Tujuan Pemilu Fungsi Pemilu

Pemilu mempunyai beberapa fungsi yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain. Fungsi tersebut adalah: a. Sebagai sarana legitimasi politik. Fungsi ini menjadi kebutuhan pemerintah dan sistem politik yang mewadahi format Pemilu yang berlaku. Melalui pemilu, keabsahan pemerintahan yang berkuasa dapat ditegakkan. b. Fungsi perwakilan Politik. Fungsi ini terutama menjadi kebutuhan rakyat, baik dalam rangka mengevaluasi maupun mengontrol perilaku pemerintahan dan program serta kebijakan yang dihasilkanya. Pemilu dalam kaitan ini merupakan mekanisme demokrasi bagi rakyat untuk duduk dalam pemerintahan maupun lembaga legislatif. c. Pemilu sebagai mekanisme bagi pergantian atau sirkulasi elit penguasa. Keterkaitan Pemilu dalam sirkulasi elit ini didasarkan pada asumsi bahwa elit berasal dari dan bertugas mewakili masyarakat luas. Dalam kaitan ini pemilu merupakan sarana dan jalur langsung untuk mencapai posisi elit penguasa. Dengan begitu maka pemilu diharapkan bisa berlangsung pergantian atau sirkulasi elit penguasa secara kompetitif dan demokratis. d. Sebagai sarana pendidikan politik bagi rakyat. Pemilu merupakan salah satu bentuk pendidikan politik bagi rakyat yang bersifat langsung, umum, bebas, dan rahasia. Yang diharapkan bisa mencerdaskan pemahaman politik dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai demokrasi. 104

3. Asas Pemilu

Asas Pemilu yaitu: a. Berkala teratur. Bahwa pemilihan umum itu dilaksanakan secara teratur sesuai dengan konstitusi dan ketentuan yang diatur oleh negara bersangkutan. b. Langsung. Pemilih mempunyai hak untuk secara langsung memberikan suaranya sesuai dengan kehendak hati nuraninya, tanpa perantara dalam memilih wakil-wakil yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat dan di pemerintahan. c. Umum. Pemilihan umum diikuti oleh setiap orang yang sudah memenuhi syarat. d. Bebas. Maksudnya dalam memberikan suaranya, pemilih tidak ada tekanan dari pihak manapun yang memungkinkan dia memberikan suara tidak sesuai dengan hati nuraninya. Dia benar-benar bebas dalam menentukan pilihanya. e. Rahasia. Artinya kerahasian pemberi suara atas calon atau organisasi baik partai peserta pemilihan umum yang dipilihnya tidak akan diketahui oleh siapapun, termasuk panitia pemungutan suara. Sehingga pemilih bebas dari ketakutan atau ancaman dari pihak 104 Haris, Syamsudin, Menggugat Pemilihan Umum Orde Baru, Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 1998, h.8. manapun dalam memberikan suaranya dan setelah dia memberi suaranya. f. Jujur. Maksudnya adalah tidak boleh terjadi kecurangan dalam pemilihan umum tersebut. Baik oleh penyelengara yang memanipulasikan suara-suara untuk kepentingan partaiorganisasi tertentu, atau oleh organisasipartai peserta pemiluyang berbuat kecurangan dengan memberikan informasi tentang dirinya yang mungkin belum berhak memilih tetapi sudah memperoleh keterangan yang menyatakan ia berhak memilih. g. Adil. Dalam penyelenggaraan pemilu setiap pemilihan dan partai politik peserta pemilu mendapatkan perlakuan yang sama, serta bebas dari kecurangan pihak manapun. 105 Gambar 1.8 Logo KPU Komisi Pemilihan Umum Pemilu 2014 105 Ibid, h.311-312