2.8 Persiapan dan Persyaratan Lobster Air Tawar untuk Transportasi
Lobster air tawar yang ditransportasikan pada umumnya merupakan lobster ukuran komsumsi. Lobster hidup yang akan ditransportasikan harus memenuhi
kelengkapan organ sesuai persyaratan SNI 01-4488-1998. Selain harus memenuhi ukuran komersial untuk komsumsi, lobster yang akan ditransportasikan juga harus
dalam keadaan sehat, tidak cacat fisik dan tidak mengalami pergantian kulit moulting, dan tidak sedang bertelur BSN 2007
a
. Lobster yang sedang moulting atau bertelur cenderung memiliki daya tahan hidup yang rendah dan berpeluang
mati selama transportasi Suryaningrum et al. 1993. Tahap penanganan lobster untuk transportasi diatur dalam SNI 01-4490-1998,
yaitu penanganan awal, pengangkutan, sortasi, penampungan dan pengkondisian, penenangan, dan pengemasan BSN 2007
b
. Proses adaptasi lobster perlu dilakukan sebelum proses pemindahan atau transportasi lobster hidup. Selain itu,
lobster harus dipuasakan selama 1-3 hari sebelum proses transportasi. Hal ini bertujuan untuk mengurangi sebanyak mungkin kotoran yang ada dalam perut,
serta mengurangi aktivitas metabolisme lobster yang akan terjadi selama proses transportasi Suryaningrum et al. 1993
2.9 Media Pengisi Kemasan
Pengemasan berfungsi sebagai wadah, pelindung, penunjang, sarana penyimpanan dan transportasi, serta alat persaingan dalam pemasaran
Hambali et al. 1990. Kemasan dalam transportasi lobster air tawar disertai dengan bahan pengisi kemasan, yaitu bahan yang dapat ditempatkan di antara
lobster air tawar ikan hidup. Media pengisi berfungsi untuk menahan agar ikan tidak bergeser di dalam kemasan, menjaga suhu lingkungan di dalam kemasan
tetap rendah agar ikan tetap berada dalam kondisi pingsan, serta memberi lingkungan udara dan kelembaban yang memadai untuk kelangsungan hidup ikan
Prasetyo 1993. Media pengisi yang baik memiliki kapasitas panas yang baik, tidak bersifat
toksik, mampu mempertahankan kelembaban, memiliki tekstur yang halus, dan tidak mudah rusak Wibowo dan Soekarto 1993. Sisi ekonomi bahan pengisi juga
penting untuk dipertimbangkan, harga murah dan pemakaian yang dapat berulang
merupakan faktor lain yang dipertimbangkan dalam pemilihan bahan pengisi kemasan yang akan digunakan saat transportasi.
Media pengisi yang dapat digunakan dalam transportasi krustasea hidup tanpa media air adalah serbuk gergaji, kertas koran, serutan kayu, rumput laut, dan
karung goni. Serbuk gergaji merupakan penghambat panas yang terbaik dari beberapa jenis bahan pengisi tersebut Prasetyo 1993. Media pengisi yang
digunakan dalam transportasi lobster hidup untuk komsumsi harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, seperti saniter, higienis, dan tidak meracuni
serta mencemari produk BSN 2007
b
. Serbuk gergaji memiliki beberapa keunggulan lain dibandingkan dengan
jenis media pengisi lain, diantaranya adalah mampu mempertahankan suhu rendah selama 9 jam tanpa bantuan es dan tanpa beban di dalamnya. Kondisi ini
ditunjukkan oleh serbuk gergaji yang dilembabkan dengan air laut, dengan perbandingan 4 bagian serbuk gergaji dan 3 bagian air laut. Selain itu, serbuk
gergaji memiliki panas jenis yang lebih besar dibanding sekam dan serutan kayu, daya serap air yang tinggi dan harganya murah Junianto 2003. Bahan pengisi
lain misalnya rumput laut memiliki tingkat kelembaban yang lebih tinggi dibandingkan dengan serbuk gergaji. Namun demikian, rumput laut yang
membusuk akan memproduksi amoniak yang bersifat toksik bagi udang lobster Wibowo dan Soekarto 1993.
Pengemasan untuk transportasi udang lobster hidup untuk tujuan ekspor umumnya menggunakan kotak styrofoam sebagai kemasan. Styrofoam berfungsi
sebagai kemasan primer dan kotak kardus sebagai kemasan sekunder. Tujuan dari penggunaan karton kardus adalah untuk menekan goncangan selama
pengangkutan dan memperbaiki penampilan atau estetika kemasan. Kotak karton kardus yang digunakan sebaiknya berdinding ganda yang dilapisi lilin. Lapisan
lilin ini dimaksudkan untuk mencegah kerusakan kotak karton karena kelembaban yang tinggi selama pengemasan Junianto 2003.
Kotak styrofoam digunakan sebagai kemasan primer dalam transportasi komoditas perikanan hidup untuk menghindari penetrasi panas yang dapat
merubah suhu di dalam kotak pengemas. Kenaikan suhu di dalam kemasan dapat
meningkatkan aktivitas metabolisme yang berakibat fatal bagi kehidupan udang lobster yang dikemas Junianto 2003.
Konstruksi kemasan dalam media kering ada tiga, yaitu konstruksi kemasan berlapis, konstruksi bertingkat dan konstruksi kemasan sistem rak. Penilaian
susunan dan konstruksi didasarkan pada 1 fungsi melindungi; 2 efesiensi kemasa; 3 kapasitas dingin; dan 4 stabilitas suhu kemasan. Efesiensi kemasan
yang paling tinggi adalah tipe kemasan berlapis dengan efesiensi sebesar 50 Prasetyo 1993.
Suhu kemasan dapat dipertahankan sebesar 15, 20 maupun 25
o
C dengan menggunakan butiran es seberat 115-1.600 gram, 1.120-1.450 gram,
dan 990-1.325 gram yang dibungkus dengan plastik. Butiran es diletakkan pada bagian atas atau bawah kemasan. Butiran es dimasukkan ke dalam plastik
kemudian dibungkus dengan kertas koran Junianto 2003.
3 METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat