Pra-Kemerdekaan Konseptualisasi Media Sosial
pembodohan bangsa tepatnya Islam Indonesia di masa Belanda dan Jepang. Penjajahan Belanda di tanah air selama 350 tahun adalah fakta. Dalam kurun
waktu selama itu telah melahirkan penderitaan bangsa yang amat panjang. Sementara tindakan penjajahan itu telah berhasil memakmurkan bangsa Belanda
dengan mengeruk kekayaan tanah air yang melimpah. Dari penjajahan ini timbulah sebuah reaksi terhadap belanda tepatnya abad 19 M,
yang merupakan abad kolonialisme barat yang terjadi tidaklah di Indonesia saja melainkan di seluruh dunia. Dan tidak heran di abad ini terjadi perang paderi
1821-1837, perang jawa 1825-1830 dan perang aceh 1873-1904. Meskipun sifatnya berbeda-beda ketiga perlawanan ini memakai bendera Islam dalam
perjuanganya.
91
Dalam upaya memahami segala perlawanan dalam bentuk ajaran Islam Belanda mengutus seseorang yang secara khusus di tugaskan untuk
mengkaji, meneliti dan melakukan pendekataan terhadap umat Islam, orang itu bernama Snouck Hurgronje.
92
Ia berada di Indonesia antara tahun 1889 hingga 1906. Agar kepercayaan umat Islam terhadap snouck tumbuh dan terjaga, ia pun bermukim di mekkah
dengan berpura-pura menjadi seorang muslim. Disana ia mendalami ajaran Islam. Namanya pun diganti menjadi Abdul ghafur dan ia menjadi penasehat belanda
dalam urusan Islam. Berdasarkan analisisnya Islam dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu Islam religius dan Islam politik. Terhadap masalah agama,
pemerintahan Belanda disarankan agar bersikap toleran, yang dijabarkan dalam sikap netral terhadap kehidupan beragama. Akan tetapi untuk kalangan Islam
politik harus selalu dicurigai dan diteliti dari mana datangnya, terutama yang dipengaruhi gagasan Pan-Islam Jamaluddin al-Afgani di mesir. Dalam pelayanan
91
Buchori, Didin Saefuddin, Sejarah Politik Islam “era pembodohan bangsa“, Jakarta: Pustaka
2009, hal. 299
92
Buchori, Didin Saefuddin, Sejarah Politik Islam “Gaya Politik Snouck Hurgronje“, Jakarta:
Pustaka 2009, hal. 305
ibadah haji, belanda diusulkan untuk lebih meningkatkanya karena merupakan wilayah netral.
Pada akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20, muncul perkembangan baru di tanah air, yakni munculnya pergerakan pergerakan Islam modern. Pergerakan
Islam muncul seiring dengan bangkitnya gerakan-gerakan nasionalisme di berbagai belahan dunia Islam dalam upaya membebaskan diri dari penjajahan.
Pengaruh tokoh-tokoh modern di mesir seperti Jamaludin al-Afgani, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha juga secara langsung maupun tidak langsung telah
memberi inspirasi bagi bangkitnya pergerakan modern di Indonesia. Para tokoh tersebut aktif menyebarkan pemikiranya melalui publikasi di majalah al-Urwatul
Wutsqa dan al-Manar. Organisasi-organisasi modern kemudian bermunculan bak cendawan di musim hujan seperti Sarekat Islam SI, Muhammadiyah, Persatuan
Islam Persis , Nahdatul Ulama NU, al – Irsyad dan Jamiat khair.
93