk kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut: H o : µ 1 ≤ µ 2 Rata-rata hasil belajar matematika yang diajar dengan menggunakan metode penemuan terbimbing lebih kecil sama dengan dari pada yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional. H 1 : µ 1 µ 2 Rata-rata hasil belajar matematika yang diajar dengan menggunakan metode penemuan terbimbing lebih tinggi dari pada yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional. Pengujian hipotesis tersebut akan di uji dengan menggunakan rumus uji-t, dengan kriteria pengujian yaitu : jika t hitung t tabel maka H o ditolak dan H 1 diterima pada tingkat keperayaan 95. b. Hasil Uji Hipotesis Setelah dilakukan uji prasyarat analisis data, diketahui bahwa data hasil belajar kedua kelompok pada penelitian ini berdistribusi normal dan homogen, sehingga pengujian data hasil belajar kedua kelompok dilanjutkan pada analisis data berikutnya, yaitu uji hipotesis menggunakan uji-t dengan kriteria pengujian yaitu jika t hitung t tabel maka H diterima H 1 ditolak. Jika t hitung t tabel maka H ditolak, H 1 diterima. Perhitungan lengkap hasil pengujian hipotesis data posttest kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran. Berikut adalah tabel pengujian hipotesis penelitian data post test. Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Data Statistik Sample n Mean S gab t hitung t tabel Kesimpulan Post Te st Eksperimen 34 81,29 7,375 8,95 2,00 H di tolak Kontrol 34 64,71 Dari Tabel 4.6, hasil perhitungan uji hipotesis di atas untuk nilai post test kelas eksperimen dan kelas kontrol pada taraf signifikan α = 0,05 di peroleh t hitung post test sebesar 8,95 dengan t tabel 2,00, maka dapat dilihat bahwa hasil t hitung post test lebih besar di bandingkan dengan t tabel. Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditetapkan, yaitu: jika t hitung t tabel, maka H 1 diterima, dan dapat dinyatakan bahwa metode penemuan terbimbing berpengaruh terhadap hasil belajar matematika peserta didik. Dari hasil post test, rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar kelas kontrol.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini membahas hasil belajar luas dan keliling bangun datar segitiga dan jajargenjang, pembelajaran kelas eksperimen yang menggunakan metode penemuan terbimbing dan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional Hasil penelitian yang peneliti dapat bisa dibandingkan dengan penelitian lain yang relevan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat dilihat bahwa hasil tes yang dilakukan setelah pembelajaran posttest diketahui nilai rata-rata kelompok eksperimen sebesar 82,22 dan nilai rata-rata kelompok kontrol sebesar 65,14.

Dokumen yang terkait

Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode penemuan terbimbing (guided discorvery lesson) untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

1 9 95

Pengaruh metode penemuan dengan menggunakan teknik Scaffolding terhadap hasil belajar Matematika siswa

2 13 153

IMPLEMENTASI METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIKA DITINJAU DARI Implementasi Metode Penemuan Terbimbing Terhadap Kemampuan Representasi Matematika Ditinjau Dari Keaktifan Belajar Siswa.

0 2 18

PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA Peningkatan Kemandirian dan Prestasi Belajar Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok (PTK Pembelajaran Matematika pada

0 1 15

PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA Peningkatan Kemandirian dan Prestasi Belajar Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok (PTK Pembelajaran Matematika pada

0 1 1

STUDI PERBANDINGAN PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR Studi Perbandingan Penerapan Metode Demonstrasi dan Metode Penemuan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas V SD Muhammadiyah 10 Tipes Suraka

0 1 9

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERH

0 0 9

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

0 0 11

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

0 0 5

PENGARUH PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

0 1 9