Kualitas Air Pemingsanan Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus) dengan Ekstrak Akar tuba (Derris elliptica Roxb. Benth) dan Kelulusan Hidupnya selama Penyimpanan dalam Media Serbuk Gergaji

yang menyebabkan lobster menjadi dalam keadaan tersebut disebut dengan pembiusan Wibowo et al. 1994. Kriteria aktivitas lobster pada suhu rendah disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1 Kriteria aktivitas lobster pada suhu rendah Kondisi Lobster Kriteria Lobster normal Lobster normal, aktif, reaktif, agresif, responsif, keseimbangan bagus, atau aktivitas dan respon lobster mulai berkurang. Antena sangat reaktif dan responsif atau sedikit berkurang terhadap rangsangan fisik dari luar. Lobster tenang Lobster tidak menunjukkan gerakan-gerakan reaktif berlebihan atau gerakan yang tidak terkendali. Lobster cenderung tidak banyak bergerak tetapi respon dan keseimbangan masih bagus. Repon antena terhadap gangguan dari luar masih jelas dan kuat. Lobster lamban Lobster tidak banyak bergerak, reaksi dan aktivitas makin berkurang, respon terhadap rangsangan fisik dari luar lamban, tetapi keseimbangan masih bagus. Lobster lemah Lobster tidak banyak bergerak, reaksi dan aktivitas makin berkurang dan respon lemah. Lobster diam Lobster tidak banyak bergerak, reaksi dan aktivitas makin berkurang, respon terhadap gangguan fisik dari luar rendah, jika diganggu tidak memberikan respon tetapi tubuh masih tegak dengan kaki jalan merapat ke cepalootoraks atau keseimbangan mulai terganggu. Lobster limbung Lobster diam, respon terhadap rangsangan dari luar mulai lemah atau tidak ada, tubuh menempel pada dasar akuarium. Kaki jalan merapat pada cepalotoraks, keseimbangan terganggu dan posisi tubuh miring. Jika dibalik sulit untuk tegak kembali. Lobster roboh Lobster diam, hanya ada sedikit gerakan lemah pada beberapa anggota badannya, tidak ada keseimbangan dengan tubuh roboh. Ketika dibalik tidak tegak kembali, dan ketika diangkat tidak bergerak. Lobster pingsan Lobster diam tidak bergerak sama sekali baik di dalam air maupun di udara terbuka. Tetapi jika dibiarkan di udara beberapa saat, 5-10 menit, mulai tampak bergerak-gerak lemah pada kaki jalan dan organ di sekitar mulut. Lobster mati Lobster tidak bergerak meskipun sudah ditempatkan di dalam air yang bersuhu normal 24-27 o C. Sumber: Wibowo et al. 1994

2.6 Kualitas Air

Air merupakan elemen paling penting bagi kehidupan lobster air tawar. Kualitas perairan yang bagus akan menjadi media hidup yang sangat menunjang kelangsungan hidup lobster air tawar. Sebaliknya, kualitas perairan yang buruk dan ekstrim akan menyebabkan lobster air tawar mengalami stres dan akan mempercepat kematian. Karakteristik fisika dan kimia air memberikan pengaruh mendasar bagi kelangsungan hidup lobster air tawar. Karaktersistik tersebut meliputi oksigen terlarut disolved oxigen, keasamaan pH, salinitas, suhu, kandungan nitrogen, material biologi, dan partikel organik atau material tersuspensi Lesmana 2004. a. Disolved oxigen DO Konsentrasi DO merupakan salah satu parameter kualitas air yang penting bagi kelangsungan hidup lobster air tawar. Deplesi oksigen merupakan penyebab kematian ikan secara mendadak dalam jumlah besar. Rust 2000 menyatakan bahwa oksigen dibutuhkan untuk mempertahankan kesehatan ikan dan sebagai fasilitator proses oksidatif kimiawi. Jika konsentrasi DO yang sesuai tidak dipertahankan, ikan akan mengalami stres dan mempercepat kematian. Kisaran nilai konsentrasi DO dan pengaruhnya terhadap kehidupan ikan disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2 Kisaran nilai konsentrasi DO dan pengaruhnya pada ikan Kisaran DO mgl Kondisi ikan 0,0 – 0,3 Ikan kecil hidup untuk beberapa saat 0,3 – 1,0 Mematikan dalam jangka waktu yang lama 1,0 – 5,0 Ikan hidup tapi pertumbuhan lambat bila terjadi dalam jangka waktu yang lama 5,0 Baik untuk pertumbuhan Sumber: Swingle 1969 dalam Boyd 1990 b. Derajat keasaman pH Perubahan pH menyebabkan stress pada ikan. Kemampuan air menahan perubahan pH sangatlah penting bagi kelangsungan hidup ikan. Kemampuan kapasitas buffer perairan ini berhubungan dengan adanya karbonat, bikarbonat, dan hidroksida. Air dengan kesadahan rendah memiliki kemampuan yang rendah dalam menahan keasaman Shepherd dan Bromage 1992. Pengaruh pH terhadap ikan disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3 Pengaruh perubahan pH terhadap ikan Kisaran pH Pengaruh terhadap ikan 4,0 Titik mati asam 4,0 – 5,0 Tidak ada reproduksi 5,0 – 6,5 Pertumbuhan lambat 6,5 – 9,0 Kisaran yang layak untuk reproduksi 9,0 Titik mati basa Sumber: Swingle 1969 dalam Boyd 1990 c. Amoniak Nitrogen dalam air dapat berbentuk amoniak NH 3 , nitrit NO 2 maupun nitrat NO 3 . Senyawa ini merupakan gas nitrogen buangan dari hasil metabolisme udang oleh perombakan protein, yaitu berupa kotoran feses dan urin. Amoniak merupakan kompetitor kuat oksigen dalam berikatan dengan hemoglobin darah, sehingga kandungan amoniak dalam konsentrasi tinggi akan berdampak buruk pada kesehatan ikan bahkan kematian. Substansi ini sangat beracun, terutama pada pH tinggi. Ketahanan udang terhadap amoniak bervariasi menurut jenis dan stadianya. Konsentrasi sebesar 0,45 mgL akan menghambat laju pertumbuhan sebesar 50 Lesmana 2004. Colt 1983 menambahkan bahwa toksisitas amoniak akan meningkat pada kondisi DO yang rendah. Sumber utama amoniak di lingkungan perairan adalah metabolisme ikan, ekskresi ikan, pemupukan dan dekomposisi mikrobial dari komponen nitrogen Boyd 1982. Ketika amonia memasuki perairan, ion hidrogen langsung bereaksi dan mengubah amonia ke dalam suatu kondisi kesetimbangan antara ion amonium yang tidak beracun NH 4 + dan amonia tidak terionisasi NH 3 yang beracun. NH 3 + H + + OH - NH 4 + + OH - Penguraian amonia di air dipengaruhi oleh pH dan suhu Shepherd dan Bromage 1992.

2.7 Transportasi Sistem Kering