Pemanfaatan media sosial oleh karyawan Transcorp dalam mencari informasi tentang partai politik islam

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam. (S.Kom.i)

Oleh

SENDY DARLIS ALDITYA NIM : 1110051000173

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA


(2)

(3)

(4)

judul “Pemanfaatan Media oleh Karyawan Transcorp dalam mencari informasi tentang Partai Politik Islam” dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini adalah benar-benar murni hasil karya asli peneliti, tanpa adanya duplikasi hasil karya orang lain.

2. Adapun apabila peneliti mengutip tulisan dan karya ilmiah orang lain, peneliti telah mencantumkanya dalam referensi, baik footnote ataupun daftar pustaka.

3. Apabila dikemudian hari terjadi hal-hal yang merugikan orang lain, atau terbukti peneliti menduplikasi karya orang lain, peneliti siap menerima konsekuensinya dan sanksi akademis yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian lembar pernyataan ini dibuat, diharapkan dapat dipergunakan dengan semestinya. Terima kasih .

Wassalamualaikum, Wr.Wb

Jakarta, 21 September 2014 Peneliti,

Sendy Darlis Alditya


(5)

i ABSTRAK

Pemanfaatan media sosial dewasa ini sangatlah berkembang pesat, bermacam jejaring sosial, blog dan situs memberikan informasi kepada khalayak luas baik pengetahuan umum berupa informasi dan tak terkecuali tentang pengetahuan politik sendiri kepada masyarakat khususnya tentang Partai Islam dan secara khusus kepada Karyawan/i Transcorp.

Merujuk latar belakang diatas perlu kiranya kita membahas lebih dalam mengenai pemanfaatan media sosial dalam peningkatan pengetahuan politik karyawan. Adapun pertanyaan utamanya adalah bagaimana media sosial memberikan manfaat besar kepada karyawan dan karyawati Transcorp? Lalu bagaimanakah sumbangsih media sosial terhadap pengetahuan politik karyawan tentang Partai Islam khususnya dalam Pemilu 2014?

Dewasa ini media sosial banyak memberikan manfaat kepada masyarakat luas tak terkecuali para karyawan dan karyawati Transcorp, informasi dalam berbagai macam blog dan jejaring sosial serta berita-berita baik umum dan politik banyak di tampilkan dalam sosial media. Beberapa media sosial yang memberikan informasi kepada khalayak luas seperti google, twitter, facebook, dan blog.

Teori yang digunakan adalah teori konvergensi simbolik Ernest Bourmann dan teori naratif Walter Fisher, menurut teori ini teori konvergensi simbolik kekuatan komunikasi di balik penciptaan kesadaraan umum (realitas simbolik) yang disebut sebagai visi retoris. Visi retoris ini menyediakan sebuah bentuk drama dalam bentuk cara pandang, ideologi dan paradigma berpikir.dan teori naratif bahwa orang pada dasarnya adalah seorang pencerita telah diadopsi oleh banyak displin ilmu berbeda termasuk sejarah, biologi, antropologi, sosiologi, filsafat, psikologi dan teknologi.

Sumbangsih media sosial terhadap pengetahuan politik karyawan tentang partai islam dalam pemilu 2014 berupa informasi-informasi penting yang dalam setiap posting

dalam media sosial bertema fantasi dan bersimbol guna merangsang pemikiran seseorang untuk memahami beragai informasi dari berbeda-beda dan bermacam sudut pandang guna berkonvergensi untuk satu tujuan yaitu pengetahuan khusunya pengetahuan politik tentang Partai Islam dalam Pemilu 2014 kepada karyawan dan karyawati Transcorp. Informasi yang ada dalam media sosial berupa perkembangan politik, isu-isu, foto, dan beberapa video tentang peristiwa politik khususnya tentang Partai Islam.

Pemanfaatan media sosial sangatlah beragam dalam kaitanya dengan pengetahuan politik, masyarakat dapat mudah memahami informasi politik bila terjadi konvergensi dalam memahami suatu informasi dalam dunia politik dan berkaitan erat dengan Partai Islam guna memberikan sumbangsih manfaat untuk pemilu 2014.


(6)

ii Bissmilahirohmanirahim

Alhamdulilah Puji dan Syukur saya panjatkat atas kehadirat Allah Swt atas segala rahmat, hidayah serta karunia pertolonganya, sehingga penulis skripsi ini dapat terselesaikan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Komunikasi Islam. Shalawat dan salam tak lupa saya haturkan kepada junjungan besar baginda Nabi Muhammad Saw sosok teladan umat islam dalam segala perilaku yang berorientasi kemulian hidup di dunia dan akhirat.

Penulisan Skripsi ini adalah didasarkan pada hasil penelitian di dunia pekerjaan sebagai mana penulis ingin mengetahui Tingkat Pengetahuan dan Pemahaman Karyawan/i Pada Partai Islam dalam Pemilu 2014 Alhamdulilah saya dapat menyelesaikan tugas akhir Skripsi ini dengan baik yang berjudul “Pemanfaatan Media Sosial Oleh Karyawan Transcorp Dalam Mencari Informasi Tentang Partai Politik Islam . Perasaan bahagia, haru dan sedih berbaur menjadi satu atas terselesaikanya skripsi ini. Penyelesaian Skripsi ini terwujud atas bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Dengan segala hormat dan ungkapan bahagia penulis mengucapkan Terima Kasih Kepada:

1. Bapak Dr. H. Arif Subhan, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, kepada Bapak Drs. Wahidin Saputra, M.A selaku Pudek I, Bapak


(7)

iii

Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

3. Bapak Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak ilmu dan meluangkan waktunya dengan sabar, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Seluruh Dosen dan Civitas akademika Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan kontribusi ilmu dan moril sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

5. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan kemudahan kepada peneliti.

6. Keluarga Besar tercinta Ibunda Dyah Purnamawati yang telah berjuang besar dalam membimbing dan membesarkan penulis sehingga dapat berbakti kepada beliau. Kesederhanaan dan kejujuran beliau tanamkan kepada penulis agar menjadi seorang laki-laki yang bertanggung jawab kepada diri sendiri , keluarga dan lingkungan yang telah membantu membesarkan penulis.

7. Ade Adrian dan Yuliastuti selaku orang tua kedua penulis yang senantiasa mendukung dan membimbing dalam meraih gelar sarjana ini . dukungan dan semangat selalu mereka berikan tanpa hentinya untuk penulis dapat meraih cita-cita yang dapat membanggakan orang tua dan keluarga besar.


(8)

iv

bersama-sama berjuang dan menimba ilmu dengan berbagai suka dan duka. Rendy, Kahfy, Yusra,Fahmi,Aris,Rizza, Zia,Sony,Della, Maria dan semua teman -teman KPI F.

10.Sahabat Terbaik, Amanda Firmansyah dan Hanif Maharsitama terima kasih buat diskusi dan pengalaman akan masa depan dan hal-hal gokil yang sering kita bicarakan.

11.Sahabat Special, Inna Ali Usholiha yang selalu menjadi teman cerita paling mengerti satu sama lain dan satu pemikiran terhadap jalan hidup dan masa depan Terima Kasih beb.

12.Dan Wanita Special dalam menemani hari-hari penulis baik senang maupun duka, Monica Azalia Islami terima kasih atas dukungan,perhatian dan kasih sayang yang diberikan sehingga penulis dapat meraih gelar strata satu ini. 13.Terakhir, kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya

namun telah ikut berpartisipasi membantu dan mendoa’kan penulis dalam

menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Dengan tidak mengurangi rasa hormat, penulis mengucapkan banyak-banyak Terima Kasih.

Pada akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan kepada para pembaca pada umumnya. Dan juga semoga semua perhatian, motivasi dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat


(9)

v

Jakarta, 9 April 2014

Sendy Darlis Alditya NIM 11100051000173


(10)

vi

DAFTAR ISI... ... vi

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah... ... 1

B.Pembatasan dan Perumusan Masalah... . 15

1. Pembatasan Masalah... 15

2. Perumusan Masalah... . 16

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian... . 16

1. Tujuan Penelitian... . 16

2. Manfaat Penelitian... . 16

D.Metedologi Penelitian... . 17

1. Metode Penelitian... . 17

2. Tempat dan Waktu Penelitian... 18

3. Subjek dan Objek Penelitian... 19

4. Teknik Pengumpulan Data... 19

5. Teknik Analisis Data... 20

E. Tinjauan Pustaka... 23

F. Sistematika Penulisan... 24

BAB II KAJIAN TEORITIS A.Teori Konvergensi Simbolik... 26


(11)

vii

E. Konseptualisasi Pemilu... .. 71

BAB III GAMBARAN UMUM PT. TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA (TRANS TV) A.Sejarah Terbentuknya Perusahaan... ... 76

B.Visi dan Misi TRANS TV... ... 79

C.Semangat TRANS TV... ... 80

D.Corporate Social Responsibility... .. 81

E. Struktur Kepegawaian dan Kepengurusan Perusahaan... .. 82

F. Program-program Acara... ... 85

BAB IV ANALISIS HASIL TEMUAN A.Pemanfaatan Media Sosial yang Dilakukan Oleh Karyawan/i Transcorp... . 86

B.Analisis Penggunaan Media Sosial Karyawan Transcorp dalam Kaitanya dengan Teori Konvergensi Simbolik... . 103

C.Pengetahuan Politik Tentang Partai Islam... . 129

D.Interpretasi Hasil Penelitian... 140

DAFTAR PUSTAKA... . 153 LAMPIRAN


(12)

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi di masa Globalisasi saat ini sangat menuntut seluruh lapisan masyarakat aktif dan belajar dalam menyikapi kemajuan zaman. Baik dalam dan luar negeri setiap warga negara sudah berperan dalam kemajuan arus informasi. Munculnya media-media informasi seperti televisi, radio, koran, majalah, dan internet menjadikan sarana informasi terhadap masyarakat semakin mudah diakses dan terima oleh seluruh lapisan masyarakat. Khalayak dapat mengetahui segala sesuatu di luar sana secara cepat melalui media tersebut. Salah satu perkembangan media massa yang berpengaruh di masyarakat pada era globalisasi ini adalah internet yang merupakan singkatan dari

interconnection-networking yaitu sebuah sistem jaringan global antar komputer atau

PC yang saling menghubungkan antara satu dengan yang lain di seluruh penjuru dunia. Adapun standart yang digunakan tersebut Internet Protocol Suite (TCP/IP). Komputer yang terhubung ke internet dapat melakukan aktifitas pertukaran data dengan cepat.1

Dengan adanya media internet, masyarakat yang ingin mengetahui sebuah peristiwa atau informasi di lingkunganya dapat mengaksesnya dengan mudah. Hal itu disebabkan karena media internet mempunyai jaringan yang luas dan bersifat masal sehingga masyarakat yang membaca tidak hanya dari individual saja tapi

1

Tabroni, Roni, Komunikasi Era Multimedia , Definisi Internet (Bandung: Simbiosa, 2012), h.153.


(13)

sudah mencakup jumlah puluhan, ratusan, bahkan ribuan pembaca sehingga besar pula pengaruh media internet yang mana akan sangat terlihat dipermukaan masyarakat.2 Seiring cepatnya arus globalisasi saat ini semakin luas dan berkembang dengan cepat, tak terkecuali di dunia maya atau internet, dunia yang luas tak terbatas dengan segala sesuatunya bermunculan di dalamnya. Lalu ada dampak positif dan ada pula dampak negatif yang terkandung di dalamnya. Tofller dan Gun mengambarkan bahwa sistem komunikasi komputer akan meningkatkan partisipasi secara luas dan pemerataan dalam kehidupan sosial dengan mengizinkan untuk mengakses informasi secara mudah. Artinya sudah tidak ada batasan dalam menerima atau mengakses internet baik kalangan muda dan dewasa dapat dengan mudah masuk dalam segala aspek dan sosial. Berikut kelebihan yang dimiliki media internet, antara lain:3

1. Menembus batas wilayah, ruang dan waktu. Artinya dimanapun , kapanpun dan siapapun dapat mengakses internet jarak bukan menjadi penghalang dan waktu tidaklah menjadi masalah.

2. Memperluas akses memperoleh informasi global. Artinya dapat mendapatkan informasi dari mana asalnya dan mengakses sampai kepelosok hingga mendapatkan informasi teraktual dari kejadian yang ada di dunia.

2

Budyatna, Muhammad, Jurnalistik Teori dan Praktek (Bandung: Rosda, 2006), cet-3, h. 27. 3

Tabroni, Roni, Komunikasi Era Multimedia , Definisi Internet (Bandung: Simbiosa, 2012), h.153.


(14)

3. Meningkatkan kemampuan untuk berserikat secara bebas. Artinya tidak ada lagi halangan dalam berkelompok atau masuk kedalam sebuah komunitas dalam dunia internet, kita dapat dengan bebas terjun masuk didalamnya.

4. Mengancam tatanan yang telah mapan, seperti otokrasi. Artinya tidak adalagi batasan dalam berpendapat dan kita bebas masuk dan berdemokrasi dalam tatanan umum.

5. Memiliki kecepatan perkembangan dan penyebaran yang sulit dibatasi. Artinya

aktualisasi yang selalu terkini dan kecepatan dalam apa yang terjadi di sekitar selalu cepat dan dapat kita peroleh dengan cepat.

Mengingat kedudukan media massa dalam perkembangan masyarakat sangatlah penting, dan seiring berjalanya waktu terlahir adanya New Media atau media baru yang membuat suatu inovasi kratif dalam menciptakan sebuah situs-situs jejaring sosial atau Social Network yang bersumber dari adanya internet. Akses internet dapat digunakan berbagai macam, seperting Browsing untuk mencari informasi, membuat tulisan dalam artiket atau blog yang dapat pula menghasilkan uang dengan menjadi Blogger, bertukar fikiran dalam forum-forum media, dan tentunya saling berinterkasi dan bersilaturahmi dengan Social Network seperti

Facebook, Twitter, Instagram, Path dan Tumblr.4

Social Media menjadi sangat berpengaruh di era Globalisasi belakangan ini dalam kurun 1 dekade kebelakang. Social Media menjadi sangat dominan dalam

4

Sabrina, Nadia, Media Massa Massa Kini , www.Kuliahkomunikasi.com, di akses tanggal 4 april 2014 pukul 20.00 wib.


(15)

arus informasi dan pengetahuan di kalangan masyarakat dunia dan Indonesia pada khususnya. Segala berita, fenomena dan hiburan mudah ditemukan dalam Social Media. Dalam Wikipedia Social Media didefinisikan sebagai sebuah media online di mana para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, social network (jejaring sosial), wiki forum, dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial, dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.5

Sementara itu Anthony Mayfield dalam bukunya “What is Social Media

mendefinisikan sosial media sebagai suatu kelompok jenis baru dari media yang mencakup karakter-karakter seperti: keterbukaan, partisipasi, percakapan, komunitas dan saling terhubung. Sedangkan jejaring sosial merupakan situs di mana setiap orang dapat membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi.

Dalam masyarakat Indonesia yang sebagian besar Multikultural atau beraneka ragam suku, etnis dan budaya yang mempunyai permasalahan yang sangat kompleks dari segi pemahaman dan tingkat pengetahuan sulit untuk disatukan namun, social media mampu berperan besar dan sedikit mengurangi permasalahan tersebut dengan keterbukaan informasi dan opini didalamnya sedangkan di dunia media sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat dunia, apalagi masyarakat di negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Inggris dan German

5

Tabroni, Roni, Komunikasi Politik Pada era Multimedia, Definisi Sosial Media, (Bandung: Simbiosa, 2012), h. 160


(16)

yang sudah maju akan teknologi, media sosial sudah menjadi sebuah kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari, kelompok, maupun negara. Di Amerika Serikat contohnya kemenangan Presiden mereka yaitu Barack Obama tidak lepas dari peran besar media sosial dalam kampanye pencalonan beliau menjadi orang nomer satu di Amerika Serikat.

Dalam pertarungan Pilpres 2008 keduanya yakni Senator John McCain dan Barack Obama benar-benar memanfaatkan media sosial untuk meraih simpati, selain kampanye secara langsung mereka juga berkampanye melalui Twitter, Youtube dan

Facebook. Pada dasarnya Informasi berasal dari suatu media komunikasi 2 arah antara komunikan dan komunikator. Unsur komunikasi yang berada didalamnya sangat singkat namun mudah dimengerti karna langsung pada inti dan permasalahan. Ada pembedaan istilah yang perlu dilakukan antara comunication dan communication’s.6

Edward Sapir berpendapat bahwa communication adalah apa yang disebutnya sebagai proses primer, yang perilaku komunikasi itu sendiri baik yang disadari maupun tidak. Ada empat proses primer, yakni bahasa,gerak anggota tubuh, peniruan prilaku, dan pola perilaku sosial. Sedangkan communication’s diartikanya sebagai teknik-teknik sekunder, yang segenap instrumen dan sistem yang mendukung proses komunikasi. Contohnya adalah kode Morse dalam telegram, pekik terompet, kertas, pulpen, alat-alat percetakan, film, dan alat pemancar siaran televisi.

6

Riverse, William L, Media dan Masyarakat Modern, Unsur Komunikasi, (Jakarta: Pranada, 2003), hal. 26


(17)

Indonesia sendiri merupakan Negara yang memiliki pengguna internet terbesar di Asia Tenggara. Internet di Indonesia saat ini sudah sangat menjadi kebutuhan primer untuk para penggunanya baik muda dan tua seluruh lapisan masyarakat sudah menggunakanya. Perkembangan social media juga menjadi salah satu faktor penting besarnya pemakai internet di Negara ini. Bukan hanya itu saja berdasarkan Survei Data Global Web Index,7 Indonesia merupakan Negara yang memiliki pengguna social media yang paling aktif di asia. Sangat mencengangkan bahwa Indonesia memiliki 79,7% user aktif di Social Media mengalahkan Filipina 78%, Malaysia 72%, Cina 67%. Angka yang sangat fantastis dalam hitungan skala bahwa Indonesia merupakan pengguna baru dalam dunia social media di Asia.

Percaya atau tidak, bahwa statistik perkembangan internet di Indonesia mencapai 15% atau 38,191,873 juta penduduk pengguna internet dari total populasi kita 251,160,124 juta penduduk yang ada di seluruh pelosok Indonesia. Sedangkan, pengguna internet dengan menggunakan mobile/smartphone mencapai 14% dari populasi. Wajar saja Negara kita adalah target menggiurkan untuk pemasaran

smarphone saat ini. Berdasarkan data statistik indikator pengguna internet di Indonesia yang kami dapatkan, rata-rata waktu yang dibutuhkan pengguna internet mengakses informasi melalui PC atau laptop kisaran 5 jam 30 menit setiap harinya, persentase pengguna internet melalui mobile atau smarphone 14% dari total populasi.

Sedang rata-rata waktu yang dihabiskan oleh pengguna internet melalui

mobile atau smartphone di Indonesia sekitar 2 jam 30 menit setiap harinya. Berdasarkan data statistik indikator pengguna social media di Indonesia yang

7

http://bebmen.com/4027/statistik-internet-sosial-media-dan-mobile-di-indonesia.html, di akses tanggal 4 april 2014 pukul 20.30 wib.


(18)

penulisdapatkan yakni, untuk persentase jumlah pengguna social mediadi Indonesia 15% dari total populasi, rata-rata waktu yang dibutuhkan user/pengguna untuk mengakses social media di Indonesia sekitar 2 jam 54 menit setiap harinya. Sedang persentase user yang mengakses sosial media melalui mobile atau smarphonenya

74%.Melihat data statistik yang dikeluarkan oleh Global Web Index Wave, Facebook

masih merajai social media di Indonesia dengan statistik data 25% atau sekitar 62.000.000 user/pengguna dari social media facebook tersebut. Setelah itu menyusul

Twitter,Google Plus dan Linkedin. Dan berikut 20 Jejaring sosial terbesar di dunia versi Silverpop lembaga survei terbesar di dunia:

Tabel. 1.1

Data Jumlah Pengguna Media Sosial di Dunia.

8

8

http://inet.detik.com/read/2012/11/27/103748/2102315/398/ini-dia-20-jejaring-sosial-terbesar-di-dunia, di akses tanggal 4 april 2014 pukul 20.30 wib.

No Social Media Jumlah

1. Facebook 1.000.000.000 anggota

2. Twitter 500.000.000 anggota

3. Google+ 400.000.000 anggota

4. Weibo 300.000.000 anggota

5. RenRen 250.000.000 anggota

6. LinkedIn 175.000.000 anggota

7. Badoo 100.000.000 anggota

8. Instagram 100.000.000 anggota

9. Yelp 84.000.000 anggota

10. Tumblr 81.000.000 anggota

11. Flickr 75.000.000 anggota

12. Orkut 66.000.000 anggota

13. MySpace 25.000.000 anggota

14. Foursqure 25.000.000 anggota

15. Pintest 25.000.000 anggota

16. Soundcloud 20.000.000 anggota

17. Xing 12.000.000 anggota

18. Friendster 8.200.000 anggota

19. Path 5.000.000 anggota


(19)

Gambar 1.1

Data Statistik Pengguna Internet & Sosial Media di Indonesia

9

Indonesia merupakan negara besar yang berkembang dan memiliki bermacam-macam keanekaragaman di dalam kehidpan sehari-hari baik sosial, masyarakat dan politik. Seiring berkembangnya Reformasi pada tahun 1998-1999 kita kenal dahulu rezim-rezim sebelumnya yaitu Orde Lama dan Orde Baru dibawah kepemimpinan mantan Presiden Soeharto. Fenomena pengetahuan politik pada masyarakat cukup rendah karena pada rezim tersebut kebebasan berpolitik dilarang dan tentunya pengetahuan akan politik pada masyarakat sangat rendah karna segala kegiatan dan organisasi masyarakat yang berbau politik dilarang terlebih yang dapat

9

http://inet.detik.com/read/2012/11/27/103748/2102315/398/ini-dia-20-jejaring-sosial-terbesar-di-dunia, di akses tanggal 4 april 2014 pukul 20.45 wib.


(20)

menggangu stabilitas negara. Bergantinya zaman dari rezim Orde Baru menjadi Reformasi menjadikan kita memiliki kebebasan demokrasi dalam berpolitik dan menerima segala perbedaan pendapat dalam berpolitik di Indonesia.

Pengetahuan politik tidak lepas dari budaya politik dalam suatu tatanan negara yang beriringan dalam perkembanganya. Memiliki point besar dan defenisi luas untuk memahami pengetahuan tanpa di iringi budaya terdahulu di dalamnya. Budaya politik sendiri merupakan pola perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan bernegara, penyelenggaraan administrasi negara, politik pemerintahan, hukum, adat istiadat, dan norma kebiasaan yang dihayati oleh seluruh anggota masyarakat setiap harinya. Secara umum budaya politik terbagi atas tiga juga memiliki pemahaman akan tingkat pengetahuan dalam masyarakat di indonesia khusunya yaitu:

a. Budaya Politik Apatis10 (acuh, masa bodoh, dan pasif) sama dengan tingkat pengetahuan rendah dalam masyarakat atau dapat dibilang masyarakat awam dalam berpolitik. Disebut juga budaya politik parokial dalam masyarakat berpengetahuan rendah , yaitu tingkat partisipasi politiknya sangat rendah. Dikatakan sangat rendah karena frekuensi orientasi mereka terhadap empat dimensi penentu budaya politik mendekati nol atau tidak memiliki perhatian sama sekali terhadap dimensi politik. Ciri-ciri politik parokial meliputi: apatis, pengetahuan rendah, tidak peduli dan menarik diri terhadap kehidupa politik yang luas, kesadaran anggota masyarakat cenderung tidak menaruh minat terhadap objek politik yang luas dan

10

Samego, Indria, Demitoligisasi Politik Indonesia. Budaya Politik (Jakarta: Pustaka Cidesindo, 1998), hal. 345


(21)

kesadaran masyarakat akan adanya pusat kewenangan dan kekuasaan dalam masyarakat rendah, warga negara tidak terlalu berharap dalam sistem politik, tidak ada peranan politik yang bersifat khusus dalam politik parokial masyarakat awam ini.

b. Budaya Politik Mobilisasi11 (didorong atau sengaja dimobilisasi) sama dengan tingkat pengetahuan menengah dalam masyarakat atau dapat dibilang masyarakat relatif baik dalam berpolitik. Dalam budaya politik disebut politik subjek atau kaula yaitu politik yang masyarakat bersangkutan sudah relatif maju baik sosial maupun ekonominya tetapi masih bersifat pasif. Tingkat partisispasi menengah dalam masyarakat di indonesia ini memiliki arti masyarakat yang berpendidikan dan sudah mengerti politik dan berkecukupan tetapi masih pasif, masyarakat dapat dikatakan subjek apabila terdapat frekuensi orientasi yang tinggi terhadap pengetahuan sistem politik. Baik dalam pemerintahan maupun umum. Ciri-ciri politik subjek/kaula meliputi: memiliki pengetahuan dalam bidang politik yang cukup, partisipasi politik minim, kesadaran politik rendah, kehidupan ekonomi warga negara sudah baik, tingkat pendidikan relatif sudah maju, dan masyarakat menyadari otoritas pemerintah sepenuhnya. Contoh politik subjek/kaula dalam masyarakat seperti di keraton jogja dimana rakyat sudah ada pemahaman dan kesadaran akan pentingnya berpartisipasi dalam politik

11

Samego, Indria, Demitoligisasi Politik Indonesia. Budaya Politik (Jakarta: Pustaka Cidesindo, 1998), hal. 347


(22)

namun mereka tidak berdaya dan tidak kritis hanya mengikuti perintah tanpa berpartisipasi.

c. Budaya Politik Partisipan12 atau masyarakat dengan tingkat pengetahuan politik yang tinggi. Dimana masyarakat mampu memberikan opininya dan aktif dalam kegiatan politik dan juga merupakan suatu bentuk budaya politik yang anggota masyarakatnya sudah memiliki pemahamann yang baik mengenai sikap berpolitik. Masyarakat politik partisipan mereka berfikir kritis dalam membuat kebijakan beserta penguatan dalam upaya partisipasi aktif proses politik yang berlangsung. Ciri-ciri politik partisipan meliputi: pengetahuan tentang politik tinggi, kesadaran berpolitik tinggi, kontrol politik aktif, warga negara memiliki kepekaan terhadap masalah atau isu-isu mengenai kehidupan berpolitik dan setiap warga negara mampu menilai terhadap masalah politik, menyadari kewenangan dan kekuasaan politik serta bertanggung jawab akan kegiatan politik. Contoh budaya parokial keaktifan masyarakat terhadap berbagai hal terkait kegiatan politik seperti Pemilu, Demonstrasi dan lain-lain.

Media sosial untuk pendidikan politik bagi masyarakat luas merupakan efek positif dari media sosial tersebut menarik bahwa dalam pemilu kepala daerah di DKI Jakarta pada tahun 2012 terdapat peningkatan signifikan dalam partisipasi masyarakat. fakta menarik pada pemilukada DKI Jakarta 2012 ialah partisipasi pemilih pada putaran kedua meningkat menjadi 66,8 persen dibandingkan putaran

12

Samego, Indria, Demitoligisasi Politik Indonesia. Budaya Politik (Jakarta: Pustaka Cidesindo, 1998), hal. 349


(23)

pertama 64,8 persen, kemudian isu Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA) dan money politic (politik uang) mengambil perhatian pemilih masih tetap terjadi meski tidak dilakukan secara masif.13

Adanya inisiatif mencari informasi dalam media sosial merupakan faktor pendidikan politik bagi masyarakat yang menjadikan pemilih lebih signifikan untuk melihat track record atau rekam jejak figur pasangan calon. Dilain itu ada keinginan untuk memilih berdasarkan program kampanye pasangan calon tetapi ruang komunikasi dua arah tidak terjalin dengan intens yang malah akhirnya digantikan oleh popularitas dan mobilisasi atau money politic dalam strategi kampanye bakal calon, sedangkan dengan media sosial seluruh informasi akan calon pempimpin dapat terlihat aktual dan faktual tanpa mengurangi kejujuran informasi dan kredibilitas bakal calon. Dalam Pemilu 2014 perlu disadari persaingan politik menuju indonesia makmur, adil dan sejahtera sangat ketat. Para elit politik rela mengerahkan segala daya dan upaya yang mereka miliki untuk menang. Masyarakat seakan-akan terlena oleh janji-janji manis mereka dan lupa apa point dari pemilu tersebut. Pendidikan afektif dalam menanamkan moral berpolitik sulit untuk dibedakan yang akhirnya media sosial menjadi alat dalam melucuti kejujuran dan kearifan para elit politik dalam berpolitik.

Media sosial memberikan zona alternatif ketiga dalam pendidikan politik artinya, selain teori dan praktik politik media sosial menjadi pendamping dalam rujukan pemahaman dalam setiap masyarakat. Media sosial dalam melihat secara

13

http://www.tribunnews.com/metropolitan/2012/10/09/munculnya-media-sosial-untuk-kampanye-fenomena-baru-pilkada, di akses tanggal 6 april 2014 pukul 22.30 wib.


(24)

lebar apa yang ada dalam figur maupun organisasi politik tetapi sempit dalam artian fisik. Aktor-aktor politik pun kerap menggunakan media sosial untuk sedikit berbagi pandangan serta visi misi dalam berpolitik dengan hanya melihat posting mereka di salah satu media sosial masyarakat dapat mengerti apa pandangan aktor politik tersebut dalam berpolitik walau tidak dapat bertatap muka atau saling berkomunikasi.

Kekuatan sosial media telah terbukti kesaktiannya. Media Sosial kemudian menjelma menjadi salah satu instrumen kontrol terhadap pemerintahan yang berkuasa, dengan menggunakan fasilitas internet. Sebagai contoh Masih hangat dalam pikiran kita bagaimana dukungan masyarakat kepada KPK dalam kasus Cicak vs Buaya jilid I dan II yang kemudian berakhir bahagia karena dukungan masyarakat yang dikumpulkan melalui sosial media yaitu Facebook dan Twitter. Dukungan publik untuk Prita Mulyasari juga digalang melalui sosial media. Yang paling anyar adalah berita tentang Tasripin di Twitter yang berhasil menyita perhatian publik hingga Presiden SBY memberikan bantuan untuknya. Kembali sosial media memiliki peranan besar dalam pergulatan dunia politik kita.

Dengan dasar media sosial menjadi suatu fenomena menarik di tengah masyarakat saat ini saya menarik untuk menjadikan media sosial sebagai bahan rujukan penelitian saya, terlebih di tahun 2014 ini bangsa indonesia akan mengalami pesta demokrasi terbesar yaitu Pemilihan Umum 2014 yang mana akan terjadi pemilihan President dan para anggota Legislatif di MPR dan DPR. Media sosial banyak macam dan ragam nya salah satunya adalah twitter. Twitter dewasa ini banyak digandrungi oleh banyak kalangan baik dewasa dan anak-anak banyak yang


(25)

mengakses media ini dan twitter menempati posisi teratas dalam hal aktualisasi dan kecepatan informasi didalamnya. Twitter sendiri merupakan layanan jejaring sosial dan mikrobloging daring yang memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan berbasis teks yang dikenal dengan kicauan yang berisis 140 karakter huruf didalamnya.

