Konseptualisasi Pemilu Definisi Pemilu

menyatakan dalam sistem pemerintahan demokrasi, pemilu sering dianggap sebagai penghubung antara prinsip kedaulatan rakyat dan praktek pemerintahan oleh sejumlah elit politik. Setiap warga negara yang telah dianggap dewasa dan memenuhi persyaratan menurut Undang-Undang, dapat memilih wakil mereka di parlemen. Termasuk para pemimpin pemerintahan. Kepastian bahwa hasil pemilihan itu mencerminkan kehendak rakyat diberikan oleh seperangkat kaminan yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pemilihan umum. 101 Pemilu disebut juga dengan “Political Market” Dr. Indria Samego. Artinya pemilu adalah pasar politik tempat individumasyarakat berinteraksi untuk melakukan kontrak sosial antara peserta pemilu partai politik dengan pemilih rakyat yang memiliki hal pilih setelah terlebih dahulu melakukan serangkaian aktivitas politik untuk meyakinkan pemilih, sehingga mencoblos partai politik yang menjadi peserta pemilu untuk mewakilinya dalam badan legislatif maupun eksekutif. 102

1. Tujuan Pemilu

Tujuan Pemilu menurut Undang-Undang No.10 Tahun 2008 Pasal 3 adalah Pemilu diselengarakan untuk memilih anggota DPR,DPD,DPRD provinsi, dan DPRD kabupatenkota. 103

2. Fungsi Pemilu

101 Ibid, h.298. 102 A. Rahman H.I, Sistem Politik Indonesia, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007, h.147 103 Muqowam, H.Akhwan, UU PARPOL UU PEMILU, Jakarta: T.pn, 2008, h.74. Pemilu mempunyai beberapa fungsi yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain. Fungsi tersebut adalah: a. Sebagai sarana legitimasi politik. Fungsi ini menjadi kebutuhan pemerintah dan sistem politik yang mewadahi format Pemilu yang berlaku. Melalui pemilu, keabsahan pemerintahan yang berkuasa dapat ditegakkan. b. Fungsi perwakilan Politik. Fungsi ini terutama menjadi kebutuhan rakyat, baik dalam rangka mengevaluasi maupun mengontrol perilaku pemerintahan dan program serta kebijakan yang dihasilkanya. Pemilu dalam kaitan ini merupakan mekanisme demokrasi bagi rakyat untuk duduk dalam pemerintahan maupun lembaga legislatif. c. Pemilu sebagai mekanisme bagi pergantian atau sirkulasi elit penguasa. Keterkaitan Pemilu dalam sirkulasi elit ini didasarkan pada asumsi bahwa elit berasal dari dan bertugas mewakili masyarakat luas. Dalam kaitan ini pemilu merupakan sarana dan jalur langsung untuk mencapai posisi elit penguasa. Dengan begitu maka pemilu diharapkan bisa berlangsung pergantian atau sirkulasi elit penguasa secara kompetitif dan demokratis. d. Sebagai sarana pendidikan politik bagi rakyat. Pemilu merupakan salah satu bentuk pendidikan politik bagi rakyat yang bersifat langsung, umum, bebas, dan rahasia. Yang diharapkan bisa