sawit merah hasil penelitian Elisabeth 2003 yang menggunakan bahan penyalut natrium casseinat dan laktosa, dikeringkan dengan spray dryer, dan
mikroenkapsulat minyak sawit merah hasil penelitian Simanjuntak 2007 yang menggunakan bahan penyalut CMC, maltodekstrin dan gelatin, dikeringakn
dengan metode thin layer drying. Hal ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan mikroenkapsulasi pada minyak sawit merah.
c. Pendugaan umur simpan
Pendugaan umur simpan dilakukan dengan metode ASLT Accelerated Shelf Life Testing
model persamaan Arhenius. Analisis umur simpan dengan metode ASLT dilakukan dengan menggunakan kemasan metallized plastic
berukuran 9.5 x 4.5 cm dengan berat sampel 5 gram. Produk disimpan dalam inkubator dengan 3 jenis suhu penyimpanan yaitu, 35
o
C, 45
o
C, dan 55
o
C. Pengambilan sampel dilakukan per enam hari selama 30 hari dengan pengujian
dua parameter, yaitu nilai TBA Thiobarbituric acid dan total karoten.
C. ANALISIS
1. Bilangan Asam, Meode Titrasi SNI 01-3555 1998
Sampel minyak ditimbang sebanyak 2 gram dalam erlenmeyer 250 ml. Kemudian ditambahkan alkohol 95 dan dipanaskan sampai mendidih
dalam penangas air sambil diaduk. Tambahkan indikator Penolpthalein 1 1-2 tetes. Kemudian dititrasi dalam keadaan panas dengan NaOH 0,1 N
sampai terbentuk warna merah muda yang tidak berubah selama 10 detik. Asam lemak bebas dihitung sebagai asam palmitat dengan rumus sebagai
berikut: As.Lemak Bebas = titer sampel – titer blanko x Normalitas NaOH x 2.56
Berat sampel g
2. Bilangan Peroksida, Metode Titrasi AOAC,1990
Sampel ditimbang sebanyak 5 gram ke dalam erlenmeyer 250ml kemudian ditambahkan sebanyak 30ml pelarut, dikocok sampai semua
sampel larut. KI jenuh ditambahkan sebanyak 0.5 ml, didiamkan selama 2
menit di dalam ruang gelap. Kemudian ditambahkan 30ml air destilata. Kelebihan iod dititer dengan larutan tiosulfat 0.1 N, dengan cara yang
sama dibuat penetapan untuk blanko. Bilangan Peroksida dihitung berdasarkan rumus :
Bil.Peroksida = titer sampel-titer blanko x NNa
2
S
2
O
3
x 1000 Berat sampel g
3. Karotenoid, Metode Spektrofotometri PORIM,1995
Sampel ditimbang sebesar 0.1 gram ke dalam labu takar 25 ml. Kemudian ditepatkan hingga tanda tera dengan heksana. Pengenceran dilakukan
apabila absorbansi yang diperoleh nilainya lebih dari 0.700. Absorbansi diukur pada panjang gelombang 446 nm dengan kuvet lebar 1 cm.
Konsentrasi karotenoid dalam sampel minyak sawit dihitung menggunakan panjang gelombang 446 nm menggunakan kuvet 1 cm
dengan pelarut heksana. Karoten ppm = 25 x 383 x As-Ab
100 x W Keterangan :
W = bobot sampel yang dianalisis g
As = Absorbansi sampel
Ab = Absorbansi blanko
4. Kadar air, Metode Oven AOAC, 1995
Sampel sejumlah 3-5 gram ditimbang dan dimasukkan dalam cawan yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya. Kemudian sampel dan
cawan dikeringkan dalam oven bersuhu 105
o
C selama 6 jam. Cawan didinginkan dan ditimbang, kemudian dikeringkan kembali sampai
diperoleh bobot tetap. Kadar air sampel dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Kadar air g100 g basis basah = W – W1 – W2 x 100 W
100 a
x 100
ka 100
b c
1 Kelarutan
× −
− −
= Kadar air g100 g basis kering = W – W1 – W2 x 100
W1 – W2 Keterangan : W = bobot contoh sebelum dikeringkan g
W1 = bobot contoh + cawan kering kosong g W2 = bobot cawan kosong g
5. Kelarutan, Metode Gravimetri Fardiaz et al., 1992