Dari permasalahan yang telah di paparkan, akhirnya peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana seorang karyawan/i dalam suatu perusahaan memanfaatan media sosial untuk mencari informasi yaitu tentang Partai Politik Islam. dan akhirnya peneliti menjadikan masalah yang telah di paparkan sebagai penelitian Ilmiah yang berjudul “Pemanfaatan Media Sosial oleh Karyawan Transcorp dalam mencari Informasi tentang Partai Politik Islam”.

B.Batasan dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti mengidentifikasikan masalah penelitian tentang: pemanfaatan media social oleh karyawan transcorp dalam mencari informasi-informasi tentang partai politik islam.

2. Batasan Masalah

Untuk menghindari terlalu luas dan melebarnya pembahasan penelitian, maka dalam penelitian ini dibuat satu batasan. Ruang lingkup dibatasi pada pemanfaatan media sosial oleh karyawan Transcorp dalam mencari informasi tentang Partai Politik Islam. Sedangkan fokus penelitian


(26)

ini adalah tingkat pengetahuan politik karyawan/i tentang Partai Islam di Pemilu 2014. Pemanfaatan mdia sosial ini dapat mengakibatkan peningkatan pengetahuan berdasarkan arus informasi yang mereka akses dari media sosial sehingga menyebabkan pengetahuan politik karyawam bertambah, khususnya mengenai Partai Politik Islam yang belakangan elektabilitasnya cenderung menurun, hal ini dilakukan dengan tujuan agar terciptanya peningkatkan partisipasi politik di Pemilu 2014. Jelasnya sebagai berikut Pembahasan hanya sebatas mendeskripsikan Pemanfaatan Media Sosial dilingkungan karyawan Transcorp tentang Partai Islam Di Pemilu 2014.

3 . Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan Latar Belakang masalah di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

“ Bagaimanakah pola pemanfaatan media sosial oleh karyawan Transcorp dalam mencari informasi tentang partai politik islam? “.

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut: a. Untuk mengetahui bagaimanakah pemanfaatan media sosial terhadap

Peningkatan Pengetahuan Politik Karyawan/i Transcorp tentang Partai Islam di Pemilu 2014. Artinya media sosial menjadi arus informasi bagi


(27)

karyawan/I transcorp dalam mencari informasi tentang partai politik islam guna meningkatkan pengetahuan mereka.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan berguna untuk memperdalam tentang teori komukasi sosial dan Serta menjadi referensi bagi pengembangan Ilmu Komunikasi di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Manfaat Praktis

Peneltian ini dapat menjadi acuan dan perbandingan akan arus informasi terhadap masyarakat khususnya bagi karyawan dan karyawati Transcorp berupa masukan dan menambah wawasan kalangan teoritis, praktisi, dan pemikir dalam bidang Ilmu Komunikasi Sosial.

D.Metodologi Penelitian

1. Paradigma dan Pendekatan Penelitian

Paradigma yang di gunakan dalam penelitian ini adalah paradigma post-positivisme. Pengetahuan yang berkembang melalui kacamata kaum post-positivis selalu di dasarkan pada observasi dan penguji yang sangat cermat terhadap realitas

objektif yang muncul di dunia “luar sana”.14

14

John W. Creswell, Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, (Yogyakarta, PUSTAKA PELAJAR, 2010), hal. 9


(28)

Paradigma positivistik menempatkan teori sebagai titik tolak utama dalam kegiatan penelitiannya. Teori dalam penelitian berparadigma positivistik menjadi sumber jawaban utama atas berbagai rasa ingin tahu dari para peneliti.15

Dalam penelitian ini Teori Konvergensi Simbolik merupakan pedoman peneliti untuk merancang kerangka penelitian dalam mengolah analisis temuan. pandangan post-positivistik, teori memberi pedoman tentang kerangka berfikir yang harus dimiliki oleh peneliti, bagaimana cara mengumpulkan data yang baik, siapa yang harus diteliti, hingga cara penafsiran data yang terkumpul dilapangan. Membaca buku Philips dan Burbules (2000), kita akan menemukan sejumlah asumsi dasar yang menjadi inti dalam paradigma penelitian post-postivis, antara lain:16

a. Pengetahuan bersifat konjektural/terkaan (dan antifondasional/tidak

berlandasankan apa pun) – bahwa kita tidak akan pernah mendapatkan kebenaran absolut. Untuk itulah, bukti yang di bangun dalam penelitian sering kali lemah dan tidak sempurna. Karena alasan ini pula, banyak peneliti yang berujar bahwa mereka tidak dapat membuktikan hipotesisnya; bahkan tak jarang mereka juga gagal untuk menyangkal hipotesisnya.

b. Penelitian merupakan proses membuat klaim-klaim, kemudian menyaring

15

Babbie, Earl (1992), The Practice of social research, california, wardsworth Publishing company. h. 47

16


(29)

sebagaian klaim tersebut menjadi “klaim-klaim lain” yang kebenarannya jauh lebih kuat. Sebagian besar penelitian kuantitatif, misalnya, selalu diawali dengan pengujian atau suatu teori.

c. Pengetahuan dibentuk oleh data, bukti, dan pertimbangan-pertimbangan logis. Dalam praktiknya, peneliti mengumpulkan informasi dengan mengunakan instrumen-instrumen pengukuran tertentu yang diisi oleh para partisipan atau dengan melakukan observasi mendalam di lokasi penelitian.

d. Penelitian harus mampu mengembangkan statemen-statemen yang relevan dan benar, statemen-statemen yang dapat menjelaskan situasi yang sebenarnya atau dapat mendeskripsikan reali kausalitas dari suatu persoalan. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti membuat relasi antarvariabel dan mengemukakannya dalam bentuk pertanyaan dan hipotesis.

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksplanatif penelitian ini dilakukan untuk menemukan penjelasan tentang mengapa suatu kejadian atau gelaja terjadi. Hasil akhir dari penelitian ini adalah gambaran mengenai hubungan sebab-akibat. Tujuan dari penelitian eksplanatif adalah menghubungkan pola-pola yang berbeda namun memiliki keterkaitan dan


(30)

menghasilkan pola hubungan sebab akibat.17 Periset membutuhkan definisi konsep, kerangka konseptual dan kerangka teori.

Menurut Burhan Bungin, penelitian eksplanatif dimaksudkan untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh suatu variabel dengan variabel lain.

3. Metode Penelitian

Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif yang menjelaskan tentang pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Metode ini mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk hubungan serta pengaruh dari suatu fenomena.18 Penelitian deskriptif dilakukan secara mendalam dengan teknik pengumpulan data, wawancara mendalam, observasi partisipan dan dokumentasi. Jenis penelitian deskripsi kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai pengetahuan politik karyawan suatu perusahaan yakni Transcorp sebagai objek penelitian dalam menerima informasi melalui media sosial secara mendalam dan komprehensif.19

Kemudian dengan pendekatan kualitatif diharapkan dapat diungkapkan situasi dan permasalahan yang dihadapi dalam penerimaan informasi mengenai pengetahuan politik karyawan. Adapun yang dimaksud dengan penelitian

17

Bambang & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, (Jakarta, Rajagrafindo Persada, 2011), hal. 43

18

Nazir, Mochammad, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), hal.55. 19

Sugiyono, Skripsi, Tesis dan Disertasi, Penelitian Deskriptif, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal.364.


(31)

kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. 20

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di lingkungan kantor PT. Transcorp yang terletak di Kantor pusat stasiun televisi ini berada di Jalan Kapt. P. Tendean Kav 12-14A, Mampang Jakarta Selatan. Peneliti memilih lokasi tersebut karena di tempat tersebut peneliti dapat memperoleh data, dan peneliti mewawancarai 10 karyawan termasuk Pimpinan Divisi Umum Waktu Perusahaan Trans TV. Penelitian dilaksanakan, mulai dari bulan April 2014 sampai dengan Juli 2014 5. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Karyawan/i PT. TRANSCORP, yang mengikuti media sosial Twitter Sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah

“Pemanfaatan Media Sosial oleh karyawan Transcorp dalam mencari informasi tentang Partai Politik Islam”

a. Tekhnik Pengumpulan Data 1. Wawancara Mendalam

Wawancara adalah cara menghimpun bahan keterangan yang dilakukan dengan tanya jawab secara lisan secara sepihak berhadapan muka, dan dengan

20


(32)

arah serta tujuan yang telah ditetapkan.21 Ada beberapa kelebihan pengumpulan data melalui wawancara, diantaranya pewawancara dapat melakukan kontak langsung dengan peserta yang akan dinilai, data diperoleh secara mendalam, yang di interview bisa mengungkapkan isi hatinya secara luas, pertanyaan yang tidak jelas bisa diulang dan diarahkan yang lebih bermakna.

Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa teknik wawancara digunakan untuk mengungkapkan data tentang pemanfaatan media sosial oleh karyawan/i PT. TRANSCORP dalam mencari informasi tentang Partai Islam.

2. Dokumentasi

Metode Dokumentasi adalah mencari data yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, legger, agenda dan sebagainya.22 Menurut Hadari Nawawi, studi dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku mengenai pendapat, dalil yang berhubungan dengan masalah penyelidikan. Dalam pnelitian ini dokumentasi diperoleh dari data pengguna aktif gadget dari survei lapangan yang saya lakukan dan juga foto-foto langsung karyawan yang menggunakan sosial media di kalangan karyawan Trans TV guna mengetahui tingkat pengetahuan politik mereka.

a. Teknik Analisis Data

21

Sudjiono, Anas, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 121 22

Sugiyono, Skripsi, Tesis dan Disertasi, Definisi Wawancara, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal.418.


(33)

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan banyak bersifat uraian dari hasil wawancara dan studi dokumentasi. Data yang telah diperoleh akan dianalisis secara kualitatif serta diuraikan dalam bentuk deskriptif. Menurut Patton,23 analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori dan uraian dasar. Definisi tersebut memberikan gambaran tentang betapa pentingnya kedudukan analisis data dilihat dari segi tujuan penelitian. Prinsip pokok penelitian kualitatif adalah menemukan teori dari data.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh Burhan Bungin yaitu sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data (Data Collection)

Pengumpulan data merupakan bagian intergral dari kegiatan analisis data. Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara dan studi dokumentasi.

2. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatn-catatan tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan membuat ringkasan mengkode, menelusur tema, membuat

23


(34)

gugus, menulis memo dan sebagainya dengan maksud menyisihkan data/informasi yang tidak relevan.

a. Display Data

Display data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif. Penyajianya juga dapat berbentuk matrik, diagram, tabel dan bagan.

