Peningkatan Pengetahuan Politik Kategorisasi Konsep Pemanfaatan Peningkatan Pengetahuan Politik a. Pemanfaatan

Gambar 1.2 Proses Kaitan Pemanfaatan dengan Convergence Symbolic Proses Berbagi Kesadaran Bersama Mengandung struktur dasar: Tema Fantasi Tipe Fantasi Mengandung: Simbolik Que Visi Retoris Saga Dramatis Personae Scane Plotline Santioning Agent Proses pemanfaatan media sosial dapat dijelaskan bila dikaitkan dengan teori konvergensi simbolik pada penjelasan bagan diatas dapat dikatakan karyawan menggunakan dan memanfaatkan media sosial sebagai media informasi dan twitter menjadi media sosial yang digunakan, peneliti menganalisis dalam Karyawan Memanfaatkan Media Sosial Twitter Symbolic Convergence Perusahaan Personal penelitian ini bahwa media sosial yang digunakan adalah twitter. Kemudian efek dari pemanfaatan media sosial tersebut timbul pada aspek dalam peningkatan pengetahuan secara personal dan juga berpengaruh kepada kinerja dalam seorang karyawan dalam suatu perusahaan. Personal yaitu memanfaatkan media sosial secara umum dapat menambah pengetahuan seseorang dan pada karyawan transcorp aspek personal ini dapat menambah pengetahuan politik partai islam, sedangkan pada perusahaan karyawan yang memanfaatkan media sosial tentunya dapat meningkatkan kinerja mereka dalam sebuah perusahaan seperti contoh pada divisi marketing dan public relation media sosial dapat menjadi media promosi bagi perusahaan dan bagi seorang publik relation media sosial dapat menjalin komunikasi kepada pemirsa sehingga dapat meminimalisir segala isu-isu dan pengaruh negatif dalam masyarakat tentang pandangan terhadap perusahaan tersebut. Dalam memahami informasi dalam media sosial tentunya lahir beberapa pemikiran dari setiap penerima pesan baik dalam proses berbagi kepada khalayak umum dan menciptakan kesadaran bersama. Kesadaran bersama di sini dapat dilihat mengandung beberapa pesan yaitu: 51 6. Visi retoris merupakan drama yang menghadirkan sebuah realitas simbolik umum. Artinya setiap pesan dalam sebuah informasi mengandung sebuah 51 Lihat Disertasi Gun Gun Heryanto, Doktor lulusan Universitas Padjajaran UNPAD Bandung, Jurusan Ilmu Komunikasi Prodi Komunikasi Politik, dengan judul Konvergensi Simbolik di Komunitas Virtual: Studi pada Ruang Publik Baru dalam Komunikasi Politik di Situs Jejaring Sosial dan Weblog Interaktif Era Pemerintahan SBY-Boediono dalam Kasus Century, Disertasi ini disahkan tahun 2013. h. 45 drama didalamnya baik umum dan terutama informasi partai politik islam yang menimbulkan realitas umum pada khalayak luas. 7. Dramatis Personae adalah penggambaran karakter dari visi retoris yang diceritakan. Artinya setiap pesan menggambarkan sebuah karakter dalam pesan tersebut dan dapat di kembangkan dalam cerita berupa informasi tentang partai politik islam. 8. Scene merupakan detail lokasi. Artinya dalam setiap informasi mengandung penjelasan tentang detail lokasi dan juga menjelaskan apa saja yang diceritakan pada sebuah informasi tersebut. 9. Plotline menggambarkan tindakan atau plot visi. Artinya plot atau gambaran visi menceritakan tujuan dari penyampai pesan kepada khalayak guna mempengaruhi penerima informasi. 10. Sanctioning Agent membenarkan penerimaan biasaanya melalui power tertinggi. Artinya ini dilakukan oleh orang kedua penerima pesan yaitu komunikan. Yang biasa melakukan santioning agent yaitu orang yang memiliki kekuasaan. Kemudian setelah melalui proses berbagi dan mempengaruhi kesadaran bersama informasi pada media sosial mengandung beberapa makna dan teori konvergensi simbolik menjelaskan dalam dasar struktural bahwa pesan pada setiap informasi mengandung struktur dasar yaitu mengandung tema fantasi, tipe fantasi, simbolik que dan juga saga. a. Tema Fantasi, merupakan penanda mengenai sesuatu yang harus ditemukan dalam komunikasi. Hal ini adalah bagian dari pesan drama-drama besar yang panjang dan rumit dari sebuah cerita yang dipaparkan melalui visi retorik b. Isyarat Simbolik symbolic cue, merupakan indikator retorik atau kode yang mendukung tema fantasi. Biasanya berwujud kata, frase atau simbol c. Tipe Fantasi, muncul saat anggota komunitas retorik berbagi kesamaan di antara garis peran dalam drama-drama berbeda atau kualitas karakter dalam drama dan tipe fantasi merupakan bagian skenario yang digunakan untuk menjelaskan kejadian-kejadian baru dalam bentuk dramatik yang dikenal khalayak d. Saga, ucapan yang senantiasa diulang-ulang dalam pencapaian kehidupan seseorang, kelompok, komunitas, organisasi dan negara atau bisa juga kaum puritan. 52

C. Konseptualisasi Media Sosial

1. Definisi Media Sosial

Media Sosial merupakan sebuah media online, dengan para penggunanya 47esa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring 47esame, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk dari media sosial yang paling banyak digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.Andreas Kaplan dan Michael Haenlein 52 Lihat Disertasi Gun Gun Heryanto, Doktor lulusan Universitas Padjajaran UNPAD Bandung, Jurusan Ilmu Komunikasi Prodi Komunikasi Politik, dengan judul Konvergensi Simbolik di Komunitas Virtual: Studi pada Ruang Publik Baru dalam Komunikasi Politik di Situs Jejaring Sosial dan Weblog Interaktif Era Pemerintahan SBY-Boediono dalam Kasus Century, Disertasi ini disahkan tahun 2013. h. 47-48 mendefinisikan media sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi yang berbasis internet yang membangun di atas dasar komunikasi dan tekhnologi Web 2.0 dan yang memungkinkan menciptakan pertukaran antar user atau user-generated content. 53 Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang dapat membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain facebook, myspace, plurk, dan twitter. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan elektronik, maka media sosial menggunakan internet. Media Sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas. Gambar 1.4 Media Sosial Klasifikasi 53 Tabroni, Rony, Komunikasi Politik Pada era MultimediaDefinisi Sosial Media, Bandung: Simbiosa, 2012, hal. 160