b. Sebanyak 25 ml sampel air yang telah didestilasi dimasukkan ke dalam gelas
Erlenmeyer. c.
Pada sampel tersebut ditambahkan 1 tetes MnSO
4
, 0,5 ml kloroks, dan 0,6 ml fenat. Larutan tersebut didiamkan selama ± 15 menit hingga terjadi perubahan
warna dari bening menjadi kebiruan. Jika setelah 15 menit berlalu, dan belum terjadi perubahan warna, prosedur penambahan MnSO
4
, kloroks dan fenal kembali diulangi hingga sampel tersebut mengalami perubahan warna.
d. Larutan blanko aquades sebanyak ± 10,00 ml disiapkan pada gelas erlenmeyer.
e. Larutan blanko standar amoniak 0,30 ppm sebanyak ± 10,00 ml disiapkan
pada gelas erlenmeyer. f.
Pengukuran larutan blanko dengan menggunakan perangkat spektrofotometer pada panjang gelombang 630 nm dan absorbance 0,0000 transmiter 100,
kemudian dilakukan pengukuran sampel dan larutan standar. g.
Konsentrasi amoniak-N total TAN dihitung dengan persamaan: Mg NH
3
L Keterangan:
C : konsentrasi larutan standar 0,30 mgL
Abs sampel : nilai absorbance larutan sampel Abs standar : nilai absorbance larutan standar
3.3.2 Penelitian utama
Penelitian utama pada percobaan ini merupakan pengujian kelulusan hidup lobster air tawar yang telah dipingsankan dengan berbagai konsentrasi selama
proses penyimpanan. Konsentrasi yang digunakan merupakan konsentrasi terbaik yang diperoleh dari hasil pengujian pada penelitian pendahuluan, yang dalam hal
ini dipilih menjadi tiga konsentrasi yaitu 10; 12,5; dan 15ppm. Lobster uji yang telah disiapkan dipingsankan dengan ketiga konsentrasi
tersebut. Selanjutnya dimasukkan ke dalam kemasan transportasi yang telah disiapkan sebelumnya. Kemasan terdiri atas kotak styrofoam, es batu dalam
kantong plastik, dan serbuk gergaji. Kotak styrofoam kosong terlebih dahulu diisi dengan es batu dalam kantong
plastik. Media serbuk gergaji yang didinginkan hingga mencapai suhu pembiusan
lobster air tawar 15
o
C ditaburkan di atas es batu tersebut. Selanjutnya, sebanyak 15 ekor lobster air tawar yang telah pingsan disusun di atas serbuk gergaji tersebut
dan dilapisi kembali dengan serbuk gergaji dingin. Skema penyusunan lobster sampel saat penyimpanan dalam kotak styrofoam disajikan dalam Gambar 5.
Gambar 5 Penyusunan lobster dalam kotak styrofoam Lobster yang telah dipingsankan dengan ekstrak akar tuba selanjutnya
disimpan dalam kotak styrofoam selama interval waktu 12, 24, 36, dan 48 jam. Pada setiap interval waktu tersebut, kemasan dibongkar dan lobster dibugarkan
kembali dengan memasukkannya ke dalam akuarium dengan aerasi kuat. Tingkat kelulusan udang selanjutnya dihitung dengan menggunakan rumus:
3.3.3 Rancangan percobaan
Hasil dari penelitian percobaan transportasi udang hidup ini diuji dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL. Faktor pertama terdiri atas tujuh
tingkat pemberian dosis ekstrak akar tuba. Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali dengan setiap unit percobaan terdiri atas lima ekor lobster air tawar.
Model rancangan percobaan yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Y
ij
= µ + X
ij
+ ∑ij
Keterangan: Y
ijk
: Hasil pengamatan dari pengaruh konsentrasi ekstrak akar tuba taraf ke-i dengan ulangan ke-j
µ : Pengaruh nilai rata-rata umum
Penutup styrofoam Styrofoam
Serbuk gergaji Lobster 15 ekor
Serbuk gergaji Es dalam plastik
X
ij
: Pengaruh perlakuan konsentrasi ekstrak akar tuba taraf ke-i dan ulangan ke-j
∑ij : Pengaruh galat percobaan karena perlakuan ke-i dan ulangan ke-j i
: 1,2,3,4,5 adalah konsentrasi ekstrak akar tuba j
: 1,2,3,4 adalah ulangan Bila hasil percobaan yang digunakan memberikan pengaruh nyata, uji
diteruskan dengan uji lanjut Tukey. Pengolahan data dianalisis dengan menggunakan program SPSS 13 for Windows.
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Persiapan Hewan Uji dan Bahan Pemingsan