1. Verifikasi Penegasan Kesimpulan (Conclution Drawing and Verification)

Merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan berupa kegiatan interpretasi, yaitu menemukan makna data yang telah disajikan. Antara display data dan penarikan kesimpulan terdapat aktivitas analisis data yang ada. Dalam pengertian ini analisis data kualitatif merupakan upaya berlanjut, berulang dan terus menerus. Masalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang terkait. Selanjutnya data yang telah dianalisis, dijelaskan dan dimaknai dalam bentuk kata-kata untuk mendeskripsikan fakta yang ada dilapangan, pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan penelitian yang kemudian diambil intisarinya saja.

Berdasarkan keterangan diatas, maka setiap tahap dalam proses tersebut dilakukan untuk mendapatkan keabsahan data dengan menelaah seluruh data yang ada dari berbagai sumber yang telah didapat dari


(35)

lapangan dan dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya melalui metode wawancara yang didukung dengan studi dokumentasi.24

E.Tinjauan Pustaka

Setelah peneliti melihat dan mencari judul skripsi yang ada dalam perpustakaan utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, peneliti elaborasi dan peneliti menemukan ada beberapa skirpsi yang membahas tentang komunikasi politik.

Namun yang diteliti mahasiswa sebelumnya berbeda dengan isi atau konten permasalahan yang peneliti diteliti. Oleh karena itu, untuk menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti plagiat atau menjiplak karya seseorang, maka peneliti mempertegas perbedaan antara masing-masing judul masalah yang akan diteliti.

1. Skripsi tentang Judul “Pemanfaatan Internet Dalam Meningkatkan

Pengetahuan Guru di SMA Muhammadiyah 1 Tangerang” oleh Bima

Suhardiman berisikan pemanfaatan media internet sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan pengetahuan guru yang dapat dijadikan perluasaan dalam menyampaikan materi pembelajaran di sekolah khususnya di sekolah SMA Muhammadiyah 1 Tangerang. Pada skripsi ini penulis menilai bima sudah sempurna menjabarkan dan menganalisa

24

Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif, Teknik Analisis Data, (Jakarta: Pranada Media, 2012), hal 225.


(36)

pemanfaatan internet dalam meningkatkan pengetahuan guru namun bima kuran menjelaskan internet seperti apa yang digunakan apakah google, blog, dan lain sebagainya sedangkan perbedaanya lokasi dan permasalahanya. Bima meneliti wilayah sekolah menengah atas sedangkan peneliti meneliti ranah perusahaan, kemudian aspek yang penulis lakukan yaitu informasi yang berpengaruh pada pengetahuan tentang Partai Politik Islam.

2. Skripsi tentang judul “Komunikasi Politik Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Bogor dalam Pilkada Bupati 2009” oleh Teddy Khumaedi berisikan pesan politik kabupaten bogor. Menekankan pesan politik dan komunikator politik, persamaanya adalah terletak pada kajian ilmu yaitu komunikasi politik dan subjek dalam penelitian tersebut, sedangkan perbedaanya lokasi dan permasalahanya. Teddy Khumaedi meneliti wilayah kabupaten bogor sedangkan peneliti meneliti ranah perusahaan, pada pemilu 2014 tentang pengetahuan politik karyawan tentang Partai Islam. Kemudian pada skripsi ini penulis menilai teddy sudah sempurna menjabarkan dan menganalisa proses komunikasi yang dilakukan pimpinan abang PPP namun penulis kurang memahami isi komunikasi politik yang dilakukan. 3. Skripsi tentang judul “Politik melalui Media Massa Pasangan Mochtar

Mohammad-Rachmat Effendi (MuRah) dalam Pilkada Walikota Bekasi Periode 2008-2013” oleh Misliyah yang berisikan politik yang dilakukan


(37)

pasangan Mochtar dan Rahmat melalui media massa dan menjelaskan faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghamat yang didapat oleh pasangan Mochtar Mohammad-Rachmat Effendi dalam Pilkada Walikota Bekasi.

F. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini bersifat teratur dan sistematis, maka dari itu dapat memudahkan dalam memahami isi skripsi ini, peneliti membagi skirpsi ini kedalam lima bab, yang pada tiap-tiap bab terbagi dari sub-sub bab. Isi masing-masing bab secara singkat adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Latar belakang, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metodologi penelitian, pedoman penelitian serta sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang teori-teori yang digunakan sebagai landasan permasalahan penelitian dalam membahas skripsi ini.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi uraian dan teori dalam pengumpulan data data BAB 4 TEMUAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini membahas tentang isi penelitian secara umum di mana data-data yang telah dikumpulkan dipaparkan oleh peneliti dan menganalisis data yang sudah diperoleh.


(38)

BAB 5 PENUTUP KESIMPULAN

Bab ini merupakan bab terakhir dari skripsi yang dibuat oleh peneliti yang membahas tentang hasi keseluruhan penelitian yang menguraikan tentang kesimpulan dari semua uraian yang ada pada bab-bab sebelumnya. Dalam bab ini, peneliti juga akan memberikan kesimpulan dan saran sebagai hasil dari penelitian yang telah dilakukan.


(39)

BAB II Landasan Teori A. Teori Konvergensi Simbolik

Sejak 1990-an kata konvergensi dipakai dalam perkembangan teknologi digital, integrasi teks, angka, bayangan dan suara. Unsur yang berbeda-beda dalam media yang umumnya ditelaah secara terpisah dalam bab-bab terdahulu. Tetapi pada tahun 1970, kata konvergensi selanjutnya digunakan baik untuk organisasi maupun untuk proses, terutama sekali bersatunya industri media dan telekomunikasi.25

Teori konvergensi simbolik pertama kali muncul oleh Bales kemudiam teori tersebut dipopulerkan dan dikembangkan oleh Ernest Bormann dengan kelompok mahasiswa dari universitas Minnesota (1960-1970) menemukan proses sharing

fantasi. Konsep teori kovergensi simbolik yaitu tentang proses pertukaran pesan yang menimbulkan kesadaran kelompok yang menghasilkan hadirnya makna, motif dan juga persamaan bersama.26

Gun Gun Heryanto juga menambahkan bahwa teori konvergensi simbolik kekuatan komunikasi di balik penciptaan kesadaraan umum (realitas simbolik) yang disebut sebagai visi retoris. Visi retoris ini menyediakan sebuah bentuk drama dalam bentuk cara pandang, ideologi dan paradigma berpikir.27

25

Asa Briggs& Petter Burke, Sejarah Sosial Media Dari Gutenberg Sampai Internet, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2000), hal. 326

26

Jhon F Cragan, Understanding Communication Theory: the Communicative Forces for Human Actions, (Needham Heights: a Viacom Company, 1998), hal. 97

27

Gun Gun Heryanto, Dinamika Komunikasi Politik, (Jakarta: PT. Lasswell Visitama, 2011),hal. 158


(40)

Dalam bukunya yang populer The Force of Fantasy Restoring the American Dream, Ernest Bormann menyatakan bahwa tujuan teori ini adalah menjelaskan bagaimana para individu berbincang antar satu dengan yang lainnya sehingga mereka berbagi kesadaran umum dan menciptakan rasa memiliki identitas dan komunitas.

Theory of symbolic convergence provided a critical key to open up the way of communication under study worked to create a shared

consciousness”28

Menurut Ernest Bormann kata lain dari proses konvergensi simbolik adalah tema fantasi. Tema fantasi adalah pesan yang didramatisi seperti permainan kata-kata, cerita, analogi, dan pidato yang menghidupkan interaksi dalam kelompok. Artinya Dalam konvergensi simbolik mengalir dari communicators (fantasizers),

communicating (fantasizing) melalui pengungkapan tema fantasi di sebuah organisasi kelompok atau publik.29

Oleh karena itu setiap individu akan saling berbagi fantasi karena kesamaan pengalaman atau karena orang yang mendramatisi pesan memiliki kemampuan retoris yang baik. Sekumpulan individu ini dapat berasal dari orang-orang yang sudah lama saling kenal, kemudian saling berinteraksi dan bertukar dan bertukaran pengalaman yang sama sehingga menimbulkan proses konvergensi simbolik.

28

Gun Gun Heryanto, Dinamika Komunikasi Politik,hal. 159 29


(41)

Symbolic Convergence Theory (SCT), menjelaskan bahwa makna, emosi, nilai dan motif untuk tindakan di retorika yang dibuat bersama oleh orang yang mencoba untuk memahami dari pengalaman yang umum seperti keragaman kehidupan. Teori ni mengupas tentang fenomena pertukaran pesan yang memunculkan kesadaran kelompok yang berimplikasi pada hadirnya makna, motif dan perasaan bersama. Artinya teori ini berusaha menerangkan bagaimana orang-orang secara kolektif membangun kesadaran simbolik bersama melalui suatu proses pertukaran pesan untuk bertindak bagi orang-orang atau kumpulan orang yang terlibat di dalamnya.

