Waktu Pulih Sadar Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus

ekstraksi. Lukito dan Prayugo 2007 menyatakan bahwa lobster air tawar memiliki kisaran toleransi yang tinggi terhadap perubahan lingkungan kualitas air, yakni suhu, pH, salinitas, dan kandungan O 2 maupun CO 2 , sehingga diduga lobster air tawar mampu mentolerir bahan anestesi ekstrak akar tuba sampai tingkat konsentrasi yang cukup tinggi.

4.4 Waktu Pulih Sadar Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus

Pencatatan waktu pulih sadar lobster air ditentukan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan oleh lobster untuk pulih kembali normal setelah proses pemingsanan. Waktu pulih sadar ditentukan sejak lobster pingsan dimasukkan ke dalam air mengalir DO tinggi hingga lobster pulih kembali ke kondisi normal. Parameter ini diharapkan akan menunjukkan adanya pengaruh bahan aktif akar tuba yang terserap oleh lobster terhadap proses pingsan. Pemberian ekstrak akar tuba dengan berbagai konsentrasi berbeda tidak memberikan pengaruh nyata terhadap waktu pulih yang dibutuhkan oleh lobster untuk normal kembali, diasumsikan sebagai hipotesis awal. Pengaruh nyata yang ditunjukkan oleh pemberian ekstrak akar tuba dengan berbagai konsentrasi terhadap waktu pulih sadar lobster diasumsikan sebagai hipotesis pembanding. Pencacatan waktu pulih sadar lobster air tawar disajikan dalam Gambar 8. Gambar 8 Grafik pengaruh pemberian ekstrak akar tuba dengan berbagai konsentrasi berbeda terhadap waktu pulih sadar Grafik pada Gambar 8 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan waktu pulih sadar yang dihasilkan akibat pemberian ekstrak akar tuba yang berbeda. Waktu pulih sadar terkecil tercepat ditunjukkan oleh pemberian ekstrak akar tuba dengan konsentrasi 5 ppm, yaitu 14,42 menit. Sebaliknya, pemberian ekstrak akar tuba dengan konsentrasi 20 ppm menyebabkan waktu pulih sadar yang paling lama dibutuhkan oleh lobster air tawar, yaitu 41,50 menit. Pengaruh pemberian ekstrak akar tuba dengan konsentrasi berbeda terhadap waktu pulih sadar, dibuktikan dengan pengujian metode Rancangan Acak Lengkap RAL. Berdasarkan pengujian dengan metode RAL α=0,05, perbedaan konsentrasi ektrak akar tuba memberikan pengaruh nyata terhadap waktu pulih sadar yang dibutuhkan oleh lobster untuk sadar kembali Lampiran 5a. Pengaruh yang berbeda nyata dari masing-masing konsentrasi selanjutnya dibuktikan dengan pengujian lanjut Tukey Lampiran 5b. Pengujian lanjut dengan metode Tukey α=0,05 menujukkan adanya pengaruh yang berbeda nyata dari perbedaan konsentrasi ekstrak akar tuba terhadap waktu pulih sadar lobster air tawar, kecuali antara konsentrasi 5 ppm dengan 7,5 ppm. Pengaruh berbeda nyata tidak ditemukan diantara konsentrasi 5 ppm dengan 7,5 ppm; terhadap waktu pulih sadar. Selain daripada itu, pengaruh berbeda nyata ditunjukkan oleh tiap-tiap konsentrasi lainnya, termasuk antara konsentrasi 7,5 ppm dengan 10 ppm. Hasil pengujian tersebut di atas menunjukkan adanya pengaruh pemberian ekstrak akar tuba terhadap proses pingsan lobster air tawar. Hal ini diduga disebabkan oleh adanya bahan aktif rotenoid yang terkandung di dalam akar tuba. Selain itu, pengujian di atas juga menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi uji yang diberikan akan menyebabkan proses penyadaran yang lebih lama, karena semakin besar jumlah bahan aktif yang berada pada sistem peredaran darah membutuhkan waktu yang lebih lama untuk bisa kembali ke kondisi normal. Nilai pH dan kandungan O 2 terlarut dalam air juga mempengaruhi limit waktu yang dibutuhkan oleh lobster untuk pulih kembali ke kondisi normal.

4.5 Survival Rate Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus