Iklim Etika Organisasi Uraian Teoritis .1 Etika Organisai

28 perilaku etis akan dipandang sebagai manajemen yang bersikap adil terhadap pegawai, keadilan manajemen ini akan meningkatkan kepuasan kerja.

2.1.3 Iklim Etika Organisasi

Usaha perusahaaan dalam menjaga karyawannya agar betah bekerja pada perusahaan mereka adalah dengan menberikan gaji yang baik, perlakuan yang adil dan fair kepada semua karyawan atas dasar-dasar yang rasional dan objektif, perlakuan yang manusiawi, jaminan terhadap hak-hak karyawan dan sebagainya A Sonny 1998 ; 60-67 Menurut Robbins 2001 para manajer secara konsisten melaporkan bahwa tindakan atasan mereka merupakan faktor yang paling penting yang memeperngaruhi perilaku etis dan tidak etis didalam organisasi. Dengan diketahuinya fakta ini nilai- nilai dari mereka yang berada dalam manajemn menengah dan atas hendaknya mempunyai kaitan yang berarti pada seluruh iklim etika didalam suatu organisai. Selain menentukan iklim organisasi manajemen juga berfungsi sabagai kelompok referen bagi pegawai. Seperti yang dikatakan oleh Mondy dan Noe, bahwa manajemen sumber daya manusia yang efektif adalah sangat penting bagi kesuksesan organsisai Mondy 1993 25. Jadi apabila ada ketidakcocokan antara standart etika internal pegawai dengan presepsi mereka terhdap manajemen akan menimbulkan konflik moral dan disonansi kognitif. Hal ini juga akan mengurangi kepuasan kerja pegawai. Sims Kroek 1994 Viswasvaran dan Deshpande 1996 dalam Hyan 2001 ;309 menemukan bahwa tidak adanya kesesuaian UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 29 iklim etika antara pegawai dengan perusahaan mereka akan mengakibatkan kekecewaan dan ketidak puasan kerja. Iklim etika organisasi menyediakan norma-norma kolektif yang menjadi pedoman perilaku. Untuk pegawai yang mendapatkan kepuasan pribadi dengan berperilaku etis, konflik atau disonansi akan timbul jika norma-norma organisasi mengharuskan pegawai untuk mngesampingkan nilai-nilai etis mereka demi memenuhi tujuan organisasi. Konflik antara nilai-nilai etika pegawai dengan iklim etika organisasi akan menurunkan tingkat kepuasan kerja. Dari sudut pandang teori keadilan pegawai yang merasa bahwa perusahaan mereka lebih mementingkan kepentingan perusahaan dengan mengorbankan kepentingan- kepentingan pegawai dan nilai-nilai atika akan merasa bahwa nilai-nilai fundamental serta hak-hak peribadi mereka telah dilanggar. Hal ini juga akan menurunkan tingkat kepuasan kerja. Hyan 2001 ; 315 Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur iklim etika organisasi menurut Hyan 2001 : 329- 324 ada tiga yaitu 1 egoism artinya perusahaan hanya mementingkan kepentingan perusahaan itu sendiri, 2 benevolent artinya perusahaan selalu mementingkan kepentingan karyawan dan 3 disiplin yaitu yang menyangkut kepatuhan manajajemen dan karyawan terhadap peraturan- peraturan yang berlaku Hyan 2001 : 309 - 324 Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa iklim etika organisasi berhubungan erat dengan nilai etika pegawai itu sendiri. Bila tidak ada konflik antara nilai etika pegawai dengan iklim organisasi yang ada maka tingkat kepuasan kerja juga akan meningkat demikian pula sebaliknya. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 30

2.1.4 Hubungan Antara Perilaku Etis dan Kesuksesan Karir A. Sonny 1996 : 65