Selanjutnya konvergensi simbolik menjelaskan bagaimana cara manusia

berbagi realitas simbolik yang umum seperti “ Perang Dingin” atau “American Dream”. Para ilmuan telah menggunakan kovergensi simbolik untuk menjelaskan

komunikasi dalam kampanye politik, pidato, retorika, advertising, small group discussion, budaya organisasi, program kartun, marketing dan aktivitas relations30

Menurut Cragan ada 5 asumsi teori konvergensi simbolik yaitu:31

a. Isi pesan langsung untuk menghadirkan makna, emosi dan motif : ini merupakan asumsi yang menekankan bahwa pemaknaan merupakan pesan yang di dramatisasikan

30

Lihat Disertasi Gun Gun Heryanto, Doktor lulusan Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung, Jurusan Ilmu Komunikasi Prodi Komunikasi Politik, dengan judul Konvergensi Simbolik di Komunitas Virtual: Studi pada Ruang Publik Baru dalam Komunikasi Politik di Situs Jejaring Sosial dan Weblog Interaktif Era Pemerintahan SBY-Boediono dalam Kasus Century, Disertasi ini disahkan tahun 2013. h. 45

31

Jhon F Cragan, Understanding Communication Theory: the Communicative Forces for Human Actions, hal. 98


(42)

b. Realitas diciptakan secara simbolik: asumsi ini menekankan bahwa anggota komunitas retoris berpartisipasi untuk memperoleh tema fantasi

c. Sharing fantasi menciptkan konvergensi: asumsi ini mengidentifikasikan bahwa fakta simbolik, ditandai oleh satu orang lantas dibentuk lagi oleh yang lain sehingga menjadi kesadaran umum

d. Tema fantasi dapat muncul dalam seluruh bentuk diskursus; asumsi ini mengidentikan tema fantasi dapat muncul baik dalam pandangan rasional maupun maupun pandangan imaginative

e. Dalam beberapa subyek, sekurang-kurangnya terdapat tiga struktur yang mendalam yakni: kepatutan, pandangan, dan analogi master pragamatik

1. Elemen-elemen Konvergensi Simbolik

Elemen-elemen dalam anatomi konvergensi simbolik terdiri dari struktur dasar (basic structure), struktur pesan (message structure), struktur dinamis (dynamic structure), struktur komunikator (communicator structure), struktur medium (medium structure) dan struktur evaluatif (evaluative structure).32

Unit analisis utama dalam struktur dasar adalah tema fantasi. Sementara kategori-kategori khusus yang merupakan kelanjutan dari unit utama tema fantasi adalah : tipe fantasi, inisial simbolik dan saga33

32

Lihat Disertasi Gun Gun Heryanto, Doktor lulusan Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung, Jurusan Ilmu Komunikasi Prodi Komunikasi Politik, dengan judul Konvergensi Simbolik di Komunitas Virtual: Studi pada Ruang Publik Baru dalam Komunikasi Politik di Situs Jejaring Sosial dan Weblog Interaktif Era Pemerintahan SBY-Boediono dalam Kasus Century, Disertasi ini disahkan tahun 2013, hal. 47

33

Lihat Disertasi Gun Gun Heryanto, Doktor lulusan Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung, Jurusan Ilmu Komunikasi Prodi Komunikasi Politik, dengan judul Konvergensi Simbolik di Komunitas Virtual: Studi pada Ruang Publik Baru dalam Komunikasi Politik di Situs Jejaring Sosial dan Weblog


(43)

a. Tema Fantasi

merupakan penanda mengenai sesuatu yang harus ditemukan dalam komunikasi. Hal ini adalah bagian dari pesan drama-drama besar yangpanjang dan rumit dari sebuah cerita yang dipaparkan melalui visi retorik

b. Isyarat Simbolik (symbolic cue)

merupakan indikator retorik atau kode yang mendukung tema fantasi. Biasanya berwujud kata, frase atau simbol.

c. Tipe Fantasi

muncul saat anggota komunitas retorik berbagi kesamaan di antara garis peran dalam drama-drama berbeda atau kualitas karakter dalam drama dan tipe fantasi merupakan bagian skenario yang digunakan untuk menjelaskan kejadian-kejadian baru dalam bentuk dramatik yang dikenal khalayak.

d. Saga

ucapan yang senantiasa diulang-ulang dalam pencapaian kehidupan seseorang, kelompok, komunitas, organisasi dan negara atau bisa juga kaum

puritan.

Selanjutnya ada beberapa unsur penting membangun struktur pesan yakni

dramatis personae, scene, plotline dan sanksi agen. Dalam pandangan Bourmann yang dikutip dalam disertasi Gun Gun Heryanto yaitu:

1. Visi retoris merupakan drama yang menghadirkan sebuah realitas simbolik umum.

Interaktif Era Pemerintahan SBY-Boediono dalam Kasus Century, Disertasi ini disahkan tahun 2013. h. 47-48


(44)

2. Dramatis Personae adalah penggambaran karakter dari visi retoris yang diceritakan.

3. Scene merupakan detail lokasi dari tindakan. 4. Plotline menggambarkan tindakan atau plot visi.

5. Sanctioning Agent membenarkan penerimaan biasaanya melalui power

tertinggi.

Struktur dinamis bisa dipahami sebagai struktur mendalam dari visi retoris dalam proses konvergensi simbolik yang secara dominan terdiri dari righteous master analogue, social master analogue dan pragmatic master analogue.34

1. Righteous Master Analogue, menggambarkan cara yang benar melakukan sesuatu.

2. Social Master Analogue, menggambarkan hubungan manusiawi atau interpersonal.

3. Pragmatic Master Analogue, menghadirkan efisiensi atau cara yang dilakukan agar memiliki ongkos efektif dalam melakukan sesuatu apapun sebaliknya.

Struktur komunikator, ini menyangkut siapa saja yang membagi tema fantasi untuk menciptakan rasa memilki realitas (sense of reality). Dalam konteks

34

Lihat Disertasi Gun Gun Heryanto, Doktor lulusan Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung, Jurusan Ilmu Komunikasi Prodi Komunikasi Politik, dengan judul Konvergensi Simbolik di Komunitas Virtual: Studi pada Ruang Publik Baru dalam Komunikasi Politik di Situs Jejaring Sosial dan Weblog Interaktif Era Pemerintahan SBY-Boediono dalam Kasus Century, Disertasi ini disahkan tahun 2013, hal. 49


(45)

ini, ada beberapa konsep fantasizers, retorical community dan communication style.35

1. Fantasizer sejumlah individu yang memosisikan diri lebih siap dibanding yang lain.

2. Rhetorical Community, merupakan partisipan dalam sebuah visi retoris yang membagi kesadaran bersama.

3. Communication Style, menggambarkan penggunaan bahasa yang luas dari komunitas yang menciptakan diskursus.

Struktur medium, terdiri dari dua kategori yakni kategori group-sharing

dan public sharing. Sifat public sharing melibatkan banyak orang dalam jumlah besar sementara group sharing melibatkan kelompok yang lebih terbatas.

Struktur evaluatif, terdiri dari kesadaran kelompok bersama (shared group consciousness), reality link, fantasy theme artistry.36 Istilah shared group conciousness ini merupakan sebuah evaluasi yang mengingatkan kita memeriksa ulang proses konvergensi simbolik. Biasanya dalam konteks ini kita melihat kolektivitas masyarakat yang telah berbagi tema fantasi atau memberi semacam interpretasi terhadap realitas yang berlangsung.

Evaluasi reality link sebenarnya kontekstual atau keterhubungan pembicaraan dengan realitas. Sementara theme artistry yakni penilaian kita terhadap kreativitas

35

Ibid, hal. 50 36

Lihat Disertasi Gun Gun Heryanto, Doktor lulusan Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung, Jurusan Ilmu Komunikasi Prodi Komunikasi Politik, dengan judul Konvergensi Simbolik di Komunitas Virtual: Studi pada Ruang Publik Baru dalam Komunikasi Politik di Situs Jejaring Sosial dan Weblog Interaktif Era Pemerintahan SBY-Boediono dalam Kasus Century, Disertasi ini disahkan tahun 2013, hal. 51


(46)

retoris, kebaruan nilai kompetitif dari tema fantasi, symbolic cue, fantasy types,

saga dan visi retoris.

Menurut Walter Fisher manusia adalah seorang pencerita dan bahwa pertimbangan akan nilai, emosi dan estetika menjadi dasar keyakinan dari perilaku kita. Fisher juga mendefinsikan narasi sebagai tindakan simbolik kata-kata atau tindakan yang memilki rangkaian serta makna bagi siapapun yang hidup, mencipta atau memberi interpretasi.37

Pernyatan Fisher pun didukung oleh Robert Rowland bahwa orang pada dasarnya adalah seorang pencerita telah diadopsi oleh banyak displin ilmu berbeda termasuk sejarah, biologi, antropologi, sosiologi, filsafat, psikologi dan teknologi.38

Pemikiran Fisher juga berupaya menggambarkan dan menjelaskan komunikasi sebagai storytelling. Dalam pandangannya, storytelling bukanlah aktivitas sesaat, melainkan proses yang terus-menerus dimana kita merasakan dunia dan berkomunikasi satu sama lainnya, keuniversalan naratif ini mendorong Fisher untuk mengemukakan istilah homo narrans (mahluk pencerita) sebagai metafora untuk mendefinisikan kemanusiaan.39 Fisher juga berargumen bahwa semua komunikasi adalah naratif dan naratif bukan genre khusus, melainkan

37

Richard West & Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2008), Edisi ke-3, hal. 51

38

Richard West & Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, hal. 44 39


(47)

sebuah bentuk pengaruh sosial bahkan semua kehidupan disusun dari cerita-cerita atau naratif.40

Menurut Fisher ada lima asumsi dasar yang dikemukakan Fisher yaitu:41 a. Manusia pada dasarnya adalah makhluk pencerita

b. Keputusan mengenai harga diri sebuah cerita didasarkan pada

“pertimbangan sehat” (good reasons)

c. Pertimbangan yang sehat ditentukan oleh sejarah, biografi, budaya dan karakter

d. Rasionalitas didasarkan pada penilaian orang mengenai konstitensi dan kebenaran sebuah cerita

e. Kita mengalami dunia sebagai dunia yang diisi dengan cerita dan kita harus memilih dari cerita yang ada

Ditambahkan juga bahwa narasi menurut Gorys Keraf dalam bukunya Argumentasi dan Narasi yaitu suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang terjadi.42 Unsur-unsur narasi bukan hanya sekedar tulisan semata tetapi ada hal-hal lain yang kita sering jumpai yaitu argumentasi, eksposisi, dan deskripsi.

a. Asumsi dasar

Menurut Sarah Trenholm dan Arthur Jensen Komunikasi adalah suatu proses di mana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran. Menurut Richard West dan Lynn H. Turner komunikasi adalah proses

40

Richard West & Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, hal. 51 41

Richard West & Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, hal. 46-50 42


(48)

sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka.43 Menurut penulis berdasarkan pengertian komunikasi seperti yang dikemukakan para ahli diatas komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari seorang pemberi pesan kepada seorang penerima pesan melewati sebuah media yang memudahkan isi pesan sampai kepada penerima pesan. Sehingga, pesan yang dimaksud disini adalah isi pesan juga dapat berubah simbol-simbol yang nantinya akan disalurkan melewati sebuah media atau media massa yang memudahkan pemberi pesan dalam memberikanya kepada penerima pesan baik secara individu maupun terhadap massa.

Komunikasi memiliki beberapa unsur penting yang saling terkait di dalamnya menurut model Lasswell antara lain:

1. Pemberi pesan, merupakan pihak yang memberikan informasi kepada penerima pesan baik melalui media maupun secara langsung.

