Pendekatan Grafik Pendekatan Grafik Analisis Regresi Liniear Berganda

75 Data primer dengan pengolahan December 2012 Gambar 4.2 Histogram Uji Normalitas Pada gambar 4.2, terlihat bahwa variabel terdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari distribusi data yang tidak miring ke kiri atau ke kanan.

b. Pendekatan Grafik

Cara lain untuk melihat normalitas adalah dengan melakukan pendekatan grafik. P-P plot akan membentuk semua plot antara nilai-nilai teoritis sumbu X melawan nilai-nilai yang didapat dari sampel sumbu Y. Apakah plot dari keduanya berbentuk linier dapat didekati oleh garis lurus, maka hal ini merupakan indikasi bahwa residual menyebar normal. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 76 Data primer dengan pengolahan December 2012 Gambar 4.3 Histogram Uji Normalitas

c. Pendekatan Smirnov Kolmogorov

Uji normalitas juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogorov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5 0,05 maka nilai Asymp.Sig. 2-tailed di atas nilai signifikan 5 menujukkan bahwa variabel residua l terdistribusi normal. Tabel 4 10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 77 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 96 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation 2.73703980 Most Extreme Differences Absolute .102 Positive .060 Negative -.102 Kolmogorov-Smirnov Z .997 Asymp. Sig. 2-tailed .273 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Data primer dengan pengolahan December 2012 Pada Tabel 4.6 terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. 2-tailed adalah 0.273, dan di atas nilai signifikan 5 atau 0,05. Dan hal ini menunjukkan bahwa variabel residual berdistribusi normal.

4.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas Ghozali, 2006:105. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 78 Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan pendekatan grafik dan uji Glejser.

a. Pendekatan Grafik

Pemeriksaan terhadap gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar pada grafik scatterplot. Cara pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: 1. Jika diagram pencar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas.

2. Jika diagram pencar membentuk pola acak maka regresi tidak mengalami

gangguan heteroskedastisitas. Gambar 4.4 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas Data primer dengan pengolahan December 2012 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 79 Gambar 4.4 menunjukkan bahwa diagram pencar menujukkan suatu pola acak, dengan demikian dapat dikatakan bahwa regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi loyalitas pelanggan berdasarkan masukan variabel independennya.

b. Pendekatan Statistik Uji Glejser

Uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan Uji Glejser. Cara pengambilan keputusan: 1. Jika probabilitas 0,05, maka tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. 2. Jika probabilitas 0,05, maka mengalami gangguan heteroskedastisitas. Tabel 4.11 Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 1.706 1.450 1.177 .242 DMUPE -.122 .164 -.081 -.747 .457 IKLIMETIKA .172 .086 .245 2.002 .048 HUB.P.ETIS.DAN.KESU KSESAN.KARIER -.149 .157 -.120 -.951 .344 a. Dependent Variable: absut Data primer dengan pengolahan December 2012 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 80 Pada Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa kolom Sig.Significance pada tabel koefisien regresi adalah 0.457, 0.048, 0.344, atau probabilitas lebih besar dari 0.05 maka tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas. Hal ini menunjukkan semua variabel independen yang terdiri dorongan manajemen untuk berperilaku etis DMUPE , iklim etika dan hubungan perilaku etis dan kesuksesan karier mempengaruhi variabel dependen absolute Ut absut.

4.3.3 Uji Multikoliniearitas

Multikoliniearitas artinya terdapat korelasi linear sempurna atau pasti diantara dua atau lebih variabel independen. Artinya multikolinearitas menyebabkan standar deviasi masing-masing koefisien regresi akan sangat besar sehingga membuat bias tingkat signifikan pengaruh variabel dependen. Metode yang dgunakan untuk menguji ada tidaknya multikolininearitas adalah dengan menggunakan nilai Variance Inflation Factor VIF. Batas VIF adalah 5, artinya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas yang lainnya disimpulkan terjadinya multikolinearitas Tabel 4.12 Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients t Sig. Collinearity Statistics UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 81 B Std. Error Beta Toleranc e VIF 1 Constant 11.325 2.245 5.044 .000 DMUPE .545 .253 .165 2.150 .034 .885 1.130 IKLIMETIKA .418 .133 .273 3.148 .002 .693 1.443 HUB.P.ETIS.DAN.K ESUKSESAN.KARI ER 1.239 .243 .458 5.110 .000 .647 1.546 a. Dependent Variable: KEPUASANKERJA Data primer dengan pengolahan December 2012 Pada Tabel 4.12 variabel nilai dorongan manajemen untuk berperilaku etis DMUPE , iklim etika dan hubungan perilaku etis dan kesuksesan karier memiliki nilai VIF 1,130, 1.443, 1.546, 5 maka variabel tersebut tidak mempunyai persoalan multikolinearitas. Tidak terkena multikolinearitas menyebabkan standar deviasi masing-masing koefisien regresi membuat bias tingkat signifikan pengaruh variabel dependen. Dapat disimpulkan bahwa variabel dorongan manajemen untuk berperilaku etis DMUPE , iklim etika dan hubungan perilaku etis dan kesuksesan karier tidak bias terhadap variabel kepuasan kerja.

4.4 Analisis Regresi Liniear Berganda

Analisis regresi liniear berganda dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen yang terdiri dari nilai-nilai ekonomis, psikologis, sosial, dan fungsional terhadap variabel dependen, yaitu loyalitas UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 82 pelanggan. Analisis regresi liniear berganda dilakukan dengan aplikasi SPSS 17,0 for window. Model regresi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : Y= a + b 1 .X 1 + b 2 .X 2 + b 3 .X 3 + e Hasil pengolahan data pada SPSS yang dilakukan, dapat ditunjukkan pada tabel berikut : Tabel 4.13 Analisis Regresi Linear Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 11.325 2.245 5.044 .000 DMUPE .545 .253 .165 2.150 .034 IKLIMETIKA .418 .133 .273 3.148 .002 HUB.P.ETIS.DAN.KESU KSESAN.KARIER 1.239 .243 .458 5.110 .000 a. Dependent Variable: KEPUASANKERJA Data primer dengan pengolahan December 2012 Model regresi untuk persamaan ini dapat dilihat dari tabel uji t parsial pada kolom B yaitu: Y= 11,325 + 0,545X 1 + 0,418 X 2 + 1,239 X 3 + e Persamaan pada tabel 4.9 dapat diuraikan sebagai berikut: a. Konstanta a = 11,325 menyatakan bahwa nilai dari variabel nilai-nilai DMUPE dorongan manajer untuk berperilaku etis X 1 , Iklim etika UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 83 X 2 , hubungan perilaku etis dan kesuksesan karier X 3 = 0, maka kepuasan kerja guru akan naik sebesar 11,325 b. Koefisien regresi X 1 nilainya 0,545 menunjukkan bahwa variable DMUPE dorongan manajer untuk berperilaku etis X 1 berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja guru atau dengan kata lain jika DMUPE X 1 ditingkatkan maka kepuasan kerja akan bertambah sebesar 0,545 c. Koefisien regresi X 2 nilainya 0,418 menunjukkan bahwa variable iklim etika X 2 berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja guru atau dengan kata lain jika iklim etika X 2 ditingkatkan , maka kepuasan kerja akan bertambah sebesar 0,418 d. Koefisien regresi X 3 nilainya 1,239 menunjukkan bahwa variable hubungan perilaku etis dan kesuksesan karier X 3 berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja guru atau dengan kata lain jika hubungan perilaku etis dan kesuksesan karier X 2 ditingkatkan, maka kepuasan kerja akan bertambah 1,239 4.5 Uji Hipotesis 4.5.1 Uji F secara serentak