1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Permintaan komoditi perikanan di pasar internasional maupun domestik terus mengalami pergeseran, dari bentuk beku ke bentuk segar kemudian ke bentuk
hidup. Komoditas perikanan bernilai ekonomis tinggi yang diperdagangkan dalam keadaan hidup antara lain udang, lobster dan beberapa jenis ikan laut dan air tawar
lainnya Junianto 2003. Salah satu alasan permintaan konsumen terhadap komoditi hidup perikanan
adalah keinginan konsumen untuk memperoleh kepuasan cita rasa dan tekstur daging yang lebih baik. Konsumen bersedia membayar lebih tinggi untuk
memperoleh produk hidup demi mendapatkan cita rasa dan tekstur daging yang lebih baik. Harga udang dan lobster dalam keadaan hidup dapat mencapai tiga
atau empat kali lipat dibandingkan dengan harga ketika sudah mati Lee dan Sadovy 1998 dalam Suryaningrum et al. 2005.
Lobster air tawar Cherax quadracarinatus merupakan salah satu jenis komoditas perikanan air tawar yang potensial. Lobster air tawar merupakan hasil
budidaya yang terdapat hampir di seluruh wilayah Indonesia. Permintaan terhadap jenis lobster tersebut dalam keadaan hidup terus meningkat baik oleh pasar
domestik maupun pasar internasional. Dukungan teknologi penanganan dan transportasi dibutuhkan dalam
memenuhi permintaan pangsa pasar yang terus meningkat terhadap lobster air tawar hidup. Transportasi lobster hidup dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
sistem basah menggunakan air dan sistem kering tanpa menggunakan media air Suryaningrum et al. 2005
Sistem kering tanpa menggunakan media air dianggap sebagai cara yang lebih praktis dan memiliki resiko yang lebih rendah dibandingkan dengan
transportasi dengan media air. Pada transportasi tanpa media air ini, udang dikondisikan dalam keadaan metabolisme, respirasi dan aktivitas rendah dengan
menggunakan teknik immotilisasi. Dengan demikian, lobster dalam kondisi tersebut memiliki kemampuan tinggi untuk bertahan hidup diluar kondisi habitat
hidupnya Wibowo et al. 1994.
Salah satu metode yang dapat dilakukan dalam teknik immotilisasi adalah pembiusan dengan menggunakan zat anestesi. Zat anestesi yang biasa digunakan
untuk proses pemingsanan ikan, yaitu bahan kimia misalnya MS-222 tricaine methane sulphonate
, CO
2
dan quinaldine, dan bahan alami berupa ekstrak biji karet dan ekstrak cengkeh.
Pemingsanan dengan zat anestesi kimia diyakini dapat mempengaruhi aspek kesehatan, sehingga banyak penelitian yang mengarah pada penggunaan ekstrak
bahan alam dalam transportasi ikan hidup. Penelitian ini merupakan salah satu upaya dalam menganalisis kemampuan bahan ekstrak etanol tumbuhan akar tuba
sebagai bahan anestesi dalam transportasi lobster air tawar hidup. Akar tuba Derris elliptica merupakan tumbuhan perdu yang memiliki
kandungan aktif dominan berupa rotenon. Senyawa ini merupakan senyawa isoplavon yang memiliki kadar toksisitas rendah terhadap mamalia, termasuk
terhadap manusia. Ikan yang diracuni dengan akar tuba dapat dikomsumsi oleh manusia tanpa memberikan efek yang signifikan terhadap kesehatan Acevado-
Rodriquez 1990 dalam Hien et al. 2003. Kandungan aktif yang terkandung dalam akar tuba Derris elliptica
merupakan bahan aktif yang memiliki tingkat toksisitas rendah. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu penelitian tentang pemanfaatan ekstrak akar tuba Derris
elliptica sebagai bahan pemingsan dalam transportasi ikan hidup. Hal ini
diperkuat dengan 3 alasan utama yang berdasarkan penelitian Matsumura 1985 dan Hamid 1999 dalam Irwan 2006, yaitu:
a Manusia dapat mengkomsumsinya dan relatif aman bagi kesehatan;
b Bukan merupakan psikotoksik;
c Tidak bersifat stabil terhadap cahaya dan panas, sifat toksik rotenon akan
hilang setelah 2 atau 3 hari. Penyimpanan lobster air tawar hidup dalam media serbuk gergaji dingin
merupakan suatu simulasi transportasi yang dapat dilakukan dalam skala laboratorium. Teknik ini bertujuan untuk mencari waktu yang dapat ditempuh
oleh udang untuk tetap dapat bertahan hidup diluar kondisi habitatnya yang sebenarnya. Teknik ini juga bertujuan untuk mengamati beberapa parameter uji
yang susah untuk dilakukan dalam transportasi dinamis. Beberapa parameter uji
tersebut adalah pengukuran suhu, kadar oksigen dan kelangsungan hidup udang setelah penyimpanan.
1.2 Tujuan