2. Isi pesan, merupakan informasi yang akan disampaikan kepada penerima pesan.

3. Media, merupakan wadah dimana dapat menyalurkan informasi yang disampaikan dari pemberi pesan kepada penerima pesan.

4. Penerima pesan, merupakan pihak yang menerima informasi baik secara langsung maupun melalui media.

43

RichardWest, Lynn H.Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Teori dan Aplikasi, (Jakarta : Salemba Humanika, 2008, hal.51-53


(49)

5. Efek atau akibat, merupakan hasil dari informasi yang diterima penerima pesan berupa perubahan sikap atau tanggapan.44

Gambar 1.2 Unsur Komunikasi

Gambar: Model Lasswell

Dikaitkan dalam Konvergensi Simbolik model komunikasi yang terjadi memiliki 3 komponen dasar yaitu:

1. Lingkungan fisik, sosial psikologis dan waktu.

Ketiga dimensi lingkungan ini saling berinteraksi, masing-masing mempengaruhi dan dipengaruhi oleh yang lain.

2. Sumber dan Penerima

merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk menegaskan bahwa setiap orang yang terlibat dalam komunikasi adalah sumber sekaligus penerima.

3. Enkoding dan Dekoding.

44

Ibid, 54-55

Who Commun

icator

Says What Message

In Chanel Medium

To Whom Receiver

With What Effect?


(50)

Enkoding merupakan proses menyerap isyarat-isyarat pada komunikasi non verbal yang menjalankan fungsi penerima, sedangkan dekoding merupakan proses pemecahan sandi atau proses membawa kemasan pesan.45

Gambar 1.3 Proses Komunikasi

b. Entry concept

Merupakan Konsep masukan pada teori ini, istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set-entitas yang berinteraksi artinya sistem merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Konsep masukan memiliki arti merupakan kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai tujuan.46

Peneliti berpendapat bahwa konsep masukan mengenai teori ini adalah keterbukaan informasi dan adanya kebebasaan dalam memahami suatu simbol dan

45

Stephen, Littlejohn, Theory of Human Communication, (Salemba Humanika, Jakarta: 2009). hal. 236-238

46

Heylighen, Francis and Joslyn, Cliff, ”What is System Theory?”(Prepared for the Cambridge Dictionary of Phylosophy: 2005), hal. 546


(51)

makna.seringkali suatu informasi terdapat masalah yaitu asal muasal dan faktualitas suatu informasi sehingga terjadi ketidakselarasan antara simbol dan makna yang terjadi dalam masayarakat. Proses komunikasi sudah berlangsung dan pemahaman rasionalitas akan suatu simbol sudah dipahami namun sering terjadi kesalahan di akhir penafsiran yaitu keterbukaan yang sering sekali ditutupi dengan banyak kegagalan dalam suatu informasi. Lalu kebebasan dalam memahami simbol, setiap individu tentunya memiliki penafsiran berbeda dalam memahami suatu pandangan dan makna itu merupakan realitas namun banyak terjadi ketidakbebasan dalam berpendapat sebagai contoh seorang pemimpin terhadap bawahanya.

c. Konteks dalam Penelitian

Penelitian ini merujuk akan Teori Konvergensi Simbolik dikarenakan media sosial merupakan suatu simbol dari penyebaran arus informasi kepada khalayak luas yaitu individu ke individu maupun individu terhadap kelompok yang mana arus informasi didalamnya beragam kemudian, menyatu dalam suatu titik yaitu media sosial. Kemajuan ilmu teknologi dan kecepatan arus informasi menjadi sangat beragam. Masyarakat luas dituntut aktif dan berperan serta dalam pengetahuan umum maupun pendidikan formal namun, ketiadaannya suatu wadah dalam menampung segala arus informasi yang bersifat one to many membuat arus informasi ini menjadi kurang menarik.47

47

Stephen, Littlejohn, Theory of Human Communication, (Salemba Humanika, Jakarta: 2009). hal. 245


(52)

Dengan munculnya media sosial seperti jejaring sosial, blog, berita daring, video, dan google semua informasi dapat ditampung dan dapat di simbolkan melalui berita-berita dan gambar-gambar baik foto maupun video dengan segala informasi dan kejadian yang terjadi secara aktual. Peneliti ingin mengetahui aktualitasdalam penyebaran informasi di media sosial dengan teori konvergensi simbolik ini peneliti merasa tepat karna segala informasi berupa simbol,teks,wacana dan gambar dapat mengkonvergensi atau bersatu di dalam media sosial.

B. Operasionalisasi Konsep

Operasionalisasi konsep merupakan suatu proses untuk menjabarkan pengertian suatu konsep yang abstrak dengan menurunkannya pada tingkat yang lebih konkret dengan menggunakan beberapa indikator yang dapat menunjukan dan mengukur konsep tersebut.

a. Pemanfaatan

Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Fungsi pemanfaatan sangat penting karena membicarakan kaitan antara peserta didik dengan bahan atau sistem pembelajaran. Pemanfaatan mempunyai tanggung jawab untuk mencocokan pebelajar dengan bahan dan aktifitas yang pesifik, menyiapkan pebelajar agar dapat berinteraksi dengan bahan dan aktifitas yang dipilih memberikan bimbingan selama kegiatan, memberikan penilaian atas hasil


(53)

yang dicapai pebelajar, serta memasukanya ke dalam proses organisasi yang berkelanjutan. 48

Pemanfaatan menurut Barbara B. Seels, dan Rita C. Richey terdapat empat kategori dalam kawasan pemanfaatan yaitu : Pemanfaatan media, difusi inovasi, implementasi dan institusionalisasi (pelembagaan), serta kebijakan dan regulasi.

a. Pemanfaatan Media ialah penggunaan yang sistematis dari sumber untuk belajar. Prinsip-prinsip pemanfaatan juga dikaitkan dengan karakteristik pemelajar.

b. Difusi Inovasi adalah proses berkomunikasi melalui strategi yang terencana dengan tujuan untuk diadopsi. Tujuan akhir yang ingin dicapai ialah untuk terjadinya perubahan. Proses tersebut meliputi tahap-tahap seperti kesadaran, minat, percobaan dan adopsi.

c. Implementasi dan Pelembagaan. Implementasi ialah penggunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya. Sedangkan pelembagaan ialah penggunaan yang rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau budaya organisasi.

d. Kebijakan dan Regulasi adalah aturan dan tindakan dari masyarakat (atau wakilnya) yang mempengaruhi difusi atau penyebaran dan penggunaan teknologi pembelajaran.49

48

Anderson,Ronald H, Pemilihan dan pengembangan media untuk pembelajaran (terjemahan yusufhadi Miarso, dkk),( Jakarta: Raja Grafindo persada.1994), h 45.

49

Anderson,Ronald H, Pemilihan dan pengembangan media untuk pembelajaran (terjemahan yusufhadi Miarso, dkk),( Jakarta: Raja Grafindo persada.1994), h 50-51.


(54)

1. Kategorisasi Konsep Pemanfaatan & Peningkatan Pengetahuan Politik a. Pemanfaatan

Dalam menggunakan media sosial terdapat beberapa aspek yaitu informasi, media yang digunakan dan efek atau pengaruh . Pemanfaatan ini timbul karena didorong oleh tersedianya segala sarana penunjang dalam mencari informasi dan media sosial menjadi bermanfaat dalam memperoleh informasi khususnya informasi tentang partai politik islam. b. Peningkatan Pengetahuan Politik

Pengetahuan bersifat konjektural/terkaan dan

antifondasional/tidak berlandasankan apa pun, bahwa kita tidak akan pernah mendapatkan kebenaran absoult. Untuk itulah, bukti yang di bangun dalam penelitian sering kali lemah dan tidak sempurna.50

Peningkatan pengetahuan politik didasari oleh informasi yang mempengaruhi individu tersebut dalam memahami politik. Artinya individu disini yaitu karyawan/i Transcorp yang mengetahui politik di indonesia kemudian mereka menerima informasi dari media sosial yaitu twitter dan didalam twitter berisi informasi dari berbagai akun berita-berita nasional kemudian mereka baca dan akhirnya berakibat menambah pengetahuan politik khususnya tentang Partai Islam.

50


(55)

Gambar 1.2

Proses Kaitan Pemanfaatan dengan Convergence Symbolic

Proses Berbagi

Kesadaran Bersama

Mengandung struktur dasar:

Tema Fantasi

Tipe Fantasi Mengandung:

Simbolik Que (Visi Retoris

Saga Dramatis Personae

Scane

Plotline

Santioning Agent)

Proses pemanfaatan media sosial dapat dijelaskan bila dikaitkan dengan teori konvergensi simbolik pada penjelasan bagan diatas dapat dikatakan karyawan menggunakan dan memanfaatkan media sosial sebagai media informasi dan twitter menjadi media sosial yang digunakan, peneliti menganalisis dalam

Karyawan Memanfaatkan

Media Sosial

Twitter

Symbolic Convergence

Perusahaan Personal


(56)

penelitian ini bahwa media sosial yang digunakan adalah twitter. Kemudian efek dari pemanfaatan media sosial tersebut timbul pada aspek dalam peningkatan pengetahuan secara personal dan juga berpengaruh kepada kinerja dalam seorang karyawan dalam suatu perusahaan.

Personal yaitu memanfaatkan media sosial secara umum dapat menambah pengetahuan seseorang dan pada karyawan transcorp aspek personal ini dapat menambah pengetahuan politik partai islam, sedangkan pada perusahaan karyawan yang memanfaatkan media sosial tentunya dapat meningkatkan kinerja mereka dalam sebuah perusahaan seperti contoh pada divisi marketing dan public relation media sosial dapat menjadi media promosi bagi perusahaan dan bagi seorang publik relation media sosial dapat menjalin komunikasi kepada pemirsa sehingga dapat meminimalisir segala isu-isu dan pengaruh negatif dalam masyarakat tentang pandangan terhadap perusahaan tersebut.

Dalam memahami informasi dalam media sosial tentunya lahir beberapa pemikiran dari setiap penerima pesan baik dalam proses berbagi kepada khalayak umum dan menciptakan kesadaran bersama. Kesadaran bersama di sini dapat dilihat mengandung beberapa pesan yaitu:51

6. Visi retoris merupakan drama yang menghadirkan sebuah realitas simbolik umum. Artinya setiap pesan dalam sebuah informasi mengandung sebuah

51

Lihat Disertasi Gun Gun Heryanto, Doktor lulusan Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung, Jurusan Ilmu Komunikasi Prodi Komunikasi Politik, dengan judul Konvergensi Simbolik di Komunitas Virtual: Studi pada Ruang Publik Baru dalam Komunikasi Politik di Situs Jejaring Sosial dan Weblog Interaktif Era Pemerintahan SBY-Boediono dalam Kasus Century, Disertasi ini disahkan tahun 2013. h. 45


(57)

drama didalamnya baik umum dan terutama informasi partai politik islam yang menimbulkan realitas umum pada khalayak luas.

7. Dramatis Personae adalah penggambaran karakter dari visi retoris yang diceritakan. Artinya setiap pesan menggambarkan sebuah karakter dalam pesan tersebut dan dapat di kembangkan dalam cerita berupa informasi tentang partai politik islam.

8. Scene merupakan detail lokasi. Artinya dalam setiap informasi mengandung penjelasan tentang detail lokasi dan juga menjelaskan apa saja yang diceritakan pada sebuah informasi tersebut.

9. Plotline menggambarkan tindakan atau plot visi. Artinya plot atau gambaran visi menceritakan tujuan dari penyampai pesan kepada khalayak guna mempengaruhi penerima informasi.

10.Sanctioning Agent membenarkan penerimaan biasaanya melalui power

tertinggi. Artinya ini dilakukan oleh orang kedua penerima pesan yaitu komunikan. Yang biasa melakukan santioning agent yaitu orang yang memiliki kekuasaan.

Kemudian setelah melalui proses berbagi dan mempengaruhi kesadaran bersama informasi pada media sosial mengandung beberapa makna dan teori konvergensi simbolik menjelaskan dalam dasar struktural bahwa pesan pada setiap informasi mengandung struktur dasar yaitu mengandung tema fantasi, tipe fantasi, simbolik que dan juga saga.


(58)

a. Tema Fantasi, merupakan penanda mengenai sesuatu yang harus ditemukan dalam komunikasi. Hal ini adalah bagian dari pesan drama-drama besar yang panjang dan rumit dari sebuah cerita yang dipaparkan melalui visi retorik b. Isyarat Simbolik (symbolic cue), merupakan indikator retorik atau kode yang

mendukung tema fantasi. Biasanya berwujud kata, frase atau simbol

c. Tipe Fantasi, muncul saat anggota komunitas retorik berbagi kesamaan di antara garis peran dalam drama-drama berbeda atau kualitas karakter dalam drama dan tipe fantasi merupakan bagian skenario yang digunakan untuk menjelaskan kejadian-kejadian baru dalam bentuk dramatik yang dikenal khalayak

d. Saga, ucapan yang senantiasa diulang-ulang dalam pencapaian kehidupan seseorang, kelompok, komunitas, organisasi dan negara atau bisa juga kaum puritan.52

C. Konseptualisasi Media Sosial 1. Definisi Media Sosial

Media Sosial merupakan sebuah media online, dengan para penggunanya 47esa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring 47esame, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki

merupakan bentuk dari media sosial yang paling banyak digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.Andreas Kaplan dan Michael Haenlein

52

Lihat Disertasi Gun Gun Heryanto, Doktor lulusan Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung, Jurusan Ilmu Komunikasi Prodi Komunikasi Politik, dengan judul Konvergensi Simbolik di Komunitas Virtual: Studi pada Ruang Publik Baru dalam Komunikasi Politik di Situs Jejaring Sosial dan Weblog Interaktif Era Pemerintahan SBY-Boediono dalam Kasus Century, Disertasi ini disahkan tahun 2013. h. 47-48


(1)

9. Nama :Alexander Sidabutar (@Alexzander27) Jabatan :Finance & Accounting

Mulai Bekerja : Peride Juli 2009 Foto/Dokumentasi :

1. Bagaimanakah pola pemanfaatan media sosial di lingkungan karyawan/i Trans Corp, Lebih jelasnya menurut anda apakah banyak dari karyawan Trans Corp menggunakan Media Sosial? Jawab: ya, sangat bermanfaat sekali untuk berbagi informasi mengenai banyak hal dan pekerjaan.

2. Jika ya anda menggunakan media sosial, media apa yang sering anda akses dalam menggunakan media sosial? Apakah anda menggunakan account Twitter? Dan bagaimana penerapan dalam kegiatan anda sehari-hari? Seberapa seringkah anda mengakses media sosial tersebut? Dan jelaskan?


(2)

Iya saya menggunakan account Twitter. Dalam kehidupan sehari-hari saya mengakses untuk mendapatkan informasi politik maupun informasi olah raga. Cukup sering, minimal setiap 2 jam untuk mengakses berita.

3. Adakah proses komunikasi antara sesama karyawan dalam penggunaan media sosial? Terutama yang menyangkut Partai Islam dan Pemilu 2014?

Jawab: ada komunikasi’ seperti berbagi informasi aktual baik sosial, informasi politik dan pertemanan. Saya cukup mengikuti perkembangan perolehan suara dari calon anggota legislatif maupun presiden yang diusung oleh partai politik Islam.

4. Sebagai seorang warga Negara Indonesia tahukah anda Partai Politik di Indonesia? Sebutkan menurut yang anda ketahui?

Jawab: ya saya tahu seperti PDIP, GOLKAR, Gerindra, Nasdem, PKP. 5. Tahukah anda tentang Partai Islam yang ada di Indonesia, Seperti

PKS, PKB, PPP, dan PBB? Jika ya mohon dijelaskan?

Jawab: ya saya tahu, PKS belakangan ini sering disangkut pautkan dengan kasus korupsi, PKB merupakan partai dengan basis pengikut terbesar di jawa timur yang dahulu di pimpin oleh Gus dur. PPP merupakan salah satu partai Islam terbesar di Indonesia yang loyalitas pendukungnya masih cukup besar seperti Gerindra dan Hanura. PBB merupakan partai Islam yang dahulunya diketuai oleh yusril izha mahendra yang belakangan pamor partainya sedang meredup.


(3)

6. Tahun 2014 ini, kita telah melalui Pesta Demokerasi yaitu Pemilu Legislatif 9 April dan Pemilu Presiden 9 July, menurut anda apakah Pemilu 2014 ini berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang anda harapkan?

Jawab: saya rasa berjalan dengan baik, namun pemuktakhiran DPT (daftar pemilih tetap) masih sangat kurang, sehingga masih banyak terdapat pemilih yang tidak dapat mengikuti Pemilu 2014.

7. Bagaimanakah Sumbangsih Pemanfaatan Media Sosial dalam Peningkatan Pengetahuan Politik Karyawan/I Trans Corp tentang Partai Islam di Pemilu 2014?

Jawab: cukup banyak memberikan manfaat dan informasi, baik informasi positif maupun negatif dalam penyampaian isi beritanya. 8. Terakhir, apa harapan anda tentang peningkatan pengetahuan

masyarakat Indonesia khususnya dalam kaitanya dengan bidang Politik di Indonesia?

Jawab: kiranya masyarakat Indonesia semakin mudah mengakses informasi politik maupun informasi umum melalui media sosial dengan peningkatan kualitas internet dan kemampuan jaringan yang baik dan banyak belajar dari negara-negara berkembang untuk kemajuan di indonesia.


(4)

10.Nama :Laili Meutia (@Lailimeutia)

Jabatan :Aktris (NOURA/Girl band) Managemen Transmedia Mulai Bekerja : Peride Mei 2014

Foto/Dokumentasi :

1. Bagaimanakah pola pemanfaatan media sosial di lingkungan karyawan/i Trans Corp, Lebih jelasnya menurut anda apakah banyak dari karyawan Trans Corp menggunakan Media Sosial? Jawab: menurut aku pemanfaatan media sosial di lingkungan pekerja media sudah menjadi tuntutan dan keharusan jadi bisa dibilang sangat memanfaatkan media sosial.

2. Jika ya anda menggunakan media sosial, media apa yang sering anda akses dalam menggunakan media sosial? Apakah anda


(5)

menggunakan account Twitter? Dan bagaimana penerapan dalam kegiatan anda sehari-hari? Seberapa seringkah anda mengakses media sosial tersebut? Dan jelaskan?

Jawab: ya, aku menggunakan media sosial twitter, instagram, path dan facebook. Dalam kegiatan sehari-hari untuk komunikasi kepada fans, mencari informasi dan berbagi informasi dan ajang promosi. Dalam sehari-hari bisa berkali-kali hehe.

3. Adakah proses komunikasi antara sesama karyawan dalam penggunaan media sosial? Terutama yang menyangkut Partai Islam dan Pemilu 2014?

Jawab: komunikasi antar sesama karyawan dalam penggunaan media sosial pasti ada. Aku sering berkomunikasi dengan rekan dari Trans Tv melalui media sosial. Bahas partai Islam sering karna Girl Band kita bertema Islam.

4. Sebagai seorang warga Negara Indonesia tahukah anda Partai Politik di Indonesia? Sebutkan menurut yang anda ketahui?

Jawab: Aku tau PPP, PKS, PKB, PBB, PAN, Hanura dan Nasdem. 5. Tahukah anda tentang Partai Islam yang ada di Indonesia, Seperti

PKS, PKB, PPP, dan PBB? Jika ya mohon dijelaskan? Jawab:

PPP: menurut aku pendukungnya banyak dan mayoritas fanatik. PKB: aku dari kecil idolain banget sama alm. Gus Dur

PBB: aku taunya bapak Yusril Izha Mahendra PKS: Daging sapi hehe karna kemarin heboh banget.


(6)

6. Tahun 2014 ini, kita telah melalui Pesta Demokerasi yaitu Pemilu Legislatif 9 April dan Pemilu Presiden 9 July, menurut anda apakah Pemilu 2014 ini berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang anda harapkan?

Jawab: menurut aku pemilu 2014 ini baik legislatif maupun presiden baik-baik saja dan alhamdulilah lancar. Aku sih pertama kali nyoblos tahun ini jadi belum bisa bedain atmosfir dulu dengan sekarang tapi denger cerita dari orang-orang tahun ini lebih menarik dari tahun-tahun sebelumnya.

7. Bagaimanakah Sumbangsih Pemanfaatan Media Sosial dalam Peningkatan Pengetahuan Politik Karyawan/I Trans Corp tentang Partai Islam di Pemilu 2014?

Jawab: sangat bermanfaat pastinya, kita sebagai masyarakat dan karyawan trans tv butuh sekali informasi sebagai pengetahuan politik dan juga kita butuh aktualitas dan fakta dalam sebuah informasi.

8. Terakhir, apa harapan anda tentang peningkatan pengetahuan masyarakat Indonesia khususnya dalam kaitanya dengan bidang Politik di Indonesia?

Jawab: aku berharap kita kompak dan bersatu dari segala lapisan atas sampai bawah, tua dan muda berfikir ulang demi kemajuan negara kita Indonesia dan media sosial semakin kreatif dan inofatif.